ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KANDUNGAN KARBON MONOKSIDA (CO) PADA MESIN DIESEL DAN BENSIN

ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL MITSUBHISI L300

PENGARUH KINERJA MESIN DIESEL YANMAR L-40-E-DT TERHADAP EMISI GAS BUANG

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

PENGARUH CAMPURAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN ETANOL TERHADAP PRESTASI MESIN BENSIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO


BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II LANDASAN TEORI

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS


PERHITUNGAN PERBANDINGAN KONSUMSI BAHAN BAKAR-UDARA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN PENINGKATAN PERFORMA MESIN YAMAHA CRYPTON. Panjang langkah (L) : 59 mm = 5,9 cm. Jumlah silinder (z) : 1 buah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 DASAR MOTOR BAKAR

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN BATANG TORAK MOTOR BENSIN 4 LANGKAH 100 CC

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

BAB IV PERHITUNGAN. 4.1 Siklus Gabungan (dual combustion Cycle) Pada Turbocharger ini memakai siklus gabungan yang disebut juga

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Finto Purwanto, Akhmad Farid, Muhammad Agus Sahbana, (2014), PROTON, Vol. 6 No 1 / Hal 30-35

MOTOR OTTO 2 LANGKAH. Carburat or. Crank case MOTOR BAKAR. Ciri-ciri Motor Otto 2 langkah

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:

PERHITUNGAN RANDEMEN VOLUMETRIS MOTOR

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Mampu memahami konstruksi motor bakar Mampu menjelaskan prinsip kerja motor bakar

Seta Samsiana & Muhammad Ilyas sikki

BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Bakar 3.2 Hukum Utama Termodinamika Penjelasan Umum

KATA PENGANTAR. Banda Aceh, Desember Penyusun

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkaitan dengan judul penelitian yaitu sebagai berikut: performa mesin menggunakan dynotest.pada camshaft standart

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN TURBULATOR PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 TAK

Pengaruh Pemanasan Bahan Bakar terhadap Unjuk Kerja Mesin

PERANCANGAN KOMPRESOR TORAK UNTUK SISTEM PNEUMATIK PADA GUN BURNER

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

PENGARUH PENGGUNAAN TURBOCHARGER DENGAN INTERCOOLER TERHADAP PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL

PENGARUH PERUBAHAN SAAT PENYALAAN (IGNITION TIMING) TERHADAP PRESTASI MESIN PADA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH DENGAN BAHAN BAKAR LPG

ANALISIS PENGARUH BENTUK PERMUKAAN PISTON TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

PENGARUH PENAMBAHAN UAP AIR KERING PADA LANGKAH HISAP TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN

BAB II LANDASAN TEORI. empat langkah piston atau dua putaran poros engkol. Empat langkah tersebut adalah :

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Transkripsi:

ARIKA, Vol. 06, No. Pebruari 0 ISSN: 978-05 ANALISA PENGARUH KAPASITAS UDARA UNTUK CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL Dosen Jurusan Mesin, Politeknik Katolik Saint Paul Sorong e-mail : aln_heth@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini mempelajari pengaruh kapasitas udara dalam ruang pembakaran (selinder) sebagai campuran bahan bakar solar terhadap prestasi mesin Diesel. Untuk mengetahui kapasitas udara yang masuk kedalam ruang pembakaran digunakan alat ukur orifice berdiameter 7.5,0,.5, 5,0 mm pada putaran 96 rpm konstan. Udara luar masuk ruang pembakaran melalui orifice dipasang pada dinding kotak penampungan udara, kemudian udara ini dimasukkan kedalam ruang bakar melalui katup isap oleh gerakan piston dengan kecepatan konstan. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa Semakin besar kapasitas udara, semakin menaikkan Efisiensi Volumetrik tetapi tidak selamanya menaikkan Efisiensi thermal, Karena pada kapasitas udara tertentu efisiensi thermalnya menurun. Dengan menggunakan orifice berdiameter 0 mm menaikkan prestasi mesin,kapasitas udara, Efisiensi Volumetrik dan menaikkan Efisiensi thermal. Kata kunci: Kapasitas udara, Prestasi mesin ABSTRACT This research studies atmosphere capacities influence in combustion chamber ( selinder) as diesel fuel fuel mixture to Diesel engine performance. To know atmosphere capacities entering into combustion chamber is applied by measuring instrument orifice is having diameter 75,0, 5, 5,0 mm at revolution 96 rpm constant. Atmosphere outside combustion chamber admission through orifice attached at relocation box wall of atmosphere, then this atmosphere packed into combustion chamber through induction valve by piston impulse with constant speed. From result of assaying indicates that Ever greater of atmosphere capacities, increasingly boosts up Volumetric efficiency but not forever boosts up Efisiensi thermal, Because at certain atmosphere capacities of its(the thermal efficiency declines. By using orifice is having diameter 0 mm to boost up engine performance, atmosphere capacities, Volumetric efficiency and boosts up Efisiensi thermal. Keywords: Atmosphere capacities, Engine performance PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, yang ditandai dengan meluasnya penggunaan mesin-mesin diesel diberbagai sektor kehidupan, maka dipandang perlu adanya suatu penelitian dan riset yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi maupun efektifitas dari mesin tersebut. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya inovatif kearah peningkatan prestasi dari suatu mesin serta performance bila ditinjau dari aspek teknologi ekonomi. Parameter prestasi dari suatu mesin sangat dipengaruhi oleh sistem yang berkerja pada mesin itu sendiri. Olehnya itu sistim-sistim yang bekerja didalamnya kiranya perlu diperhatikan agar tercipta kinerja mesin yang optimal. Salah satu sistim yang sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu mesin dintentukan oleh sistim pembakaran dalam silinder, karena campuran bahan bakar dengan udara sangat mempengaruhi kesempurnaan pembakaran. Penelitian ini akan mengkaji sejauh mana pengaruh kapasitas udara pada minyak bakar (solar) terhadap prestasi mesin Diesel. Motor bakar adalah salah satu jenis mesin konversi energi yang dapat

0 ARIKA, Agustus 0 mengubah energi kimia yang bersumber dari bahan bakar menjadi energi panas yang dihasilkan melalui proses pembakaran antara udara dan bahan bakar dalam suatu ruang bakar, yang selanjutnya diubah lagi menjadi energi mekanis (energi kerja). Motor bakar secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu : a. Mesin Pembakaran Luar Proses pembakaran terjadi diluar mesin. Energi thermal dari gas hasil pembakaran dipindahkan ke fluida kerja mesin melalui beberapa dinding pemisah. Seperti pada mesin uap, semua energi yang diperlukan oleh mesin itu mula-mula meninggalkan gas hasil pembakaran yang tinggi temperaturnya, melalui dinding pemisah kalor atau ketel uap, energi itu kemudian masuk ke dalam fludia kerja yang kebanyakan terdiri dari air atau uap. Dalam proses ini temperatur uap dan dinding ketel harus jauh lebih rendah daripada temperatur gas hasil pembakaran untuk mencegah kerusakan material. Jadi dalam hal ini tinggi fluida kerja dan efektifitasnya sangat dibatasai oleh kekuatan material yang dipakai. b. Mesin Pembakaran Dalam Proses pembakaran berlangsung di dalam motor itu sendiri sehingga gas pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Seperti pada motor bakar, torak mempergunakan beberapa silinder yang didalamnya terdapat torak yang bergerak translasi (bolak-balik). Didalam silinder itulah terjadi pembakaran antara bahan bakar dengan oksigen dari udara. Gas pembakaran yang dihasilkan oleh proses tersebut mampu menggerakkan torak yang oleh batang penghubung (batang penggerak) dihubungkan dengan proses engkol, gerak translasi torak tadi menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya gerak tersebut menimbulkan gerak translasi pada torak. Seperti pada motor empat tak dengan bahan baker bensin, motor disel empat tak juga bekerja dalam empat langkah, dua putaran atau 70 0. Berturut-turut dalam silinder terdapat langkah masuk (isap), langkah kompresi, langkah usaha dan langkah keluar (pembuangan). TINJAUAN PUSTAKA Prinsip Kerja Motor Diesel Langkah masuk (isap) Katup masuk membuka, torak bergerak dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah). Jadi poros engkol memutara (terus) 80 0. Tekanan di dalam silinder rendah. Disebabkan selisih tekanan antara udara luar dan tekanan rendah di dalam silinder, maka udara mengalir ke dalam silinder. Tidak terdapat katup pengatur seperti pada motor bensin. Udara dapat mengalir masuk tidak terbatas. Motor diesel bekerja dengan sisa udara. Pada motor-motor besar dengan muatan penuh kira-kira mencapai jumlah 00 %. Pada motor-motor kecil sekitara 40%. Pusaran Udara selama langkah masuk Dengan cara demikian sebuah motor diesel juga bekerja dengan penyemprotan bahan bakar maksimal, tanpa asap. Dengan menggunakan kompresor silinder yang bertekanan, menyebabkan lebih banyak udara mengalir dalam silinder-silinder daripada pengisian secara alami. Cara Kerja Motor Disel 4 Langkah

Vol. 06, No. Analisa Pengaruh Kapasitas Udara Langkah kompresi Selama langkah kompresi katup masuk dan katup keluar tertutup. Torak bergerak dari TMB ke TMA. Poros engkol berputar terus 80 0 lagi. Udara yang ada dalam silinder, dimampatkan kuat di atas torak dan menyebabkan temperature naik. Langkah Usaha Selama langkah usaha, katup masuk dan katup keluar dalam keadaan tertutup. Pada akhir langkah kompresi, pompa penyemprotan bertekanan tinggi itu menyebabkan sejumlah bahan bakar dengan ketentuan sempurna ke dalam udara yang dimampatkan panas oleh sebuah pengabut. Bahan bakar itu terbagi sangat halus dan bercampur dengan udara panas. Karena temperature tinggi dari udara yang dimampatkan, maka bahan baker itu langsung terbakar. Akibatnya, tekanan naik dan torak bergerak dari TMA ke TMB. Poros engkol terus berputar lagi 80 0. Untuk pembakaran bahan baker gram, secara toritis diperlukan 5, 84 gram udara. Secara praktis, untuk pembakaran yang baik campuran bahan bakar-udara yang sempurna memerlukan perbandingan sempurna 0-5 gram udara. Langkah kelur (Pembuangan) Pada akhir langkah keluar katup pembuangan membuka. Torak bergerak dari TMB ke TMA dan mendorong gas-gas pembakaran ke luar melalui katup buang yang terbuk. Jadi, dipandang secara toritis pada motor disel empat tak, katup masuk (isap) dan katup keluar (buang) bersama-sama menutup dan hanya selama 80 0 menghasilkan usaha. Semakin banyak silinder sebuah motor, maka langkah usaha akan semakin banyak setiap 70 0 atau membuat dua putaran. Diagram katup motor Diesel 4 langkah Proses Pembakaran Pada Motor Diesel Perbandingan kompresi adalah perbandingan antara volume ruang silinder pada saat torak berada di awal kompresi terhadap volume silinder pada saat torak berada di akhir kompresi, atau volume silinder pada saat torak di TMB dibagi volume silinder pada saat torak di TMA, atau volume langkah silinder ditambah volume sisa berbanding volumer sisa atau : Perbandingan Kompresi Perbandingan kompresi berpengaruh besar terhadap tekanan yang dapat dihasilkan, dan tekanan berpengaruh terhadap daya yang dihasilkan oleh motor. Pada motor pembakaran dalam perbandingan kompresinya adalah sampai 5. Volume Volume sisa + T () T Skema perbandingan kompresi

ARIKA, Agustus 0 Pengisian Tekanan Melihat kondisi dan tempat pengoperasian mesin diesel sangat bervariasi, maka terjadi perubahan tekanan udara yang mengakibatkan perubahan kinerja mesin. Berat volume udara sangat tergantung pada kondisi udara atmosfer yang dihisap. Pada tekanan udara yang lebih tinggi dan temperature lebih rendah, berat udara yang dihisap akan bertambah, maka diperoleh daya poros yag lebih besar, sebaliknya pada tekanan udara yang lebih rendah dan temperatur tinggi, berat udara yang diisap akan berkurang maka efisiensi termal akan menurun, sementara gas buang akan berasap lebih tebal. Menyikapi hal tersebut maka perlu kiranya diperhatikan kinerja mesin ditempat mana mesin itu dioperasikan. Hal ini dapat diperbaiki secara kuat dengan jalan memasukan udara atmosfer masuk ke dalam silinder selama langkah isap. Telah diketahui bahwa daya motor tergantung pada tenaga yang terdapat dalam silinder dan efisiensi termis indikator. Daya motor dapat dinaikkan dengan dua cara, yakni dengan salah satu atau kedua faktor berikut : - Mengusahakan efisensi termis setinggi mungkin. - Menambah tenaga yang dikandung oleh campuran bahan bakar udara dan silinder. Efisiensi termis dapat dinaikkan dengan nilai perbandingan kompresi setinggi mungkin. Perbandingan kompresi mempunyai batas tertentu, tergantung pada sifat mendetonasi (pada motor bensin) dan knock (pada motor diesel), kekuatan kontruksi motor dan tegangan termis yang sanggup diderita oleh bahan motor. Menaikkan daya dengan menambah massa campuran bahan bakar udara tiap siklus dapat dicapai dengan jalan : - Menaikkan angka putaran poros, asal efisiensi volumetric tetap tinggi. - Menaikkan tekanan udara masuk ke dalam silinder selama langkah pengisian. Siklus Thermodinamika Motor Diesel Dalam usaha menganalisa proses motor bakar umumnya digunakan siklus udara sebagai siklus ideal, dimana siklus udara menggunakan beberapa keadaan yang sama dengan siklus yang sebenarnya, yaitu urutan proses, perbandingan kompresi dan pemilihan temperature dan tekanan. Siklus toritis untuk penyalaan kompresi 4 langkah dapat dilihat pada gambar.5 dengan pemanasan pada tekanan kontstant, dimana udara dikompresikan sampai mencapai temperatur nyala bahan bakar, kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan laju penyemprotan sedemikian rupa sehingga dihasilkan proses pembakaran pada tekanan constant, dimana penyalaan bahan bakar diakibatkan oleh suatu kompresi. P Q in 3 T 3 Q in 4 4 0 Q out V Q out S Diagram P-V dan T-S Siklus Diesel Prsoses proses yang terjadi : - Proses (0 ) = Langkah isap (Pemasukan udara murni). - Proses ( ) = Langkah kompresi isentropic - Proses ( 3) = Proses pembakaran (Pemasukan kalor pada tekanan konstant) - Proses (3 4) = Langkah ekspansi (kerja) dalam keadaan isentropic - Proses (4 ) = Proses Pembuangan (pengeluaran kalor) pada volume konstant - Proses ( 0) = Langkah buang

Vol. 06, No. Analisa Pengaruh Kapasitas Udara 3 METODOLOGI PENELITIAN Alat yang digunakan : a. Plant Fuel Gauge Alat ini adalah suatu tabung (alat ukur volume bahan bakar)yang berkapasitas 0 cc, 0 cc, dan 30 cc. Dalam pengujian ini digunakan volume 0 cc. b. Tachometer Dipakai untuk mengukur besarnya putaran mesin. c. Orifice Orifice yang dipakai pada penelitian ini berfungsi sebagai alat ukur kapasitas udara yang masuk kedalam silinder. Orifice yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 5 jenis yang berbeda diameter lubangnya maka, masing masing Orifice dicari nilai Cdnya terlebih dahulu. Profil Orifice Untuk mengetahui Coeffisien discharge (Cd) Orifice digunaan persamaan kontinuitas V P γ V P + = + () g γ g γ Dengan V = kecepatan udara sebelum Orifice V = kecepatan udara sesudah Orifice P = tekanan udara sebelum Orifice P = tekanan udara sesudah Orifice g = percepatan gravitasi γ = berat jenis udara Kecepatan udara diperoleh dengan menggunakan Anemometer. Selanjutnya nilai disubtitusi ke dalam persamaan Re pada gambar.3.. Dari gambar tersebut yang menghubungkan Re dengan A0/A, maka nilai Cd diperoleh. Hasil perhitungan Cd untuk masing-masing Orifice dapat dilihat pada Tabel. Hasil Perhitungan Coefisien Discharge (Cd) No Diameter Orifice (mm) V m/s A 0 /A Re Cd 7,5, 0,06 48,3 0,6 0,5 0, 4679,9 0,6 3,5,6 0,7 4867, 0,637 4 5,8 0,4 54,5 0,65 5 0 3, 0,44 5803, 0,7 Kecepatan udara V diperoleh dengan menggunakan Anemometer. Selanjutnya nilai V disubtitusi ke dalam persamaan Re pada gambar... Dari gambar tersebut yang menghubungkan Re dengan A 0 /A, maka nilai Cd diperoleh. Hasil perhitungan Cd untuk masing-masing Orifice dapat dilihat Tabel..

4 ARIKA, Agustus 0 Nilai Cd untuk hubungan Re vs A 0 /A d. Anemomo Meter. Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan udara yang masuk kedalam Orifice. Prosedur Pengujian. Untuk Mencari Nilai Cd a. Pasang pipa saluran udara di depan orifice yang berdiameter 30, mm b. Jalankan mesin, atur putaran hingga mendekati putaran maksimal. c. Ukur kecepatan udara yang masuk ke orifice. d. Ulangi point a hingga pint c pada setiap pergantian orifice. Untuk Prestasi Mesin a. Pasang orifice yang berdiameter 7,5 mm b. Jalankan mesin c. Atur pembebanan mesin pada beban 500 gram d. Ukur putaran mesin e. Ukur waktu pemakaian bahan bakar f. Ukur beda tekanan orifice g. Ulangi pont a hingga point b untuk setiap pergantian orifice. Pada setiap penggantian orifice, putaran dan pembebanan tetap konstant. selinder melalui lubang HASIL & PEMBAHASAN Berikut ini menunjukan table hasil perhitungan Hasil perhitungan NO Putaran n (rpm) Ne (kw) Pe (kj/kg.jam) FC (kg/jam) Qa (m 3 /s) SFC (kg/kw.jam) mu (kg/jam) mut (kg/jam) AFR η Vol η th (%) (%) Do mm 96 0.63074 97.406 0.37944 0.0006688 0.845895 96 0.63074 97.406 0.07737 0.00066434 0.660663 3 96 0.63074 97.406 0.4864 0.0009836 0.704364 4 96 0.63074 97.406 0.69 0.000806 0.7697 5 96 0.63074 97.406 0.808 0.0078594 0.74086.744067 6.885648 9.8963 39.8598 9.686 7.5.750378 6.885648 5.5857 39.94363.38 0 4.070705 6.885648 35.4394 59.869.56333.5 4.587558 6.885648 39.3978 66.649.36086 5 4.87938 6.885648 4.366 70.86305.4838 0 Hubungan Kapasitas Udara (Qa) dengan Pemakaian Bahan Bakar FC Pem akaian Bahan Bakar (FC) kg/jam 0.6 0.4 0. 0. 0.08 0.06 0.04 0.0 Beban 500 gr 0 0.000663 0.000664 0.000983 0.0008 0.0079 Kapasitas Udara (Qa) m 3 /s Ggrafik hubungan antara kapasitas udara dengan pemakaian bahan bakar

Vol. 06, No. Analisa Pengaruh Kapasitas Udara 5 Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3., kemudian digambarkan pada gambar 3.. Pada gambar tersebut menjelaskan bahwa pemakaian bahan bakar pada beberapa kapasitas udara, turun kemudian naik kembali. Hal ini disebabkan, pada kapasitas udara Qa = 6,6 x 0-4 pembakaran tidak sempurna bahan bakar lebih mendominasi daripada udara (campuran kaya). Kemudian pada Qa = 6,64 x 0-4 didalam ruang bakar volume silinder didominasi oleh bahan bakar sehingga terjadi lagi pembakaran tidak sempurna. Kemudian pada Qa = 9,83 x 0-4 pemakian bahan bakar turun, karena ruang bakar didominasi oleh udara. Pada Qa ini terjadi lagi pembakaran tidak sempurna, kemudian pada Qa = 6,64 x 0-4 Pemakaian bahan bakar turun di titik ini terjadi permbakaran yang sempurna, karena pada Qa ini terjadi efisiensi thermal (ηth) yang tertinggi (gambar 3.). Pada perubahan Qa selanjutnya ruang silinder didominasi oleh udara terjadi lagi ketidak seimbangan bahan bakar dan udara, hal ini ditandai dengan terjadinya penurunan efisiensi thermal. Hubungan kapasitas Udara (Qa) dengan Efisisensi Volumetrik (ηv) Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3., kemudian digambarkan pada gambar 3.. Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa semakin besar kapasitas udara, semakin menaikkan efisiensi volumetrik. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya kapasitas udara maka laju aliran udara (m a ) semakin besar pula. Sehingga perbandingan lajua aliran massa udara aktual dan laju aliran masa udara toritis (m at ) semakin besar, maka efisensi volumetrik juga akan bertambah. Efisiensi volumetrik untuk mesin diesel berkisar 40%. Pada penelitian ini efisiensi volumetrik yang efektif sebesar 39,94 %. 80 70 Efisiensi Volumetrik (ηv) % 60 50 40 30 0 0 0 Beban 500 gr 0.000663 0.000664 0.000983 0.0008 0.0079 Kapasitas Udara (Qa) m 3 /s Grafik Hubungan Kapasitas Udara dengan Efisiensi Volumetrik ηv Hubungan Kapasitas Udara (Qa) dengan Efisiensi Thermal (ηth) Hasilnya dapat dilihat pada tabel 3., kemudian digambarkan pada gambar 3..Dari gambar tersebut menjelaskan bahwa pada Qa 6,64 x 0-4 naik dan penambahan kapasitas udara selanjutnya efisiensi thermal semakin menurun. Hal ini disebabkan pada Qa 6,64 x 0-4 terjadi pemakaian bahan bakar yang terendah kemudian naik kembali seiring dengan kenaikan kapasitas udara (gambar 3.3) pada penelitian ini diperoleh efisiensi thermal yang terrtinggi η th =,38 % pada FC = 0.07 kg/jam dan Qa = 6,64 x 0-4.m 3 /s 4 Efisiensi thermal (η th) % 0 8 6 4 0 Beban 500 gr 0.000663 0.000664 0.000983 0.0008 0.0079 Kapasitas udara (Qa) m 3 /s Grafik Hubungan Kapasitas Udara dengan Efisiensi Thermal η th

6 ARIKA, Agustus 0 KESIMPULAN Semakin besar kapasitas udara, semakin menaikkan Efisiensi Volumetrik tetapi tidak selamanya menaikkan Efisiensi thermal, Karena pada kapasitas udara tertentu efisiensi thermalnya menurun Pada daya mesin 0,6 kw diperoleh efisiensi thermal yang tertinggi η th =,57 %, Efisiensi volumetrik 39,94 %, pada diameter orifice 0 mm dengan kapasitas udara (Qa) = 6,64 x 0-4. m 3 /s DAFTAR PUSTAKA Petrovesky. N, Marine Internal Combustion Engie, Translated from the Russion By Horace, E. Isakson Mir Publisher Moscow. Streeter Victor L, Wylie Benjamin E, Prijono arko, Mekanika Fluida, Edisi Delapan Jilid, Penerbit Erlangga, Jakarta. Trommelmans. J, Prinsip-Prinsip Mesin Diesel untuk Otomotif, Penerbit PT Rosda Jayaputra Jakarta Wiranti Arismunandar, Motor Diesel Putaran Tinggi, Edisi IV, Penerbit ITB, Bandung, 983 Wiranto Arismunandar, Penggerak Mula Motor Bakar Torak, Edisi III, Penerbit ITB, Bandung, 980