PENENTUAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN MINYAK TANAH UNTUK SUATU GENSET YANMAR SOWA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

BAB II LANDASAN TEORI

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

UJI PERFORMANSI MESIN YANMAR TS 50 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI MINYAK KEPAYANG (PANGIUM EDULE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU

BAB II LANDASAN TEORI

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

MAKALAH THERMODINAMIKA DAN PENGGERAK AWAL PROSES SIKLUS DIESEL OLEH : NICOBEY SAHALA TUA NAIBAHO NPM : KK2 TEKNIK ELEKTRO


PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PENGHEMAT BAHAN BAKAR BERBASIS ELEKTROMAGNETIK TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

BAB II DASAR TEORI. dipakai saat ini. Sedangkan mesin kalor adalah mesin yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Motor bakar merupakan salah satu jenis penggerak mula. Prinsip kerja

PENGARUH VARIASI PENYETELAN CELAH KATUP MASUK TERHADAP EFISIENSI VOLUMETRIK RATA - RATA PADA MOTOR DIESEL ISUZU PANTHER C 223 T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

BAB I MOTOR PEMBAKARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN X- POWER TERHADAP PERFORMA PADA MESIN MOTOR 4 LANGKAH ABSTRAK

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI UKURAN MAIN JET KARBURATOR DAN VARIASI PUTARAN MESIN TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125

MOTOR BAKAR TORAK. 3. Langkah Usaha/kerja (power stroke)

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

BAB II TEORI DASAR. Mesin diesel pertama kali ditemukan pada tahun 1893 oleh seorang berkebangsaan

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

KINERJA MESIN DIESEL AKIBAT PEMASANGAN THERMOSTAT PADA NANCHANG TYPE 2105A 3

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan data yang merupakan parameterparameter

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

BAB II LANDASAN TEORI. Sebelum bahan bakar ini terbakar didalam silinder terlebih dahulu dijadikan gas

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

TURBIN GAS. Berikut ini adalah perbandingan antara turbin gas dengan turbin uap. Berat turbin per daya kuda yang dihasilkan lebih besar.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor diesel empat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PRINSIP KERJA MOTOR DAN PENGAPIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Jika diperhatikan lebih jauh terdapat banyak perbedaan antara motor bensin dan motor diesel antara lain:


PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

PENGARUH BERAT RODA GILA (FLYWHEEL) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER

BAB II MOTOR BENSIN DAN MOTOR DIESEL

SKRIPSI MOTOR BAKAR RANCANGAN MOTOR BAKAR PENGGERAK KENDERAAN MINI BUS DENGAN DAYA EFEKTIP 78 PS MEMAKAI SISTEM KATUP SINGLE OVER HEAR CAM (SOHC)

BAB II LANDASAN TEORI

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB II DASAR TEORI. Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak yang bila bekerja dapat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Alat-alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengujian ini meliputi : mesin

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

Transkripsi:

PENENTUAN LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR CAMPURAN SOLAR DENGAN MINYAK TANAH UNTUK SUATU GENSET YANMAR SOWA Hardi Gunawan, I Nyoman Gede Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Di saat minyak tanah tersedia dengan harga relatif lebih murah dibandingkan dengan bahan-bakarminyak/ BBM solar, maka sekelompok masyarakat berinisiatif mencampur solar dengan minyak tanah. Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh pencampuran minyak tanah dengan solar terhadap laju konsumsi bahan bakar suatu Genset Yanmar TS155 Sowa15kVA yang dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi di tahun 2012. Data diambil dengan kondisi beban genset 0, 250, 500, 750, 1000, 1500, dan 2000W pada putaran konstan 1500 rpm. Beban genset adalah rangkaian lampu pijar. Genset mula-mula diuji memakai bahan bakar solar (automotive diesel oil), kemudian memakai solar yang dicampur dengan 20, 35, dan 50% minyak tanah. Untuk setiap titik, dilakukan tiga pengujian. Waktu yang diperlukan motor untuk mengkonsumsi 1000 ml bahan bakar dicatat, sementara putaran motor dijaga konstan dengan mengamati tegangan listrik yang dihasilkan genset. Perhitungan menunjukkan laju konsumsi bahan bakar dari motor yang diuji dengan BBM campuran (solar + minyak tanah) adalah konsisten lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang BBM solar. Khususnya pada beban 250W konsumsinya lebih tinggi 56.5%, sedangkan pada beban lainnya rata-rata lebih tinggi 6.1%. Kata kunci : motor diesel, laju konsumsi bahan bakar, BBM-solar, minyak tanah 1 Pendahuluan Energi listrik merupakan bentuk energi praktis bagi industri serta masyarakat perkotaan dan di pedesaan. Saat ini kemampuan pemerintah Indonesia (PLN) dalam menyediakan energi listrik untuk kebutuhan masyarakat masih terbatas. Kondisi ini menyebabkan pemakaian unit pembangkit listik atau genset di Indonesia saat ini cukup meluas. Genset atau unit pembangkit listrik (4.4 10,000 kva) umumnya memakai motor diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Karena memiliki beberapa kelebihan, motor diesel juga banyak dipakai sebagai penggerak pada kendaraan darat, serta kapal laut. Salah satu kelebihannya adalah konstruksi motor diesel relatif kompak dan lebih sederhana bila dibandingkan dengan konstruksi motor bensin karena tidak memerlukan sistem listrik untuk pembakarannya. Bahan bakar motor diesel untuk genset dan kendaraan bermotor adalah bahan-bakarminyak/bbm solar atau solar (automotive diesel oil). Di tahun 2007 2012 masyarakat Indonesia mengalami masa dimana solar relatif sulit didapat dibandingkan dengan mingak tanah. Hal ini mendorong sekelompok masyarakat mengatasinya dengan memakai minyak tanah sebagai campuran solar. (9,10) Luasnya jangkauan pemakaian motor diesel tersebut di masyarakat mendorong peneliti untuk melakukan pengujian laju konsumsi bahan bakar suatu unit genset yang terdapat di Laboratorium Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi. Bahan bakar yang dipakai untuk penelitian ini adalah solar dan campuran solar dengan minyak tanah. Hasil yang didapatkan diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu serta bahan ajar yang relevan. Selain itu juga diharapkan masyarakat dapat memetik manfaat hasil penelitian ini dalam mengevaluasi apakah pemakaian campuran solar dengan minyak tanah sebagai bahan bakar motor diesel secara teknis dapat dipertanggung jawabkan. Jurnal Tekno Mesin/Volume 2 Nomor 2, Oktober 2015 1

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Siklus Operasi Motor Diesel (1) Proses pembakaran di dalam motor bakar torak terjadi secara periodik yang umumnya bekerja dengan siklus 4-langkah. Siklus yang periodik didapat dengan memakai mekanisme engkol luncuran tunggal engkol (single slider crank mechanism). Komponen utama mekanisme ini adalah silinder, torak (piston), batang penghubung (connecting rod), dan poros engkol (crankshaft). Visualisasi satu siklus/periode gerakan torak dalam silinder yang terdiri dari 4-langkah ditunjukkan dalam gambar-1 berikut. dalam silinder dengan volume spesifik (diagram pv). Gambar-2 Siklus Tekanan Terbatas (1) Gambar-1 Siklus Operasi Motor Diesel empatlangkah (1) Di langkah isap, torak bergerak mulai dari TMA (titik mati atas) ke TMB (titik mati bawah). Udara segar di-isap masuk ke dalam silinder melalui katup isap (KI) yang dibuka, katup buang (KB) tertutup. Di langkah kompresi torak bergerak dari TMB ke TMA, KI dan KB tertutup. Udara dalam silinder di kompresi sehingga tekanan dan temperaturnya meningkat. Sesaat sebelum TMA, butiran halus bahan bakar dimasukkan ke dalam silinder melalui nosel / injector. Butiran halus bahan bakar ini menyala akibat tingginya temperatur udara yang terkompresi dalam silinder. Di langkah-3 yang merupakan langkah kerja, gas hasil pembakaran dalam silinder mendorong torak bergerak dari TMA ke TMB. Di langkah-4 torak bergerak dari TMB ke TMA untuk mendorong torak mengeluarkan gas hasil pembakaran dari dalam silinder melalui KB. Untuk ke-4 langkah torak diatas, poros engkol telah bergerak dua putaran penuh (2 x 360 ). Jadi untuk motor bakar 4-langkah, dua putaran motor menghasilkan satu siklus operasi 2.2 Siklus Termodinamika Motor Diesel Tekanan Terbatas (2) Secara teoritis siklus termodinamika sering digambarkan sebagai hubungan dari tekanan gas Putaran motor diesel umumnya diatas 1000 rpm, sehingga proses pembakarannya tergolong dalam tekanan terbatas. Pembakaran yang dimulai sesaat mendekati TMA berlanjut dengan proses tekanan konstan sesaat melampaui TMA. Gambar 2.2 menunjukkan suatu diagram pv motor diesel empat langkah tekanan terbatas untuk medium kerja udara murni. Secara teortis, proses termodinamika dari setiap proses operasinya adalah sebagai berikut. a) Langkah isap (0-1), isobar b) Langkah kompresi (1-2-3a) 1-2 kompresi isentropik 2-3a pembakaran awal secara isochoric (volume konstan) c) Langkah ekspansi (2-3-4) 2-3 pembakaran lanjut isobar 3-4 ekspansi isentropik d) Langkah buang (4-1-0) 4-1 pengeluaran gas isochoric 1-0 pengeluaran gas lanjut isobar. 2.3 Neraca Energi Termal (3) Energi kimia yang dikandung bahan bakar minyak diubah menjadi energi termal dalam suatu proses pembakaran di suatu motor bakar torak. Secara umum, energi termal hasil pembakaran terdistribusi di suatu motor bakar dengan proporsi sebagai berikut (2). (1) dikonversi ke energi mekanik atau kerja efektif dari motor 15 %. (2) diserap pendinginan motor, 35 %. (3) terbawa gas buang motor, 37 %. (4) lainnya 13 %. Jurnal Tekno Mesin/Volume 2 Nomor 2, Oktober 2015 2

Proporsi serta distribusi lebih terinci dapat dilihat dalam Sankey Diagram (3). Gambar-3 Sankey Diagram (3) 2.4 Konsumsi Bahan Bakar Pada penelitian ini, parameter operasi utama yang ditentukan adalah laju konsumsi bahan bakar. a) Massa bahan bakar Banyaknya bahan bakar minyak yang dipakai diukur volumenya. Massa bahan bakar yang dikonsumsi dapat dihitung dengan (4) : m f = v f x ρ f. (1) dimana, mf = massa bahan bakar terpakai (kg) vf = volume bahan bakar terpakai (liter) ρf = massa jenis bahan bakar (kg/liter) b) Laju konsumsi bahan bakar spesifik Banyak bahan bakar terpakai (m f, kg) per satuan waktu (t, jam) per satuan daya dihasilkan (P, kw), didefinisikan sebagai laju konsumsi bahan bakar spesifik (bsfc). Dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai (5) : bsfc = m f / (t * P). (2) 3 Metode Penelitian 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Data diambil di Laboratorium Teknik Mesin pada Jurusan Teknik Mesin di Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado. Pelaksanaannya dalam periode September November 2012. 3.2 Peralatan Penelitian a) Unit Pembangkit Listrik / Genset (5) Genset terdiri dari motor diesel Yanmar TS155 yang terhubung tali-sabuk V dengan generator listrik Sowa. Motor diesel Yanmar TS155 bersilinder tunggal mendatar dengan volume langkah 0.751 liter (SxD = 106x95 mm). Daya kontinyu 13 pk / 2200 rpm. Perbandingan kompresi 20,4. Pemakaian bahan bakar spesifik 0.275 kg/kwh. Pendinginan air tipe hopper dengan kapasitas tangki air pendingin 16 liter. Generator listrik SOWA model SG 7500-48. Daya output 15 kw, satu fasa, 110/220 V, 50 Hz. Putaran 1500 rpm. b) Sistem Beban Lampu (5) Spesifikasi dari lampu yang dipakai adalah sebagai berikut 2- lampu halogen 1000W 1- lampu halogen 300W 2- lampu pijar 200W 1- lampu pijar 150W 2- lampu pijar 100W Sistem lampu ini dilengkapi dengan voltmeter kapasitas 300V, graduasi 10V. c) Tachometer non kontak Extech, (minioptical photo tachometer) dengan jangkauan 10-69,999 rpm, resolusi 0.001 rpm d) Stopwatch, merk One Mod CG503, ketelitian 1/100 detik e) Gelas ukur kapasitas 1000 ml dan 500ml f) Timbangan digital f) Amperemeter, merk Heles, kapasitas 10A, class 2.5 3.3 Prosedur Pengambilan Data Terdapat 4 varians bahan bakar yang dipakai. Untuk setiap varian, genset diuji dengan 6 macam beban. Keseluruhan data 4x6= 24 set, dengan setiap set data terdiri dari tiga observasi. a) Siapkan peralatan dan varian bahan bakar yang diperlukan. Catat massa dari bahan bakar. b) Periksa kondisi motor dan rangkaian lampu yang dipakai c) Hidupkan motor diesel, atur putaran 1500 rpm, periksa tegangan listrik yang dihasilkan 220V d) Atur pembebanan mulai dari 250 watt, berikutnya berturutan 500W, 750W, 1000 W, 1500 W, dan 2000 W. e) Catat waktu konsumsi 1000 ml bahan bakar, kuat arus dan tegangan. f) Lakukan langkah a) sampai dengan e) untuk setiap pembebanan. g) Berikutnya untuk campuran solar dan minyak tanah 20%, 35%, dan 50%. 3.4 Prosedur Pengolahan Data Untuk setiap varian campuran bahan bakar dilakukan pengolahan data hasil observasi sebagai berikut. a) Untuk setiap beban akan dihitung rerata dari 3 parameter yang diamati, yaitu: tegangan (V), kuat arus (I), dan waktu konsumsi 1000ml bahan bakar (t). b) Hitung daya lampu aktual Pa = V*I. c) Tentukan laju konsumsi bahan bakar (bsfc) dengan memakai rumus (2) d) Buatkan tabel dengan menempatkan parameter V, I, Pa, t, dan bsfc sebagai kolom, dan beban lampu sebagai baris. Jurnal Tekno Mesin/Volume 2 Nomor 2, Oktober 2015 3

bsfc. kg/kwh 4 Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel serta gambar berikut. Tabel-1 Lampu, W Hasil Perhitungan Laju Konsumsi Bahan Bakar Spesifik untuk Campuran (Solar + % Minyak Tanah) bsfc, kg/kwh 0% 20% 35% 50% 250 2.722 4.252 4.266 4.264 500 1.297 1.385 1.387 1.384 750 0.924 1.027 0.966 1.001 1000 0.691 0.804 0.805 0.793 1500 0.609 0.610 0.598 0.611 2000 0.506 0.525 0.525 0.520 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 1000 2000 3000 beban, W 0% 20% 35% 50% Gambar-4 : Laju Konsumsi Bahan Bakar Spesifik untuk Campuran (Solar + % Minyak Tanah) Hasil penelitian laju konsumsi bahan bakar spesifik untuk genset Yanmar-Sowa ini menunjukkan bahwa untuk bahan bakar solar nilainya 2.722 0.506 kg/kwh untuk pembebanan 250 2000W. Kurva regresi yang mendekati adalah y = 194,48 x -0,8042 dengan koefisien determinasi R² = 0.9892. Untuk bahan bakar campuran solar dengan 20%, 35%, dan 50% minyak tanah; rentang laju konsumsinya berturutan 4.252 0.525, 4.266 0.525, dan 4.264 0.520 kg/kwh. Kurva pendekatannya berturutan y = 268.77 x -0,8359 ( R² = 0.994), y = 275.92 x -0,8409 (R² = 0.993), dan y = 275.63 x -0,8399 (R² = 0.994). Dari Gambar-4 terlihat bahwa laju konsumsi campuran bahan bakar solar dengan 20%, 35%, dan 50% minyak tanah menunjukkan pola yang sama, yaitu konsumsinya lebih tinggi 6.1% bila dibandingkan dengan yang bahan bakar solar saja tanpa dicampur minyak tanah. Pada pembebanan 250W, konsumsi campuran solar dengan minyak tanah secara konsisten lebih tinggi rata-rata 56.5% bila dibandingkan dengan solar semata. Untuk daerah pembebanan 500 2000 W, rata-rata lebih tinggi 6.1%. 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Bahan bakar campuran solar dengan minyak tanah bila dipakai pada Genset Yanmar Sowa akan lebih boros 6.1% untuk pembebanan 250 2000 W. Sedangkan pada saat genset mulai dihidupkan maka pemakaian campuran solar dengan minyak tanah akan lebih boros 56.5%. 5.2 Saran Untuk tahapan lanjutan dari penelitian motor diesel 4-langkah ini, sebaiknya penelitian dikembangkan untuk pembebanan lebih besar dari 2000W. Daftar Pustaka 1. Arismunandar, W dan Tsuda, K. 1997. Motor Diesel Putaran Tinggi. PT Pradnya Paramita. Jakarta. 2. Arismunandar, W. 2002. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Edisi Kelima Cetakan Kesatu. Penerbit ITB. Bandung 3. Ballaney, P. L. 1980. Thermal Engineering. Khana Publisher. Delhi. India 4. Heywood, J.B. 1992. Internal Combustion Engine Fundamentals. McGraw-Hill Publishing Co. New York. 5. Sari M.W. dan Gunawan,H. 2006. Pengaruh Pemakaian Biodiesel Minyak Goreng Baru Terhadap Performansi Motor Diesel Yanmar TS155. Skripsi Prodi S1 Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi. 6. Moran, J.M. dan Shapiro, N.H. 2004. Termodinamika Teknik. Penerbit Erlangga. 7. www.pertamina.com. spesifikasi minyak tanah. Diakses September 2012. 8. www.pertamina.com. automotive diesel oil. Diakses September 2012 9. http://www.bphmigas.go.id/p/bphmigaspages/ modules/news/news_0072.html?uri=/bphmigas Jurnal Tekno Mesin/Volume 2 Nomor 2, Oktober 2015 4

pages/berita.htm Pengemudi Truk Antarkota Campur BBM Solar dengan Minyak Tanah. Harian Republika. Diakses September 2006. ------. Nelayan Kian Parah: Perlu Subsidi BBM. 2007. Harian Kompas (18/01/2007). Gambar-5 : Genset Yanmar TS155 Sowa15kW dengan Instalasi Sistem Pembebanan Lampu Jurnal Tekno Mesin/Volume 2 Nomor 2, Oktober 2015 5