globalisasi telah mengakibatkan dekadensi moral yang demikian hebat (Aziz. terlarang semakin dekat dengan kehidupan manusia dewasa ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk membangun dan. meningkatkan mutu sumber daya manusia, sehingga pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. satuan pendidikan, dimana anak didik belajar. Proses belajar di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan membangun dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat telah menyebabkan berbagai perubahan pada semua aspek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah untuk mencapai tujuan yang diharapkan Sardiman

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan dirumuskan sesuai dengan Undang-Undang No. 20. Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga. mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2013 Bab II Pasal 3 disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan global. Maka sebagai bangsa, kita perlu terus mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat manusia Indonesia.

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan kegiatan belajar agar siswa aktif mengembangkan potensi dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang IPA yang juga telah berlangsung dengan pesat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara historis telah menjadi landasan moral dan etik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Sely Lamtiur, 2014 Model kantin kejujuran bagi pengembangan karakter jujur siswa

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. urgensinya belum dimaksimalkan seperti zaman modernisasi sekarang. Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

2 sendiri. Mereka disibukkan oleh hadirnya teknologi baru, gaya hidup baru dan hal-hal lain yang membuat mereka terkungkung dalam dunianya sendiri yang menjadikan manusia teralienasi dari lingkungannya. Di sisi lain, dampak buruk globalisasi telah mengakibatkan dekadensi moral yang demikian hebat (Aziz. 2012, 14) 1. Pergaulan bebas, perkelahian antarwarga, pelecehan seksual dan obat terlarang semakin dekat dengan kehidupan manusia dewasa ini. Dalam kondisi seperti itulah pendidikan karakter menjadi sesuatu yang sangat penting untuk membentengi kita dan generasi muda kita dari dampak negatif globalisasi. Pendidikan kita harus mampu membentuk dan menghasilkan generasi yang berkarakter. Salah satu pengembangan pendidikan karakter adalah melalui muatan kurikulum yang tercakup pada mata pelajaran disetiap jenjang pendidikan. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran yang menanamkan, menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didik dalam proses pembelajarannya. Hal itu sejalan dengan tujuan pendidikan nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Abdul Aziz, Globalisasi, Makalah, (Jakarta: (Perpustakaan Prodi PBSI Unlam, 2012, h.14, t.d

3 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang termasuk rumpun mata pelajaran akhlak mulia selain rumpun kewarganegaraan dan kepribadian. Indikator yang terdapat dalam standar kompetensi mata pelajaran tersebut dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu: aspek penguasaan konsep dan nilai dan aspek penerapan. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan nilai yang dimaksud adalah kemampuan siswa untuk mengembangkannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapaun penerapan konsep dan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut melalui praktik atau pengalaman belajar yang dikondisikan guru dalam kegiatan pembelajaran. Pencapaian standar kompetensi dalam mata pelajaran PKn yang meliputi kedua aspek seperti yang dijelaskan di atas menghendaki adanya rancangan kegiatan pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat memiliki kemampuan menguasai konsep dan nilai dan kemampuan untuk menerapkan konsep dan nilai tersebut melalui praktik atau pengalaman belajar yang dikondisikan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Rancangan pembelajaran tersebut dapat dilihat pada penentuan metode pembelajaran, pemilihan media pembelajaran, dan penyusunan alat evaluasi yang sesuai dengan indikator pembelajaran. Permasalahan muncul apabila guru belum memiliki kemampuan membuat rancangan pembelajaran seperti yang dijelaskan tersebut. Pemilihan metode dan media pembelajaran yang kurang tepat menjadi salah satu penyebab tidak berhasilnya pencapaian penguasaan kompetensi dasar pada mata pelajaran tertentu.

4 Pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) standar kompetensi 1. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan di rumah dan di sekolah yang dijabarkan dalam kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa merupakan kemampuan yang sangat penting yang harus dimiliki siswa dalam rangka membentuk manusia yang berakhlak mulia dan memiliki sikap toleransi seperti yang dikehendaki oleh pendidikan nasional. Kemampuan yang dikembangkan dalam standar kompetensi ini meliputi dua aspek, yaitu aspek penguasaan konsep dan nilai dan aspek penerapan. Berkenaan dengan konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa sejalan dengan firman Allah; 13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Sesungguhnya manusia diciptakan dalam tabiat penciptaan yang berbedabeda ; jenis kelamin, warna kulit, suku-bangsa, bahasa, bahkan keyakinan. Tak terelakkan, perbedaan adalah kenyataan yang mesti kita terima sebagai hukum Tuhan atau dalam bahasa Al-Quran disebut sebagai Sunnatullah yang tidak akan mengalami perubahan.

5 Mengingat pentingnya kompetensi dasar tersebut, penguasaan siswa terhadap kemampuan yang harus dimilikinya setelah mengikuti pembelajaran diharapkan sangat tinggi, baik yang menyangkut aspek penguasaan konsep dan nilai ataupun aspek penerapan. Namun, yang menjadi permasalahan, dalam hal ini yang dialami siswa kelas I MI Durian Rabung kecamatan Padang Batung adalah siswa kurang memahami materi pokok yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran. Jika siswa kurang memahami materi pokok, tentu dalam penerapannya juga mengalami kendala. Gambaran penguasaan kompetensi dasar tersebut dapat dilihat pada hasil tes akhir yang diberikan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Dari 14 orang siswa yang mengikuti ulangan harian 70 % siswa tidak tuntas dan 30% saja siswa yang tuntas. Hal itu menandakan bahwa pembelajaran pada kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa mengalami permasalahan. Apabila dalam penguasaan konsep dan nilai mengalami permasalahan, tentu penerapan konsep pada kompetensi dasar tersebut juga mengalami kesulitan. Kenyataan itu menggambarkan bahwa permasalahan yang dihadapi pembelajaran tersebut adalah rendahnya hasil belajar sebagai gambaran dari rendahnya penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar. Salah satu penyebab rendahnya penguasaan terhadap kompetensi dasar tersebut adalah pembelajaran yang dilaksanakan cenderung berisi penyampaian teori-teori yang disampaikan dalam bentuk ceramah. Ironisnya lagi dalam penyampaiannya tidak dibantu dengan media pembelajaran. Siswa dijejali dengan ilmu-ilmu teoritis yang

6 verbalistis. Hasilnya siswa menjadi jenuh dan bosan mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal itu berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti tes akhir. Penggunaan metode ceramah dalam kegiatan pembelajaran nampaknya didasari oleh asumsi sebagian guru bahwa mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang berbentuk teoritis saja. Artinya muatan mata pelajaran ini dianggap hanya berisi konsep-konsep ilmu yang notabene sebagai ilmu hafalan. Kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa merupakan kompetensi yang berisi konsep yang bersifat abstrak. Perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa yang merupakan konsep yang abstrak tersebut harus ditranfer kepada siswa dalam bentuk konkret. Hal itu dimaksudkan agar siswa mampu memahami konsep sehingga mereka mudah mengembangkannya dalam bentuk penerapan nilai dan sikap. Kenyataan yang ditemui di lapangan selama ini ternyata pembelajaran PKn hanya menyajikan fakta dan konsep dengan metode tradisional yaitu ceramah tanpa disertai dengan penggunaan media yang dapat membantu siswa menguasai konsep. Ironisnya lagi, apabila guru bosan ceramah maka ia akan menyuruh siswa mencatat materi sampai siswa lelah dan jenuh. Pembelajaran dengan cara seperti itu tentu tidak lagi relevan dengan tuntutan kurikulum dan tuntutan masyarakat. Guru harus menyikapi hal itu dengan cara mengadakan inovasi dalam kegiatan pembelajarannya. Penggunaan media gambar merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan penguasaan konsep dan nilai pada materi perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa sehingga siswa dapat menerapkan konsep

7 tersebut dalam pengalaman belajar di kelas maupun dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bertolak dari beberapa hal di atas, penulis berupaya untuk mengadakan inovasi pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembelajaran PKn siswa lebih mudah menguasai konsep karena dibantu dengan visualisasi berupa gambar. Hasil akhirnya diharapkan akan terjadi peningkatan penguasaan konsep dan nilai dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut. 1. Rendahnya kemampuan siswa menguasai konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa. 2. Pembelajaran konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa tidak menarik minat siswa karena menggunakan metode tradisional yakni metode ceramah. 3. Guru tidak menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

8 1. Bagaimana aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran? 2. Bagaimana aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran? 3. Apakah media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa di kelas I MI Durian Rabung Kabupaten Hulu Sungai Selatan? D. Pemecahan Masalah Melalui penggunaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa di kelas I MI Durian Rabung kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Penggunaan media gambar dimaksudkan agar konsep yang abstrak dapat menjadi konkrit sehingga materi pembelajaran lebih mudah dikuasai oleh siswa. E. Hipotesis Tindakan Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa di kelas I MI Durian Rabung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. F. Tujuan Penelitian

9 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa di kelas I MI Durian Rabung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. G. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru Bagi guru hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui hasil pembelajaran dengan menggunakan media gambar pada materi perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa. 2. Bagi Siswa Penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa, sehingga penguasaan konsep dan nilai dapat meningkat dan siswa dapat menerapkan dalam pengalaman belajar maupun dalam kehidupan sehari-hari. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan kontribusi/ sumbangan yang sangat berharga bagi sekolah dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. H. Sistematika Tulisan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

10 B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Cara Memecahkan Masalah E. Hipotesis Tindakan F. Tujuan Penelitian G. Manfaat Penelitian H. Sistematika Tulisan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) B. Media Pembelajaran 1. Macam-Macam Media Pembelajaran 2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran 3. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran C. Pengertian Kemampuan III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian B. Persiapan PTK C. Subjek Penelitian D. Sumber Data E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data F. Indikator Kinerja G. Teknik Analisis Data BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

11 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat MI Durian Rabung 2. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan di MI Durian Rabung 3. Keadaan Peserta Didik MI Durian Rabung 4. Keadaan Sarana dan Prasarana MI Durian Rabung B. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Tindakan Siklus I 2. Tindakan Siklus II C. Pembahasan 1. Tindakan Siklus I 2. Tindakan Siklus II BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Saran dan Tindak Lanjut DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN