PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

BUPATI SERANG BUPATI SERANG

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 08 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara Bersama Telekomunikasi; NOMOR 9 TAHUN 2012 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI

Walikota Tasikmalaya

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 13 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KABUPATEN TANGERANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 31 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 841 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI E

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN SERTA PEMANFAATAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENDIRIAN, PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2012 SERI E.2 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KABUPATEN KUDUS

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2006 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 02/PER/M.KOMINFO/3/2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2012 Seri : E

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2010

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SORONG,

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 42.A TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA DI KOTA SURABAYA

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 44 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 23 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 NOMOR 18 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2007

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MIMIKA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MIMIKA,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN JEPARA

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN BANYUMAS

WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 56 TAHUN 2014 Menimbang TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG : a. bahwa telekomunikasi merupakan sarana publik yang dalam penyelenggaraannya membutuhkan infrastruktur menara telekomunikasi; b. bahwa dengan bertambahnya penduduk setiap tahun maka kebutuhan akan area pemukiman dan area untuk penempatan menara semakin bertambah, demikian juga penggunaan layanan selular semakin bertambah dengan meningkatnya aktivitas penduduk, maka kebutuhan akan informasi dan komunikasi baik secara kuantitas maupun kualitas semakin meningkat; c. bahwa dengan meningkatnya tuntutan layanan terhadap beberapa daerah di Kabupaten Temanggung yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi (blank spot) maka perlu adanya upaya penambahan titik-titik koordinat lokasi pembangunan menara telekomunikasi untuk penempatan (BASE TRANCEIVER STATION) yang disertai dengan usaha penataan, pengawasan dan pengendalian menara telekomunikasi; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu menetapkan dengan Peraturan Bupati tentang Penataan, Pengawasan, dan Pengendalian Menara Telekomunikasi. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah;

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3833); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesisa Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3881); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesisa 4247); 5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 6. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perungang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesisa Nomor 5587), Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesisa Nomor 5589); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun2000 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesisa Nomor 3980); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2000 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesisa Nomor 3981); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesisa 4737); 12. Peraturan Pemerintah nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata RUang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesisa Tahun 2012 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5305); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 6); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2008 Nomor 15) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 15 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Temanggung (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2011 Nomor 23); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 12 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Gangguan (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 12); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan dan tata cara Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi (Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2010 Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Temanggung Nomor 18 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Dan Tata Cara Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi(Lembaran Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2013 Nomor 40) 18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor: 18 Tahun 2009 Nomor : 07/ PRT/ M/2009 Nomor: 19/PER/M.KOMINFO/ 03/ 2009 Nomor: 3/P/2009 Tenteng Pedoman Penggunaan Bersama Menara Telekomunikasi. 19. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 51 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Penempatan Radio Base Station (BTS (BASE TRANCEIVER STATION)) di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 Nomor 51) MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKIASI

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Temanggung. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah Sebagai unsure penyelenggaraan pemerintah daerah. 3. Bupati adalah Bupati Temanggung yang selanjutnya disebut Bupati adalah Kepala Daerah kabupaten Temanggung. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut SKPD adalah satuan kerja perangkat sebagai pembantu Bupati. 5. Kepala SKPD Perhubungan Komunikasi dan Informatika yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adala Kepala SKPD Instansi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Temanggung. 6. Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman dan atau penerimaan dari setiap informasi dalam bentuktanda-tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara dan bunyi melalui system kawat, optik, radio, atau sytem elektro magnetik lainnya. 7. Jaringan Telekomunikasi adalah sarana dan prasarana sebagai suatu system yang menjamin dapat dilaksanakannya telekomunikasi, salah satu diantaranya adalah menara telekomunikasi. 8. Jaringan utama adalah bagian dari infrastruktur telekomunikasi yang menghubungkan sebagai elemen jaringan telekomunikasi yang dapat berfungsi sebagai central trunk, Mobile Switching Center (MSC), Base Station Controller (BSC)/ Radio Network Controller (RNC), dan jaringan transmisi utama (backbone transmission). 9. Operator adalah penyelenggara jasa dan atau jaringan telekomunikasi yang mendapat izin untuk melakukan kegiatan usahanya. 10. Menara Telekomunikasi yang selanjutnya disebut menara adalah bangunan-bangunan untuk kepentingan umum yang didirikan diatas tanah, atau bangunan yang merupakan satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung yang digunakan untuk kepentingan umum yang struktur fisiknya dapat berupa kerangka baja, yang diikat oleh berbagai simpul atau berupa tunggal tanpa simpul,dimana fungsi, desain dan konstruksinya disesuaikan sebagaisarana penunjang menempatkan sarana perangkat telekomunikasi. 11. Menara bersama telekonunikasi yang selanjutnya disebut Negara bersama adalah menara telekomunikasi yang digunakan secara bersama oleh lebih dari satu penyedia layanan telekomunikasi (operator) untuk menempatkan dan mengoperasikan peralatan telekomunikasi berbasis radio (Base Transcaiver Station) berdasarkan Rencana Induk Menara Telekomunikasi (Cell Plan). 12. Rencana Induk Menara Telekomunikasi yang selanjutnya disebut Cell Plan adalah kajian teknis terpadu tentang rencana pembangunan infrastruktur jaringan telekomunikasi yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung. 13. Zona cell plan adalah penempatan lokasi pembangunan menara telekomunikasi.

14. Titik Koordinat Zona Cell Plan adalah titik pusat jari-jari lingkaran yang diidentifikasi dengan koordinat geografis (longitude, lattitude) yang membentuk zona pola persebaran lokasi untuk pembangunan menara telekomunikasi dalam sebuah radius yang ditentukan didalam peraturan ini. 15. Menara Telekomunikasi Khusus adalah menara telekomunikasi yang berfungsi sebagai penunjang jaringan telekomunikasi khusus. 16. Tim Pengawasan dan Pengendalian Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi yang selanjutnya disebut TP3MT adalah Tim yang dibentuk oleh Bupati bertugas melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan menara telekomunikasi serta memberikan rekomendasi kepada Bupati mengenai hasil monitoring dan kajian lapangan terhadap menara telekomunikasi di Kabupaten Temanggung. 17. Retribusi pengendalian menara telekomunikasi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas pemberian pelayanan terhadap pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum. 18. Penyedia Menara adalah Perusahaan berbadan hukum Indonesia yang mengelola menara yang digunakan secara bersama untuk keperluan telekomunikasi. 19. Antena BTS (BASE TRANCEIVER STATION) yang selanjutnya disingkat BTS adalah rangkaian perangkat telekomunikasi dan kelengkapannya beserta menara yang digunakan dalam rangka bertelekomunikasi. 20. Menara Combat atau BTS mobile adalah menara telekomunikasi yang dibangun secara temporary pada lokasi tertentu dapat berdiri tanpa pondasi beton karena didesain menggunakan landasan trailer yang dapat dipindah kemanapun dan kapanpun dan dioperasionalkan dalam jangka waktu yang tertentu. 21. Menara Kamuflase adalah menara dengan penyesuaian desain bentuk BTS yang diselaraskan dengan lingkungan dimana menara tersebut berada. 22. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemutusan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan social dan kegiatan ekonomi. 23. Kawasan Pariwisata adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk pengembangan kegiatan pariwisata. 24. Objek Wisata adalah kawasan dengan fungsi utama untuk kegiatan rekreasi yang dikelola oleh Pemerintahan, swasta atau kelompok masyarakat. 25. Kawasan Khusus adalah kawasan yang ditetapkan untuk fungsi khusus atau tertentu. 26. Barang Daerah adalah semua kekayaan yang berwujud atau Aset Pemerintah Daerah, yang dimiliki maupun dikuasai yang bergerak dan tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang merupakan asset daerah yang dapat dimanfaatkan untuk membangun BTS. 27. Longitude adalah satuan koordinat geografis untuk baris bujur. 28. Latitude adalah satuan koordinat geografis lintang. BAB II KRITERIA PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI Bagian Kesatu

Pembangunan dan Penempatan Menara Pasal 2 (1) Setiap pembangunan menara diarahkan memenuhi kriteria sebagai menara bersama dan dapat digunakan oleh lebih dari satu operator telekomunikasi seluler. (2) Penempatan lokasi pembangunan menara mengacu pada dokumen cell plan yang ditentukan dengan memperhatikan potensi ketersediaan lahan, perkembangan teknologi, permintaan jasa-jasa telekomunikasi baru dan kaidah penataan ruang, tata bangunan, estetika dan keamanan lingkungan serta kebutuhantelekomunikasi pada umumnya termasuk kebutuhan luasan area lokasi pembangunan menara. (3) Dokumen cell plan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dalam Lampiran I dan II dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Bupati ini. (4) Pada setiap zona cell plan diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. zona cell plan terdiri dari 2 (dua) kategori, yaitu zona cell plan eksisting yang didalamnya telah berdiri satu atau lebih menara, dan zona cell plan baru yang didalam zona tersebut belum terdapat menara. b. dalam setiap zona cell plandapat ditempatkan sebanyak-banyaknya 4 (empat) menara. c. dikecualikan bagi zona cell plan eksisting yang pada saat peraturan ini dibuat telah lebih dari 4 (empat) menara, maka keberadaannya diakui sepanjang struktur bangunan menara dan fungsionalitasnya memenuhi kriteria penggunaan menara bersama dan standar keamanan bangunan menara telekomunikasi, serta memegang izin pendirian menara telekomunikasi yang masih berlaku. d. pembangunan menara baru dapat didirikan dalam radius maksimal 400 (empat ratus) meter dari titik pusat koordinat cell plan. e. untuk keperluan perluasan zona cell plan, pembangunan menara dapat didirikan pada jarak paling jauh 100 (seratus) meter dari titik terluar zona cell plan. f. pada perluasan zona cell plan sebagaimana simaksud dalam ayat (4) huruf e hanya dapat didirikan paling banyak 2 (dua) buah menara. g. jarak antara menara satu dengan yang lain dalam satu kesatuan zona cell plan ditentukan paling pendek 1,25 (satu koma dua lima) kali ketinggian menara tertinggi yang berdekatan;dan h. jarak Lokasi bagi pembangunan menara baru dari As jalan arteri sekunder, jalan kolektor, jalan local dan jalan lingkungan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku tentang Garis Sempadan. Pasal 3 (1) Untuk kepentingan pembangunan Menara Telekomunikasi khusus yang memerlukan kriteria khusus seperti untuk keperluan meteorology dan geofisika, telivisi siaran, radio siaran, navigasi, penerbangan, pencarian dan pertolongan kecelakaan, amatir radio komunikasi antar penduduk dan penyelenggaran telekomunikasi khusu instansi tertentu/swasta serta keperluan transmis jaringan telekomunikasi utama (backbone) dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dalam Pasal 2.

(2) Pembangunan Menara Telekomunikasi khusus eksisting yang dimiliki oleh Penyelenggara Telekomunikasi seperti yang dimaksud ayat(1) wajib dilaporkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Pasal 4 Pembangunan menara kamuflase dapat diizinkan untuk penyediaan menara diluar zona cell plan sepanjang fungsinya hanya sebagai menara tambahan penghubung untuk meningkatkan kehandalan cakupan (coverage) dan kemampuan trafik frekuensi telekomunikasi, serta memenuhi aspek pengendalian menara telekomunikasi, aspek teledensitas, aspek estetika, dan aspek pemenuhan kewajiban layanan telekomunikasi. Pasal 5 (1) Setiap penempatan menara combat atau pemasangan antenna BTS mobile pada menara atau pada bangunan gedung harus dilaporkan epada Kepala Dinas, yang meliputi nama operator BTS, lokasi dan koordinat, serta lama waktu operasional dari menara combat atau BTS mobile tersebut. (2) Laporan penempatan menara combat atau pemasangan BTS mobile selanjutnya menjadi dasar untuk menerbitkan rekomendasi penempatan menace combat atau BTS mobile. (3) Penempatan menara combat atau BTS mobile wajib memperhatikan aspek lingkungan dalam radius tinggi menara dari kebutuhan penempatan menara atau BTS mobile. Pasal 6 (1) Pembangunan menara pada kawasan khusus di wilayah Kabupaten Temanggung wajib memenuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (2) Pembangunan menara pada kawasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mendapatkan rekomendasi dari instansi pengelolanya. (3) Kawasan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kawasan cagar budaya, pariwisata, hutan lindung, kawasan yang memerlukan tingkat keamanan dan kerahasiaan tinggi, serta kawasan pengendalian ketat lainnya yang ditetapkan oleh Bupati. Bagian Kedua Ketinggian Menara Pasal 7 (1) Peletakan Antena BTS dan pembangunan menara baru di atas permukaan tanah ditentukan dengan ketinggian paling tinggi 82 (delapan puluh dua) meter. (2) Peletakan Antena BTS dan pembangunan menara baru di atas bangunan gedung ditentukan dengan ketinggian paling tinggi 82 (delapan puluh dua) meter diukur dari permukaan tanah.

BAB III TP3MT Pasal 8 (1) TP3MT bertugas untuk melaksanakan pengkajian, pembinaan, survey lapangan dan kajian teknis atas kelayakan pembangunan menara telekomunikasi dan pengambilan kebijakan berkaitan dengan pembangunan, operasional, pengawasan, dan pengendalian menara telekomunikasi di wilayah Kabupaten Temanggung. (2) TP3MT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasi oleh Kepala Dinas. (3) Keanggotaan TP3MT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dan dibentuk melalui Keputusan Bupati. BAB IV SURAT KETERANGAN CELLPLAN DAN REKOMENDASI PENDIRIAN MENARA Pasal 9 (1) Setiap pembangunan menara telekomunikasi wajib memiliki izin mendirikan bangunan menara telekomunikasi dari Bupati. (2) Izin sebagaimana dimaksud sebagai ayat (1) ditetapkan Bupati dengan mempertimbangkan rekomendasi dari TP3MT. (3) Untuk memperoleh Izin Mendirikan Bangunan Menara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terlebih dahulu harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati dengan melampirkan persyaratan administrasi dan teknis. (4) Persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari : a. surat permohonan; b. photo copy surat domisili; c. photo copy NPWP; d. photo copy KTP dan pas foto penaggung jawab perusahaan; e. akta pendirian perusahaan beserta perubahannya yang telah disahkan oleh Kementrian Hukum dan HAM bagi perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas; f. surat pencatatan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) bagi penyedia menara yang berstatus perusahaan terbuka; g. tanda Daftar Perusahaan; h. persetujuan dari warga sekitar dalam radius sesuai dengan ketinggian menara yang diketahui Kepala Desa/Lurah dan Camat setempat; i. bukti status kepemilikan tanah dan bangunan; j. rekomendasi dari instansi terkait khusus untuk kawasan yang sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu (Kawasan Khusus); k. surat Pernyataan rencana penggunaan menara bersama; l. bukti kepesertaan Asuransi Pendirian Menara Telekomunikasi; m. dalam hal menggunakan genset sebagai catu daya dipersyaratkan izin gangguan;

n. gambar rencana teknis bangunan menara meliputi: situasi, denah, tampak, potongan dan detail serta perhitungan struktur yang dipertanggung jawabkan oleh perencana pemegang Surat Izin Bekerja Perencana (SIPB) sesuai dengan bidangnya; o. spesifikasi teknis pondasi menara meliputi data penyelidikan tanah, jenis pondasi, jumlah titik pondasi, termasuk geoteknik tanah; p. spesifikasi teknis struktur atas menara, meliputi beban tetap (beban sendiri dan beban tambahan), beban sementara (angin dan gempa), beban khusus, beban maksimum menara yang diizinkan, system konstruksi, ketinggian menara, dan proteksi terhadap petir; dan q. surat keterangan cell plan. Pasal 10 (1) Untuk memperoleh surat keterangan cell plan sebagaimana dimaksud pada pasal (9) ayat (4) huruf q wajib melampirkan persyaratan teknis meliputi: a. surat permohonan bermaterai Rp. 6.000,-(enam ribu rupiah) dilampiri foto kopi KTP pimpinan perusahaan, atau surat kuasa diatas materai Rp. 6.000,-(enam ribu rupiah) apabila dikuasakan; b. denah lokasi pendirian menara disertai alamat lengkap dan titik koordinat; c. surat pernyataan bermaterai Rp. 6.000,-(enam ribu rupiah) berisi kesanggupan pendirian menara secara procedural dan operasional menara sesuai ketentuan yang berlaku; dan d. data menara bermaterai Rp. 6.000,-(enam ribu rupiah) meliputi: 1. data site; 2. data menara telekomunikasi; dan 3. informasi korespondensi. (2) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas permohonan surat keterangan cell plan diterima dan dinyatakan lengkap, Kepala Dinas akan menerbitkan surat keterangan cell plan berdasarkan hasil analisa kesesuaian cell plan. (3) Masa berlaku surat keterangan cell plan paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal penerbitan. Pasal 11 (1) Untuk memperoleh rekomendasi pendirian menara telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada pasal (9) ayat (2) wajib mengajukan Surat permohonan rekomendasi bermaterai Rp. 6.000,-(enam ribu rupiah) dilampiriakta pendirian perusahaan, NPWP, dan foto kopi KTP pimpinan perusahaan, atau surat kuasa diatas materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) apabila dikuasakan dan melampirkan persyaratan administrasi dan teknis sebagaimana dimaksud pada pasal (9) ayat (4). (2) Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah berkas permohonan rekomendasi pembangunan menara telekomunikasi diterima dan dinyatakan lengkap, TP3MT segera melakukan survey lokasi yang dituangkan dalam Berita Acara. (3) Dalam hal dokumen belum lengkap maka Kepala SKPD wajib memberitahukan kepada pemohon paling lama 7 (tujuh) hari sejak dokumen diterima.

(4) Hasil survey oleh TP3MT dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penerbitan rekomendasi pendirian menara telekomunikasi. (5) Dalam hal rekomendasi titik pembangunan menara dapat diterbitkan maka seluruh dokumen persyaratan dapat digandakan untuk diteruskan kepada SKPD yang membidangi urusan perizinan. (6) Rekomendasi pendirian menara telekomunikasi diterbitkan paling lambat 5 (lima) hari setelah berita acara dibuat dan disetujui. (7) Masa berlaku rekomendasi titik pembangunan menara paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal penerbitan rekomendasi. Pasal 12 Untuk memperoleh persetujuan dari warga sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (4) huruf h, terlebih dahulu harus dilakukan sosialisasi kepada warga setempat dengan ketentuan; a. warga yang wajib mendapatkan soialisasi adalah warga yang bertempat tinggal di radius ketinggian menara yang ditunjukkan dengan Kartu Keluarga (KK)/KTP dan atau pemilik lahan dalam radius 1 (satu) kali ketinggian menara yang direncanakan; b. hasil sosialisasi dituangkan dalam Berita Acara dan Pernyataan Tidak Keberatan yang dituangkan diatas kertas bermaterai, ditandatangani oleh warga dan atau pemilik lahan dalam radius 1 (satu) kali ketinggian menara diketahui oleh Kepala Desa/ Lurah, dan Camat setempat; c. apabila terdapat warga yang merasa keberatan wajib membuat surat pernyataan diatas kertas bermaterai dengan disertai alas an yang dapat dipertanggungjawabkan dan disampaikan kepada dinas teknis. d. pernyataan keberatan warga sebagaimana huruf (c) dapat disetujui atau ditolak berdasarkan hasil analisis pernyataan keberatan oleh TP3MT yang disesuaikan dengan studi kelayakan pembangunan menara pada lokasi dimaksud. e. apabila jumlah keberatan warga di radius ketinggian menara lebih dari setengah dari jumlah totalmaka pemohon wajib berpindah lokasi. BAB V KEWAJIBAN Pasal 13 Penyediaan menara dan/ atau pengelola menara wajib melaporkan penggunaan menaranya setiap satu (1) tahun kepada Kepala Dinas. BAB VI PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 14

(1) kelaikan fungsi bangunan menara telekomunikasi yang berdiri diatas tanah dilakukan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) tahun, kecuali terjadi kondisi darurat dan melaporkan hasil pemeriksaan kelaikan fungsi tersebut kepada Bupati secara berkala setiap tahun. (2) Kelaikan fungsi bangunan menara telekomunikasi yang menjadi satu kesatuan konstruksi dengan bangunan gedung mengikuti ketentuan Peraturan Perundang-undangan Bangunan. (3) Kelaikan fungsi bangunan menara diaudit selambat-lambatnya setiap 3 (tiga) tahun sekali. (4) Audit kelaikan fungsi bangunan menara dilaksanakan oleh tim teknis yang ditunjuk oleh Bupati, atau oleh pihak ketiga yang memiliki kompetensi mengenai audit kelaikan bangunan menara telekomunikasi. (5) Hasil audit kelaikan fungsi bangunan menara dilaporkan kepada TP3MT sebagai bahan pertimbangan, arah, kebijakan pengendalian menara, serta sebagai dasar pengambilan keputusan. Pasal 15 (1) Untuk menjamin tingkat layanan telekomunikasi di wilayah Kabupaten Temanggung, serta untuk menyesuaikan perkembangan teknologi komunikasi dengan arah dan kebijakan pemerintah daerah, maka dapat dilaksanakan review secara berkala terhadap cell plan menara telekomunikasi. (2) Review berkala cell plan menara telekomunikasi dapat dilaksanakan setelah mendapatkan rekomendasi dari TP3MT atas dasar pertimbangan kebutuhan tingkat layanan telekomunikasi, arah kebijakan pemerintah daerah, serta aspek tata ruang wilayah. (3) Review berkala cell plan menara telekomunikasi dapat dilaksanakan setelah 2 (dua) tahun Peraturan Bupati ini ditetapkan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 (1) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Peraturan Bupati Temanggung Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Penempatan Menara Telekomunikasi Di Kabupaten Temanggung (Berita Daerah Kabupaten Temanggung Tahun 2012 Nomor 16) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18 (1) Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, dan memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Temanggung. Ditetapkan di Temanggung Pada tanggal 31 Desember 2014 BUPATI TEMANGGUNG, TTD M. BAMBANG SUKARNO Diundangkan di Temanggung Pada tanggal 31 Desember 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG, TTD BAMBANG AROCHMAN BERITA DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TEHUN 2014 NOMOR 57

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TANGGAL : 56 TAHUN 2014 : 31 DESEMBER 2014 TABEL TITIK-TITIK PUSAT ZONA MENARA EKSISTING No Site_ID Longitude Latitude Kecamatan 1 CP_TMG_1 110.048-7.2758 Bansari 2 CP_TMG_2 110.057-7.2866 Bansari 3 CP_TMG_3 110.074-7.1413 Tretep 4 CP_TMG_4 110.085-7.1189 Tretep 5 CP_TMG_5 110.121-7.2863 Bulu 6 CP_TMG_6 110.14-7.2989 Bulu 7 CP_TMG_7 110.121-7.3075 Bulu 8 CP_TMG_8 110.095-7.3332 Bulu 9 CP_TMG_9 110.109-7.2885 Bulu 10 CP_TMG_10 110.059-7.2004 Candiroto 11 CP_TMG_11 110.066-7.1697 Candiroto 12 CP_TMG_12 110.152-7.1922 Gemawang 13 CP_TMG_13 110.143-7.2318 Kedu 14 CP_TMG_14 110.109-7.2276 Jumo 15 CP_TMG_15 110.211-7.2591 Kaloran 16 CP_TMG_16 110.242-7. 2703 Kaloran 17 CP_TMG_17 110.242-7.2243 Kandangan 18 CP_TMG_18 110.211-7.2237 Kandangan 19 CP_TMG_19 110.185-7.2543 Kandangan 20 CP_TMG_20 110.158-7.2772 Kedu 21 CP_TMG_21 110.032-7.3421 Kledung 22 CP_TMG_22 110. 057-7.3131 Kledung 23 CP_TMG_23 110.222-7.3785 Kranggan 24 CP_TMG_24 110.214-7.3453 Kranggan 25 CP_TMG_25 110.209-7.3331 Temanggung 26 CP_TMG_26 110.23-7.3053 Kranggan 27 CP_TMG_27 110.216-7.361 Kranggan 28 CP_TMG_28 110.031-7.2631 Ngadirejo 29 CP_TMG_29 110.08-7.2601 Parakan 30 CP_TMG_30 110.059-7.2372 Ngadirejo 31 CP_TMG_31 110.098-7.282 Parakan 32 CP_TMG_32 110.114-7.2706 Parakan 33 CP_TMG_33 110.084-7.2917 Parakan 34 CP_TMG_34 110.283-7.3613 Pringsurat

35 CP_TMG_35 110.294-7.3555 Pringsurat 36 CP_TMG_36 110.271-7.3732 Pringsurat 37 CP_TMG_37 110.315-7.3463 Pringsurat 38 CP_TMG_38 110.323-7.3252 Pringsurat 39 CP_TMG_39 110.251-7.3652 Pringsurat 40 CP_TMG_40 110.178-7.3219 Temanggung 41 CP_TMG_41 110.191-7.3227 Temanggung 42 CP_TMG_42 110.199-7.3295 Temanggung 43 CP_TMG_43 110.183-7.2903 Temanggung 44 CP_TMG_44 110.153-7.3077 Bulu 45 CP_TMG_45 110.176-7.3599 Tembarak 46 CP_TMG_46 110.125-7.3573 Tembarak 47 CP_TMG_47 110.153-7.3362 Tembarak 48 CP_TMG_48 110.168-7.3177 Tlogomulyo 49 CP_TMG_49 110.002-7.1939 Tretep 50 CP_TMG_50 110.009-7.1839 Tretep 51 CP_TMG_51 110.065-7.18 Candiroto 52 CP_TMG_52 110.049-7.3197 Kledung 53 CP_TMG_53 110.113-7.2795 Bulu 54 CP_TMG_54 110.119-7.3317 Bulu 55 CP_TMG_55 110.177-7.3308 Tembarak 56 CP_TMG_56 110.147-7.2468 Kedu 57 CP_TMG_57 110.17-7.3789 Selopampang 58 CP_TMG_58 110.285-7.3071 Pringsurat 59 CP_TMG_59 110.105-7.2982 Bulu 60 CP_TMG_60 110.16-7.1629 Gemawang 61 CP_TMG_61 110.059-7.3019 Kledung 62 CP_TMG_62 110.183-7.3402 Temanggung 63 CP_TMG_63 110.021-7.1906 Tretep 64 CP_TMG_64 110.135-7.2764 Kedu 65 CP_TMG_65 110.173-7.2907 Kedu 66 CP_TMG_66 110.267-7.2419 Kaloran 67 CP_TMG_67 110.221-7.2897 Kranggan 68 CP_TMG_68 110.201-7.3133 Temanggung 69 CP_TMG_69 110.064-7.2462 Ngadirejo 70 CP_TMG_70 110.178-73054. Temanggung 71 CP_TMG_71 110.014-7.2272 Wonoboyo BUPATI TEMANGGUNG. TTD M. BAMBANG SUKARNO

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR TANGGAL : 56 TAHUN 2014 : 31 DESEMBER 2014 TABEL TITIK-TITIK PUSAT ZONA MENARA BARU No Site_Id Longitude Latitude Kecamatan 1 CP_TMG_72 110.06-7.12267 Tretep 2 CP_TMG_73 110.105-7.10266 Bejen 3 CP_TMG_74 110.154-7.104 Bejen 4 CP_TMG_75 110.041-7.14113 Tretep 5 CP_TMG_76 110.141-7.32101 Bulu 6 CP_TMG_77 110.033-7.22837 Candiroto 7 CP_TMG_78 110.04-7.2125 Candiroto 8 CP_TMG_79 110.019-7.2443 Candiroto 9 CP_TMG_80 110.177-7.18056 Kandangan 10 CP_TMG_81 110.08-7.20936 Jumo 11 CP_TMG_82 110.106-7.20988 Jumo 12 CP_TMG_83 110.129-7.17827 Gemawang 13 CP_TMG_84 110.083-7.23026 Jumo 14 CP_TMG_85 110.286-7.26882 Kaloran 15 CP_TMG_86 110.267-7.2865 Kaloran 16 CP_TMG_87 110.241-7.24388 Kaloran 17 CP_TMG_88 110.205-7.29147 Kaloran 18 CP_TMG_89 110.289-7.28818 Kaloran 19 CP_TMG_90 110.185-7.27083 Kandangan 20 CP_TMG_91 110.169-7.23901 Kandangan 21 CP_TMG_92 110.247-7.19791 Kandangan 22 CP_TMG_93 110.124-7.26114 Kedu 23 CP_TMG_94 110.107-7.24807 Kedu 24 CP_TMG_95 110.242-7.3422 Kranggan 25 CP_TMG_96 110.233-7.36107 Pringsurat 26 CP_TMG_97 110.232-7.32348 Kranggan 27 CP_TMG_98 110.257-7. 32119 Kranggan 28 CP_TMG_99 110.057-7.22098 Ngadirejo 29 CP_TMG_100 110.043-7.24471 Ngadirejo 30 CP_TMG_101 110.312-7.28791 Pringsurat 31 CP_TMG_102 110.275-7.31801 Pringsurat 32 CP_TMG_103 110.299-7.32686 Pringsurat

33 CP_TMG_104 110.278-7.3386 Pringsurat 34 CP_TMG_105 110.267-7.36204 Pringsurat 35 CP_TMG_106 110.2-7.24236 Kandangan 36 CP_TMG_107 110.136-7.3789 Selopampang 37 CP_TMG_108 110.186-7.3792 Selopampang 38 CP_TMG_109 110.159-7.29708 Temanggung 39 CP_TMG_110 110.166-7.3469 Tembarak 40 CP_TMG_111 110.196-7.35978 Tembarak 41 CP_TMG_112 110.151-7.36042 Tembarak 42 CP_TMG_113 110.014-7.17093 Tretep 43 CP_TMG_114 110.98-7.22425 Wonoboyo 44 CP_TMG_115 110.303-7.30601 Pringsurat 45 CP_TMG_116 110.127-7.23936 Kedu 46 CP_TMG_117 110.064-7.15386 Tretep 47 CP_TMG_118 110.041-7.33082 Kledung 48 CP_TMG_119 110.092-7.27194 Parakan 49 CP_TMG_120 110.129-7.34322 Tlogomulyo 50 CP_TMG_121 110.01-7.20947 Wonoboyo 51 CP_TMG_122 110.983-7.18964 Tretep 52 CP_TMG_123 110.061-7.26498 Bansari 53 CP_TMG_124 110.211-7.201 Kandangan 54 CP_TMG_125 110.26-7.2596 Kaloran BUPATI TEMANGGUNG, TTD M. BAMBANG SUKARNO