PENGEMBANGAN INSTRUMEN KOMUNIKASI MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUNAAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI MATEMATIS

PEMBUKTIAN, PENALARAN, DAN KOMUNIKASI MATEMATIK. OLEH: DADANG JUANDI JurDikMat FPMIPA UPI 2008

ASOSIASI ANTARA KONEKSI MATEMATIS DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Oleh : Abd. Qohar

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

Mengklasifikasikan obyek-obyek matematika Menyatakan kembali konsep matematika dengan bahasa sendiri. Menemukan contoh dari sebuah konsep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI RECIPROCAL TEACHING

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMK DI KOTA CIMAHI

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 1, No.2, September 2012

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suci Primayu Megalia, 2013

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Penggunaan Model Kooperatif Tipe CIRC Berbasis Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK, PEMAHAMAN MATEMATIK, DAN SELF- REGULATED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsito, 2006),

PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. .id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

JURNAL. Oleh: RETNO ARIS SETIYAWAN Dibimbing oleh : 1. Aprilia Dwi H, S.Pd,M.Si 2. Nurita Primasatya, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dengan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI AKTIVITAS MENULIS MATEMATIKA DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang begitu pesat

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. memberlakukan pembelajaran kontekstual berbasis soft skills pada kelompok

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP di Kota Medan.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan pesan dari satu orang ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam pembelajaran, berbagai masalah sering dialami oleh guru.

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 TIBAWA

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DI SMP AL INAYAH PURWOSARI PASURUAN

BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Model Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) a. Pengertian Model Thinking Aloud Pair Problem Solving

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. karena matematika sebagai ilmu, memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

Fraenkel, J.R & Wallen, N. (1993). How to Design and Evaluate Research in Education. Singapore: Mc. Graw Hill.

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAN BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI, PENALARAN, DAN KONEKSI MATEMATIS DALAM KONSEP INTEGRAL

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

KOMUNIKASI MATEMATIKA TERTULIS DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI. Dianne Amor Kusuma Jurusan Matematika FMIPA UNPAD.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi siswa yaitu Sekolah. Melalui pendidikan di

P2M STKIP Siliwangi Jurnal Ilmiah UPT P2M STKIP Siliwangi, Vol. 2, No. 1, Mei 2015

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sesuatu yang harus ia lakukan. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN STRATEGI WRITING TO LEARN PADA SISWA SMP 4

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN KONEKSI MATEMATIK SISWA SMP MELALUI STRATEGI THINK TALK WRITE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DAYA MATEMATIS UNTUK SISWA SMP. Fitriana Eka Chandra 1

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kenyataannya sampai saat ini mutu pendidikan

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES- TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sejak lama dan sudah dilalui beberapa pembuat kebijakan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

PENGARUH KETERAMPILAN SOSIAL TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK MAHASISWA PGSD DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN

Pengembangan Instrumen Kemampuan Penalaran Matematis Mahasiswa pada Mata Kuliah Persamaan Diferensial

II. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang

Transkripsi:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN KOMUNIKASI MATEMATIS UNTUK SISWA SMP Oleh : Abd. Qohar Dosen Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang email : qohar@yahoo.com ABSTRAK Makalah ini menyajikan tentang pengembangan instrumen untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa SMP.Pengembangan instrumen tersebut merupakan salah satu langkah dari penelitian yang dilakukan oleh punulis.instrumen yang dibuat harus valid dan reliabel agar kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan bisa digunakan dengan baik. Langkahlangkah pengembangan instrumen meliputi : (1) studi literatur mengenai komunikasi matematis; (2) membuat kisi-kisi berdasarkan kurikulum, bahan ajar, indikator kemampuan komunikasi matematis, karakteristik pembelajaran yang digunakan, karakteristik dan kemampuan siswa; (3) penyusunan butir tes; (4) validasi muka dan isi; (5) revisi berdasarkan hasil validasi muka dan isi; (6) uji coba; (7) analisis hasil uji coba. Setelah dianalisis maka diperoleh hasil berupa seperangkat instrumen tes komunikasi matematis yang valid dan reliabel, untuk siswa SMP yang terdiri dari 5 butir soal. Kata-kata kunci : komunikasi matematis, instrumen komunikasi matematis, pembelajaran matematika 44

PENDAHULUAN ISBN : 978-979-17763-3-2 Dalam pembelajaran matematika, seorang siswa yang sudah mempunyai kemampuan pemahaman matematis dituntut juga untuk bisa mengkomunikasikannya, agar pemahamannya tersebut bisa dimengerti oleh orang lain. Dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya kepada orang lain, seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman matematisnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Huggins (1999) bahwa untuk meningkatkan pemahaman konseptual matematis, siswa bisa melakukannya dengan mengemukakan ide-ide matematisnya kepada orang lain. Mengembangkan kemampuan komunikasi matematis sejalan dengan paradigma baru pembelajaran matematika. Pada paradigma lama, guru lebih dominan dan hanya bersifat mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan para siswa dengan diam dan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru tersebut.namun pada paradigma baru pembelajaran matematika, guru merupakan manajer belajar dari masyarakat belajar di dalam kelas, guru mengkondisikan agar siswa aktif berkomunikasi dalam belajarnya. Guru membantu siswa untuk memahami ide-ide matematis secara benar serta meluruskan pemahaman siswa yang kurang tepat. Namun demikian, mendesain pembelajaran sedemikian sehingga siswa aktif berkomunikasi tidaklah mudah. Dalam suatu diskusi yang dilakukan peneliti dengan beberapa guru SMP terungkap bahwa siswa masih kurang baik dalam melakukan komunikasi, baik komunikasi melalui lisan atau tulisan. Terutama untuk siswa di daerah bukan perkotaan, kemampuan komunikasi lisan siswa masih rendah.siswa kesulitan untuk mengungkapkan pendapatnya, walaupun sebenarnarnya ide dan gagasan sudah ada di pikiran mereka. Guru menduga bahwa siswa takut salah dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya, di samping itu siswa juga kurang terbiasa dengan mengkomunikasikan gagasannya secara lisan. Komunikasi diperlukan untuk memahami ide-ide matematika secara benar. Kemampuan komunikasi yang lemah akan berakibat pada lemahnya kemampuan- 45

kemampuan matematika yang lain. Siswa yang punya kemampuan komunikasi matematis yang baik akan bisa membuat representasi yang beragam, hal ini akan lebih memudahkan dalam menemukan alternatif-alternatif penyelesaian yang berakibat pada meningkatnya kemampuan menyelesaikan permasalahan matematika. Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti melakukan penelitian untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Untuk mendukung penelitian tersebut dalam makalah ini akan dijelaskan tentang pengembangan instrumen komunikasi matematis dan analisis hasil uji coba yang sudah dilakukan terhadap instrumen tersebut. Seperangkat instrumen kemampuan komunikasi matematis yang sudah melalui uji coba dan tahap-tahap lain pengembangan instrumen dilampirkan dalam makalah ini. KOMUNIKASI MATEMATIS Dalam NCTM (2000) dinyatakan bahwa standar komunikasi matematis adalah penekanan pengajaran matematika pada kemampuan siswa dalam hal : a. mengorganisasikan dan mengkonsolidasikan berfikir matematis (mathematical thinking) mereka melalui komunikasi; b. mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersusun secara logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru dan orang lain; c. menganalisis dan mengevaluasi berfikir matematis (mathematical thinking) dan strategi yang dipakai orang lain; d. menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide-ide matematika secara benar. Pengertian yang lebih luas tentang komunikasi matematis dikemukakan oleh Romberg dan Chair (Sumarmo, 2000) yaitu: (a) menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika; (b) menjelaskan ide, situasi dan relasi matematis secara lisan atau tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik dan aljabar; (c) menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika; (d) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (e) 46

membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis, membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan generalisasi; (f) menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Baroody (1993) mengemukakan lima aspek komunikasi, kelima aspek itu adalah: (1) Representasi (representing), membuat representasi berarti membuat bentuk yang lain dari ide atau permasalahan, misalkan suatu bentuk tabel direpresentasikan ke dalam bentuk diagram atau sebaiknya. Representasi dapat membantu anak menjelaskan konsep atau ide dan memudahkan anak mendapatkan strategi pemecahan.selain itu dapat meningkatkan fleksibelitas dalam menjawab soal matematika.namun mulai dari NCTM 2000, kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan tersendiri dan terpisah dari kemampuan komunikasi matematis. (2) Mendengar (listening), aspek mendengar merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam diskusi. Kemampuan dalam mendengarkan topik-topik yang sedang didiskusikan akan berpengaruh pada kemampuan siswa dalam memberikan pendapat atau komentar. Siswa sebaiknya mendengar secara hati-hati manakala ada pertanyaan dan komentar dari temannya. Baroody (1993) mengemukakan bahwa mendengar secara hati-hati terhadap pernyataan teman dalam suatu grup juga dapat membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan matematika lebih lengkap ataupun strategi matematika yang lebih efektif. (3) Membaca (reading), proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks, karena di dalamnya terkait aspek mengingat, memahami, membandingkan, menganalisis, serta mengorganisasikan apa yang terkandung dalam bacaan. Betapa sangat pentingnya membaca ini sehingga dalam ajaran Islam, wahyu yang diturunkan pertama kali adalah : Iqro yang berarti Bacalah!. Dengan membaca seseorang bisa memahami ide-ide yang sudah dikemukakan orang lain lewat tulisan, sehingga dengan membaca ini terbentuklah satu masyarakat ilmiah matematis di mana antara satu anggota dengan anggota lain saling memberi dan menerima ide maupun gagasan matematis. 47

(4) Diskusi (Discussing), di dalam diskusi siswa dapat mengungkapkan dan merefleksikan pikiran-pikirannya berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari. Siswa juga bisa menanyakan hal-hal yang tidak diketahui atau masih ragu-ragu. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa diarahkan untuk mengetahui Bagaimana bisa memperoleh suatu penyelesaian masalah? dan tidak sekedar Apa penyelesaian masalahnya?. Dalam diskusi, pertanyaanpertanyaan Bagaimana lebih berkualitas dibandingkan dengan pertanyaan Apa (Huggins, 1999). Baroody (1993) menguraikan beberapa kelebihan dari diskusi antara lain: (a) dapat mempercepat pemahaman materi pembelajaran dan kemahiran menggunakan strategi; (b) membantu siswa mengkonstruksi pemahaman matematik; (c) menginformasikan bahwa para ahli matematika biasanya tidak memecahkan masalah sendiri-sendiri tetapi membangun ide bersama pakar lainnya dalam satu tim, dan (4) membantu siswa menganalisis dan memecahkan masalah secara bijaksana. Huggins (1999) menyatakan bahwa salah satu bentuk komunikasi matematis adalah berbicara (speaking), hal ini identik dengan diskusi (discussing) yang dikemukakan oleh Baroody tersebut. Baroody (1993) tidak memasukkan speaking dalam unsur komunikasi matematis, karena sudah memasukkannya dalam unsur discussing. (5) Menulis (writing), menulis merupakan kegiatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengungkapkan dan merefleksikan pikiran, yang dituangkan dalam media, baik kertas, komputer maupun media lainnya. Menulis adalah alat yang bermanfaat dari berpikir karena siswa memperoleh pengalaman matematika sebagai suatu aktivitas yang kreatif. Dengan menulis, siswa mentransfer pengetahuan yang dimilikinya ke dalam bentuk tulisan. Parker (Huggins, 1999) menyatakan bahwa menulis tentang sesuatu yang dipikirkan dapat membantu para siswa untuk memperoleh kejelasan serta dapat mengungkapkan tingkat pemahaman para siswa tersebut.begitu juga menulis tentang konsep-konsep matematika dapat menuntun siswa untuk menemukan tingkat pemahamannya. 48

Kemampuan komunikasi matematis siswa bisa dikembangkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan melakukan diskusi kelompok. Brenner (1998) menemukan bahwa pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan pengembangan kemampuan komunikasi matematis. Dengan adanya kelompokkelompok kecil, maka intensitas seseorang siswa dalam mengemukakan pendapatnya akan semakin tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya. Dalam penelitian ini, kemampuan komunikasi matematis akan diukur melalui kemampuan siswa dalam mengungkapkan kemampuan komunikasi matematisnya secara tertulis dalam permasalahan matematika. Dalam setiap permasalahan matematika, pengukuran kemampuan komunikasi secara tertulis dilakukan dengan indikator-indikator yaitu: kemampuan menyatakan dan mengilustrasikan ide matematika ke dalam bentuk model matematika yaitu bentuk persamaan, notasi, gambar dan grafik, atau sebaliknya. Kisi-kisinya tes komunikasi matematis disajikan pada Tabel 1, sedangkan butir soal yang sudah dikembangkan dapat dilihat pada lampiran. Materi Kesebangunan Segitiga Tabel 1. Kisi-Kisi Soal Komunikasi Matematis Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester: IX / 1 Aspek Komunikasi Indikator yang diukur Menyatakan dan Siswa dapat menyatakan dan mengilustrasikan ide mengilustrasikan ide dan matematika ke dalam permasalahan yang diberikan ke bentuk model dalam bentuk gambar matematika Siswa dapat menyatakan permasalahan yang diberikan ke dalam bentuk model matematika yang berbentuk persamaan dan menyelesaikannya Nomor Soal 1.a 1.b 49

Volum Kerucut, Tabung dan Bola Volum Tabung dan Volum Bola Kesebangunan Segitiga Luas Permukaan dan Volum Kerucut Menyatakan dan mengilustrasikan ide matematika ke dalam bentuk model matematika Menyatakan dan mengilustrasikan ide matematika ke dalam bentuk model matematika Menyatakan dan mengilustrasikan suatu model matematika menjadi bentuk ide matematika. Menyatakan dan mengilustrasikan suatu model matematika menjadi bentuk ide matematika. ISBN : 978-979-17763-3-2 Siswa dapat menyatakan dan mengilustrasikan ide dan permasalahan yang berkaitan dengan volume kerucut, tabung dan bola ke dalam bentuk gambar Siswa dapat menyatakan permasalahan yang diberikan ke dalam bentuk model matematika yang berbentuk persamaan dan menyelesaikannya Siswa dapat menyatakan model matematika masalah yang berkaitan dengan volume tabung dikaitkan dengan masalah yang berkaitan dengan perubahan volume dalam bentuk gambar. Siswa dapat menyatakan permasalahan yang diberikan ke dalam bentuk model matematika yang berbentuk persamaan dan menyelesaikannya. Siswa dapat menyatakan suatu gambar menjadi ide atau masalah matematika, dari masalah kontekstual yang berakaitan dengan kesebangunan. Kemudian siswa bisa menyelesaikan permasalahan tersebut Siswa dapat menyatakan suatu gambar menjadi ide atau masalah matematika yang berakaitan dengan luas permukaan dan volum kerucut. Kemudian siswa bisa menyelesaikan permasalahan tersebut 2.a 2.b 3.a 3.b 4 5 HASIL ANALISIS UJICOBA DAN PEMBAHASANNYA 1. Validitas Instrumen Komunikasi Matematis Uji validitas instrument komunikasi matematis dilakukan melalui pertimbangan para ahli yang terdiri dari 2 doktor pendidikan matematika, 2 magister pendidikan matematika dan 1 magister matematika murni tentang isi dan 50

muka dari soal tes komunikasi matematis. Hasil pertimbangannya disajikan pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Hasil Pertimbangan Validitas Muka Tes Komunikasi Matematis No. Penimbang Soal 1 2 3 4 5 1. 1 1 0 1 0 2. 1 1 1 1 1 3. 1 1 1 0 1 4. 1 1 1 1 1 5. 1 1 1 1 1 Keterangan: 1 = Valid, 0 = Tidak Valid Tabel 3. Hasil Pertimbangan Validitas Isi Tes Komunikasi Matematis No. Penimbang Soal 1 2 3 4 5 1. 1 1 1 1 0 2. 1 1 1 1 1 3. 1 1 1 1 1 4. 1 1 1 1 1 5. 1 1 1 1 1 Keterangan: 1 = Valid, 0 = Tidak Valid Hasil timbangan ahli yang sudah disajikan pada Tabel diatas selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik Q-Cochran. Uji statistik tersebut digunakan untuk mengetahui apakah para penimbang telah menimbang instrumen secara sama atau tidak. Hasil uji statistik disajikan dalam Tabel 4 dan Tabel 5 sebagai berikut : Tabel 4. Uji Q-Cochran tentang Validitas Muka Tes Komunikasi Matematis N 5 Cochran's Q 2.400(a) Df 4 Asymp. Sig..663 a 1 is treated as a success. Tabel 5. Uji Q-Cochran tentang Validitas Isi Tes Komunikasi Matematis N 5 Cochran's Q 4.000(a) Df 4 Asymp. Sig..406 a 1 is treated as a success. 51

Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5 di atas terlihat bahwa harga statistik Q Cochran untuk validitas muka dan validitas isi adalah 2,400 dan 4,000 dengan angka signifikansi asimtotis 0,663 dan 0,406. Karena harga signifikansi asimtotis semuanya lebih besar dari 0,05 maka bisa disimpulkan bahwa pada taraf signifikansi 5% para penimbang memberikan pertimbangan secara seragam atau sama terhadap validitas isi dan validitas muka pada butir soal tes komunikasi matematis. 2. Reliabilitas Instrumen Komunikasi Matematis Untuk mengetahui reliabilitas tes komunikasi matematis digunakan uji statistik Cronbach Alpha pada data hasil uji coba. Hasil uji coba tes komunikasi matematis yang dilakukan di sebuah SMU Negeri di kota Bandung diperoleh skor seperti tersaji dalam Tabel 6. Tabel 6. Skor Hasil Uji Coba Tes Komunikasi Matematis KODE SISWA No.Item Soal 1 2 3 4 5 UKM1 3 2 2 2 3 UKM2 3 2 2 3 0 UKM3 3 4 3 3 2 UKM4 4 2 2 2 0 UKM5 5 3 2 0 3 UKM6 2 2 2 2 2 UKM7 4 3 4 3 4 UKM8 3 3 0 3 3 UKM9 4 3 2 3 2 UKM10 3 4 3 4 4 UKM11 2 2 2 2 0 UKM12 3 4 2 2 3 UKM13 2 2 0 2 2 UKM14 5 4 5 4 3 UKM15 2 2 2 3 0 UKM16 3 0 2 2 0 UKM17 5 2 2 3 3 52

KODE SISWA No.Item Soal 1 2 3 4 5 UKM18 3 3 4 1 2 UKM19 3 2 2 0 2 UKM20 4 3 2 1 2 UKM21 2 3 0 3 2 UKM22 3 4 2 0 1 UKM23 4 3 2 2 2 UKM24 2 3 0 2 3 UKM25 4 5 4 2 3 UKM26 4 4 0 0 2 UKM27 2 3 0 0 2 UKM28 4 3 2 2 0 UKM29 5 4 2 4 4 UKM30 3 4 2 2 3 UKM31 3 3 2 2 0 ISBN : 978-979-17763-3-2 UKM32 2 3 0 2 2 Berdasarkan perhitungan menggunakan SPSS 15, dari Tabel 6 diperoleh hasil bahwa tes Komunikasi Matematis mempunyai koefisien reliabilitas 0,751 sebagaimana terlihat dalam Tabel 7. Tabel 7. Reliabilitas Tes Komunikasi Matematis Cronbach's Alpha N of Items.769 5 Menurut Guilfrod (dalam Ruseffendi, 2005), instrumen dianggap cukup reliabel bila r > 0,70. Karena r = 0,751, maka soal tes kemampuan awal matematika cukup reliabel. 3. Daya Pembeda Butir Soal Komunikasi Matematis Penghitungan daya pembeda butir soal komunikasi matematis dilakukan langkah-langkah yang sama seperti penghitungan daya beda tes Kemampuan Awal Matematika. Dari data hasil ujicoba tes komunikasi matematis pada Tabel 6, hasil perhitungan daya pembedanya tersaji pada Tabel 8. 53

Tabel 8. Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Komunikasi Matematis No. Soal Daya Pembeda Interpretasi 1. 0.422 Baik 2. 0.289 Sedang 3. 0.400 Sedang 4. 0.417 Baik 5. 0.556 Baik 4. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Komunikasi Matematis Penghitungan tingkat kesukaran butir soal komunikasi matematis dilakukan langkah-langkah yang sama seperti penghitungan tingkat kesukaran tes Kemampuan Awal Matematika. Dari data hasil ujicoba tes komunikasi matematis pada Tabel 6, hasil perhitungan tingkat kesukaran tersaji pada Tabel 9 sebagai berikut : Tabel 9. Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Komunikasi Matematis No. Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1. 0.588 Sedang 2. 0.569 Sedang 3. 0.388 Sedang 4. 0.539 Sedang 5. 0.492 Sedang PENUTUP Dari hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa tes kemampuan komunikasi matematis telah disusun dan valid dari segi muka dan isi, serta memiliki reiabilitas yang tinggi. Tes tersebut juga memiliki daya pembeda yang cukup baik dan tingkat kesukaran yang sedang. Dengan demikian lima butir soal tes komunikasi matematis ini dapat diandalkan dan dipakai sebagai instrumen pengumpul data penelitian. 54

DAFTAR RUJUKAN ISBN : 978-979-17763-3-2 Baroody, A.J.(1993). Problem Solving, Reasoning, And Communicating, K-8 Helping Children Think Mathematically. New York: Macmillan Publishing Company. Brenner, M. E. (1998) Development of Mathematical Communication in Problem Solving Groups by Language Minority Students. Bilingual Research Journal, 22:2, 3, & 4 Spring, Summer, & Fall 1998. Huggins, B., & Maiste, T.(1999). Communication in Mathematics. Master s Action Research Project, St. Xavier University & IRI/Skylight. NCTM (2000). Principles and Standards for School Mathematics, Reston, Virginia. Ruseffendi, E.T (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non Eksakta Lainya. Bandung: Tarsito. Sumarmo, U. (2000). Pengembangan Model Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Intelektual Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian FMIPA UPI. Tidak diterbitkan. 55

LAMPIRAN BUTIR SOAL KOMUNIKASI MATEMATIS Jenjang : SMP Kelas / Semester : IX / 1 Waktu : (80 menit) 2 jam pelajaran ISBN : 978-979-17763-3-2 Petunjuk : a. Tulis nama, nomor absen dan kelas pada tempat yang disediakan. b. Bacalah setiap soal dengan teliti kemudian tulislah jawaban kamu pada tempat yang disediakan, jika tidak cukup, gunakan tempat yang kosong. c. Jika jawaban kamu salah dan akan membetulkan, coret jawaban yang salah (tidak perlu ditype-ex) kemudian tulislah jawaban yang benar d. Kumpulkan jawaban kamu beserta kertas buram. 1. Sebuah tangga disandarkan pada dinding dengan ujung atas tangga terletak 4 meter diatas lantai, sedangkan ujung bawah tangga berjarak 3 meter dari dinding. Pada dinding yang sama terdapat sebuah lemari dengan posisi merapat pada dinding. Tangga tersebut menyentuh sudut atas lemari dan jarak sudut lemari ini ke dinding 1 meter. a. Ilustrasikan permasalahan tersebut ke dalam bentuk gambar. b. Dari gambar tersebut, buatlah suatu model matematika kemudian selesaikanlah model yang kamu buat! 2. Seorang pedagang memasukkan es krim ke dalam wadah berbentuk tabung dengan jari-jari 20 cm dan tinggi 100 cm hingga penuh. Untuk menjualnya, es krim disajikan dalam kemasan berbentuk kerucut dengan tinggi 10 cm dan jari-jari alas 5 cm. Setelah kemasan tersisi penuh, di atasnya diberi juga es krim yang berbentuk ½ lingkaran dengan jari-jari sama dengan jari-jari alas kerucut tersebut. a. Gambarkanlah permasalahan tersebut agar mudah untuk dipahami. b. Buatlah model metematika untuk menentukan banyaknya kemasan yang dibutuhkan kemudian selesaikanlah model yang sudah kamu buat! ( = 3,14) 3. Sebuah bak air yang berbentuk tabung dengan jari-jari 1 m dan tinggi 1 m akan diisi penuh dengan air dari kran. Setelah 10 menit diisi dan bak air sudah 56

terisi 100 liter air, kemudian kran diperbesar sehingga air yang keluar menjadi 2 kali lebih besar. a. Gambarkanlah permasalahan tersebut agar mudah untuk dipahami. b. Buatlah model matematika agar bisa digunakan untuk menentukan lama waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi bak tersebut, kemudian selesaikanlah model matematika yang sudah kamu buat. ( = 3,14) 4. Lima buah batu di tepi sungai terletak pada posisi A, B, C, D dan E. Jarak AB = 8 m, BC = 3 m, CD = 4 m seperti pada gambar sebagai berikut: D A B C Buat permasalahan atau pertanyaan matematika yang relevan dengan gambar diatas, kemudian selesaikan pertanyaan tersebut! E 5. Perhatikan gambar berikut ini : Tambahkan informasi atau ukuran pada gambar di atas kemudian susunlah suatu permasalahan atau pertanyaan yang relevan, kemudian selesaikan pertanyaan yang kamu buat tersebut! 57