BAB II DASAR TEORI. Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang akan digunakan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Bab I Pendahuluan. Gambar I.1 Hasil survei tentang pentingnya TI bagi organisasi

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X IT GOVERNANCE BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

AUDIT TATA KELOLA TI BERBASIS MANAJEMEN RISIKO DENGAN MENGGUNAKAN PBI 9/15/2007 DAN COBIT 4.1 DI BANK X

BAB 2 LANDASAN TEORI

BEST PRACTICES TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN Titien S. Sukamto

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Pengelolaan Strategik SI/TI

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Pengaruh Tata Kelola Teknologi Informasi Dalam Keselarasan Proses Bisnis Perusahaan

EVALUASI TINGKAT KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT PAL INDONESIA (PERSERO) DENGAN PENDEKATAN COBIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 DI PT SIER

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

EVALUASI LAYANAN TI PADA DISKOMINFO KOTA PALEMBANG MENGGUNAKAN ITIL V DAN COBIT 5

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

ANALISIS INFORMATION TECHNOLOGY GOVERNANCE PADA PT. PERTAMINA (PERSERO)

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

USULAN PENELITIAN KEMITRAAN

KONSEP TATA KELOLA TI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 6. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEDUA)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

COBIT 5 SEBAGAI FRAMEWORK TATA KELOLA TI Titien S. Sukamto

RISK MANAGEMENT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

ANALISA POLA PENERAPAN MEKANISME STRUKTURAL DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN TI TERKAIT IT GOVERNANCE PADA SEKTOR PERUSAHAAN TERBUKA (Tbk)

COBIT 5: ENABLING PROCESSES

DAMPAK TATA KELOLA TI TERHADAP KESELARASAN TI/BISNIS Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

Developing an Enterprise Architecture Management Plan

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

BAB 7. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KETIGA)

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dan pengawasan aktiva.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab II Tinjauan Pustaka

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Strategic Governance Policy. Pendahuluan. Bab 1 PENDAHULUAN. Kebijakan Strategik Tata Kelola Perusahaan Perum LKBN ANTARA Hal. 1

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Nama : Hery Budiawan TTL :Sukoharjo,14 Januari 1978 Pendidikan : Teknik Sipil ITB 1996 Istri : Ponirah Anak : M.Danish Dhiaurrahman (3,5 th) Aisyah

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan sistem informasi (TI/SI) memberikan

Modul Manajemen Strategis 2013

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen. Melalui pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 9. STANDAR DAN PROSEDUR (BAGIAN KEEMPAT)

Kegagalan dalam Pengembangan maupun Penerapan Sistem Informasi di Organisasi (Merujuk Pendapat Rosemary Cafasso)

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DI PT.INTI (INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA DOMAIN EDM DAN MEA

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. industri keuangan, semakin sengit dan meruncing. Dalam bersaing, banyak

ITIL (Information Technology Infrastructure Library) merupakan suatu framework yang konsisten dan komprehensif dari hasil penerapan yang teruji pada

Teknologi Informa Inform si s untuk Ke K unggulan Kom K pe om titif 2-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. dalam persaingan (memiliki keunggulan bersaing/competitive advantage). Untuk

TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS XYZ DOMAIN MONITOR AND EVALUATE (ME) FRAMEWORK COBIT 4.0

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Analisa Nilai Maturitas Dan Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Model COBIT Versi 4.1 (Studi Kasus BOB PT.Bumi Siak Pusako- Pertamina Hulu)

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI TI BERDASARKAN COBIT 4.1 DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UPN VETERAN JAWA TIMUR

Manajemen Resiko Enterprise

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB IV FRAMEWORK PENYUSUNAN TATA KELOLA TI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KEAMANAN DATA PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT XYZ MELALUI AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab II Tinjauan Pustaka

STIE DEWANTARA GCG Bank

Model Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Framework Cobit Pada Proses Pendidikan Dan Pelatihan Pengguna

Transkripsi:

BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang akan digunakan sebagai landasan teori dalam melakukan analisis pada bab pembahasan nantinya. Teori-teori tersebut, antara lain : Tinjauan tentang organisasi, Chief Information Officer (CIO), Good Corporate Governance dan Good Public Governance serta mengenai definisi IT Governance dan kerangka kerja IT Governance yang sudah umum digunakan saat ini. II.1 Teori Organisasi Organisasi adalah suatu sistem fisik yang dikelola dengan menggunakan sistem konseptual. Secara umum berikut faktor faktor pendukung yang mempengaruhi suatu organisasi dalam operasional sehari hari nya : 1. Sistem fisik : manusia, material, mesin dan uang 2. Sistem konseptual : informasi Sistem fisik organisasi adalah sistem lingkaran tertutup dalam arti dikendalikan oleh manajemen, menggunakan informasi umpan balik untuk meyakinkan bahwa tujuan-tujuannya tercapai. Organisasi juga merupakan suatu sistem terbuka, dalam arti berhubungan dengan lingkunganya. Sebuah organisasi mengambil sumber daya dari lingkungannya, mengubah sumber daya tersebut menjadi barang dan jasa, dan mengembalikan sumber daya yang telah diubah kepada lingkungannya. Lingkungan adalah alasan utama keberadaan organisasi. Delapan faktor yang mempunyai korelasi dalam lingkungan organisasi sebagai berikut : 8

1. Pemasok : menyediakan material, jasa dan informasi yang digunakan organisasi untuk memproduksi barang dan jasa 2. Pelanggan : pemakai produk dan calon pemakai 3. Serikat buruh : organisasi bagi tenaga kerja terampil maupun tidak 4. Masyarakat keuangan : lembaga-lembaga yang mempengaruhi sumber daya uang yang tersedia bagi organisasi 5. Pemegang saham/pemilik 6. Pesaing : organisasi pesaing yang berada di pasaran 7. Pemerintah 8. Masyarakat global : wilayah geografis dimana organisasi itu berdiri. Tiap organisasi akan mengembangkan suatu rencana strategis sumber daya informasi yang memenuhi kebutuhannya sendiri. Namun kita dapat mengindetifikasikan sejumlah topik utama yang harus tercakup, yaitu : 1. Tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh tiap subsistem CBIS selama periode yang tercakup dalam jangka waktu perencanaan. 2. Sumber daya informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tsb. Manajemen sumber daya informasi (Information resources management-irm) adalah aktivitas yang dijalankan oleh manajer pada semua tingkatan dalam organisasi dengan tujuan mengidentifikasi, memperoleh dan mengelola sumber daya informasi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai. Elemen-elemen IRM yang diperlukan : 1. Kesadaran bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui sumber daya informasi yang unggul. 2. Kesadaran bahwa jasa informasi adalah suatu area fungsional utama. 3. Kesadaran bahwa CIO adalah eksekutif puncak. 9

4. Perhatian pada sumber daya informasi organisasi saat membuat perencanaan strategis. 5. Rencana strategis formal untuk sumber daya informasi. 6. Strategi untuk mendorong dan mengelola end user computing. II.2 Teori Chief Information Officer (CIO) Chief Information Officer (CIO) adalah sebutan atau fungsi terhadap jabatan Direktur yang menangani Teknologi Informasi secara khusus dan menyeluruh dalam suatu perusahaan dimana pada umumnya CIO ini melaport kepada Chief Executive Officer (CEO) (Wikipedia,Januari 2008). Tugas dari CIO dapat dikatakan sangat berhubungan dengan tanggung jawab nya terhadap teknologi informasi, dan bisa dikatakan bahwa tugasnya lebih luas yakni tidak hanya terhadap kebutuhan fungsi teknis dari teknologi informasi tetapi juga terhadap pencapaian tujuan bisnis usaha dari perusahaannya. Tinggi rendahnya posisi penanggung jawab ini sangat ditentukan oleh posisi dan peranan TI bagi perusahaan. Yang berlaku, semakin kritikal fungsi TI, biasanya semakin tinggi pula jabatan penanggung jawabnya di dalam organisasi. Untuk jabatan tertinggi ada pada level direktur atau anggota direksi atau disebut dengan CIO (Husnul Suhaemi, Majalah eindonesia) II.3 Good Corporate Governance (GCG) Di Indonesia sendiri, berangkat dari struktur perundangan di Pasar Modal dalam kaitan pengimplementasian prinsip-prinsip Corporate Governance, maka struktur peraturan di Pasar Modal yang utama adalah UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang kemudian dijabarkan oleh dua Peraturan Pemerintah, yaitu PP 10

No.45 Tahun 1995 yang telah diubah oleh PP No.12 Tahun 2004 serta PP No.46 Tahun 1995. Implementasi prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Emiten dan Perusahaan Terbuka, yaitu sebagai berikut (Lokakarya Pusat Pengkajian Hukum, 2004) : 1. Transparency, adalah meningkatkan keterbukaan informasi tentang kinerja perusahaan secara tepat waktu dan akurat. 2. Fairness, adalah bagaimana keterbukaan informasi dapat melindungi semua investor perusahaan yaitu dalam hal ini pemegang saham minoritas yang diutamakan. 3. Responsibility, dikaitkan dengan tanggung jawab stakeholders dimana stakeholders itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan di luar pemegang saham, bisa kreditor dan pegawai, bisa juga responsibility manajemen terhadap lingkungan. 4. Accountability, adalah bagaimana perusahaan menciptakan sistem kontrol yang efektif berdasarkan distribusi kekuasaan baik dari pemegang saham, direksi dan komisaris. Dapat dikatakan bahwa IT Governance sendiri adalah bagian daripada Corporate Governance, dalam hal ini tentu saja sudah menjadi suatu tanggung jawab daripada Direksi dari Perusahaan. Kita dapat melihat pertanyaan-pertanyaan yang muncul berhubungan dengan Corporate Governance relasinya dengan IT Governance, seperti yang dikemukakan oleh Shleifer dan Vishny (1997) dalam survey yang mereka lakukan mengenai Corporate Governance sebagai berikut : 11

Tabel 2 1 A survey on corporate governance. The Journal of Finance, 52(2) Corporate Governance Questions How do suppliers of finance get managers to return some of the profits to them? How do suppliers of finance make sure that managers do not steal the capital they supply or invest it in bad projects? How do suppliers of finance control managers? IT Governance Questions How does top management get their CIO and IT organization to return some business value to them? How does top management make sure that their CIO and IT organizations do not steal the capital they supply or invest in bad projects? How does top management control their CIO and IT organization? II.4 Definisi IT Governance Banyak sekali definisi dari IT Governance itu sendiri dan selalu berkembang dari waktu ke waktu baik itu dari best practice yang ada di internasional maupun di Indonesia. Definisi-definisi dirangkum dan dapat dilihat seperti pada tabel sebagai berikut : Tabel 2.2 Definisi IT Governance Brown & Magil (1994) IT Governance menggambarkan area pusat (locus) yang menjadi tanggung jawab dari fungsi-fungsi TI. Luftman (1996) IT Governance adalah suatu tingkatan yang mendefinisikan kewenangan dalam membuat keputusan TI dalam suatu manajemen, dan proses-proses manajer, baik organisasi TI maupun bisnis dalam hubungannya dengan menetapkan prioritas TI dan alokasi sumber daya TI. Sambamurthy & IT Governance merujuk pada pola kewenangan kegiatan- 12

Zmud (1999) kegiatan kunci TI. Sambamurthy Zmud (2000) & IT Governance mendefinisikan area pusat dari kewenangan dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan-kegiatan inti TI. Petersen (2001) IT Governance adalah sistem yang mengarahkan dan mengendalikan portofolio TI organisasi. IT Governance menggambarkan (a) distribusi wewenang dan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan TI di antara stakeholders yang berbeda dalam organisasi, dan (b) aturan-aturan dan prosedur dalam membuat dan memonitor keputusan TI strategik. Weill & Vitale (2002) IT Governance menggambarkan proses keseluruhan persahaan dalam membagi wewenang dalam pengambilan keputusan mengenai TI dan pemantauan kinerja investasi TI. Van (2002) Grembergen IT Governance merupakan kapasitas organisasi yang digunakan oleh dewan komisaris, direksi, dan manajer TI untuk mengatur formulasi dan implementasi strategi TI dan dengan cara ini, dapat memastikan penggabungan antara bisnis dan TI. ITGI (2003) IT Governance adalah tanggung jawab dari dewan direksi dan pihak manajemen eksekutif. IT Governance merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Enterprise Governance yang terdiri dari kepemimpinan serta struktur dan proses organisasi yang memastikan yang memastikan bahwa TI organisasi tersebut mendukung dan menggunakan strategi dan tujuan organisasi. Wikipedia IT Governance adalah suatu cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada sistem teknologi informasi (TI) serta 13

manajemen kinerja dan risikonya. IT governance diartikan sebagai struktur dari hubungan dan proses yang mengarahkan dan mengatur organisasi dalam rangka mencapai tujuannya dengan memberikan nilai tambah dari pemanfaatan teknologi informasi sambil menyeimbangkan risiko dibandingkan dengan hasil yang diberikan oleh teknologi informasi dan prosesnya. IT governance merupakan satu kesatuan dengan sukses dari enterprise governance melalui pen-ingkatan dalam efektivitas dan efisiensi dalam proses Departemen Komunikasi dan Informatika RI perusahaan yang berhubungan. IT governance menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan informasi bagi strategi dan tujuan perusahaan. IT governance menggabungkan good (best) practice dari perencanaan dan pengorganisasian TI, pembangunan dan pengimplemantasian, delivery dan support, serta memonitor kinerja TI untuk memastikan kalau informasi perusahaan dan teknologi yang berhubungan mendukung tujuan bisnis perusahaan. IT governance memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan penuh dari informasinya, dengan memaksimalkan keuntungan dari peluang dan keuntungan kompetitif yang dimiliki. Meskipun definisi-definisi tersebut sedikit berbeda satu sama lain, tetapi tetap pada fokus pada satu tujuan dan kembali pada esensi dari IT Governance itu sendiri yaitu kepentingan bisnis dan TI dan tugas utama dari Board dimana dalam pelaksanaan IT Governance harus dapat dilakukan secara efektif, transparan, dan terukur. 14

II.5 Kerangka Kerja IT Governance II.5.1 Menurut Peterson, De Heas dan Van Grambergen Batasan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimana organisasi mengimplementasikan IT Governance framework yang mempunyai stabilitas dalam pelaksanaannya. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya oleh Win Van Grembergen (2004), IT Governance dapat dilakukan dengan cara menjelaskan struktur, proses, dan mekanisme yang ada. Struktur, Aturan yang ada berupa policies, Struktur organisasi, Struktur organisasi IT, komite yang ada Proses, mengenai perencanaan strategi dari sistem informasi yang ada, Balanced scorecard jika ada, SLA, Cobit, ITIL, maupun IT Governance maturity model. Mekanisme relasi, kolaborasi antar unit-unit bisnis dalam perusahaan, cross functional. Gambar 2.1 Framework menurut Peterson, De Heas dan Van Grambergen 15

Bentuk struktur organisasi dalam suatu perusahaan sangatlah penting karena berpengaruh dengan eksistensi dari divisi IT. Struktur mencakup Struktur organisasi TI, pembagian peran dan tanggung jawab, CIO on board, IT Steering committee dan IT strategy commitee. Proses sendiri adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam rangka menerapkan IT governance mencakup: Strategic Information System Planning; policy dan procedure; Information Economics; IT Balance Score Card; Service Level Agreement; COBIT and ITIL; IT Alignment/Governance Maturity model. Proses disini terkait dengan pengambilan keputusan yang strategic dan monitoring melalui BSC. Pelaksanaan proses dalam organisasi untuk membuat strategic decision dan memonitor pelaksanaannya dengan cara penggunaan IT Balanced Scorecard. Kemudian mekanisme relasional nya adalah termasuk didalamnya seperti partisipasi IT, dialog antar bisnis unit. Setiap langkah tersebut mempunyai tujuan masing-masing. Dengan membagi masalah-masalah yang terjadi dalam IT Governance menjadi bagian yang kecil dan memecahkan masalah tersebut secara terpisah tidak selalu dapat memecahkan suatu masalah secara lengkap. Elemenelemen dari Framework IT Governance dapat dilihat pada gambar 2 diatas. II.5.2 Menurut IT Governance Institute (ITGI) Berdasarkan IT Governance Institute Cycle dibawah, area fokus dari TI Governance yaitu bagaimana TI bisa memberikan value terhadap perusahaan dan manajemen dari setiap resiko-resiko yang mungkin terjadi. Kelima area terlihat pada gambar dibawah tersebut didorong oleh nilai yang diinginkan stakeholder. Dua area adalah hasil yang diinginkan, yaitu value delivery dan risk management dan tiga 16

sisanya adalah faktor pendorong, yaitu strategic allignment, resource management dan performance management. Gambar 2.2 Area Fokus pada IT Governance II.5.3 Menurut Australian Standard 8015 (AS-8015) IT Governance framework yang dapat digunakan dan dipetakan adalah penggunaan model AS-8015, yaitu model ICT Governance yang dikembangkan oleh Australia. Model ini dapat digambarkan seperti pada Gambar 3. Berdasarkan model tersebut, Direksi dan Komisaris bertanggung jawab untuk mengarahkan ICT. Standard ini menyediakan prinsip panduan bagi direktur atau top level manajemen organisasi untuk penggunaan teknologi komunikasi dan informasi yang efektif, efisien, dan dapat diterima dengan baik di dalam organisasi (Australian Standard 2005). 17

Gambar 2.3 Model AS-8015 II.5.4 Menurut Weill Ross Dalam sebuah kerangka yang dinamakan Governance Arrangements Matrix. Kerangka ini dapat digunakan untuk memetakan wewenang dalam tata kelola TI. yang menjelaskan siapa yang memberikan masukan bagi keputusan untuk lima domain TI (prinsip, arsitektur, infrastruktur, investasi, dan aplikasi bisnis) dan apa mekanisme yang digunakan untuk memberi masukan dan pengambilan keputusan. Tabel dibawah menjelaskan tentang matrix governance ini. 18

Tabel 2.3 Governance Arrangement Matrix ( Weill Ross ) berikut ini. Dapat dilihat pemetaan yang telah dibuat oleh Weill- Ross (2004) dari table Tabel 2.4 Weill Ross Model ( 2004 ) Penjelasan untuk masing-masing kolom diatas sebagai berikut : IT principles, menyangkut keputusan tingkat tinggi mengenai peran strategis TI untuk mendukung bisnis. 19

IT architecture decisions, meliputi serangkaian pilihan teknik TI yang terpadu untuk membantu organisasi memenuhi kebutuhan bisnisnya. IT infrastructure meliputi penyediaan jasa TI yang terpusat dan terkoordinasi yang merupakan fondasi atas kapabilitas TI yang dimiliki suatu perusahaan. Business applications needs diformulasikan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan (business requirement). IT investment and prioritization, investasi teknologi informasi sering menjadi bahan yang sulit dimengerti oleh top manajemen dari suatu organisasi, hal ini dikarenakan nilai baru yang ditimbulkan tidak langsung terasa oleh organisasi. II.6 Qualitative Data Analysis Pada penelitian ini mengadopsi dari teori penelitian qualitative data analysis, yaitu penelitian yang tidak diperoleh atau dicapai dengan menggunakan prosedur statistic, bentuk hitungan ataupun bentuk-bentuk dari suatu pengukuran (kuantifikasi), akan tetapi diperoleh dari pengamatan. Kelebihan analisa data menggunakan pendekatan kualitatif adalah dimana penelitian ini dapat memberikan rincian yang lebih kompleks tentang suatu fenomena atau kejadian yang susah dipahami bila diungkapkan dengan metode kuantitatif. Penelitian kualitatif sendiri mempunyai tiga unsur utama, yakni : 1. Data yang bisa berasal dari berbagai macam sumber misalnya pengamatan, artikel-artikel atau sumber informasi lainnya. 2. Prosedur analisa dan interpretasi yang digunakan untuk mendapatkan temuan. Proses ini dinamai dengan kode (coding) yang dapat disesuaikan dengan pengetahuan, pengalaman dan tujuan atau kebutuhan penelitian. Hal ini biasa 20

dilanjutkan dengan penulisan memo atau pembuatan hubungan diagram konseptual. 3. Penulisan laporan, disini penulisan laporan dapat dalam bentuk tinjauan tentang temuan secara lengkap atau hanya pembahasan mendalam dari salah satu bagian penelitian saja. Secara definisi dari dapat dilihat masing-masing pengertian Qualitative Data Analysis sebagai berikut : Tabel 2 3 Definisi-Definisi Penelitian Kualitatif Strauss dan Corbin (1997: 11-13) Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai atau diperoleh dengan menggunakan prosedurprosedur statistik, atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Kirk dan Miller (1986:9) Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam konteksnya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya masing-masing. 21

Muhadjir (2002: 44) Data kualitatif adalah data yang disajikan dalam bentuk kata verbal, bukan dalam bentuk angka. 22