D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 6

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Tarempa, Desember 2013 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Anambas

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 02/PER/M.KOMINFO/3/2008 TENTANG

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian infomasi,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI

BAB III LANDASAN TEORI. tempat ke tempat lain ( Dalam

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 13 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2010

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2010

BAB II LANDASAN TEORI

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENATAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN, PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 08 TAHUN 2010

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERIZINAN MENARA TELEKOMUNIKASI. A. Pelaksanaan Perizinan Menara Telekomunikasi

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

PERTURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI SELULER

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 09 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON. menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Menara Bersama Telekomunikasi; NOMOR 9 TAHUN 2012 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2012 Seri : E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 6 SERI E

BUPATI LOMBOK UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

EXECUTIVE SUMMARY Penyusunan Naskah Akademis Dan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Penataan Menara Telekomunikasi Kota Malang Tahun 2012

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA SORONG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 31 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 841 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN, PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN BERSAMA MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN JEPARA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBANGUNAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

KETENTUAN TEKNIS INFRASTRUKTUR BERSAMA TELEKOMUNIKASI

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN OPERASIONAL MENARA TELEKOMUNIKASI WALIKOTA SURABAYA,

- 1 - BUPATI ACEH TAMIANG. Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH TAMIANG NOMOR 26 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENATAAN DAN PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013 NOMOR 6

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI, MENTERI PEKERJAAN UMUM MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

BUPATI AGAM. PERATURAN BUPATI AGAM NfOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES,

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

Membangun BTS Internet

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BAB III FUNGSI DAN DASAR KERJA RADIO COMBA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEMBANGUNAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWASAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BAB III LANDASAN TEORI. Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi,

Diagnosa, Perbaikan, dan Setting Ulang WAN. Nama : Gede Wiarta Kusuma Dika Kelas : XII TKJ2 No : 13. SMKN 3 Singaraja

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 109 TAHUN : 2010 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENEMPATAN MENARA TELEKOMUNIKASI DI KABUPATEN TEMANGGUNG

- 1 - BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR TAHUN TENTANG RETRIBUSI PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

layanan telekomunikasi, sehingga diperlukan bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana Mengingat : l. Menimbang : a.

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerahdaerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Transkripsi:

19/PER/M.KOMINFO/03/2009, No.3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara Telekomuikasi. d. Terkendalinya pertumbuhan Menara sehingga terciptanya Menara Bersama. e. Terkendalinya pembangunan Menara pada kawasan yang bersifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu seperti : 1. Kawasan Bandar udara/pelabuhan. 2. Kawasan Cagar Budaya. 3. Kawasan Pariwisata. 4. Kawasan Hutan Lindung. 5. Kawasan Istana Kepresidenan. 6. Kawasan yang karena fungsinya memiliki atau memerlukan tingkat keamanan dan kerahasiaan tinggi. 7. Kawasan pengendalian ketat lainnya. Page 6

BAB II GAMBARAN UMUM Page 7

2.1 Sejarah Singkat Menara Telekomunikasi Sedikit cerita singkat mengenai Menara Telekomunikasi. Secara historis, Keberadaan Menara Telekomunikasi sudah ada di Amerika Utara sejak akhir abad ke-19 yang di bangun oleh Prancis di berbagai pelabuhan Amerika dan di gunakan untuk layanan Telegrap. Sebagai contoh, penemuan layanan telegrap oleh Samuel Morse pada 1884 telah menggunakan tower yang tingginya berkisar 30 kaki dan dibangun di sepanjang jalan yang menghubungkan seluruh negara bagian Amerika. Selanjutnya, penemuan sistem komunikasi tanpa kabel oleh Guglielmo Marconi pada 1899 telah merwanai penggunaan tower telepon dan telegrap di kota-kota besar Amerika. Awal abad ke-20, pembangunan menara semakin masif bertekat penemuan teknologi telepon dan telegrap tanpa kabel untuk layanan komunikasi berbasis frekuensi radio. Namun fenomena ini ditentang masyarakat dengan alasan keberadaan tower-tower yang semakin tinggi dan menjamur tersebut berdampak mengurangi keindahan lingkungan dan menimbulkan gangguan ( interferensi ) pada siaran radio dan televisi. Sejak itu, pertumbuhan dan ketinggian tower mulai berkurang yang pada gilirannya memicu regulator untuk menetapkan kebijakan penggunaan tower telekomunikasi secara bersama dengan penampilan yang lebih estetis. 2.2 Pengertian Menara Telekomunikasi Menara Telekomunikasi adalah bangunan yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi empat atau pun segi tiga, atau hanya berupa pipa panjang (tongkat), yang bertujuan untuk menepatkan antenna dan radio pemancar maupun penerima gelombang telekomunikasi dan informasi. 2.3 Jenis-Jenis Menara Telekomunikasi 1. Jenis Menara Telekomunikasi berdasarkan site type : a. Greenfield (GF) Menara ini biasanya berdiri langsung di atas tanah. (Gambar 2) b. Rooftop Tower yang berdiri di atas gedung (Gambar 3) Page 8

2. Jenis menara telekomunikasi berdasarkan ketinggian dan ukuran pipa menara : a. Tower MT (Mini Tower) Mini Tower (MT) yaitu jenis tower yang memiliki tipe 4 kaki (rectangular) dan 3 kaki (tringle) dengan menggunakan profil baja sikuataupipa. Hanya saja mini Tower memiliki ketinggian yang lebih rendah dari pada Lattice Tower, yaitu birkisar antara 15 m sampai dengan 30 m, dan penempatan biasanya beradadi atas gedung(rooftop) b. Lattice Tower Lattice tower atau sering disebut SST (Self Support Tower) adalah Tower konvensional yang berupa menara rangka yang dirancang dengan konsep rangka kokoh, kuat terhadap tekenan angin dan keadaan geografis dari area di mana Tower tersebut didirikan. Tower ini memiliki ketinggian yang sudah ditentukan berkisar antara 30 m sampai dengan 120 m. Misal SST 42 m adalah Lattice Tower yang memiliki ketinggian 42 m. Tower ini berdidi langsung di atas tanah (Greenfield) c. Monopole Monopole adalah jenis Tower yang berupa tiang pancang tunggal atau memiliki satu kaki saja dengan menggunakan profil pipa. Penempatan Monopole biasanya langsung di atas tanah (Greenfield).Monopole biasanya memiliki ketinggian kurang dari 30 m. d. Rooftop Pole Tidak jauh berbeda dengan Monopole, Rooftop Pole merupakan jenis Tower berupa tiang pancang tunggal atau memiliki satu kaki saja dengan menggunakan profil pipa yang berdiameter lebih kecil dari profil pipa yang digunakan untuk Monopole. Jenis Tower ini ditempatkan di atas gedung (Rooftop). Jenis Tower ini hanya disebut sebagai antena bukan Menara. Ketinggian Rooftop Pole berkisar antara 3m sampai 15 m. Page 9

e. GuyedMast GuyedMast adalah jenis Tower yang berupa tiang pancang tunggal yang dikaitkan dengan tali-tali baja yang membentang dari Tower sampai tanah dengan jarak lebih kurang 0.5 m dari Tower dan sudut lebih kurang 600. Jenis Tower ini memiliki ketinggian antara 50 m sampai dengan 70 m. Penggunaan Guyed Mast sebagai Tower Telekomunikasi masih jarang di indonesia. Biasanya Tower jenis ini dipakai untuk pemancar radio. f. Tower Camouflage Jenis Tower ini tidak jauh berbeda dengan jenis Tower Telekomunikasi yang lain, namun Tower Camouflage menggunakan material-material tertentu meyamarkan perangkat dan bentuk Tower itu sendiri, agar bernuansa estetika dan lebih ramah lingkungan. Tower tersebut secara kasat mata tidak lagi terlihat seperti antena dan menara, karna penempatannya cendrung di sesuaikan dengan design atau di kamuflasekan dengan tempat di mana Tower tersebut di dirikan. Biasanya pembangunan Tower ini di karenakan terbentur dengan peraturan-peraturan setempat yang sudah tidak membolehkan untuk didirikannya Tower lagi. 3. Jenis Menara Telekomunikasi berdasarkan bentuk menara (Tower Shape) a. Rectanguler Tower Berbentuk segi empat kaki. Tower dengan 4 kaki yang di jumpai jarang roboh karna memiliki kekuatan tiang pancang serta sudah di pertimbangkan kontruksinya. Tipe ini mahal biayanya (650 juta hingga 1 M rupiah) namun kuat dan mampu menampung banyak antena dan radio. Tipe Tower ini banyak di pakai oleh perusahaan-perusahaan Bisnis Komunikasi Dan Informatika yang bonafid (Indosat, Telkomsel, XL, dll) Page 10

b. Triangle Tower Bentuk segitiga dengan tiga kaki. Dalam Membuat Tower jenis ini di sarankan. Untuk memakai besi dengan diameter 2 cm keatas. Ketinggian maksimal Tower ini yang direkomendasikan adlah 60 meter. Ketinggian ratarata adalah 40 Meter. Tower jenis ini disusun atas beberapa stage (potongan). 1 stage ada yang 4 Meter namun ada yang 5 Meter. Makin pendek stage makin kokoh, namun biaya pembuatannya makin tinggi karena setiap stage membutuhkan tali. c. Komponen-Komponen Menara Telekomunikasi Untuk GSM ada 2 buah system, yaitu 900Mhz dan 180Mhz. Dalam Sebuah BTS biasa di pasang 900Mhz saja atau dua-duanya. Telkomsel, Indosat, XL, HCPT (3), dan AXIS menggunakan ini. Sedangkan untuk CDMA biasanya cuma satu saja yaitu CDMA2000-IX, atau CDMA EVDO, bekerja pada frekuensi 800Mhz, di gunakan oleh Telkom Flexy, Esia, Mobile-8, sedangkan untuk frekuensi 1900Mhz, saat ini digunakan oleh Smart Telecom. salah satu merk nokia, beroperasi pada frekuensi 900 GHz terdapat 5 modul utama: a. PWSBPower Suplai independen perangkat BSM/BTS. b. BB2 BaseBand/pengatur slot trafik pada bts. c. WCGA : Combiner antara Transmiter ke DVJA. d. TSGB : TRX unit,untuk menentukan kanal frekuensi. e. DVJA : Duplexer/output semua sektor, sebagai pemisah antara Transmater dengan Receiver. 1. Resifier System Refier sebagai penyerah tegangan AC yang berasal dari PLNdi konfersikan kedalam tegangan searah merk Power One, terdapat 6 buah modul, yang tiap-tiap modulnya mensplai30 Ampere, karna meminimal pemakaian prangkat adalah 45 Ampere, maka paling tidak modul yang Page 11

berpungsi sejumlah 3 buah modul (60A). Biasanya untuk BTS hanya dibutuhkan tegangan DC sebesar +27 Vdc atau -48 Vdc. 2. Baterai Sebagi Backup Power ke BTS apabila PLN padam Biasanya bisa bertahan sampai 3-4 Jam, tergantung dari Ampere Hour baterai Dan designsiystemnya. 3. Microware system; terdiri atas Indor Unit dan Outdoor Unit. Indoor unit berada di dalam shelter memiliki port E1 yang dikoneksi ke port E1 BTS melalui DDF. Indoor unit juga mendapat suplai tegangan DC dari rectifier yang sama. Sedangkan Outdoor Unit MENEMPEL PADA Antenna Microwave. Indoor unit dan Outdoor unit terhubung menggunakan Coaxial Cable (salah satu jenis kabel untuk jaringan komunikasi). 4. Antena Sectoral Berbentuk persegi panjang, terpasang pada Tower dengan ketinggian tertentu berfungsi sebagai penghubung antara BTS dan HandPhone, ada dua type Antenna Sectoral, yaitu Monotype, biasa dipakai untuk daerah Rural dan Sub Urban (daerah yang padat penduduk). 5. Antenna Microwafe Bentuknya seperti rebana yang menerima atau memancarkan gelombang radio dari BTS ke BSC atau dari BTS ke BTS lainnya. 6. Feeder Sekilas nampak seperti kabel besar, sebagai media rambatan gelombang radio antara BTS dan Antena Sector. Ukuran ada yang 7/8 inc, 1-5/8 inc atau ½ inc Page 12

7. Tower beserta sistem pentahanannya feeder. Sebagai media penempatan/penginstalan antenna-antenna dan 8. Shelter Berada disamping Tower, tempat untuk menyimpan equipment (No. 1-8). 9. Site Guard atau Landlord Orang yang bertugas merawat dan membersihkan lokasi BTS. 2. 4 PEMBANGUNAN MENARA Demi efisiensi dan efektifitas penggunaan ruang, maka Menara harus digunakan secaraa bertsama dengan tetap memperhatikan kesinambungan pertumbuhan industri Telekomunikasi. Hal ini sesuai dengan : (1) Pembangunan Menara dapat dilaksanakan oleh : a. Penyelanggaraan Telekomunikasi b. Penyediaan Menara dan/atau c. Kontraktor Menara (2) Pembangunan Menara harus memiliki Izin Medirikan Menara dari instansi yang berwenang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pemberian Izin Mendirikan Menara wajib memperhatikan ketentuan tentang penataan ruang sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (4) Penyelenggara Telekomunikasi, Penyedia Menara, ataupun Kontraktor Menara dalam mengajukan Izin Mendirikan Menara wajib menyampaikan informasi rencana penggunaan Menara bersama. (5) Informasi harus dilakukan dengan perjanjian tertulis antara Penyelenggara Telekomunikasi Page 13

2.5 LOKASI MENARA a. Pemerintah Daerah mengatur penempatan lokasi Menara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. b. Pemerintah Daerah dalam menyusun pengaturan penempatan menara harus mempertimbangkan aspek aspek teknis dalam penyelenggaraan Telekominikasi dan prinsip prinsip penggunaan menara bersama. c. Pengaturan penempatan lokasi menara harus mempertahankan prinsip prinsip tata kelola pemerintah yang baik, serta dilakukan dengan mekanisme yang transparan dan melibatkan peran masyarakat dalam menentukan kebijakan untuk penataan ruang yang efisien dan efektif demi kepentingan umum. Pembangunan menara harus sesuai dengan standar baku tertentu untuk menjamin keamanan lingkungan dengan memperhitungkan faktor faktor yang menentukan kekuatan dan kestabilan kontruksi menara, antara lain : a. Tempat/space penempatan antena dan perangkat telekomunikasi untuk penggunaan bersama. b. Ketinggian Menara c. Struktur menara. d. Rangka Struktur menara e. Pondasi Menara f. Ke kuatan angin Menara harus dilengkapi dengan sarana pendukung dan identitas hukum yang jelas serta harus sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, antara lain : a. Pentanahan ( grounding ) b. Penangkal Petir c. Catu daya d. Lampu halangan penerbangan (Aviation obstruction light) e. Marka Halangan penerbangan ( Aviation obstruction Marking) Page 14

Identitas hukum Menara di kawasan tertentu harus memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku untuk kawasan yang sifat dan peruntukannya memiliki karakteristik tertentu, antara lain : 1. Kawasan Bandar udara/pelabuhan 2. Kawasn Pengawasan Militer 3. Kawasan Cagar Budaya 4. Kawasan Pariwisata 5. Kawasan Hutan Lindung 2.6 PENGGUNAAN MENARA BERSAMA TELEKOMUNIKASI Berdasarkan Peraturan Menteri bersama, Menteri dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala Bidang Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18 tahun 2009, Nomor 07/PRT/M/2009, Nomor 19 /PER/M.KOMINFO/03/2009, Nomor 3/P/2009 Tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan bersama menara Telekomunikasi, Penyelenggrara Telekomunikasi atau Penyedia Menara yang memiliki Menara, atau Pengelola Menara yang mengelola Menara, harus memberikan kesepakatan yang sama tanpa diskriminasi kepada para penyelenggara Telekomunikasi lain untuk menggunakan Menara miliknya secara bersama-sama sesuai kemampuan teknis Menara. Calon pengguna Menara dalam mengajukan surat permohonan untuk pengguna Menara bersama harus memuat keterangan sekurang-kurangnya, antara lain: a. Nama Penyelenggara Telekomunikasi dan penanggung jawabnya. b. Izin Penyelenggara Telekomunikasi. c. Maksud dan tujuan pengguna Menara diminta dan spesifikasi teknis perangkat yang digunakan. d. Kebutuhan akan ketinggian, arah, jumlah, atau beban Menara. Penggunaan Menara Bersama oleh Penyelenggara Telekomunikasi di larang menimbulkan interferensi yang merugikan. Jika terjadi interferensi yang merugikan, Penyelenggara Telekomunikasi yang menggunakan Menara Bersama harus saling berkoordinasi. Apabila tidak menghasilkan kesepakatan, penyelenggara Page 15