BAB I PENDAHULUAN. yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pundi pokok untuk mencapai cita-cita suatu bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masyarakat yang cerdas akan memberikan nuansa kehidupan yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran memiliki pengertian tersendiri bagi orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya yang diberikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. atau suara, lukisan dan tarian sesuai dengan ciri khasnya.

`BAB I PENDAHULUAN. yang berpindah-pindah kemungkinan memberikan mereka inspirasi untuk

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang seni adalah masalah klasik, dimana setiap manusia tidak akan dapat menghindarkan diri

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan bagi pelaku seni maupun orang yang menikmatinya.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ditengah-tengah kehidupan manusia, karena pada dasarnya seni

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. untuk diikuti. Pendidikan musik kini menjadi sesuatu yang penting bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. tenaga profesional untuk menanganinya (Mangunsong,2009:3). Adapun pengertian tentang peserta didik berkebutuhan khusus menurut

BAB I PENDAHULUAN. berbeda maka ada banyak sekali jenis-jenis belajar yang dilakukan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. seni yang dihasilkan oleh manusia yang melakukan aktivitas bermain musik

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman kehidupan manusiap musik saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakat. Pendidikan juga merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakangMasalah. Pembelajaran merupakan suatu usahan tindakan yang dilakukan seorang

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB I PENDAHULUAN. persoalan dan pertanyaan yang timbul dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah suatu hasil karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau

Bahan Ajar BAB I KONSEP, DAN PENTINGNYA SENI MUSIK

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Guru adalah orang yang memiliki kemampuan merencanakan program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam terbentuknya suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan salah satu cabang seni yang mempunyai fungsi melatih

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Seni Budaya di Sekolah Menengah Pertama merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu kesatuan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini dunia sedang memasuki era globalisasi, disetiap aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Musik merupakan bahasa yang universal karena musik mampu dimengerti

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan agar mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihanpelatihan

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi diri dalam berbagai disiplin ilmu. Lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda untuk mengembangkan generasi muda yang berkualitas sehingga

STRATEGI PEMBELAJARAN VOKAL BERBASIS NILAI-NILAI PENGALAMAN ESTETIS *)

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu media yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang mendengarkan alunan musik selalu menggerak-gerakan anggota. Tuhan yang diberikan kepada seluruh manusia tanpa membedakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang. maksimal sehingga tercapainya tujuan pendidikan.

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. UUD 1945.melalui pendidikan manusia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bereaksi, dan merespon sebagai hasil dari pengalaman dengan suatu cara yang

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN LAGU SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan, handphone, radio, televisi, tape recorder dan sebagainya senantiasa kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia melalui aktivitas-aktivitas sehari-hari seperti dalam waktu berjalan,

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran Seni Musik Sumber: KTSP 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Musik dipergunakan untuk memuja dewa-dewi yang mereka percaya sebagai. acara-acara besar dan hiburan untuk kerajaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang melatar belakangi suatu gerak yang ditampilkan dalam suatu perbuatan yang nyata dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

2015 PEMBELAJARAN TARI TRANG-TRANG KOLENTRANG PADA KEGIATAN EKSTRAKULIKULER DI SD GRIBA 5 ANTAPANI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman pribadi yang dialami peneliti, ketika peneliti

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang

Oleh : NI KOMANG ARI RANI PARWATI

BAB I PENDAHULUAN. media atau sarana yang digunakan untuk mengekspresikan diri. Musik adalah

Prinska Damara Sastri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berekspresi melalui kesenian merupakan salah satu aktivitas manusia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan salah satu karya seni yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, musik salah satu cabang kesenian yang merupakan sarana dalam menyampaikan gagasan, ide, dan hasil ekspresi jiwa manusia melalui bunyi yang dituangkan melalui instrumen atau suara dengan unsur dasar melodi, harmoni dan irama. Secara umum musik merupakan kegiatan kesenian yang mencakup kegiatan bernyanyi dan memainkan alat musik. Kegiatan musik bukan hanya sekedar mendengarkan musik, namun juga dapat dilakukan dengan bernyanyi (vokal) dan memainkan alat musik (instrumen). Musik melekat hampir pada seluruh aspek kehidupan manusia dan musik tersebut sangat erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Pada hakikatnya semua manusia dapat menikmati musik secara berkala, termasuk juga anak-anak yang memiliki kekurangan dalam fisik maupun mental seperti anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam hal mendengarkan dan memainkannya. Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata anak luar biasa yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memiliki suatu kondisi yang menyimpang dari rata-rata anak pada umumnya. Berdasarkan pengertian tersebut, anak yang dikategorikan memiliki kelainan dalam aspek fisik meliputi anak yang 1

memiliki kemampuan kelainan mental yang sangat rendah atau yang disebut dengan tunagrahita. Anak berkelainan mental atau tunagrahita merupakan anak yang diidentifikasi memiliki tingkat kecerdasan yang sedemikian rendahnya (dibawah normal) sehingga dalam melaksanakan tugas memerlukan bantuan secara khusus, termasuk didalam kebutuhan program pendidikan dan perkembangannya. Salah satu kategori anak berkebutuhan khusus adalah Tunagrahita yang merupakan kata lain dari retardasi mental (mental retardation)yang berarti keterbelakangan mental. Sesuai pendapat Mangunsong (2009:129) yang mengatakan bahwa : Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental (mental retardation) yang berarti terbelakang secara mental. Anak dengan perkembangan kemampuan fisik yang kurang (tunagrahita) memiliki problema belajar yang menyebabkan adanya hambatan perkembangan intelegensi, mental, emotional, sosial dan fisik. Pembelajaran merupakan suatu proses dalam penyampaian pengetahuan yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai murid untuk mencapai tujuan kurikulum yang sudah ditentukan. Sebagai kegiatan yang bertujuan, maka segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditunjukan. Dapat pula dikatakan bahwa pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik atau sekelompok orang dewasa lainnya untuk membuat pelajar dapat belajar dan mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (siswa) yang melakukan kegiatan belajar dengan pendidik (guru, pelatih) yang melakukan kegiatan mengajar dan

melakukan metode dalam pembelajaran agar interaksi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Dengan demikian guru akan mengetahui sampai di mana anak didik dalam proses pembelajaran, dan pembelajaran juga dapat dikatakan berhasil jika siswa dapat mencapai tujuan secara optimal, yaitu mampu berfikir secara kreatif, penambahan ilmu pengetahuan, memiliki jati diri, mampu mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya, mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara. Pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya yang positif. Kegiatan belajar juga dapat dilihat dalam pembelajaran ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler merupakan kegiatan diluar jam belajar biasa agar dapat memperkaya serta memperluas wawasan pengetahuan dan juga kemampuan siswa tersebut. Ekstrakurikuler memiliki manfaat untuk pembentukan pribadi siswa, dapat mengetahui dan membedakan antara satu pelajaran yang lain, serta mampu mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan seutuhnya yang positif. Berbagai macam bentuk ekstrakurikuler yang dilaksanakan disekolah dalam pengembangan bakat, minat, serta kemampuan siswa diantaranya : olahraga, tari-tarian, musik, vokal, dan lain-lain. Beragam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan disekolah, salah satunya ekstrakurikuler vokal yang diadakan disekolahunit Pelaksanaan Teknis (UPT) SLB-E Negeri Pembina Medan yang bertujuan untuk mengembangkan bakat peserta didik, dan untuk mengembangkan kepercayaan diri mereka serta memberi wawasan tentang olah vokal yang nantinya diharapkan dapat menjadi pendukung bagi peserta didik yang memiliki potensi dibidang tersebut. Selain dari pada itu, tujuan diadakannya

ektrakurikuler vokal tersebut diharapkan juga dapat membangun karakter peserta didik yang memiliki keinginan untuk terus maju kedepan. Pada umumnya vokal merupakan alat penghantar atau penyalur antara ideide komponis yang tertulis dalam partitur dan realisasinya dalam bentuk bunyi musikal yang aktual melalui suara manusia. Untuk dapat menguasai vokal secara baik dan benar, pada hakikatnya dibutuhkan kemampuan penguasaan pengucapan, ritme, ketepatan nada, penghafalan lagu, tempo, dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukan bahwa semua panca indera kita berperan menjadi satu kesatuan dalam mempelajari vokal. Tetapi sebaliknya vokal yang terdapat disekolah luar biasa Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) SLBE-E Negeri Pembina Medan ini mempunyai ciri khas tersendiri. Siswa-siswa tersebut tidak mampu membaca notasi musik yang tertulis seperti siswa normal, tetapi melalui salah satu pendekatan individual, mereka mampu mengandalkan pendengaran, perasaan dan ingatan mereka dengan baik. Salah satu yang menarik dari judul penelitian ini adalah proses pembelajaran yang berlangsung dan juga dalam mengasah peserta didik dalam bidang vokal khusunya bernyanyi. Kemampuan dibidang seni suara bukan hanya dimiliki oleh manusia yang memiliki fisik sempurna saja, tetapi juga manusia yang mempunyai kekurangan dari fisiknya seperti anak-anak cacat di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT)SLB-E Negeri Pembina Medan di Jalan Guru Sinumba Karya Ujung Medan Helvetia. SLB ini merupakan satu sekolah negeri yang berada di Provinsi Sumatera Utara yang berupaya mendorong anak tunagrahita dengan memberikan layanan pendidikan yang relevan dengan kebutuhannya serta mengembangkan pola

pengembangan serta kreativitas anak-anak berkebutuhan khusus di berbagai bidang akademik dan ekstrakurikuler. Dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan ini, siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran ekstrakurikuler vokal tersebut memiliki usia yang bervariasi tetapi dalam tingkat akademik yang sama, baik pada kelas SD, SMP dan tingkat kelas SMA. Siswa-siswi tersebut juga tergolong dalam kalsifikasi anak tunagrahita ringan, yang memiliki pendengaran yang baik terutama pendengaran dalam musik sehingga siswa-siswi tersebut dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler vokal disekolah tersebut. Pihak sekolah menyadari bahwa aktivitas bermain musik merupakan salah satu media yang efektif dalam mengembangkan bakat dan kreativitas peserta didik dan dapat merangsang kinerja oak sehingga organ-organ tubuh dapat bekerja ke arah yang lebih baik. Di samping itu ada efek psikologis, yaitu tumbuhnya motif berprestasi dan meningkatkan harga diri anak tunagrahita. Pada tahun 2014, siswa tunagrahita turut mengikuti festival vokal solo pada acara Suaracantika yang diadakan di Taman Budaya Medan. Pembelajaran musik dapat dijadikan terapi bukan semata-mata untuk penyembuhan saja melainkan mencakup upaya untuk pengembangan dan peningkatan pendidikan dan ekstrakurikuler pada vokal ini juga bertujuan untuk mengembangkan segala potensi, bakat, minat yang dimiliki oleh para siswa berkebutuhan khusus seperti tunagrahita sehingga kelak menjadi pribadi yang berintelektual, dan terampil di masa depan mereka khususnya ditengah-tengah masyarakat.

Metode pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus didasarkan pada kompetensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam berfikir disebabkan oleh adanya permasalahan pada perkembangan fungsionalnya, maka prinsip-prinsip khusus yang diperlukan antara lain pengulangan, pemberian contoh dan arahan, ketekunan, dan kasih sayang. Dari paparan diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal yang diberikan oleh pengajar pada siswa-siswi berkebutuhan khusus (tunagrahita) didalam kegiatan ekstrakurikuler vokal. Hal ini menjadi inspirasi bagi penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul Pembelajaran Ekstrakurikuler Vokal Pada Anak Berkebutuhan Khusus (Tunagrahita) Di UPT SLBE-E Negeri Pembina Medan. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah sejumlah masalah yang berhasil dari uraian latar belakang masalah atau kedudukan masalah yang akan diteliti dan lingkup permasalahan yang lebih luas. Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang dilakukan menjadi terarah, serta cakupan masalah tidak terlalu luas. Dari uraian tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang menyatakan bahwa : Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan akibat dari interaksi dua atau lebih faktor (seperti kebiasaan-kebiasaan, keadaankeadaan, dan yang lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa pertanyaan

Berdasarkan pendapat dan uraian yang disajikan dalam latar belakang masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 2. Apa bahanyang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 3. Apakendala yang dihadapi guru dalam mengajarkan Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 4. Bagaimanakah hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 5. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 6. Apakah faktor yang menjadi pendukung dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan?

C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang diidentifikasi. Dengan demikian masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus, lebih sederhana, dan gejalanya akan lebih mudah kita amati karena dengan pembatasan masalah maka seseorang peneliti menjadi lebih fokus dan terarah sehingga tahu kemana akan melangkah selanjutnya dan apa tindakan selanjutnya. Sugiyono (2009:207) mengatakan bahwa : Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan kepada tingkat kepentingan, urgensi, sera faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti membatasi masalah penelitian. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 3. Apa bahan lagu yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? 4. Bagaimanakah hasil dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan?

5. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan? D. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu titik fokus dari sebuah penelitian yang hendak dilakukan, mengingat penelitian merupakan upaya untuk menentukan jawaban pada setiap pertanyaan. Maka perlu dirumuskan dengan baik, sehingga mendukung untuk menemukan jawaban pada pertanyaan. Sugiyono (2009:209) menyatakan bahwa : Rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Berdasarkan pendapat Sugyono dan uraian pada latar belakang, identifikasi, serta pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam peelitian ini adalah Bagaimanakah Pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan tentunya harus memiliki tujuan yang hendak dicapai. Tanpa adanya satu tujuan yang jelas maka kegiatan tersebut menjadi tidak akan dapat terarah karena ttidak tahu apa yang ingin dicapai dari kegiatan yang dilakukan tersebut. Berhasil tidaknya suatu kegiatan peneliti yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

bahwa : Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:290) yang mengatakan Tujuan penelitian adalah untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan pengetahuan yang sebelumnya belum pernah ada atau belum diketahui Maka tujuan yang hendak dicapai penulis adalah : 1. Untuk mengetahui pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. 2. Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. 3. Untuk mengetahui bahan yang digunakan dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. 4. Untuk mengetahui hasil pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khsusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. 5. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat dalam pembelajaran ekstrakurikuler vokal pada anak berkebutuhan khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari penelitian yangmerupakan sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya. Maka peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Bahan informasi bagi pembaca dan kepada masyarakat. 2. Sebagai informasi/masukan bagi peneliti lain dan masyarakat dalam menambah pengetahuan dan wawasan peneliti untuk menuangkan gagasan, ide, kedalam gagasan karya tulis tentang pengajaran ekstrakurikuler vokal pada Anak Berkebutuhan Khusus (tunagrahita) di UPT SLB-E Negeri Pembina Medan. 3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi penulis berikutnya yang memiliki keterkaitan dengan topik penulisan ini. 4. Untuk menambahpengetahuan bagi penulis dalam mengajarkan siswa-siswi yang memiliki keterbatasan 5. Menambah sumber kajian bagi kepustakaan Seni Musik UNIMED