PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

dokumen-dokumen yang mirip
Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

PEMBIBITAN KOPI PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

KAJIAN METODE PERBANYAKAN KLONAL PADA TANAMAN KAKAO ABSTRAK

PANDUAN PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN INDUSTRI. Disusun oleh : Ir. Sarjiyah, M.S. Ir. Titiek Widyastuti, M.S.

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN CARA SAMBUNGAN (GRAFTING)

TEKNIK PERBANYAKAN SAMBUNG PUCUK MANGGA DENGAN CARA PENGIKATAN TALI LANGSUNG SUNGKUP. Oleh RUSJAMIN JADI ALI DAN FARIHUL IHSAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 128/Permentan/OT.140/11/2014/ TENTANG

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG

Komasti, Varietas Komposit Kopi Arabika Tahan Penyakit Karat Daun. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

PENYEDIAAN BAHAN TANAM KEMIRI SUNAN DENGAN TEKNIK GRAFTING

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

PENGARUH BATANG BAWAH DAN CARA SAMBUNG TERHADAP. KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK DURIAN (Durio zibethinus Murray) SKRIPSI

ACARA VI. PERBANYAKAN/ PERKEMBANGBIAKKAN BERBAGAI TANAMAN DENGAN MACAM-MACAM BENTUK SAMBUNGAN (GRAFTING)

III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PERBANYAKAN VEGETATIF. Oleh : Danu dan Agus Astho Pramono

KEMENTAN. Kebun Induk. Kopi Arabika. Kopi Robusta. Pedoman Teknis.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1992, pasal 1 ayat 4, benih tanaman yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca dan Laboratorium Ilmu Tanaman

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 89/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

MATERI 7. PERBANYAKAN VEGETATIF

1. Benuang Bini (Octomeles Sumatrana Miq) Oleh: Agus Astho Pramono dan Nurmawati Siregar

Tujuan. Mewariskan sifat-sifat baik/unggul tanaman induk ke tanaman generasi berikutnya

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

No.1374, 2014 KEMENTAN. Calon Kebun Sumber Benih. Sertifikasi Benih. Evaluasi Kebun Sumber Benih. Teh. Standar Operasional Prosedur.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III.METODE PENELITIAN

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Materi 05 Perbanyakan Tanaman: Bahan Tanam dan Pembibitan. Benyamin Lakitan

PERSIAPAN BAHAN TANAM TEH

VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

Peluang dan Tantangan Perbenihan Kakao di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB Sudirman No.

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

PERBANYAKAN TANAMAN. Oleh: Rommy A Laksono. Program Studi Agroteknologi UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA

Budi Daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

Berdasarkan tehnik penanaman tebu tersebut dicoba diterapkan pada pola penanaman rumput raja (king grass) dengan harapan dapat ditingkatkan produksiny

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Ketinggian tempat

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

Perbanyakan In-Vitro Klon-Klon Unggul Lokal Kopi Bengkulu. Reny Fauziah Oetami 1)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 94/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

Kajian Model Okulasi di Pembibitan terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao

III. MATERI DAN METODE. Hortikultura yang beralamat di Jl. Kaharudin Nasution KM 10, Padang Marpoyan

Taksasi Benih (Biji) (x 1.000)

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

PRODUKSI BENIH PISANG DARI RUMPUN IN SITU

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

Cara Perkembangbiakan Tumbuhan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

I. PENDAHULUAN. Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu komoditas buah tropis

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 93/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

Alternatif pengendalian terhadap si Helopeltis sp. Oleh : Vidiyastuti Ari Y, SP POPT Pertama

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Metode Penelitian

2013, No I. PENDAHULUAN

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

PENGARUH UMUR BATANG BAWAH DAN KONDISI BATANG ATAS TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN DAN PERTUMBUHAN GRAFTING JAMBU METE

PERBANYAKAN BAHAN TANAM NILAM DENGAN CARA SETEK

Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2014 sampai dengan bulan Januari 2015.

Transkripsi:

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER ) Oleh : PH Padang,SP PBT. BBPPTP Surabaya PENDAHULUAN Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas unggulan tanaman perkebunan yang memegang peranan penting dalam aspek sosial dan perekonomian di Indonesia. Pangsa pasar biji kopi pada pasar domestik dan Internasional cukup menggembirakan. Tanaman kopi telah lama dibudidayakan di Indonesia, yaitu sejak zaman penjajahan Hindia Belanda. Seiring dengan berjalannya waktu, maka tanaman kopi yang telah ada, lama kelamaan akan mengalami penuaan dan kerusakan sebagai akibat kurangnya pemeliharaan. Kondisi ini akan menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas hasil tanaman. Produktivitas tanaman kopi menjadi rendah yaitu berkisar di bawah 500 kg/ha/tahun, Salah satu cara yang telah dilakukan pemerintah agar produktivitas tanaman kopi dapat ditingkatkan dan dipertahankan pada kondisi yang optimal adalah melalui kegiatan rehabilitasi pada tanaman tua dan tanaman yang rusak,yaitu dengan cara melakukan sambung pucuk secara langsung pada tanaman tua/mengalami kerusakan tersebut, atau dengan membongkar pertanaman tua/rusak tersebut dan mengganti dengan tanaman muda (bibit). Tanaman muda tersebut diperoleh dari berbagai metode pengembangan tanaman, salah satunya juga melalui teknik penyambungan Perkembangan metode sambung pada tanaman kopi diawali dengan metode sambung secara konvensional yaitu sambung pucuk sebagaimana dilakukan pada kebanyakan tanaman lain. Metode ini biasa dilakukan pada tanaman dalam fase bibit (tanaman muda). Benih/ tanaman yang akan digunakan sebagai bahan sambungan untuk batang bawah telah dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu dengan cara menyemaikan benih di persemaian hingga usia tertentu hingga siap untuk disambung dengan batang atas berupa entres yang diambil dari kebun entres. Pada era tahun 90-an, beberapa penelitian dan percobaan tentang metode sambung akar pernah dilakukan. Teknik ini dilakukan dengan cara menyambung potongan batang (entres) dengan potongan akar tanaman kopi. Metode ini nampaknya kurang berkembang karena terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah keterbatasan dalam penyediaan akar, apabila dilakukan dalam jumlah yang besar.

Tahapan perkembangan selanjutnya adalah metode sambung dini atau disebut juga dengan metode sambung fase serdadu. Metode ini menggunakan batang bawah dan batang atas pada stadium serdadu atau kepelan Penyambungan dilakukan menggunakan metode celah. Pada bagian atas dari batang bawah (± 5 cm di leher kepel) dibuat celah ± 1 cm. Bagian bawah dari batang atas (± 4 cm dari daun kepel disayat miring pada kedua sisinya sehingga membentuk huruf V. Batang disisipkan pada celah yang telah dibuat pada batang bawah. Bagian kambium batang atas dan batang bawah harus bersatu. Setidaknya salah satu sisi dari bidang pertautan batang atas dan batang bawah harus diusahakan lurus. PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA TANAMAN KOPI Seiring berjalannya waktu, tehnik penyambungan tanaman terus mengalami perkembangan yaitu dengan munculnya metode sambung setek. Prinsip utama pada metode ini adalah melakukan penyambungan 2 entres (batang bawah dan batang atas) terlebih dahulu, baru kemudian disemaikan pada bedeng persemaian. Entres untuk batang bawah dan batang atas diambil dari kebun entres yang telah ditetapkan. Metode ini mempunyai tingkat keberhasilan penyambungan yang cukup tinggi, namun masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya,yaitu penyediaan bahan entres kondisinya terbatas. Konvensional Samping Akar Dini Setek (Mini) Mikro Setek Gambar.1 : Diagram alur perkembangan teknik penyambungan pada tanaman kopi Kebun entres kopi yang ada, kurang mampu memenuhi kebutuhan bahan entres dalam jumlah yang cukup banyak. Setelah entres dari suatu pohon diambil, maka membutuhkan waktu beberapa bulan untuk menghasilkan kembali entres baru. Dengan adanya kendala pada sambung setek tersebut di atas, kemudian munculah suatu metode baru untuk mengatasi kesulitan atau kendala pada ketersediaan bahan entres, yaitu dengan munculnya metode sambung setek mini atau disebut sebagai sambung mikro. mikro merupakan metode penyambungan stek (batang bawah) dengan stek (batang atas) untuk menggabungkan dua sifat unggul bahan tanam yang memiliki potensi genetis berdaya hasil tinggi. Entres yang digunakan untuk batang bawah

adalah entres dari klon anjuran yaitu klon BP 308 (kopi Robusta), sedangkan untuk batang atas dapat menggunakan klon anjuran Kopi Robusta (BP 42, BP 358, BP 436, BP 534, BP 936, BP 939, BP 409, dan SA 237) ataupun varietas anjuran dari Kopi Arabika (Sigararutang, Andungsari-1, AS 2K, dan Komasti) Teknis pelaksanaan dari metode sambung setek mini (sambung mikro) ini adalah: Menyiapkan entres untuk batang atas dan batang bawah yang diambil dari kebun entres khusus (kebun entres mikro).. Penyambungan dilakukan dengan sistem celah. Batang atas disayat menyerupai huruf V dan batang bawah di belah sepanjang 0,5 1 mm Daun batang bawah tidak boleh dihilangkan, tetapi disisakan 1-3 pasang daun. Daun batang atas dikupir (dipotong sebagian). Usahakan batang bawah dan batang atas besarnya sama. Apabila ukuran batang atas dan batang bawah tidak sama, maka salah satunya harus lurus. an diikat dengan tali (rafia, benang goni, pelepah pisang, mending, atau plastik). an diberi sungkup kantung plastik trasparan, pangkal sungkup diikat agar kelembaban dan penguapan terkendali serta air tidak masuk. Panyambungan harus dilakukan dengan cepat, cermat, dan bersih Selama ± 2 minggu setalah sambung harus dihindari dari penyinaran matahari langsung. Gambar.2 : Proses pelaksanaan penyambungan entres dan penanaman di bedengan. Gambar.3 : Penyungkupan bedengan dengan plastik transparan

an diberi sungkup kantung plastik trasparan, pangkal sungkup diikat agar kelembaban dan penguapan terkendali serta air tidak masuk. Pengamatan hasil sambungan dilakukan setelah dua minggu, apabila warna tetap hijau berarti sambungan berhasil dan apabila berwarna hitam berarti gagal. Sungkup dibuka/dilepas apabila tunas yang tumbuh cukup cukup besar. Tali ikatan dibuka apabila pertautan telah kokoh dan tali ikatan mulai mengganggu pertumbuhan batang. Tunas yang tumbuh dari batang atas dipelihara satu yang paling sehat dan kekar. Pemilihan dilakukan setelah tunas tumbuh cukup besar. Gambar.4 : Tanaman muda hasil sambung entres yang telah jadi PEMBAHASAN setek (sambung mikro) untuk menghasilkan benih tanaman kopi telah dilaksanakan oleh Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI) Jember. Berdasarkan hasil diskusi penulis dengan petugas PPKKI pada saat melaksanakan Sertifikasi benih kopi, disebutkan bahwa metode ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan metode sambung setek sebelumnya. Pada sambung mikro ini hanya membutuhkan waktu selama 3 (tiga) bulan untuk menyediakan benih siap salur. Entres batang bawah diambil dari kebun entres mini (mikro), yaitu berupa blok/ bedengan (dalam sungkup) yang secara berkala tunas mudanya diambil untuk digunakan sebagai batang bawah. Setelah pengambilan entres, sungkup pada bedeng ditutup kembali. Perlakuan ini dimaksudkan untuk merangsang agar tunas baru segera muncul. Hasil pengamatan sementara petugas yang menangani kebun/bedeng tersebut, bahwa dengan penyungkupan yang dilakukan akan menyebabkan perakaran benih hasil sambung setek dapat tumbuh dengan sangat cepat yaitu pada 2 minggu setelah tanam. Klon yang digunakan adalah dari jenis kopi robusta klon BP308. Entres untuk batang atas diperoleh dari kebun entres mini (tanpa sungkup) yang berlokasi disekitar bedeng persemaian. Kebun entres berupa tanaman (mini) yang secara berkala diambil entresnya dan digunakan sebagai bahan baku sambung mikro. Metode ini masih terdapat kelemahan,yaitu dalam pelaksanaannya membutuhkan tenaga penyambung yang berpengalaman/ ahli. Jika penyambungan dilakukan oleh tenaga penyambung yang belum berpengalaman maka tingkat keberhasilan

penyambungan akan sangat rendah. Beberapa klon yang telah digunakan sebagai batang atas untuk sambung entres oleh PPKKI Jember adalah klon Sigarar Utang, AS- 2K, Andungsari-1,Komasti dll. PENUTUP Dengan adanya perkembangan yang terjadi pada metode perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui teknik sambung setek maka dibutuhkan kehadiran standar mutu benih untuk hasil pembenihan tanaman kopi dengan metode baru tersebut. Standar mutu benih yang telah ada (metode konvensional) kurang sesuai apabila diterapkan pada benih sambung setek ini. Standar mutu benih untuk metode sambung setek tersebut akan sangat mendukung pelaksanaan kegiatan sertifikasi benih yang dilakukan oleh institusi pengawasan mutu benih PUSTAKA Anonim. 2010. Profil Tanaman Kopi (Coffea Sp). Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta. Anonim. 2014. Budidaya Kopi Yang Baik, Permentan No. 49/ Permentan / OT.140/4/2014. Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta. Anonim. 2004. Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Kopi dan Kebun Entres Kopi Arabika dan Kopi Robusta, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian. Jakarta.