PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA PERONGKAN KECAMATAN SEKADAU HULU KABUPATEN SEKADAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan pemerataan pembangunan di masyarakat, pemerintah telah menetapkan

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA PADA DESA NGATABARU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

Analisis Kepatuhan Implementasi UU RI Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Pasal Serta Peraturan Turunannya Di Desa Simpang Empat

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DESA (Studi Kasus di Desa Ngombakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014)

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI JEMBER PROVINSI JAWA TIMUR

JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ISSN Vol. 4, No. 1 (2015)

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

KEPALA DESA CINTAKARYA KECAMATAN SINDANGKERTA KABUPATEN BANDUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS

PERATURAN DESA KERTAK EMPAT KECAMATAN PENGARON KABUPATEN BANJAR NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH DI SMA MUHAMMADIYAH SE SURAKARTA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 15

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

BAB I PENDAHULUAN. berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman,

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

AKUNTABILITAS PEMERINTAH DESA DALAM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA(ADD) DI DESA BANGUN PURBA KECAMATAN BANGUN PURBA KABUPATEN ROKAN HULU.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MPANAU KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

KEPALA DESA LEBAKWANGI PERATURAN DESA LEBAKWANGI NOMOR 7 TAHUN 2017 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 3 TAHUN 2007 SERI E NOMOR 02

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN KEPENGHULUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HILIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA TAHUN ANGGARAN 2010

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 7 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 17 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Tahun 2005 Tentang Desa, alokasi dana desa merupakan bagian dari dana. pembagiannya untuk desa secara proporsional 1.

Siti et al., Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di Desa-desa Kecamatan Rogojampi

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. aktivitas pengelolaan sumber daya publik kepada pihak-pihak yang

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2011

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 25 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PENGELOLAAN KEUANGAN DESA BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

Keywords: partnership, chief of village, body consultative of village, village regulation.

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 3 LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KECAMATAN SEMBAKUNG KABUPATEN NUNUKAN Studi Komparatif Antara Desa Mambulu Dan Desa Pagaluyon

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

Ditetapkan di Malili pada tanggal 29 April 2015 BUPATI LUWU TIMUR, ANDI HATTA M.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Elsa et al., Analisis Perencanaan Pengelolaan Keuangan Desa Di Desa Boreng...

Transkripsi:

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA PERONGKAN KECAMATAN SEKADAU HULU KABUPATEN SEKADAU Oleh: Cornelius Complek Caro NIM. E42011075 Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Tahun 2015 E-mail : Ccaro742@gmail.com Abstrak Skripsi ini berdasarkan adanya fenomena yang terjadi di Desa Perongkan yaitu program yang telah rencanakan dalam Alokasi Dana Desa tidak dapat dilaksanakan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitaif. Dengan langkah-langkah memilih topik kajian, instrumentasi, pelaksanaan penelitian pengolahan data serta pada hasil penelitian dengan menarik kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi. instrumen kuci penelitian ini adalah peneliti sendiri. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan dokumentasi kemudian data yang diperoleh dianalisis serta untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Teori yang peneliti gunakan untuk melihat dan mendeskripsikan masalah pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan adalah teori yang diungkapkan oleh Gorge R. Terry yaitu fungsi manajenen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan sudah cukup baik. Dikatakan cukup baik karena dilihat dari perencanaan sudah dilakukan perumusan kebijakan pada pelaksanaan musyawarah rencana pembangunan desa, pada pengorganisasian masing-masing pegawai sudah ditempatkan pada kemampuan mereka masing-masing, pada penggerakan sudah baik karena masing-masing aparatur sudah bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur desa, pada pengawasan masih kurang baik karena dalam pelaksanaan pembangunan desa jarang dilihat oleh pihak Badan Permusyawaratan Desa dan pihak pemerintahan desa. Kata Kunci : Alokasi Dana Desa, Pengelolaan, Pembangunan. VILLAGE ALLOCATION FUND MANAGEMENT IN THE VILLAGE PERONGKAN SEKADAU HULU DISTRICT Abstract This thesis is based on the phenomenon that occurred in the village of Perongkan program that has been planned in the Village Fund Allocation can not be implemented. This thesis aims to identify and describe how the management of the Village in the Village Fund Allocation Perongkan. In this study, researchers used a descriptive research with Qualitative approach. With steps chose the topic, instrumentation, data processing as well as conducting research on the research results draw conclusions, implications, and recommendations. his key instrument of this study is the researchers themselves. Techniques used in the collection of data in this research through interviews and documentation then the data were analyzed as well as to test the validity of data sources and researchers using triangulation techniques. The theory that the researchers use to see and describe the problem in the management of the Village Fund Allocation Perongkan Village is a theory expressed by Terry R. Gorge namely managenent functions of planning, organizing, and monitoring. The results in this study is that in the management of the Village Fund Allocation in the village Perongkan is good enough. Said to be quite good as seen from the planning already done the formulation of policies on the implementation of the deliberations village development plans, the organization of each employee has been placed on the ability of each of them, the mobilization has been good because each apparatus has been working in accordance with the duties and functions village officials, the control is still not good because in the implementation of rural development are rarely seen by the Village Consultative Body and the village administration. Keywords: Village Fund Allocation, Management, Development 1

A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Kabupaten Sekadau merupakan salah satu kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sanggau yang juga ikut melaksanakan kebijakan ADD. Pemerintah Kabupaten Sekadau telah mengalokasikan ADD dalam APBD kabupaten setiap tahun anggaran, paling sedikit 10% dari dana perimbangan yang diterima kabupaten dalam APBD setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan harapan pembangunan disetiap desa dapat merata. Kemudian yang menjadi dasar pentingnya melakukan pengelolaan ADD ini karena sesuai dengan Peraturan Bupati Sekadau Nomor 31 Tahun 2013 tentang ADD. Adapun tujuan dari ADD berdasarkan Perbup tersebut adalah sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa baik dalam pelaksanaan pelayanan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenagannya. b. Untuk meningkatkan kemampuan dari lembaga kemasyarakatan di desa terutama dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa. c. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa serta peningkatan swadaya gotong royong dari masyarakat. ADD yang diberikan kepada desa dihitung berdasarkan jumlah penduduk yang berada di desa, luas wilayah serta tingkat pendapatan desa. Dana yang digunakan untuk kegiatan pemerintahan, pemberdayaan masyarakat serta kegiatan pembangunan. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 5 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Desa sebagai daerah otonom memiliki kewajiban untuk melaksanakan pembangunan. Kemudian, dalam peraturan tersebut menyatakan penggunaan dana desa untuk pembangunan desa dialokasikan untuk mencapai tujuan pembangunan desa yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan dilapangan, ditemukan beberapa fenomena dan permasalahan terkait dengan pengelolaan ADD di desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu. Fenomena tersebut salah satu diantaranya adalah selama ini besarnya dana ADD yang diterima oleh desa dirasakan masih kurang mencukupi (sumber; narasumber). Hal ini berakibat pada program yang telah disusun dalam proses perencanaan ADD yang sudah dianggarkan untuk program satu tahun tidak berjalan dengan baik, misalnya jalan desa 2

yang sampai sekarang masih belum selesai dibangun. Sesuai dengan Perbup No 31 Tahun 2013 tentang ADD, yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan merencanakan penggunaan ADD harus dimusyawarahkan dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Perangkat Desa, Pengurus LPMD, Pengurus PKK, Ketua RT, dan RW serta masyarakat. Namun dalam musrenbang yang telah dilaksanakan di desa Perongkan tidak semua pihak yang disebutkan dalam Perbup tersebut ikut hadir dalam musyawarah. Selain itu terdapat beberapa pihak yang tidak ikut menghadiri musrenbangdes yang telah dilaksanakan. Pihak-pihak tersebut antara lain Ketua RT, dan Ketua RW. Peneliti menduga hal ini terjadi karena masyarakat dan pemerintah desa belum terbiasa dengan sistem perencanaan yang dilaksanakan, sehingga musrenbang tersebut dirasa tidak begitu penting. Permasalahan lain yang juga peneliti temukan di desa Perongkan yaitu terkait dengan pelaporan ADD terutama penyelesaian administrasi yang belum sesuai dengan aturan, seperti terjadinya keterlambatan dalam menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) tentang ADD. Hal ini belum sesuai dengan perbup kabupaten sekadau nomor 31 tahun 2013 tentang ADD, dimana dalam peraturan tersebut menyatakan bahwa batas waktu penyampaian LPJ tersebut seharusnya setiap tanggal 31 juli, namun pada kenyataanya penyampaian LPJ itu melewati batas waktu yang telah ditentukan yaitu pada tanggal 20 november (sumber:narasumber), sehingga berdampak pada keterlambatan untuk pencairan dana pada tahun berikutnya. Kemudian adanya aparatur yang merangkap jabatan, dan tidak dapat mengoperasikan komputer. 2. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan penelitian ini adalah diatas, bahwa cakupan proses pengelolaan keuangan ADD tahun 2014. Untuk lebih memperjelas dan memperkecil ruang lingkup tersebut, peneliti pada penelitian ini memfokuskannya pada fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organization), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) keuangan ADD yang berada di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. 3. Rumusan Permasalahan Masalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagaimana perencanaan (planning) dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? 3

b. Bagaimana pengorganisasian (organization) dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? c. Bagaimana proses penggerakan (actuating) dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? d. Bagaimana proses pengawasan (controlling) dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? 4. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah a. Untuk menganalisis dan mendeskritifkan proses perencanaan dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? b. Untuk menganalisis dan mendeskritifkan pengorganisasian dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? c. Untuk menganalisis dan mendeskritifkan proses penggerakan dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? d. Untuk menganalisis dan mendeskritifkan proses pengawasan dalam pengelolaan keuangan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau? D. TEORI DAN METODOLOGI 1. Kosep Pengelolaan Pengelolaan Menurut Wardoyo (1980:41) adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Arikunto (1993:31) bahwa Pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula pengaturan atau pengurusan. Kemudian menurut Harsoyo (1977:121) Pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari kata kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut Gorge R. Terry (2006:79) dalam yang berjdul bukunya Prinsip- Prinsip Manajemen mendefinisikan manajemen yaitu sebagai Suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan meman faatkan baik 4

ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Gorge R. Terry juga menyatakan fungsi-fungsi manajemen dimulai dari tahap Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organization), Penggerakan ( actuating), dan Pengawasan ( controlling) a. Perencanaan ( planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitung kan matang-matang apa saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan. b. Pengorganisasian ( organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang sudah direncanakan. c. Penggerakan ( actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masingmasing serta menggerakan seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai rencana dan bisa memcapai tujuan. d. Pengawasan ( controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai dengan rencana atau belum, serta mengawasi penggunaan sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana. Sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang diungkapkan oleh Gorge R. Terry, pengelolaan ADD juga diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 133 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Pada Peraturan Bupati No. 31 Tahun 2013 Tentang ADD, menjelaskan bahwa pengertian ADD adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar desa untuk mendanai kebutuhan desa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta pelayanan masyarakat. Adapun pengelolaan ADD menurut aturan tersebut meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan. Berikut adalah penjelasan mengenai tahapan pengelolaan tersebut : a. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. b. Penganggaran berarti proses pengalokasian sumber daya keuangan yang terbatas yang digunakan untuk 5

membiayai pengeluaran oleh unit pemerintahan (desa sebaga i pengguna anggaran). c. Penatausahaan adalah proses pencatatan yang dilakukan oleh bendahara desa pada setiap penerimaan dan pengeluaran dana ADD. d. Pelaporan adalah proses penyampaian laporan realisasi anggaran oleh kepala desa yang telah digunakan paling lambat pada akhir bulan januari tahun berikutnya. e. Pertanggungjawaban adalah proses penyampaian laporan pertanggung jawaban pelaksanaan realisasi anggaran oleh kepala desa kepada Bupati/Walikotaa yang telah digunakan setiap akhir tahun anggaran. f. Pengawasan adalah proses mengawasi pelaksanaan penggunaan anggaran yang dilakukan oleh pejabat yang berwenang, agar kegiatan dapat terlaksanan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dari pendapat yang diungkapkan George R. Terry dan dalam Perbup No. 31 Tahun 2013 mengenai pengelolaan ADD, pada penelitian ini untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan yang terjadi, peneliti menggunakan pendapat yang diungkapkan oleh George R. Terry. Dari ke 4 (empat) fungsi manajemen yang diungkapkan, peneliti menggunakan 4 (empat) fungsi manajemen tersebut. Hal ini dikarenakan permasalahan yang terjadi sesuai dengan pengelolaan ADD yang ada pada George R. Terry. 2. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 133 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, ADD adalah dana perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus. Pengunaan ADD disamakan dengan sumber keuangan desa lainnya yaitu digunakan untuk menjalankan pemerintahan desa, pembangunan dan pember dayaan masyarakat. Pemegang kekuasaan teritingi ADD adalah kepala desa, karena jabatannya mempunyai kewenangan menyelenggarakan keseluruhan pengelolaan keuangan desa. Kepala Desa sebagai kepala pemerintah desa dan sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa, mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan desa yang dipisahkan. kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan ADD, dibantu oleh pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD). kepala desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, dibantu oleh pelaksana teknis pengelolaan keuangan desa (PTPKD). pelaksana teknis pengelolaan keuangan 6

desa (PTPKD) adalah perangkat desa yang ditunjuk oleh kepala desa untuk melaksanakan pengelolaan keuangan desa, yakni Sekretaris Desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris Desa berkedudukan selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan juga berperan selaku kuasa dalam pelaksana penggunaan anggaran/barang desa, dan bertanggung jawab kepada kepala desa. 3. Metode Penelitian Penelitian dengan judul Pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. menggunakan jenis penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bagaimana pengelolaan ADD berdasarkan fungsi manajemen yang diungkapkan oleh George R. Terry di Desa Perongkan, Kecamatan Sekadau Hulu, Kabupaten Sekadau. Hal ini dikarenakan di desa tersebut terdapat fenomena-fenomena yang menunjukan manajemen pengelolan keuangan ADD di desa belum optimal, akibatnya adalah program-program yang direncanakan tidak berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tahap Perencanaan Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber, kepala desa sudah mengundang pihak-pihak yang wajib ikut dalam kegiatan perencanaan khususnya dalam kegiatan musrenbang yang dihadiri oleh pemerintahan desa, BPD dan tokoh masyarakat. Dalam kegitan tersebut membahas apa saja yang menjadi tujuan, dan kendala-kendala yang dihadapi dan apa saja yang akan diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Namun yang terjadi adalah ada pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab untuk hadir ternyata tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan perencanaan tingkat desa yaitu musrenbang desa. Hal tersebut tentunya akan menganggu jalannya perencanaan yang dilkasanakan pihak desa dan hasil perencanaan pun tidak maksimal. 2. Tahap Pengorganisasian Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber. Dalam pemerintah desa untuk kegiatan pengelolaan ADD, kades seharusnya memilih orang-orang yang benar-benar bisa membantunya dalam pengelolaan ADD, dalam pemerintahan desa perongkan ditemukan adanya bendahara yang rangkap 7

jabatan sebagai kaur pembangunan dan tidak pandainya mengoperasikan komputer, tentu berpengaruh pada hasil kerjanya seperti adanya keterlambatan dalam penyerahan LPJ. Keterlambatan tersebut tentunya mengakibatkan pencairan dana ADD yang telah diajukan terlambat, sehingga pembangunan yang telah direncanakan sebelumnya menjadi terhambat. 3. Tahap Penggerakan Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber, ada pekerjaan yang tidak tepat waktu contohnya pada penyerahan LPJ. Keterlambatan tersebut merupakan kesalahan yang perlu diperbaiki agar tidak berlanjut untuk ke depannya. pada tahap penggerakan adalah kades telah melakukan pembagian tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing aparatur. Pembagian tupoksi pada aparatur desa sudah dianggap baik oleh aparatur desa karena sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. 4. Tahap Pengawasan Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada beberapa narasumber pengawasan yang dilakukan BPD dan pemerintah desa masih kurang maksimal, kurang maksimal diartikan pada saat pengelolaan ADD dana yang digunakan pada kegiatan pembangunan seperti jalan desa tidak selesai atau tidak sesuai dengan target yang telah disepakati pada saat perencanaan. jika dilihat secara keseluruhan dana yang dibutuhkan tidak cukup untuk melanjutkan pembangunan yang telah direncanakan. Menurut masyarakat pengawasan pada pembangunan yang telah dilaksanakan belum dilakukan dengan baik oleh pihak BPD dan pemerintah desa, sehingga pembangunan jalan menjadi terhambat. F. PENUTUP a) Simpulan Kesimpulan dari berbagai pembahasan dalam penelitian ini adalah, dalam proses pengelolaan ADD yang dimulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terjadi berbagai masalah yang menyebabkan dalam pengelolaan ADD tidak berjalan dengan baik sehingga pada akhirnya menganggu jalannya pembangunan yang ada di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang diungkapkan oleh Gorge R. Terry yaitu tentang manajemen, dimana dalam manajemen tersebut terdapat fungsi-fungsi manajemen yaitu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Dari fungsi- 8

fungsi manajemen tersebut dapat disimpulkan pengelolaan ADD di Desa Perongkan dapat kita ketauhui hasilnya. Berikut ini adalah kesimpulan dari penulis tentang pengelolaan ADD di Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Seskadau akhir dari analisis 4 (empat) fungsi manajemen tersebut : 1. Dimulai dari perencanaan pengelolaan ADD di Desa Perongkan sudah dikatakan cukup baik. Musrenbang desa sudah dilaksanakan untuk menentukan arah kebijakan dan apa saja yang diperlukan untuk pelaksanaan pengelolaan ADD. 2. Pada tahap pengorgaisasia bahwa dalam pengelolaan ADD sudah dinilai cukup baik, hal ini bisa dibuktikan dari hasil wawancara dan analisis yang peneliti lakukan, adapun rangkap jabatan yang ada di Desa Perongkan dianggap tidak terlalu menjadi masalah pada pengelolaan ADD. 3. Pada tahap penggerakan, untuk pembagian kerjanya menurut kades, sekretaris desa dan BPD dianggap sudah baik dan sesuai dengan tupoksi masing-masing aparatur. 4. Pada tahap pengawasan, penulis menyimpulkan bahwa masih kurangnya pengawasan terhadap pengelolaan ADD khususnya untuk pembangunan desa, hal tersebut bisa dilihat dari hasil wawancara dan analisis peneliti terdapat dalam kegiatan pembangunan jalan jarang dipantau oleh pihak BPD dan pemerintah desa. b) Rekomendasi Rekomendasi penulis untuk Pemerintahan Desa Perongkan Kecamatan Sekadau Hulu Kabupaten Sekadau untuk masalah pengelolaan ADD yaitu : 1. Pada tahap perencanaan Pemerintah Desa perlu mengoptimalkan tahap pra musrenbang terutama kegiatan identifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat mulai tingkat RT supaya desa mempunyai data tentang potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat serta Pemerintah Desa mengoptimalkan pemanfaatan data tersebut agar perencanaan pembangunan dapat mendekati kebutuhan masyarakat selain itu partisipasi masyarakat pada tahap ini juga perlu di tingkatkan. Serta diwajibkan untuk semua jajaran yang dimulai dari masyarakat, Tokoh Masyarakat, RT/RW, Dusun, BPD dan pemerintahan desa hadir dalam kegiatan musrenbang. Hal ini dimaksudkan agar dalam perencanaan desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa, dan bisa sama-sama memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembangunan desa. Serta 9

menentukan skala priotas yang benarbenar menjadi kebutuhan masyarakat desa. 2. ada tahap pengorganisasian diharapkan untuk kades Desa Perongkan agar dalam penempatan aparatur desa tidak hanya memandang kemauan bekerja aparatur desanya saja tetapi lihat juga kinerja masing-masing aparatur yang ada, jika kinerja aparatur kurang memuaskan perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja aparatur pemerintah desa dan lihat kembali apa saja masalah yang kendala aparatur desa dalam menjalakan tugasnya, jika berkaitan dengan kemampuan aparatur kurang baik, maka sebaiknya aparatur tersebut lebih diikutkan dalam berbagai kegiatan pelatihan, seperti pelatihan komputer dan kegiatan lain yang bisa meningkatkan kemampuan aparatur yang diselengarakan oleh pemerintah daerah yang di fasilitasi oleh kecamatan. 3. ada tahap penggerakan untuk masingmasing aparatur desa lebih memahami tugas pokok dan fungsi yang diberikan kepada mereka. Karena dalam UU No. 6 Tahun 2014 sudah dijelaskan secara rinci tugas pokok dan fungsi aparatur desa. 4. ada tahap pengawasan komunikasi dan koordinasi antara pemerintah desa dan pihak BPD lebih ditingkatkan, buat kesepakatan kembali tentang pengawasan pengelolaan ADD yang dikelola untuk pembangunan desa, kesepakatan yang dibuat adalah kesepakatan yang disetujui dan dipahami oleh masing-masing aparatur dan BPD yang disertai dengan sanksi, contohnya berupa penahanan gaji. Hal ini dilakukan agar maasing-masing aparatur desa dan BPD lebih bertanggungjawab kewajibannya masing-masing. c) Keterbatasan Penelitian dengan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah terdapat pada peneliti sendiri yang sulit untuk membuat kata-kata yang bisa dipahami oleh pembaca dan peneliti sulit mendapatkan data yang lengkap karena kurangnya keterbukaan dari aparatur desa tentang pengelolaan ADD sehingga informasi yang didapatkan oleh peneliti terasa kurang. Dalam melakukan penelitian ini, berbagai upaya yang telah peneliti lakukan. Baik dari segi pemikiran, waktu dan materi, namun peneliti menyadari sendiri bahwa tidak semua yang dilakukan sempurna. Oleh karena itu apabila terdapat berbagai keterbatasan dari peneliti diharapkan pemaklumannya dari pembaca. 10

E. REFERENSI 1. Buku-buku Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Gorge R. Terry. 2006. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. ------.2009. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung: Alfabeta. Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. -------.2001.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : CV. Haji Masagung. Manullang M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Medan : Penerbit Andi. Satori. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif R&D). Bandung. Alfabeta. ----------.2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sri Wiludjeng S.P, 2007. Pengantar Manajemen. Graha Ilmu: Yogyakarta. 2. Rujukan Elektronik Harsoyo. 1977. Dikutip dari ferayanti.blogspot.com/2011/06/pengelola an-pembelajaran.html. diakses tang al 10 Juli 2015. 3. Undang-undang: Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Pemerintah Desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. 4. Skripsi Devi Sisianto. 2014. Manajemen Keuangan Desa Dalam Penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa di Desa Tinting Boyok Kecamatan Sekadau Hulu. Universitas Tanjungpura Mathilda Sunta. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa Oleh Sumber Daya Aparatur Desa Tanjung Klansam Kecamatan Sintang. Universitas Tanjungpura Wardoyo. 1980. Dikutip dari ferayanti.blogspot.com/2011/06/pengelola an-pembelajaran.html. diakses tanggal 10 Juli 2015. 11

t, I KEMENTRIAN PENDIDIKA N DA..NKEBUDAy...t\_AN UNIVERSITAS TANJU-NGPURA FAKIJLTAS ILtv1USOSIAL DAt~ LLMU POLITIK P~NGELULA JU&.~AL l\1ahasis\x/a Jalan A Yani Pontian~ Kotak Pos 78124 Homepage :http://jurnalmahasiswa.fisip. untan.ac.id ~ 1 : ]urna lmh s@filslp.untan.ac.l. id ~mal~ LEMBAR PERNY AT AAN PERSETUJUAN UNGGAHIPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK JURNAL ELEKTRONIK MAHASISWA Sebagai sivitas akademika universitas tanjungpura, yang bertandatangan di bawah ini, saya: Nama Lengkap : Cornelius Complek Caro NTM 1 Periode Lulus : E42011075 1 2015 Fakultas i Jurusan : ISIP / 1Li\1U ADlVill~ISTP~SI Email address I HP : Ccaro742@gmail.com/ 085251240814 Demi pengembangan ilmu pengetahuan dan memenuhi syarat administrasi kelulusan mahasiswa (Sl), menyetujui untuk memberikan kepada Pengelola Jurnal Mahasiswa IImu Administrasi pada Program Studi IImu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura, Hak Bebas Royalty Non-Eksklusif (Non-Exlusive Royally-Free Righi) atas karya ilmiah saya yang beijudul : PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA PERONGKAN KECAMAT AN SEKADAU HULU KABLTATENSEKADAU Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan Hak Bebas Royalty Non-Eksklusif ini, Pengelola Jumal berhak menyimpan, mengalih-medialformatkan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan menampiikanimempublikasikanya di internet atau media lain: ~lltext QZ] content artikel sesuai dengan standar penulisan jurnal yang berlaku. Untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan penuiisl pencipta dan atau penerbit yang bersangkutan. nama saya sebagai Saya bersedia menanggill1g secara pribadi, tanpa melibatkan pillak pengelola jumal, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya saya ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenamya. Dibuat di Pada Tanggal (Cornelius : Pontianak : 27 November Complek Caro) 2015