MESIN KARTU ANTRIAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16A

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATUR ALIRAN CAIRAN INFUS BERBASIS ATMEGA8535

ALAT STERILISASI KERING DENGAN KUNCI OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

DETEKTOR JARAK DENGAN SENSOR ULTRASONIK BERBASIS MIKROKONTROLER

AUDIO/VIDEO SELECTOR 5 CHANNEL DENGAN MIKROKONTROLER AT89C2051

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB IV UJI COBA ALAT DAN ANALISA

PEMODELAN HELIPAD MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

APLIKASI MIKROKONTROLER AT89S51 PADA SISTEM ANTRIAN DENGAN PENAMPIL DAN SUARA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III RANCANGAN SISTEM. dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram

ALAT PENDETEKSI KETINGGIAN AIR DENGAN SENSOR LEVEL BERBASIS MICROCONTROLER. Nama Tulis Sendiri Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya ABSTRAK

Desain Tracker Antena Parabola Berbasis Mikrokontroler

BAB III METODE PENELITIAN. baik pada perangkat keras maupun pada komputer. Buffer. Latch

BAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... BAB I PENDAHULUAN.. 1

RANCANG BANGUN SISTEM PRINT OUT NOMOR ANTRIAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

RANCANG BANGUN KONTROL PERALATAN LISTRIK OTOMATIS BERBASIS AT89S51

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

PERANCANGAN MINIATUR TRAFFIC LIGHT DENGAN MEMPERGUNAKAN PENGENDALI PORT PARALEL

ABSTRAK. Kata kunci : Sinyal analog, Motor servo, Mikrokontroler, LED RGB

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1. Simbol LED [8]

PENJADWALAN RAMBU LALU-LINTAS DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER SECARA TERPUSAT. (2)

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. mana sistem berfungsi sesuai dengan rancangan serta mengetahui letak

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BLOK DIAGRAM DAN GAMBAR RANGKAIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

APLIKASI PPI8255 DALAM SISTEM ANTRIAN ELEKTRONIK BERBASIS KOMPUTER

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG-BANGUN PROTOTYPE SISTEM KONTROL PINTU BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN KARTU BER-PASSWORD DAN SENSOR FOTODIODA

BAB II SISTEM DASAR ADJUSTABLE FUSE

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. darah berbasis ATMega8 dilengkapi indikator tekanan darah yang meliputi :

PERANCANGAN DAN REALISASI PENGANTRIAN MEJA PADA RESTORAN MENGGUNAKAN FASILITAS SHORT MESSAGE SERVICE

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB II DASAR TEORI. Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat opensource,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan salah satu jenis mikrokontroler keluarga AVR

III. METODE PENELITIAN. Penelitian Tugas Akhir ini akan dilaksanakan pada bulan September 2010 hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANGAN SISTEM PARKIR TERPADU BERBASIS SENSOR INFRA MERAH DAN MIKROKONTROLER ATMega8535

Transkripsi:

MESIN KARTU ANTRIAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16A Viera Astry & Kiki Prawiroredjo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti Jalan Kiai Tapa 1, Jakarta Barat 11410 Email: kikipra@trisakti.ac.id ABSTRACT Queuing card device based on ATmega16A microcontroller is a queuing card printing machine to print a card number and displays the number on seven segments along with voice calling the number. This queuing card machine is built with a thermal printer, a microcontroller, two seven segments and an IC ISD4004-16M. The microcontroller controls the seven segments, the printer and ISD4004-16M IC. After being assembled and tested the queuing card machine work in accordance with the design that has been made. Keywords: microcontroller, seven segment, queuing card. ABSTRAK Mesin pencetak kartu antrian berbasis mikrokontroler ATmega16A adalah sebuah mesin untuk mencetak nomor antrian pada kertas, menampilkannya pada seven segment dan mengeluarkan suara yang menyebutkan nomor tersebut. Mesin ini terdiri dari sebuah thermal printer, mikrokontroler, dua buah seven segment dan sebuah IC suara ISD4004-16M. Mikrokontroler mengendalikan seven segment, printer dan IC suara ISD4004-16M. Sesudah dirangkai dan diuji, mesin pencetak kartu antrian ini bekerja sesuai dengan rancangan yang dibuat. Kata kunci: mikrokontroler, seven segment, kartu antrian.

1. PENDAHULUAN Semakin berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya kesibukan manusia menyebabkan orang berpikir untuk dapat bekerja lebih efektif dan efisien. Berbagai peralatan telah dikembangkan agar pekerjaan manusia menjadi lebih ringan. Saat ini banyak fasilitas umum yang mulai menggunakan sistem antrian otomatis namun sistem antrian otomatis di Indonesia masih menggunakan sistem berbasis komputer. Sistem antrian otomatis ini meliputi pemanggilan nomor antrian, penampilan nomor antrian yang dipanggil beserta nomor urut antrian terakhir dan pencetakan nomor antrian yang seluruhnya dijalankan oleh komputer [1]. Dengan demikian banyak biaya yang dikeluarkan untuk operasional dan pemeliharaan pada sistem antrian otomatis karena belum adanya pengendali sistem antrian otomatis yang tidak menggunakan perangkat komputer. Sistem pencetak nomor antrian pada artikel ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan pada suatu tempat dengan pelayanan yang kecil dan sederhana dengan menggunakan rangkaian yang dikendalikan oleh sebuah mikrokontroler sehingga tidak memerlukan sebuah perangkat komputer. Mikrokontroler dapat dipakai untuk berbagai macam penggunaan maupun kebutuhan, selain itu mikrokontroler juga handal, memiliki unjuk kerja yang tinggi, berdaya rendah, murah, ukurannya relatif kecil dan juga rangkaiannya dapat digabungkan dengan peralatan elektronika lainnya seperti printer [2]. Dengan sistem mesin pencetak nomor antrian ini, pengguna hanya menekan sebuah saklar dan sistem akan mencetak nomor urut antrian. Bila nomor urut berikutnya akan dipanggil maka operator akan menekan tombol untuk mengeluarkan suara yang menyebutkan nomor antrian tersebut dan sistem akan menampilkannya pada seven segment. 2. KAJIAN PUSTAKA Mesin kartu antrian yang umumnya digunakan pada kantor-kantor pelayanan publik masa kini adalah berbasis komputer. Sistem dilengkapi dengan monitor layar televisi dan dapat melayani lebih dari satu jenis layanan. Sistem seperti yang ada umumnya merupakan sistem yang besar dan kompleks dalam hal perangkat keras 34

Viera Astry dkk. Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16A dan lunaknya. Dalam hal biaya sistem tersebut juga berbiaya tinggi. Pada penelitian ini dirancang sebuah mesin kartu antrian yang sederhana penggunaannya, bentuknya tidak besar dan ringan dibanding yang digunakan pada umumnya dan dengan biaya yang rendah. Sistem dirancang untuk melayani satu jenis pelayanan, dilengkapi dengan tampilan seven segment untuk menampilkan nomor antrian yang dipanggil dan dilengkapi dengan keluaran suara yang menyebutkan nomor antrian yang dipanggil tersebut. 3. METODOLOGI PENELITIAN/PERANCANGAN Perancangan dimulai dengan membuat blok diagram yang terdiri dari input, proses, dan output. Input pada rangkaian ini adalah tombol next, tombol print dan tombol reset. Tombol print berfungsi sebagai input untuk mencetak nomor antrian, tombol next berfungsi sebagai input untuk menampilkan dan memanggil nomor antrian selanjutnya untuk dilayani dan tombol reset untuk mengembalikan nomor antrian ke awal (00). Bagian utama dari mesin kartu antrian ini adalah mikrokontroler. Mikrokontroler mengatur keseluruhan kerja didalam sistem ini yaitu memproses input, mengolahnya dan menghasilkan output pada mesin. Output pada rangkaian ini adalah kartu antrian yang dicetak oleh thermal printer, suara yang dikeluarkan oleh integrated circuit (IC) suara lewat speaker dan light emitting diode (LED) sebagai indikator dan display kartu antrian pada seven segment. Dalam perancangan mesin kartu antrian ini digunakan mikrokontroler ATmega16A karena kecepatan eksekusinya dapat mencapai sekitar 1 MIPS (mega instruksi per detik) per MHz dengan kapasitas memori flash 16 Kbyte, electrically erasable programmable read-only memory (EEPROM) 512 Byte dan static random access memory (SRAM) 1 Kbyte [2]. Untuk menghasilkan suara yang menyebutkan nomor antrian digunakan IC ISD4004-16M karena IC ini memiliki kemampuan untuk menyimpan suara dengan waktu maksimal 16 menit, konsumsi daya yang rendah yaitu 15 ma pada saat memutar suara dan memiliki memory non-volatile [3]. 35

3.1. Diagram Blok Pada Gambar 1 diperlihatkan diagram blok rangkaian mesin kartu antrian yang dibagi menjadi bagian input, bagian proses dan bagian output. Bagian input adalah tombol print, tombol next dan tombol reset. Output pada rangkaian mesin kartu antrian ini adalah berupa hasil cetak nomor urut pengunjung, tampilan nomor urut pada seven segment, LED sebagai lampu indikator dan suara melalui loud speaker. Bagian proses adalah rangkaian mikrokontroler dan komponen-komponen pelengkapnya. Input output TOMBOL NEXT PRINTER output proses TRANSISTOR 7-SEGMENT TOMBOL PRINT MIKROKONTROLER output LED TOMBOL RESET IC SUARA SPEAKER Gambar 1. Diagram blok mesin kartu antrian 3.2. Cara Kerja Sistem Mesin pencetak kartu antrian digunakan pada suatu tempat yang melayani pelanggan dalam antrian. Mesin ini dapat digunakan di rumah sakit, di bank, di kantor pelayanan publik dan lain-lain. Pada saat pertama kali seorang pelanggan datang ke suatu tempat antrian maka pelanggan akan diberi kartu dengan nomor antrian tertentu saat pelanggan datang. Kartu antrian tersebut didapat dengan menekan tombol print pada mesin pencetak kartu antrian. Operator akan menekan 36

Viera Astry dkk. Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16A tombol next pada mesin ini bila pelanggan selanjutnya akan dilayani. Pada saat itu mikrokontoler akan memerintahkan seven segment untuk menampilkan nomor antrian yang dipanggil dan sekaligus mengeluarkan suara yang menyebut nomor antrian tersebut melalui sebuah loud speaker. Apabila proses antrian belum habis maka lampu indikator LED warna merah akan menyala sedangkan bila proses antrian sudah habis maka lampu indikator LED warna hijau akan menyala. Tombol reset digunakan bila hendak dimulai lagi nomor antrian dari awal (00) misalnya pada saat pelayanan berganti shift kerja. 3.3. Rangkaian Alat 3.3.1. Rangkaian Lengkap Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler Atmega16A Rangkaian mesin kartu antrian yang terdapat pada Gambar 2 terdiri dari tiga bagian yaitu rangkaian mikrokontroler, rangkaian IC suara ISD4004-16M dan rangkaian seven segment. 3.3.2. Rangkaian Mikrokontroler Realisasi dalam rangkaian mikrokontroler ATmega16A ini membutuhkan beberapa komponen elektronik yang dapat mendukung kerja dari mikrokontroler. Komponen elektronik yang digunakan adalah satu buah osilator kristal dengan frekuensi 12 MHz dan dua buah kapasitor berukuran 22 µf. Kapasitor 22 µf dengan osilator kristal ini membentuk rangkaian untuk membangkitkan frekuensi yang berfungsi sebagai clock [2]. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mikrokontroler ini adalah bahasa pemrograman BASIC dan baris-baris program disimpan pada memory mikrokontroler [4]. Rangkaian mikrokontroler ini terdapat pada Gambar 3 disertai dengan dengan pin-pin input/output serta tegangan yang diperlukan mikrokontroler yaitu sebesar 5 volt. Pada perancangan ini PA0-PA7 dan PC0-PC7 terhubung dengan seven segment, PD5-PD7 terhubung dengan switch, port PD0-PD1 terhubung dengan printer, PD3-PD4 terhubung dengan LED dan PB4- PB6 terhubung dengan IC suara. Fungsi dari pin-pin pada mikrokontroler dapat dilihat pada Tabel 1. 37

Gambar 2. Rangkaian lengkap Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler ATmega16A Gambar 3. Rangkaian mikrokontroler pada perancangan mesin kartu antrian 38

Viera Astry dkk. Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16A 3.3.3. Rangkaian ISD4004-16M Pada mesin kartu antrian ini digunakan IC suara ISD4004-16M yang berfungsi sebagai perekam dan pemutar suara. Ketika nomor antrian ditampilkan pada seven segment, maka IC suara akan mengeluarkan sinyal suara lewat sebuah loud speaker. Sinyal suara yang dihasilkan merupakan suara yang sudah direkam sebelumnya. Dalam perancangan output suara yang dikeluarkan adalah nomor antrian pertama, nomor antrian dua dan selanjutnya sampai nomor antrian sembilan puluh sembilan. Rangkaian IC suara terdapat pada Gambar 4. Tabel 1. Fungsi pin mikrokontroler Pin Fungsi Tegangan PA0-PA7 Transistor on, seven segment menyala Low Transistor off, seven segment tidak menyala High PC0-PC7 Transistor on, seven segment menyala Low Transistor off, seven segment tidak menyala High PD0-PD1 printer mencetak High printer tidak mencetak Low PB4-PB6 IC suara on Low IC suara off High PD3-PD4 LED on Low LED off High Gambar 4. Rangkaian IC suara ISD4004-16M pada mesin kartu antrian 39

IC suara terhubung dengan mikrokontroler dengan menghubungkan pin SS, MOSI, MISO dan SCLK pada IC suara dengan pin PB4-PB7 pada mikrokontroler. SCLK berfungsi sebagai clock, MOSI berfungsi sebagai input untuk ISD4004-16M. MISO berfungsi sebagai output pada ISD4004-16M. SS merupakan pin untuk mengaktifkan slave. INT berfungsi untuk memberikan logika low ketika suara telah selesai direkam. RAC berfungsi untuk memberi logika HIGH saat memulai perekaman. ANAIN- dan ANAIN+ berfungsi untuk merekam suara [3]. 3.3.4. Rangkaian Seven Segment Rangkaian ini menggunakan dua buah seven segment berukuran 4 inchi yang digunakan untuk menampilkan nomor antrian yang dipanggil. Karena seven segment yang digunakan berjenis common anode, maka kaki-kaki anode pada seven segment diparalel dan dihubungkan dengan tegangan 12 V (DC). Empat belas pin I/O dari mikrokontroler digunakan sebagai input modul display. Tiap-tiap pin tersebut dihubungkan dengan sebuah resistor 330 ohm dan disambungkan pada basis transistor BC558 yang berfungsi sebagai switch. Resistor pada rangkaian berfungsi sebagai tahanan pembatas arus. Selanjutnya kaki emiter dari transistor dihubungkan dengan kaki-kaki katoda pada seven segment, sedangkan kaki kolektor transistor dihubungkan ke ground [5, 6]. Pada saat I/O mikrokontroler dalam logika low dan seven segment diberi catu daya, maka transistor yang terhubung dengan I/O mikrokontroler akan on, sehingga segment yang terhubung dengan transistor akan menyala. Gambar rangkaian modul display dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Rangkaian display pada mesin kartu antrian 40

Viera Astry dkk. Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16A 3.3.5. Diagram Alir Diagram alir mesin kartu antrian dapat dilihat pada Gambar 6. START INISIALISASI RESET NO ANTRIAN DAN TAMPILAN 7 SEGMENT TOMBOL RPINT DITEKAN? Y NO ANTRIAN = NO ANTRIAN + 1 CETAK NO ANTRIAN TOMBOL NEXT DITEKAN? Y NO PANGGILAN = NO ANTRIAN? N LED MERAH MENYALA NO PANGGILAN = NO PANGGILAN + 1 TAMPILKAN NO PANGGILAN KELUARKAN SUARA NO PANGGILAN Y MATIKAN LED MERAH, NYALAKAN LED HIJAU Y TOMBOL RESET DITEKAN? SISTEM OFF SELESAI Gambar 6. Diagram alir mesin kartu antrian 41

Pada saat mesin dinyalakan mikrokontroler akan melakukan proses inisialisasi dan me-reset nomor antrian, nomor panggilan dan seven segment ke angka nol. Ketika tombol print ditekan, maka mikrokontroler akan menyimpan nomor antrian sebagai nomor antrian +1, kemudian printer akan mencetak nomor pada kartu antrian. Apabila tombol next ditekan, nomor panggilan akan ditampilkan pada seven segment beserta suara yang memanggil nomor antrian +1. Apabila nomor yang dipanggil sama dengan total pengunjung yang mengantri atau sama dengan nomor antrian, maka LED hijau akan menyala sehingga tombol next tidak perlu ditekan sampai tombol printer ditekan lagi. Apabila nomor panggilan masih lebih kecil dari pada total antrian yang menunggu, maka LED merah akan terus menyala. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian alat secara keseluruhan Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah mesin ini sudah bekerja sesuai dengan rancangan yang dikehendaki yaitu dapat mencetak nomor antrian, dapat menampilkan nomor antrian pada display seven segment dan dapat mengeluarkan suara berupa nomor antrian yang dipanggil. Pengujian dimulai dengan menekan tombol print dan memperhatikan hasil cetak yang dikeluarkan kemudian menekan tombol next dan memperhatikan display seven segment dan suara yang dikeluarkan. Selama proses tersebut diamati lampu indikator LED yang ditampilkan. Setelah beberapa kali proses di atas diulang ditekan tombol reset dan memperhatikan kembali display seven segment yang ditampilkan. Dari hasil pengujian tersebut diketahui bahwa mesin kartu antrian telah bekerja sesuai dengan rancangan yaitu dapat mencetak nomor pada kartu antrian dari nomor 1 sampai dengan nomor 99 dan dapat menampilkannya pada seven segment. Suara yang dikeluarkan menyebut angka sesuai dengan nomor yang ditampilkan pada seven segment. Lampu indikator pada LED menampilkan warna merah bila nomor antrian belum diproses seluruhnya. Bila semua nomor sudah selesai diproses, lampu indikator LED hijau akan menyala. Pada Gambar 7 diperlihatkan hasil pengujian pada penekanan tombol print pertama dan kedua. 42

Viera Astry dkk. Mesin Kartu Antrian Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16A (a) (b) Gambar 7. Tombol print ditekan (a) pertama kali dan (b) kedua kali Pada Gambar 8 (a) diperlihatkan tampilan seven segment saat pertama kali mesin dinyalakan dan pada Gambar 8 (b) diperlihatkan tampilan seven segment saat tombol next pertama kali ditekan. Kelemahan dari mesin ini adalah hanya dapat melayani satu jenis antrian pada suatu tempat. Bila ada lebih dari satu layanan antrian maka diperlukan beberapa mesin pencetak antrian. Gambar 9 memperlihatkan bentuk mesin kartu antrian secara keseluruhan. (a) Gambar 8. Tampilan seven segment (a) mula-mula (00) dan (b) setelah penekanan tombol next pertama (01). (b) 43

Gambar 9. Mesin kartu antrian Berbasis Mikrokontroler ATmega16A 5. KESIMPULAN 1. Mesin kartu antrian bekerja dengan baik dan benar sesuai rancangan yang dibuat. 2. Bentuk mesin kartu antrian ini cukup kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan dipindahkan ke tempat yang diinginkan. 3. Kelemahan dari mesin ini adalah hanya dapat melayani satu jenis antrian pada suatu tempat. DAFTAR PUSTAKA [1] Simple Multimedia Queing System (SMQS) V3.6 innoque. Internet: www.innoque.com/prod_smqs_new.htm, 2011 [29 Januari 2015]. [2] ATMEL. ATMEGA16A. Internet : http://www.atmel.com/images/atmel-8154-8- bit-avr-atmega16a_datasheet.pdf 2014 [2 Juni 2014]. [3] Winbond. Electronics Corporation America, ISD 4004 series. Internet: http:// datasheet.eeworld.com.cn/pdf/winbond/2484_isd4004.pdf, [4 Juli 2014]. [4] Alfrie Setiawan. Aplikasi Mikrokontroler ATMEGA8535, ATMEGA- 16A menggunakan BASCOM-AVR. Yogyakarta: Andi Offset, 2011. [5] A. P. Malvino, D. J. Bates. Electronic Principles, 7 th Edition. New York: McGraw-Hill Inc., 2011. [6] R. Boylestad, L. Nalhelsky. Electronic Devices and Circuit Theory, 11 th Edition. New Jersey: Pearson Education Inc., 2012. 44