Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

dokumen-dokumen yang mirip
Buku BI 3 (12 des).indd 1 16/12/ :41:24

Buku BI 2 (9 des).indd 1 11/12/ :46:33

Semalam Aldi kurang tidur. Hujan deras ditambah. Rahasia Gudang Tua

Di Unduh dari : Bukupaket.com

Kegiatan Sehari-hari

Yui keluar dari gedung Takamasa Group dengan senyum lebar di wajahnya. Usaha kerasnya ternyata tak sia-sia. Dia diterima berkerja di perusahaan itu

Aku menoleh. Disana berdiri seorang pemuda berbadan tinggi yang sedang menenteng kantong belanjaan di tangan kirinya. Wajahnya cukup tampan.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2009 PERBANKAN. BANK. BI. Uang Kertas. Pengeluaran. Peredaran. Perubahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Uang Kertas. Pengedaran. Perubahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Puzzle-Puzzle Fiksi. Inilah beberapa kisah kehidupan yang diharapkan. menginspirasi pembaca

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Persahabatan Itu Berharga. Oleh : Harrys Pratama Teguh Sabtu, 24 Juli :36

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Atau ada juga yang hanya di dalam kota. Ada yang ke Dufan, Water Boom, atau ke Puncak. kata Anti lagi.

CINTA 2 HATI. Haii...! Tiara terkejut, dan menatap pada pria itu. Pada saat itu, ternyata pria itu juga menatap kearah Tiara. Mereka saling menatap.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 28 /PBI/2004 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG KERTAS RUPIAH PECAHAN (SERATUS RIBU) TAHUN EMISI 2004

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Uang Kertas. Pecahan. Dua Ribu. Pengedaran.

GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. BANK UMUM. Uang Rupiah. Pengeluaran. Pengedaran. Perubahan.

BABAK I DI KOTA INDAH NAN MULIA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kanuna Facebook on September 07, 2011 Prolog

Bodoh Sekali. Oleh: Ga Hyun

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Entahlah, suamiku. Aku juga tidak pernah berbuat jahat dan bahkan selalu rajin beribadah, jawab sang isteri sambil menahan air mata.

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Berlatih Membuat dan Mengetahui Sesuatu

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/ 40 /PBI/2005 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG KERTAS RUPIAH PECAHAN (SEPULUH RIBU) TAHUN EMISI 2005

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Pertama Kali Aku Mengenalnya

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

DI BALIK DINDING. Apa ya, yang berada di balik dinding itu?, selalu dan selalu dia bertanya-tanya

Seorang gadis sedang berjalan bahagia di

Juli Milik kita. Aku sudah sampai depan RS Margono. siap. menunggu. engga usah kaget, aku bisa. menit aku sampai, tunggu ya mas

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

sebenarnya saya terlambat karena saya terlambat bangun, maafin saya Pak, saya sudah berbohong dan terlambat. Pak Guru memukul meja, sambil berkata,

rekreasi gambar 7.1 berwisata ke pantai

Pada suatu hari saat aku duduk di bangku sudut sekolah, tiba-tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang.

UANG KERTAS PECAHAN R p

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 14 /PBI/2014 TENTANG

Suatu hari, saat liburan semester pertama mereka pergi ke sebuah pantai. Disana mereka menghabiskan waktu hanya bertiga saja. ``Aku mau menuliskan

SAHABAT PERTAMA. Hari Senin pagi, Lisha masih mandi. Padahal seharusnya ia sudah berangkat sekolah.

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

Ayo, minum, katanya seolah mengajaknya ikut minum bersamanya.

2 Our Precious School

Anak laki-laki itu segera mengangkat kakinya. Maaf, ujarnya, sementara si anak

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/32/PBI/2016 TENTANG PENGELUARAN UANG RUPIAH KERTAS PECAHAN (DUA RIBU) TAHUN EMISI 2016

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Cermin. Luklukul Maknun

Sudah, kalian jangan bertengkar. Zaky mencoba melerai. Eh Bagaimana kalau kita membuka jasa konsultasi. Sahut Riski.

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kisah Dua Tukang Sol Kamis, 07 Juli :23. Kisah Dua Tukang Sol

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 13 /PBI/2014 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG RUPIAH KERTAS PECAHAN (SERATUS RIBU) TAHUN EMISI 2014

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/ 19 /PBI/2001 TENTANG PENGELUARAN DAN PENGEDARAN UANG RUPIAH PECAHAN (LIMA RIBU) TAHUN EMISI 2001

"Mungkin di sini ada petunjuknya" ucapku sambil pergi mengunjungi perpustakaan sejarah di tengah kota.

Sahabat Terbaik. Semoga lekas sembuh ya, Femii, Aldi memberi salam ramah. Kemarin di kelas sepi nggak ada kamu.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/38/PBI/2016 TENTANG PENGELUARAN UANG RUPIAH KERTAS BERSAMBUNG PECAHAN (SERIBU) TAHUN EMISI 2016

Si Fero yang Tinggi Hati

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

DIPA TRI WISTAPA MEMBILAS PILU. Diterbitkan secara mandiri. melalui Nulisbuku.com

Terdengar suara ayam berkokok yang menandakan hari sudah mulai pagi, aku pun bangun untuk siap-siap berangkat sekolah. Nama ku Dinda aryani aku masih

Lingkungan 51. Bab 5. Lingkungan

Bab 6. Persahabatan. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Persahabatan. Memahami cerita dan teks drama. Bertelepon dan bercerita

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

banyak sudah mewarnai perjalanan hidup kami. Jika sebagian anak-anak lain berada dalam lingkungan rumah adem-ayem, tidak demikian dengan kami,

AKU AKAN MATI HARI INI

Belajar Memahami Drama

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/ 23 /PBI/2016 TENTANG PENGELUARAN UANG RUPIAH KERTAS PECAHAN (SEPULUH RIBU) TAHUN EMISI 2016

ANTARA DENDAM DAN CINTA. Oleh: Sri Rahmadani Siregar

Buah Kejujuran Putri Amanda Karimatullah LL

Sang Pangeran. Kinanti 1

ROMEO DAN JULIET. What's in a name? That which we call a rose. By any other name would smell as sweet. ~ Romeo and Juliet ~

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/29/PBI/2016 TENTANG PENGELUARAN UANG RUPIAH KERTAS PECAHAN (SERATUS RIBU) TAHUN EMISI 2016

2. Gadis yang Dijodohkan

Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Yaitu Ditra, Dila, Tantri, DITRA.

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

TILL DEATH DO US PART

SOSIALISASI CIRI-CIRI KEASLIAN UANG RUPIAH DAN CARA MEMPERLAKUKAN UANG

2

Aku memeluk Ayah dan Ibu bergantian. Aroma keringat menusuk hidungku. Keringat yang selama ini menghiasi perjuangan mereka membesarkanku. Tanpa sadar

Surat Cinta Untuk Bunda Oleh : Santi Widiasari

Keberanian. Dekat tempat peristirahatan Belanda pada zaman penjajahan, dimulailah perjuangan nya.


Transkripsi:

Buku BI 1 (5 des).indd 1 10/12/2014 8:43:03

Ibu Utha berjualan gorengan di tepi jalan. Di sana ada pisang, bakwan, tahu, dan cireng tersedia. Rasanya? Kata para pembelinya, gorengan Ibu Utha renyah dan enak! Suatu sore Ibu Utha duduk menanti pembeli. Tiba-tiba seorang laki-laki berkacamata hitam turun dari motornya dan berhenti di depan gerobaknya. 2 Buku BI 1 (5 des).indd 2 10/12/2014 8:43:04

Bu, gorengan lima puluh ribu. Campur-campur, katanya. Oh, baik Pak, kata Ibu Utha senang. Belum pernah ada orang yang membeli gorengan sebanyak itu. Setelah gorengan dibungkus, lelaki itu menyerahkan uang Rp100.000 yang masih terlihat baru. Bu Utha pun memasukkan uang Rp100.000 ke dompetnya dan memberikan Rp50.000 sebagai kembaliannya. Sore itu cukup menyenangkan buat Bu Utha. Gorengannya laris manis. 3 Buku BI 1 (5 des).indd 3 10/12/2014 8:43:05

Sesampainya di rumah, Ibu Utha memanggil anaknya. Utha, ini Rp100.000 untuk study tour, katanya. 4 Buku BI 1 (5 des).indd 4 10/12/2014 8:43:07

Hore! Akhirnya bisa ikut study tour. Terima kasih, Bu! seru Utha. Utha sempat takut, ibunya tak punya cukup uang untuk kegiatan itu. 5 Buku BI 1 (5 des).indd 5 10/12/2014 8:43:09

Esoknya di sekolah, Utha memanggil Gilang yang berpapasan dengannya di kantin. Gilang, temani aku ke Bu Diah, ya. Aku agak terlambat membayar uang study tour, kata Utha. Ya kuantar, sahut Gilang. Ia maklum, Bu Diah yang bekerja di tata usaha sekolah memang agak galak pada anak-anak. 6 Buku BI 1 (5 des).indd 6 10/12/2014 8:43:10

Setelah menerima uang Rp100.000 dari Utha, Bu Diah menatap tajam pada Utha. Dari mana kamu mendapatkan uang ini? Dari ibuku, Bu, sahut Utha. Dari mana ibumu mendapatkan uang ini? Ibuku berjualan gorengan di tepi jalan, Bu! 7 Buku BI 1 (5 des).indd 7 10/12/2014 8:43:11

Wah, gawat, gawat..., gumam Bu Diah sambil geleng-geleng kepala. Apanya yang gawat, Bu? tanya Gilang. 8 Buku BI 1 (5 des).indd 8 10/12/2014 8:43:13

Tetapi Bu Diah tidak memedulikan Gilang. Utha, Ibu akan melaporkan kejadian ini ke Ibu kepala sekolah. Kamu tunggu panggilan dari beliau, ya, katanya. Memang ada apa, Bu? tanya Utha. Bu Diah tidak menjawab, namun ia meninggalkan Utha dan Gilang, sehingga kedua anak itu bingung. Jangan-jangan, uangmu palsu, Utha, kata Gilang. Muka Utha langsung pucat. Jantungnya berdebar-debar. 9 Buku BI 1 (5 des).indd 9 10/12/2014 8:43:14

Utha hanya berdiam diri di bawah pohon tanjung yang rimbun. Gilang menepuk bahunya, berusaha menghiburnya. Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja, hibur Gilang. 10 Buku BI 1 (5 des).indd 10 10/12/2014 8:43:16

Tapi kata Bu Diah gawat, Gilang, kata Utha pelan. Gilang pun duduk di samping Utha. Panji dan Genta datang ikut bergabung. Tak lama kemudian Bintang dan Jelita datang membawa kue dari kantin dan membagikannya pada Gilang dan teman-temannya. Hanya Utha yang tidak berselera makan. 11 Buku BI 1 (5 des).indd 11 10/12/2014 8:43:17

12 Buku BI 1 (5 des).indd 12 10/12/2014 8:43:19

Di kelas, Utha lebih banyak diam. Saat Pak Guru menerangkan pelajaran, pikirannya melayang dan membayangkan hal-hal yang menakutkan. Sesaat sebelum lonceng bubar sekolah berbunyi, Pak Guru mendekati Utha. Sebelum pulang, mampir dulu ke ruang Ibu kepala sekolah, ya? katanya. Utha mengangguk lemah. Dengan lunglai Utha berjalan ke ruang Ibu Dina, kepala sekolah. Utha, Ibu ingin memberi tahu, kalau uang seratus ribu rupiah yang kamu berikan adalah uang palsu, kata Ibu Dina lembut. Lalu ia menanyakan banyak hal pada Utha. Anak itu menjawab dengan jujur. 13 Buku BI 1 (5 des).indd 13 10/12/2014 8:43:20

Nah Utha, kami akan menyerahkan uang palsu ini pada polisi dan menceritakan peristiwa ini, kata Bu Dina. Aduh, ke polisi, Bu? tanya Utha ketakutan. Ya, pembuat uang palsu sudah melakukan kejahatan, jadi harus dilaporkan ke polisi. Mereka sudah melakukan kegiatan yang merugikan masyarakat, jadi harus ditangkap. Tapi jangan khawatir, kamu dan ibumu kan tidak bersalah, kata Ibu kepala sekolah menenangkan. Ya Bu, sahut Utha lemah. 14 Buku BI 1 (5 des).indd 14 10/12/2014 8:43:21

Buku BI 1 (5 des).indd 15 10/12/2014 8:43:23 15

Utha, kalau ibumu berjualan, beliau harus memeriksa dengan teliti setiap uang yang diterimanya dengan cara Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Kalau warna uangnya buram, pudar atau kusam, kemungkinan besar itu uang palsu. Uang kertas Rupiah memiliki tanda air dan benang pengaman. Utha, coba lihat benang pengaman pada uang ini, bagus ya ada perubahan warna dan terdapat tulisan BI 100.000 yang berulang-ulang. 16 Buku BI 1 (5 des).indd 16 10/12/2014 8:43:24

Coba perhatikan benang pengaman pada uang ini, Bu Dina mengeluarkan uang Rp100.000 yang diserahkan oleh Utha. Dengan serius Utha memeriksa, dia sangat terkejut ternyata benang pengaman pada uang tersebut tidak ada perubahan warna dan tidak terdapat tulisan BI 100.000 yang tercetak berulang-ulang. Dengan terbata-bata Utha mengatakan, Ja... jaaa...jadi uang ini palsu? Bu Dina dengan rasa iba dan penuh sayang mengusap kepala Utha Ya sayang uang ini palsu. Jadi kamu masih harus membayar kekurangan uang Rp100.000 untuk study tour, ya, kata Ibu Dina. Baik, Bu, sahut Utha. Ia meninggalkan kantor Kepala Sekolah dengan kepala tertunduk. Ia tak tahu, apa yang harus dikatakannya pada ibunya. 17 Buku BI 1 (5 des).indd 17 10/12/2014 8:43:26

Utha! panggil Gilang. Utha melihat Gilang dan Bintang menunggunya. Ayo, ikut aku, ajak Gilang sambil menarik tangan Utha. Utha ikut saja. Di kantin Gilang mentraktir Utha dan Bintang. Mereka bertiga minum jus buah. Utha, tidak ada masalah yang tak terselesaikan, kata Gilang. 18 Buku BI 1 (5 des).indd 18 10/12/2014 8:43:27

Masalahku gawat, Gilang. Aku takut ibuku marah dan sedih, sahut Utha. Aku antar ke rumahmu, ya, Gilang menawarkan diri. Aku juga ikut, kata Bintang. Ya, terima kasih, sahut Gilang. 19 Buku BI 1 (5 des).indd 19 10/12/2014 8:43:28

Di rumah, ibu Utha sedang menyiapkan dagangan. Ada apa? tanyanya ketika melihat Utha berwajah murung. Utha pun menceritakan pengalaman di hari itu. Ibu Utha sangat kaget. 20 Buku BI 1 (5 des).indd 20 10/12/2014 8:43:30

Aduh, Naaak. Uang Ibu kan pas-pasan, kalau ternyata uang itu palsu, apa boleh buat kamu tidak bisa ikut study tour, kata ibu Utha sedih. Utha pun makin sedih. Gilang yang melihatnya pun ikut sedih. 21 Buku BI 1 (5 des).indd 21 10/12/2014 8:43:31

Dengan sopan Gilang bertanya tentang asal uang palsu itu. Lalu, ibu Utha mengingat-ingat. Katanya, sore itu ada seorang laki-laki berkacamata hitam dan mengendarai sepeda motor berhenti di depan gerobaknya. Laki-laki itu membeli gorengan banyak sekali. Bu, beli gorengan campur-campur lima puluh ribu, ibu Utha menirukan ucapan laki-laki itu. Ibu Utha begitu senang ada yang membeli gorengan sekaligus banyak. Biasanya yang membeli paling 3 buah, atau paling banyak 5 buah. 22 Buku BI 1 (5 des).indd 22 10/12/2014 8:43:32

Kata ibu Utha, laki-laki itu membayar dengan uang Rp100.000 yang masih terlihat baru. Setelah membayar dan memperoleh uang kembalian, ia langsung ngebut dengan sepeda motornya. Oalah... tak disangka uangnya palsu. Kok bisa ya aku ditipu, keluhnya. Utha pun menceritakan cara mengenali keaslian uang kepada ibunya. Ibu Utha mengangguk-angguk. 23 Buku BI 1 (5 des).indd 23 10/12/2014 8:43:34

Gilang dan Bintang pamit pulang. Mereka kasihan melihat Utha dan ibunya yang sedih. Mereka berharap, ibu Utha akan lebih berhati-hati kalau menerima pembayaran. Kamu tahu tidak cara mengenali uang asli? tanya Gilang pada Bintang. Katanya sih 3 D, Dilihat, Diraba, Diterawang, sahut Bintang. Ha ha.. mungkin benar apa katamu. Nanti aku tanyakan ayahku. Ayahku ahli membedakan uang palsu dan asli, sahut Gilang. 24 Buku BI 1 (5 des).indd 24 10/12/2014 8:43:35

Buku BI 1 (5 des).indd 25 10/12/2014 8:43:37 25

Di rumah, Gilang menceritakan kejadian yang menimpa Utha dan ibunya pada ayahnya. Wah, sungguh memprihatinkan. Itu tak perlu terjadi kalau ibu Utha memeriksa keaslian setiap uang yang diterimanya, kata Ayah. Bagaimana caranya membedakan uang asli dan palsu, Yah? tanya Gilang. Caranya adalah dengan Dilihat, Diraba, Diterawang, kata Ayah sambil mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya. 26 Buku BI 1 (5 des).indd 26 10/12/2014 8:43:38

Coba perhatikan uang ini, warnanya terlihat terang dan jelas, lalu lihat benang pengamannya. Pada pecahan Rp100.000 dan Rp50.000 benang pengamannya dapat berubah warna. Pada pecahan Rp20.000 ke bawah, perubahan warna benang pengamannya hanya bisa dilihat dengan sinar ultra violet. Pada pecahan Rp20.000 ke atas terdapat logo BI pada kanan bawah muka uang yang bisa berubah warna. Kalau diraba terasa kasar pada angka nominal, huruf terbilang, dan lambang negara. Coba sekarang kita terawang ke arah cahaya. Kalau uang itu asli akan terlihat tanda air berupa gambar pahlawan nasional. 27 Buku BI 1 (5 des).indd 27 10/12/2014 8:43:39

28 Buku BI 1 (5 des).indd 28 10/12/2014 8:43:40

Ayah juga menjelaskan, banyak kasir di toko-toko besar menggunakan alat yang memendarkan sinar ultra violet, untuk menentukan uang itu asli atau palsu. Tapi untuk Ayah, 3 D sudah cukup, kata Ayah sambil tersenyum. Wah, Ayah hebat. Terima kasih, Ayah! kata Gilang. 29 Buku BI 1 (5 des).indd 29 10/12/2014 8:43:41

30 Buku BI 1 (5 des).indd 30 10/12/2014 8:43:43

Gilang tidak heran kalau ayahnya mengetahui hal itu. Bagaimana tidak, setiap hari Ayah berurusan dengan uang. Ia harus membeli barang-barang dalam jumlah banyak, lalu ia menjual kembali secara eceran. Tentu Ayah tidak mau rugi dengan tanpa sengaja menerima uang palsu sebagai pembayaran. 31 Buku BI 1 (5 des).indd 31 10/12/2014 8:43:44

Gilang lalu berjanji dalam hati, ia akan memberi tahu Utha caracara mengenali uang asli. Ia juga akan mengusulkan pada bu guru untuk memberi pengetahuan kepada semua murid tentang uang asli. Cukuplah sekali saja peristiwa yang menimpa ibu Utha. Tentu saja aku akan membantu Gilang untuk bisa ikut study tour, gumamnya. Gilang yakin, Bintang, Genta, Panji, dan Jelita mau iuran untuk membantu kekurangan biaya study tour Utha. Ah, senangnya bisa menolong dan berbagi! 32 Buku BI 1 (5 des).indd 32 10/12/2014 8:43:45