Team Redaksi Pelindung Pembina Pimred Redaktur Reporter Editor Layouter Mari kita hapus stigma yg telah lama terbentuk bahwa orang dengan

dokumen-dokumen yang mirip
KHUSUS LIBURAN!

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

SEMBURAT BIRU DAN PUTIH Upaya pencegahan yg massive

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.

@pfa.ui. #BewareofDepression

BAB I PENDAHULUAN. berpikir, gangguan perilaku, gangguan emosi dan gangguan persepsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di masyarakat yang sangat tinggi, yakni satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. klinis bermakna yang berhubungan dengan distres atau penderitaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB 1 PENDAHULUAN. serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit atau burden of disease

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global bagi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

1

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan pernikahan dengan calon istrinya yang bernama Wida secara

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

Alhamdulillah, Aku Skizofrenia. Kurnia Amirullah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

Implementasi PFA pada Anak dan Remaja di Satuan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. timbulnya berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang dapat terjadi yaitu diabetes

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika

BAB I PENDAHULUAN. jiwa menjadi masalah yang serius dan memprihatinkan, penyebab masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Teknologi yang berkembang pesat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk kesejahteraan dan kesembuhan orang lain. Maka haruslah tergerak motifmotif

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat atau sakit mental dapat dinilai dari keefektifan fungsi

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami sehingga berdampak. meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa(keliat, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh semua orang. Menurut Yosep (2007), kesehatan jiwa adalah. dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas di seluruh dunia (Prince et al, 2007). Meskipun penemuan terapi. mengakibatkan penderitaan yang besar pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam rentang kehidupan, individu berkembang dari masa kanak-kanak

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di zaman global seperti sekarang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang terbebas dari gangguan

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan sematamata

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain (Depkes RI,

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat serius dan memprihatinkan. Kementerian kesehatan RI dalam

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. juga menimbulkan dampak negatif terutama dalam lingkungan sosial. Gangguan jiwa menjadi masalah serius di seluruh dunia.

Di tahun KAMU PIKIR? Masyarakat sudah paham Bahaya NARKOBA? ADALAH BAHWA KALIAN. Buletin Ensiklopedia TEMPAT BERTANYA! NEW!

BAB I PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan salah satu jenis gangguan psikis yang paling serius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi; gejala-gejala negatif seperti

BAB I PENDAHULUAN. kuat disertai hilangnya kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior). Hal

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan suatu tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Proses menua adalah proses alami yang dialami oleh mahluk hidup. Pada lanjut usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepuasan tersendiri, karena bisa memperoleh uang dan fasilitas-fasilitas yang

BAB I PENDAHULUAN. ringan dan gangguan jiwa berat. Salah satu gangguan jiwa berat yang banyak

KESEHATAN MENTAL. Pertemuan 1. Dra. Sri Hastuti Handayani, Psi., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan, pekerjaan dan pergaulan (Keliat, 2006). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2005). Kesehatan terdiri dari kesehatan jasmani (fisik) dan

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah salah satu masalah kesehatan yang masih. banyak ditemukan di setiap negara. Salah satunya adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. itu secara fisik maupun secara psikologis, itu biasanya tidak hanya berasal

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang. menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organitation (WHO), prevalensi masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

tuntutan orang tua. Hal ini dapat menyebabkan anak mulai mengalami pengurangan minat dalam aktivitas sosial dan meningkatnya kesulitan dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) kian mengerikan sekaligus memprihatinkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO akan mengalami peningkatan lebih dari 629 juta jiwa, dan pada tahun 2025

Transkripsi:

on October

Team Redaksi Pelindung Dr.H.M.Lutfi M, M.Ag. Pembina Anwar Fuady.MA Pimred Fani Alin K. Redaktur M.Arib Hidayatullah Suherni Barir Lutfi Lubaba Reporter Maulana Arif M. Editor Isafitri Layouter Miftahul Ulum Mari kita hapus stigma yg telah lama terbentuk bahwa orang dengan gangguan jiwa pun me miliki hak sosial dan perlu rangkulan kita untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Saat ini Indonesia dengan penduduk kurang lebih 250 juta jiwa baru memiliki sekitar 451 Psikolog Klinis (15 per 10.000.000 penduduk) 773 psikiater (32 per 10.000.000 penduduk ) dan Perawat jiwa 6.500 orang (200 per 10.000.000 peduduk) Padahal WHO menetapkan standar jumlah tenaga psikolog dan psikiater dengan jumlah penduduk adalah 1 : 30.000 orang. Berdasarkan riset Kesehatan dasar tahun 2013 oleh kementerian kesehatan, sebanyak 6% atau sekitar 19 juta penduduk Indonesia, orang berusia lebih dari 15 tahun menderita gangguan mental emosioonal yang di tunjukkan dengan gejala gejala depresi dan kecemasan. Sedangkan penderita skizofrenia mencapai 400 ribu orang.. Mirisnya 14,3% penderita gangguan mental emosional pernah dipasung, padahal larangan pemasungan telah di tetapkan sejak tahun 1977. secara keseluruhan Indonesiamemiliki system kesehatan yang baik, namun sayangnya kesehatan mental dak termasuk di dalamnya ujar Direktur Hak Disabilitas Human Right Watch, Shanta Rau Burriga. Perlu diingat, saat ini adalah tahun 2016 dimana persaingan global dan kemajuan teknologi sangat berkembang pesat. Kalau tahun tahun yg lalu saja penderita gangguan emosional dan skizofrenia sudah mencapai ribuan orang, bagaimana dengan tahun tahun kedepan?

Dimana dampak teknologi juga berbentuk nega ve bagi kesehatan mental. Indonesia sangat kekurangan psikolog, terutama psikolog klinis, namun psikolog saja dak akan mampu membendung bom perubahan zaman yang dak bisa diprediksi. Sudah saatnya seluruh elemen penduduk bangsa ini beraksi, bukan hanya mahasiswa, bukan hanya pemerintah, tapi semuanya yang memiliki jiwa merah pu h dan bermental garuda sepatutnya membuka ha kepedulian terhadap orang yang memiliki kesehaatan mental yg lemah. Dimulai dari saya dan saya akan menerima serta akan merangkul orang orang yang memiliki gangguan mental. BERJUANG, bersama HIMPSI Se ap tangal 10 oktober, dunia memperinga hari kesehatan jiwa dan mental, perayaan ini pertama kali dinisiasi oleh world federa on for mental health pada tahun 1992. Dengan misi meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan metal dan jiwa di seluruh dunia. Di Indonesia hari kesehatan mental baru di mulai tahun 1993. Misi yang di bawa adalah untuk menhorma hak ODMK ( orang dengan masalah kejiwaan) dan memperluas program pencegahan masalah kesehatan jiwa. Di zaman samartphone ini masih banyak masyarakat yang awam tentang keehatan jiwa. Banyak orang yang mengabaikan pen ngnya mempertahankan kesehatan jiwa. Orang orang saat ini lebih memen ngkan penampilan fisik daripada mengolah jiwa. Sehingga misi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan mental sejak tahun 1992 masih perlu diperjuangkan. Pada Tahun ini 2016 HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) mengusung program I CARE dengan Tema Dignity in mental Health : Psychological and Mental Health first Aid for All. Tujuannya ialah untuk meningkatkan kesadaran tentang permasalahan kesehatan mental dan upaya yang perlu di lakukan oleh semua pihak yang berkecimpung di dunia kesehatan. Panduan Pelakasanaan icare bisa di dapat dalam Web himpsi.or.id. G(K)ALAU saja aku tau Muh. Anwar Fu'ady Galau begitu terkenal dikalangan pergaulan remaja sekarang, ke ka sesuatu yang dak mengenakkan atau yang dak membuat seorang remaja menjadi nyaman akan langsung bilang guwe galau nich.. atau hanya sekedar untuk menarik perha an (misal comment, retwit dan sebagainya) dijejaring sosial akan segera membuat status galau level dewa... Banyak yang mengar kan galau, ada yang mengatakan galau itu suatu keadaan pikiran yang dak enak bisa jadi karena urusan asmara, dan

pekerjaan atau hal lain yang menuntut kita untuk memilih dan bingung dengan keputusan apa yang kita ambil sehingga membuat emosi menjadi labil dan pikiran kacau tak karuan. Sebagai seorang yang mempelajari psikologi saya mengar kan galau sebagai kondisi dak terpenuhinya kebutuhan kebutuhan psikologis seseorang akan sesuatu. Sesuatu ini banyak sekali dan yang bisa mengetahuinya adalah individu yang mengalami kegalauan tersebut. Jika menilik kembali hirarki kebutuhan Maslow, maka kita akan tau kebutuhan kebutuhan mana yang dak terpenuhi sehingga menyebabkann kita menjadi galau, mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Galau adalah individual problem atau emo onal problem yaitu masalah yang mengganggu aku. Faktor penyebabnya adalah internal yang berasal dari individu sendiri, dan external yang bersumber dari lingkungan melipu manusia, kesempatan, situasi, dan kebudayaan. Dalam hal ini lingkungan yg paling berperan besar dalam masalah kegalauan, terlebih dengan banyaknya perkembangannya jejaring sosial saat ini. Jejaring sosial berperan besar dalam mendukung individu untuk berperilaku galau. Berdasarkan pengamatan dari jejaring sosial baik Facebook maupun twi er dalam sehari hampir 80% se ap status bernada galau. Karena banyaknya status yang bernada galau itulah yang membuat kita ikut terlarut dalam kegalauan yang luar biasa. Selain itu ada fenomena menarik untuk diperha kan, mari kita perha kan jejaring sosial twi er, banyak kita temui akun twi er yang mendukung dan bahkan menjadi pendukungan bagi kita untuk tetap berada dan mempertahankan kegalauan. Perha kan dengan seksama berapa follower akunnya, mencengangkan followernya lebih dari 2juta, wwooooowww... Menghadapi Fenomena itu se daknya perlahan lahan kita bisa mengurangi mengkonsumsi hal hal yang galau untuk memaksimalkan potensi kita dalam berproses. Ke ka kita terjatuh kita bisa flasback pada saat kita kecil bagaimana proses kita ke ka belajar berjalan. Perlahan setapak demi setapak kita terjatuh dan bangkit lagi sambil sesekali orang tua memberikan semangat kepada kita. Luka di kaki adalah prasas dan buk oten k saat kita terjatuh berjuang kembali untuk melangkah, kesabaran orang tua dalam menuntun kita dalam menapaki langkah juga bisa menjadikan bahan renungan bagaimana kita mampu bangkit dan terus mencoba untuk terus berjalan dan pada akhirnya bisa berlari cepat. Apapun itu, itu adalah pilihan kita, mau tetep berada dalam kegalauan yang luar biasa atau harus bangkit, beranjak dan meningggalkan kegalauan hanya kita yang bisa... wallahu'alam bissowab..