MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23/PRT/M/2008 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2006. TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 25/PRT/M/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BENDUNGAN MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 21/PRT/M/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2007 TENTANG

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 11/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 301/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 393/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU PRODUK TANAMAN MENTERI PERTANIAN,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.597,2012

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam surat Nomor B/2795-7/M.PAN/9/2008, tanggal 26 September 2008;

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.41/MENHUT-II/2006 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN MATARAM

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 08/Permentan/OT.140/3/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENELITIAN TANAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 300/Kpts/OT.140/7/2005 TENTANG

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

2015, No menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Su

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.557/Menhut-II/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PEMANTAUAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.21/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Nomor : 04/P/M.KOMINFO/5/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERS

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 44/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGUJIAN MUTU ALAT DAN MESIN PERTANIAN

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 133/PMK.01/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KOMITE PENGAWAS PERPAJAKAN

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN Nomor : 392/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambaha

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

2016, No sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini; e. bahwa berdasarkan pertimbangan s

2 Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Balai Pemantauan Gunung Api. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 32 /Menhut-II/2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 32/MEN/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA IKAN

BERITA NEGARA. Ombudsman RI. Organisasi dan Tata Kerja. PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 49/Permentan/OT.140/6/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN

2016, No Hidup dan Kehutanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Serat Tanaman Hutan; Mengingat : 1.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.24/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi dan Tata Kerja.

TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERPUSTAKAAN NASIONAL R.I. PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

GUBERNUR JAWA TENGAH

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI SERTIFIKASI ELEKTRONIK

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 33 /Menhut-II/2011 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Pusat Pengembangan. PAUD. Nonformal. Informal. Pencabutan.

2016, No f. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf c, sudah tidak sesuai

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

2011, No Memperhatikan : 4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Beri

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

2015, No Mengingat : 1. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerj

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 390/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 391/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. 40/Menhut-II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan (Berita Negara Republ

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1065 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 80 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MUSEUM PENERANGAN.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 6188/Kpts-II/2002. Tentang

Menteri Perdagangan Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/M-DAG/PER/12/2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

2016, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkun

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40/M-IND/PER/6/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR KERAMIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 23/PRT/M/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR DAN BALAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2006 dan Nomor 13/PRT/M/2006 sebagaimana telah diubah dengan Nomor 26/PRT/M/2006, serta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2006 dan Nomor 15/PRT/M/2006, telah ditetapkan Organisasi dan Tata kerja Baai Besar dan Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Bina Marga; b. bahwa dalam rangka peningkatan kinerja pelaksanaan tugas yang menjadi kewenangan Pemerintah dalam pengelolaan sumber daya air dan pembangunan jalan nasional, perlu menetapkan kembali organisasi dan tata kerja Balai Besar Wilayah Sungai, Balai Wilayah Sungai, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasioal; c. bahwa berdasarkan surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B/1616/M.PAN/6/2006 tanggal 28 Juni 2006, Nomor B/2427/M.PAN/10/2006 tanggal 13 Oktober 2006, dan Nomor B/3051/M.PAN/11/2008 tanggal 5 November 2008 telah disetujui Penataan UPT Di Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa 1

kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008; 2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2008; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Susunan Kabinet Indonesia Bersatu; 4. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 62/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Departemen dan Lembaga Pemerintah Non- Departemen; 5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang Organsasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR DAN BALAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DAN DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Balai Besar Wilayah Sungai adalah unit pelaksana teknis di bidang konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. (2) Balai Wilayah Sungai adalah unit pelaksana teknis di bidang konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. (3) Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional adalah unit pelaksana teknis di bidang pembangunan jalan nasional yang meliputi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan teknis pembangunan jalan dan jembatan. (4) Balai Pelaksanaan Jalan Nasional adalah unit pelaksana teknis di bidang penanganan jalan nasional yang meliputi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan teknis pembangunan jalan dan jembatan. (5) Menteri adalah Menteri Pekerjaan Umum. 2

Pasal 2 (1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas Balai Besar dan Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Bina Marga dalam pengelolaan sumber daya air dan pembangunan jalan nasional. (2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas balai Besar dan Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Bina Marga dalam pengelolaan sumber daya air dan pembangunan jalan nasional. Pasal 3 Lingkup pengaturan dalam peraturan menteri ini meliputi kedudukan, tugas, fungsi, tipologi, struktur organisasi, kelompok jabatan fungsional, tata kerja, eselonisasi, dan lokasi Balai Besar dan Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Bina Marga. BAB II KEDUDUKAN BALAI BESAR DAN BALAI (1) Balai Besar Wilayah Sungai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air. (2) Balai Wilayah Sungai berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air melalui direktur terkait. (3) Balai Besar Pelaksanaan Jalan nasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Marga secara teknis dibina oleh Direktur terkait. (4) Balai Pelaksanaan Jalan Nasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Bina Marga yang secara teknis dibina oleh Direktur Terkait. (5) Balai Besar dan Balai dipimpin oleh seorang Kepala. BAB III BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI Bagian Kesatu Tugas, Fungsi, dan Tipologi Pasal 5 Balai Besar Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. 3

Pasal 6 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Balai Besar Wilayah Sungai menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; b. penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber daya air pada wilayah sungai; c. pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai; d. penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai; e. operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai; f. pengelolaan sistem hidrologi; g. penyelenggaraan data dan informasi sumber daya air; h. fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai; i. pemerdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air; dan j. pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar Wilayah Sungai. Pasal 7 Balai Besar Wilayah Sungai terdiri dari 2 (dua) Tipe : a. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A; dan b. Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B. Bagian Kedua Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A Pasal 8 Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A, terdiri dari : a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Program dan Evaluasi; c. Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air; d. Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air; e. Bidang Operasi dan Pemeliharaan; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. 4

Pasal 9 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai. Pasal 10 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan adminsitrasi kepegawaian, keuangan, penyelenggaraan rumah tangga, perlengkapan dan Barang Milik/Kekayaan Negara; b. pelaksanaan penyusunan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kepegawaian dan adminsitrasi serta pengelolaan organisasi dan tatalaksana; c. pelaksanaan penyiapan penyusunan rencana pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan; d. pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar Wilayah Sungai; dan e. penyusunan laporan berkala Balai Besar Wilayah Sungai. Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Administrasi Umum. Pasal 11 Pasal 12 (1) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan administrasi penyusunan perencanaan, pengembangan, evaluasi kepegawaian dan pengelolaan organisasi tatalaksana. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan. (3) Subbagian Administrasi Umum mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga serta inventaris Barang Milik/Kekayaan Negara. Pasal 13 Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, evaluasi kelayakan, penyusunan program dan anggaran serta evaluasi kinerja. Pasal 14 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi : 5

a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; b. pelaksanaan evaluasi kelayakan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; c. penyusunan program kegiatan dan anggaran; dan d. pelaksanaan evaluasi kinerja, manfaat dan dampak kegiatan pengelolaan sumber daya air. Bidang Program Evaluasi terdiri dari : a. Seksi Program; dan b. Seksi Evaluasi. Pasal 15 Pasal 16 (1) Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air serta program kegiatan dan anggaran. (2) Seksi Evaluasi mempunyai tugas melakukan evaluasi kelayakan kinerja, manfaat dan dampak pengelolaan sumber daya air. Pasal 17 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan sumber air. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan teknis sungai, pantai, danau dan waduk dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; b. pelaksanaan konstruksi sungai, pantai, danau dan waduk; dan c. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan sungai, pantai, danau dan waduk. Pasal 19 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air terdiri dari : a. Seksi Pelaksanaan Sungai dan Pantai; dan b. Seksi Pelaksanaan Danau dan Waduk. 6

Pasal 20 (1) Seksi Pelaksanaan Sungai dan Pantai mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi, konservasi sumber daya air dan pengendalian daya rusak air serta persiapan operasi dan pemeliharaan di bidang sungai dan pantai. (2) Seksi Pelaksanaan Danau dan Waduk mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air serta persiapan operasi dan pemeliharaan di bidang danau dan waduk. Pasal 21 Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air mempunyai tugas melaksanakan pendayagunaan sumber daya air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan pemanfaatan air. Pasal 22 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan teknis irigasi dan air baku dalam rangka pendayagunaan sumber daya air; b. pelaksanaan konstruksi irigasi dan air baku; dan c. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan irigasi dan air baku. Pasal 23 Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air terdiri dari : a. Seksi Pelaksanaan Irigasi; dan b. Seksi Pelaksanaan Air Baku. Pasal 24 (1) Seksi Pelaksanaan Irigasi mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta rencana persiapan operasi dan pemeliharaan konstruksi irigasi. (2) Seksi Pelaksanaan Air Baku mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta rencana persiapan operasi dan pemeliharaan kosntruksi air baku. Pasal 25 Bidang Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas melaksanakan operasi dan pemeliharaan, penyediaan data dan informasi sumber daya air serta koordinasi pengelolaan sumber daya air. 7

Pasal 26 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 25, Bidang Operasi dan Pemeliharaan menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai, danau, waduk serta sarana dan prasarananya termasuk bendungan, irigasi, air baku dan pantai; b. pemantaun dan pengevaluasian kelayakan operasi pada sarana dan prasarana sungai, danau, waduk, bendungan, irigasi, air baku, rawa dan pantai; c. penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai; d. penyelenggaraan sistem hidrologi dan informasi sumber daya air; e. fasilitasi kegiatan Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai; dan f. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. Pasal 27 Bidang Operasi dan Pemeliharaan terdiri dari : a. Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air; dan b. Seksi Data dan Informasi Sumber Daya Air. Pasal 28 (1) Seksi Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengevaluasian operasi dan pemeliharaan serta pemberdayaan masyarakat dalam operasi dan pemeliharaan sumber daya air. (2) Seksi Data dan Informasi Sumber Daya Air mempunyai tugas melakukan pengelolaan sistem hidrologi, data dan informasi sumber daya air, penyiapan rekomendasi teknis dan pemberian izin serta menyiapkan bahan fasilitasi Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Bagian Ketiga Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B Pasal 29 Balai Besar Wilayah Sungai Tipe B, terdiri dari : a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan; c. Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air; d. Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. 8

Pasal 30 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan anggaran serta memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balai Besar Wilayah Sungai. Pasal 31 Dalam melaksanakan tugas sebgaimana dimaksud dalam Pasal 30, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan program kegiatan dan anggaran; b. pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan, penyelenggaraan rumah tangga, perlengkapan dab Barang Milik/Kekayaan Negara; c. pelaksaanaan penyusunan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kepegawaian dan adminstrasi serta pengelolaan organisasi dan tatalaksana; d. pelaksanaan penyiapan penyusunan rencana pengelolaan anggaran dan administrasi keuangan; e. pelaksanaan pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Balai Besar Wilayah Sungai; dan f. penyusunan laporan berkala Balai Besar Wilayah Sungai. Pasal 32 Bagian Tata Usaha, terdiri dari : a. Subbagian Program; b. Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan c. Subbagian Keuangan. Pasal 33 (1) Subbagian Program mempunyai tugas melakukan penyusunan program kegiatan dan anggaran. (2) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan administrasi penyusunan perencanaan, pengembangan, evaluasi kepegawaian, pengelolaan organisasi tatalaksana serta melaksanakan pengelolaan urusan tata usaha, rumah tangga dan inventarisasi Barang Milik/Kekayaan Negara. (3) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan. Pasal 34 Bidang Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, operasi dan pemeliharaan serta penyediaan data dan informasi sumber daya air. 9

Pasal 35 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Bidang Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air berbasis wilayah sungai; b. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan sungai, danau, waduk, serta sarana dan prasarananya termasuk bendungan, itigasi, air baku, pantai; c. pemantauan dan pengevaluasian kelayakan operasi pada sarana dan prasarana sungai, danau,waduk, bendungan, irigasi, air baku, rawa,dan pantai; d. penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai; e. penyelenggaraan sistem hidrologi dan informasi sumber daya air; f. fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai; dan g. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air. Pasal 36 Bidang Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan terdiri dari : a. Seksi Perencanaan; dan b. Seksi Operasi dan Pemeliharaan. Pasal 37 (1) Seksi Perencanaan mempunyai tugas melakukan perencanaan program kegiatan dan anggaran. (2) Seksi Operasi dan Pemeliharaan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, memantau dan mengevaluasi operasi dan pemeliharaan sumber daya air, melaksanakan pengelolaan sistem hidrologi, data dan informasi sumber daya air serta menyiapkan rekomendasi teknis dan pemberian izin. Pasal 38 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air mempunyai tugas melaksanakan konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan sumber air. Pasal 39 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air menyelenggaran fungsi : 10

a. pelaksanaan perencanaan teknis sungai, pantai, danau dan waduk dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air; b. pelaksanaan konstruksi sungai, pantai, danau, dan waduk; dan c. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan sungai, pantai, danau dan waduk. Pasal 40 Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air terdiri dari : a. Seksi Pelaksanaan Sungai dan Pantai; dan b. Seksi Pelaksanaan Danau dan Waduk. Pasal 41 (1) Seksi Pelaksanaan Sungai dan Pantai mempunyai tugas melakukan perancanaan, pelaksanaan konstruksi, konservasi sumber daya air dan pengendalian daya rusak air serta persiapan operasi dan pemeliharaan di bidang sungai dan pantai. (2) Seksi Pelaksanaan Danau dan Waduk mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi konservasi sumber air, pengembangan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air serta persiapan operasi dan pemeliharaan di bidang danau dan waduk. Pasal 42 Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air mempunyai tugas melaksanakan pendayagunaan sumber daya air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan pemanfaatan air. Pasal 43 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, Bidang Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air menyelenggarakan fungsi : a. pelaksanaan perencanaan teknis irigasi dan air baku dalam rangka pendayagunaan sumber daya air; b. pelaksanaan konstruksi irigasi dan air baku; dan c. penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan irigasi dan air baku. Pasal 44 Bidang Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air terdiri dari : a. Seksi Pelaksanaan Irigasi; dan b. Seksi Pelaksanaan Air Baku. 11

Pasal 45 (1) Seksi Pelaksanaan Irigasi mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta rencana persiapan operasi dan pemeliharaan konstruksi irigasi. (2) Seksi Pelaksanaan Air Baku mempunyai tugas melakukan perencanaan, pelaksanaan konstruksi serta rencana persiapan operasi dan pemeliharaan konstruksi air baku. Bagian Keempat Struktur Organisasi Pasal 46 Struktur organisasi Balai Besar Wilayah Sungai Tipe A dan Tipe B sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. BAB IV BALAI WILAYAH SUNGAI Bagian Kesatu Tugas, Fungsi dan Tipologi Pasal 47 Balai Wilayah Sungai mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksaanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. Pasal 48 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47, Balai Wilayah Sungai menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; b. penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai; c. pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; d. penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai; e. operasi dan pemeliharaan sumber daya air pada wilayah sungai; f. pengelolaan sistem hidrologi; 12

g. penyelenggaraan data dan informasi sumber daya air; h. fasilitasi kegiatan Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air pada wilayah sungai; i. pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air; dan j. pelaksanaan ketatausahaan Balai Wilayah Sungai. Pasal 49 Balai Wilayah Sungai terdiri dari 2 (dua) Tipe : a. Balai Wilayah Sungai Tipe A; dan b. Balai Wilayah Sungai Tipe B. Bagian Kedua Balai Wilayah Sungai Tipe A Pasal 50 Balai WIlayah Sungai Tipe A terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan; c. Seksi Pelaksanaan Jaringan Sumber Air; d. Seksi Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 51 (1) Sub Bagain Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan program dan anggaran serta memberikan pelayanan administratif kepada semua unsur di lingkungan Balai Wilayah Sungai. (2) Seksi Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, operasi dan pemeliharaan serta penyediaan data dan informasi sumber daya air. (3) Seksi Pelaksanaan Jaringan Sumber Air mempunyai tugas melakukan konservasi sumber daya air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan sumber air. (4) Seksi Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air mempunyai tugas melakukan pendayagunaan sumber daya air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan pemanfaatan air. 13

Bagian Ketiga Balai Wilayah Sungai Tipe B Pasal 52 Balai Wilayah Sungai Tipe B terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan; c. Seksi Pelaksanaan jaringan Sumber Air dan Jaringan Pemanfaatan Air; dan d. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 53 (1) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyusunan program dan anggaran serta memberikan pelayanan adminstratif kepada semua unsur di lingkungan Balai WIlayah Sungai. (2) Seksi Perencanaan dan Operasi Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air, operasi dan pemeliharaan serta penyediaan data dan informasi sumber daya air. (3) Seksi Pelaksanaan Jaringan Sumber Air dan Jaringan Pemanfaatan Air mempunyai tugas melakukan konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, pengendalian daya rusak air, perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, penyusunan rencana persiapan operasi dan pemeliharaan jaringan sumber air dan jaringan pemanfaatan air. Bagian Keempat Struktur Organisasi Pasal 54 Struktur organisasi Balai Wilayah Sungai Tipe A dan Tipe B sebagaimana tercantum dalam Lampiran III dan Lampiran IV merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. 14

BAB V BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL Bagian Kesatu Tugas, Fungsi dan Tipologi Pasal 55 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengawasan teknis, pelaksanaan kontruksi, pengendalian operasi dan pemeliharaan, pengendalian mutu, dan pelayanan penyediaan bahan dan peralatan serta penatausahaan organisasi Balai Besar. Pasal 56 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 55, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan data dan informasi sebagai bahan penyusunan program penanganan jalan nasional serta pelaksanaan perencanaan dan pengawasan teknis pembangunan jalan dan jembatan; b. pelaksanaan kontruksi, pengendalian operasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan; c. pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu pada pelaksanaan kontruksi jalan dan jembatan; d. penyediaan, pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan, serta pelaksanaan pengujian mutu kontruksi; dan e. penatausahaan administrasi kepegawaian, organisasi dan tata laksana kerja, keuangan, barang milik/kekayaan Negara dan urusan rumah tangga serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait. Pasal 57 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional terdiri dari 2 (dua) Tipe : a. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A; dan b. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B. Bagian Kedua Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A Pasal 58 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A terdiri dari : a. Bagian Tata Usaha; 15

b. Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis; c. Bidang Pelaksanaan; d. Bidang Sistem Manajemen Mutu; e. Bidang Pengujian dan Peralatan; dan f. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 59 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan administrasi kepegawaian, organisasi dan tata laksana kerja, keuangan, administrasi teknik, barang milik/kekayaan Negara, urysan rumah tangga, dan koordinasi dengan instansi terkait. Pasal 60 Dalam melaksanaan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. pengelolaan data dan proses administrasi kepegawaian; b. penyusunan rencana dan anggaran kegiatan operasional Balai serta pelaksanaan urusan kas dan perbendaharaan; c. penyelesaian administrasi pemeriksaan dan pengaduan masyarakat; d. pelaksanaan tata persuratan dan kearsipan serta rumah tangga balai; e. pelaksanaan inventarisasi barang milik/kekayaan Negara; f. penyusunan informasi public dan pelaksanaan p elaporan; dan g. pelaksanaan urusan administrasi teknik dan koordinasi dengan instansi terkait. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Administrasi Teknik. Pasal 61 Pasal 62 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan penyusunan informasi publik, tata persuratan, kearsipan dan inventarisasi barang milik/kekayaan Negara, pengelolaan data dan proses administrasi kepegawaian, serta pengaduan masyarakat. (2) Subbagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan anggaran kegiatan operasional Balai, melaksanakan laporan keuangan, urusan kas dan perbendaharaan. (3) Subbagian administrasi Teknik, mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi kontrak, melakukan pelaporan teknis dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. 16

Pasal 63 Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan data informasi sebagai bahan penyusunan program, perencanaan dan pengawasan teknis penanganan jalan dan jembatan nasional. Pasal 64 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 63, Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan data untuk bahan penyusunan program dan evaluasi kinerja; b. pelaksanaan pekerja survey, investigasi dan desain penanganan jalan dan jembatan; c. penyiapan dokumen pengadaan pekerjaan jalan dan jembatan; d. penyusunan dokumen anggaran tahunan; dan e. pelaksanaan pengawasan teknis penanganan jalan dan jembatan. Pasal 65 Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis terdiri dari : a. Seksi perencanaan Teknis; dan b. Seksi Pengawasan Teknis. Pasal 66 (1) Seksi Perencanaan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan data untuk bahan penyusunan program dan evaluasi kinerja, melakukan pekerjaan survey, investigasi dan desain serta menyiapkan dokumen pengadaan pekerjaan jalan dan jembatan. (2) Seksi Pengawasan Teknis mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan, penerapan manajemen konstruksi, monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan dan menyiapkan dokumen/data pelaksanaan pekerjaan. Pasal 67 Bidang Pelaksanaan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pengadaaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta pemanfaatan ruang milik jalan. Pasal 68 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67, Bidang Pelaksanaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan rencana kerja pelaksanaan konstruksi pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan; b. pelaksanaan analisis data dan harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan; 17

c. pengendalian pemanfaatan ruang milik jalan; dan d. pengendalian pelaksanaan pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan. Bidang Pelaksanaan terdiri dari : a. Seksi Pembangunan; dan b. Seksi Pemeliharaan. Pasal 69 Pasal 70 (1) Seksi Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan rencana kerja pelaksanaan konstruksi, pembuatan analisis data dan harga satuan, pengendalian pelaksanaan pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan. (2) Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian pemanfaatan ruang milik jalan, penyiapan rencana kerja pelaksanaan konstruksi, pembuatan analisis data dan harga satuan, pengendalian pelaksanaan pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan dan jembatan. Pasal 71 Bidang Sistem Manajemen Mutu mempunyai tugas melaksanakan penerapan sistem manajemen mutu pada pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan. Pasal 72 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71, Bidang Sistem Manajemen Mutu menyelenggarakan fungsi : a. penerapan rencana mutu kegiatan dan rencana mutu kontrak; b. penerapan sistem manajemen mutu dalam pelaksanaan pekerjaan kostruksi; c. pelaksanaan bimbingan penerapan sistem manajemen mutu; d. penyiapan bahan masukan kaji ulang sistem manajemen mutu; dan e. pelaksanaan pemeriksaan internal dan pemeliharaan sistem manajemen mutu. Pasal 73 Bidang Sistem Manajemen Mutu terdiri dari : a. Seksi Pengendalian Dokumen; dan b. Seksi Pengendalian Sistem. Pasal 74 18

(1) Seksi Pengendalian Dokumen mempunyai tugas melakukan penerapan rencana mutu kegiatan dan rencana mutu kontrak, penerapan dokumen mutu dan penyiapan dokumen penerapan sistem manajemen mutu. (2) Seksi Pengendalian Sistem mempunyai tugas melakukan pengendalian penerapan sistem manajemen mutu, bimbingan penerapan sistem manajemen mutu dan menyiapkan bahan masukan kaji ulang sistem manajemen mutu serta pemeriksaan internal dan pemeliharaan sistem manajemen mutu. Pasal 75 Bidang Pengujian dan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan, penyediaan, pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan,s erta pengujian mutu konstruksi. Pasal 76 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75, Bidang Pengujian dan Peralatan menyelenggarakan fungsi : a. penyediaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan peralatan, suku cadang dan bahan jalan dan jembatan; b. pemberian bimbingan pemanfaatan peralatan dan bahan jalan dan jembatan; c. pemantauan pemanfaaatan bahan dan peralatan jalan dan jembatan; d. pelaksanaan dan pemantauan pengujian bahan, peralatan dan hasil pekerjaan; dan e. evaluasi terhadap hasil pengujian. Pasal 77 Bidang Pengujian dan Peralatan terdiri dari : a. Seksi Pengujian; dan b. Seksi Peralatan. Pasal 78 (1) Seksi Pengujian mempunyai tugas melakukan pemantauan pengujian bahan, peralatan dan hasil pekerjaan, serta evaluasi terhadap hasil pengujian. (2) Seksi Peralatan mempunyai tugas melakukan penyediaan, penyaluran, pemeliharaan peralatan, suku cadang dan bahan, pemberian bimbingan pemanfaatan bahan peralatan, serta pemantauan pemanfaatan bahan dan peralatan. Bagian Ketiga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B 19

Pasal 79 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe B terdiri dari : a. Bagian Tata Usaha; b. Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis; c. Bidang Pelaksanaan; d. Bidang Pengujian dan Peralatan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 80 Bagian Tata usaha mempunyai tugas melaksanakan penatausahaan administrasi kepegawaian, organisasi dan tata laksana kerja, keuangan, administrasi teknik, barang milik/kekayaan negara, urusan rumah tangga, penerapan sistem manajemen mutu dan koordinasi dengan instansi tekait. Pasal 81 Dalam melaksanakan tugas sebagaimanan dimaksud dalam Pasal 80, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. pengelolaan data dan proses administrasi kepegawaian; b. penyusunan rencana dan anggaran kegiatan operasional Balai serta pelaksanaan urusan kas dan perbendaharaan; c. penyelesaian administrasi pemeriksaan dan pengaduan masyarakat; d. pelaksanaan tata persuratan dan kearsipan serta rumah tangga balai; e. pelaksanaan inventarisasi barang milik/kekayaan negara; f. penyusunan informasi publik dan pelaksanaan pelaporan; g. pelaksanaan urusan administrasi teknik dan koordinasi dengan instansi terkait; dan h. penerapan sistem manajemen mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Bagian Tata Usaha terdiri dari : a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; dan c. Subbagian Administrasi Teknik. Pasal 82 Pasal 83 (1) Subbagian Umum dan Kepegawaian, mempunyai tugas melakukan penyusunan informasi publik, tata persuratan, kearsipan dan inventarisasi barang milik/kekayaan negara, pengelolaan data dan proses administrasi kepegawaian, serta pengaduan masyarakat. 20

(2) Subbagian Keuangan, mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan anggaran kegiatan operasional Balai,melaksanakan laporan keuangan, urusan kas dan perbendaharaan. (3) Subbagian Administrasi Teknik, mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi kontrak, melakukan pelaporan teknis dan melakukan koordinasi dengan instansi terkait, penerapan dan bimbingan sistem manajemen mutu dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan melakukan pemeriksaan internal. Pasal 84 Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan data dan informasi sebagai bahan penyusunan program, perencanaan dan pengawasan teknis penanganan jalan dan jembatan nasional. Pasal 85 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84, Bidang Perencanaan dan Pengawasan Teknis menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan data untuk bahan penyusunan program dan evaluasi kinerja; b. pelaksanaan pekerjaan survei, investigasi dan desain penanganan jalan dan jembatan; c. penyiapan dokumen pengadaan pekerjaan jalan dan jembatan; d. penyusunan dokumen anggaran tahunan; dan e. pelaksanaan pengawasan teknis penanganan jembatan. Pasal 86 Bidang Perencanaan dan Pengawasan teknis terdiri dari : a. Seksi Perencanaan Teknis; dan b. Seksi Pengawasan Teknis. Pasal 87 (1) Seksi Perencanaan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan data untuk bahan penyusunan program dan evaluasi kinerja, melakukan pekerjaan survei, investigasi dan desain serta menyiapkan dokumen pengadaan pekerjaan jalan dan jembatan. (2) Seksi Pengawasan Teknis mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap kualitas, kuantitas dan waktu pelaksanaan pekerjaan, penerapan manajemen konstruksi, monitoring dan evaluasi kemajuan pekerjaan dan menyiapkan dokumen/data pelaksanaan pekerjaan. Pasal 88 Bidang Pelaksaanaan mempunyai tugas melaksanakan pengendalian pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta pemanfaatan ruang milik jalan. 21

Pasal 89 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, Bidang Pelaksanaan menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan rencana kerja pelaksanaan konstruksi pekerjaan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan; b. pelaksanaan analisis data dan harga satuan pekerjaan jalan dan jembatan; c. pengendalian pemanfaatan ruang milik jalan; dan d. pengendalian pelaksanaan pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan. Bidang Pelaksanaan terdiri dari : a. Seksi Pembangunan; dan b. Seksi Pemeliharaan. Pasal 90 Pasal 91 (1) Seksi Pembangunan mempunyai tugas melakukan penyiapan rencana kerja pelaksanaan konstruksi, pembuatan analisis data dan harga satuan, pengendalian pelaksanaan pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan dan jembatan. (2) Seksi Pemeliharaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pengendalian pemanfaatan ruang milik jalan, penyiapan rencana kerja pelaksanaan konstruksi, pembuatan analisis data dan harga satuan, pengendalian pelaksanaan pengadaan, dan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan jalan dan jembatan. Pasal 92 Bidang Pengujian dan Peralatan mempunyai tugas melaksanakan penyediaan, pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan, serta pengujian mutu konstruksi. Pasal 93 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 92, Bidang Pengujian dan Peralatan menyelenggarakan fungsi : a. penyediaan, penyimpanan, penyaluran, pemeliharaan peralatan, suku cadang dan bahan jalan dan jembatan; b. pemberian bimbingan pemanfaatan peralatan dan bahan jalan dan jembatan; c. pemantauan pemanfaatan bahan dan peralatan jalan dan jembatan; d. pelaksanaan dan pemantauan pengujian bahan, peralatan dan hasil pekerjaan; dan e. evaluasi terhadap hasil pengujian. 22

Pasal 94 Bidang Pengujian dan Peralatan terdiri dari : a. Seksi Pengujian; dan b. Seksi Peralatan. Pasal 95 (1) Seksi Pengujian mempunyai tugas melakukan pemantauan pengujian bahan, peralatan dan hasil pekerjaan, serta evaluasi terhadap hasil pengujian. (2) Seksi Peralatan mempunyai tugas melakukan penyediaan, penyaluran, pemeliharaan peralatan, suku cadang dan bahan, pemberian bimbingan pemanfaatan bahan peralatan, serta pemantauan pemanfaatan bahan dan peralatan. Bagian Keempat Sturktur Organisasi Pasal 96 Struktur organisasi Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Tipe A dan Tipe B sebagaimana tercantum dalam Lampiran V dan Lampiran VI merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. BAB VI BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL Bagian Kesatu Tugas dan Fungsi Pasal 97 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan pengawasan teknis, pelaksanaan konstruksi, pengendalian operasi dan pemeliharaan, pengendalian mutu, dan pelayanan penyediaan bahan dan peralatan serta penatausahaan organisasi Balai. Pasal 98 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97, Balai Pelaksanaan jalan Nasional menyelenggarakan fungsi : a. penyiapan data dan Informasi sebagai bahan penyusunan program penanganan jalan nasional serta pelaksanaan, perencanaan dan pengawasan teknis pembangunan jalan dan jembatan; 23

b. pelaksanaan konstruksi, pengendalian operasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan; c. pelaksanaan penerapan sistem manajemen mutu pada pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan; d. penyediaan, pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan, serta pelaksanaan pengujian mutu konstruksi; dan e. penatausahaan administrasi kepegawaian, organisasi dan tata laksana kerja, keuangan, barang milik/kekayaan negara dan urusan rumah tangga serta pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait. Bagian Kedua Susunan Organisasi Pasal 99 Balai Pelaksanaan Jalan Nasional terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha; b. Seksi Perencanaan dan Pengawasan Teknis; c. Seksi Pelaksanaan; d. Seksi Pengujian dan Peralatan; dan e. Kelompok Jabatan Fungsional. Pasal 100 (1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penatausahaan administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana kerja, keuangan, administrasi teknik, barang milik/kekayaan negara, urusan rumah tangga, penerapan sistem manajemen mutu dan koordinasi dengan instansi terkait. (2) Seksi Perencanaan dan Pengawasan Tenis, mempunyai tugas melakukan penyiapan data dan informasi sebagai bahan penyusunan program, perencanaan dan pengawasan teknis penanganan jalan dan jembatan nasional. (3) Seksi Pelaksanaan mempunyai tugas melakukan pengendalian pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan serta pemanfaatan ruang milik jalan. (4) Seksi Pengujian dan Peralatan mempunyai tugas melakukan penyediaan, pemanfaatan, penyimpanan dan pemeliharaan bahan dan peralatan jalan dan jembatan,serta melaksanakan pengujian mutu konstruksi. Pasal 101 Struktur organisasi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. 24

BAB VII KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Pasal 102 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 103 (1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai Kelompok Jabatan Fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatas melaksanakan kegiatan sehari-hari dikoordinasikan oleh Kepala Balai. (3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB VIII TATA KERJA Pasal 104 Dalam melaksanakan kegiatan operasional Pimpinan Satuan Organisasi wajib memanfaatkan pejabat fungsional sesuai bidang keahliannya. Pasal 105 Dalam melaksanakan tugas setiap Pemimpin Satuan Organisasi dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan masing-masing maupun antar unit kerja, dan instansi lain di luar Balai Besar dan Balai sesuai dengan tugas masing-masing. Pasal 106 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masingmasing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 25

Pasal 107 Setiap Pimipinan Satuan Organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 108 Setiap Pimpinan Satuan Organisasi wajib mengikuti, mematuhi petinjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. Pasal 109 Setiap Pejabat Fungsional bertanggung jawab melaksanakan tugas sesuai dengan tuntutan kegiatannya serta wajib mengikuti, mematuhi peraturan yang berlaku dan wajib menyampaikan laporan kepada pimpinan Balai mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan. Pasal 110 Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut. Pasal 111 (1) Kepala Bagian Tata Usaha wajib menyusun laporan berkala Balai Besar. (2) Kepala Subbagian Tata Usaha wajib menyusun laporan berkala Balai. Pasal 112 Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 113 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan wajib mengadakan rapat berkala. BAB IX 26

ESELONISASI Pasal 114 a. Kepala Balai Besar adalah jabatan eselon II.b b. Kepala Balai adalah jabatan eselon III.a c. Kepala Bagian dan Kepala Bidang adalah jabatan eselon III.b d. Kepala Subbagian dan Kepala Seksi adalah jabatan eselon IV.a. BAB X LOKASI Pasal 115 (1) Balai Besar Wilayah Sungai Tipe-A terdapat di 9 (sembilan) lokasi dan Tipe-B terdapat di 3 (tiga) lokasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. (2) Balai Wilayah Sungai Tipe-A terdapat di 11 (sebelas) lokasi dan Tipe-B terdapat di * (delapan) lokasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. Pasal 116 (1) Balai Besar Pelaksanan Jalan Nasional Tipe-A terdapat di 4 (empat) lokasi dan Tipe-B terdapat di 4 (empat) lokasi sebagaimana tercantum dalam lampiran X merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. (2) Balai Pelaksanaan Jalan Nasional terdapat di 2 (dua) lokasi sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Menteri ini. BAB XI PENUTUP Pasal 117 Perubahan organisasi dan tata kerja menurut Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara. 27

Pasal 118 Dengan berlakunya Peraturan Menteri ini, maka : a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai; b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai; c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional; d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 15/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pelaksanaan Jalan Nasional; dan e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2006 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai; Dicabut, dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 119 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Peraturan Menteri ini disebarluaskan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk diketahui dan dilaksanakan. Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 30 Desember 2008 MENTERI PEKERJAAN UMUM DJOKO KIRMANTO 28