PERANCANGAN KONFIGURASI TINGGI SETANG, SADEL, DAN PEDAL SEPEDA YANG ERGONOMIS

dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN KONFIGURASI TINGGI SETANG, SADEL, DAN PEDAL SEPEDA YANG ERGONOMIS

Furnitur Ergonomis untuk Siswa Sekolah Dasar Usia 6-10 Tahun

ANALISIS ERGONOMI SEPEDA UI DENGAN METODE POSTURE EVALUATION INDEX (PEI) DALAM VIRTUAL ENVIRONMENT

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISIS ERGONOMI DESAIN RUANG KERJA PENEMBAK PADA KENDARAAN TEMPUR ARMOURED PERSONNEL CARRIER DALAM VIRTUAL ENVIRONMENT

Prosiding Seminar Nasional Ergonomi IX TI-UNDIP 2009 Semarang, November 2009 ISBN :

ANALISIS KETIGGIAN MEJA KERJA YANG IDEAL TERHADAP POSTUR PEKERJA DIVISI CUTTING

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

ANALISIS BEBAN KERJA FISIOLOGIS OPERATOR DI STASIUN PENGGORENGAN PADA INDUSTRI KERUPUK

TUGAS AKHIR. Oleh : Erick Rinaldi ( ) : Prof. Dr. Ing. I Made Londen Batan, M.Eng

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Analisis Ergonomi Sepeda UI terhadap Pengendara Wanita dengan Metode Posture Evaluation Index dalam Virtual Environment

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERANCANGAN ALAT PENYARING TAHU DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ATHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DENGAN METODE QUICK EXPOSURE CHECKLIST

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

PERBANDINGAN TIGA MACAM GERAKAN RUKUK DAN DUA MACAM GERAKAN SUJUD DENGAN METODE POSTURE EVALUATION INDEX (PEI)

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

MODUL I PENGUKURAN FISIOLOGI KERJA

USULAN RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN DAUN PANDAN UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI CV XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun Kerja Bawahan. Stasiun Kerja Finishing. Gambar 1.1 Stasiun Kerja Pembuatan Sepatu

Implementasi Posture Evaluation Index Untuk Perancangan Meja RBTI dengan Menggunakan Virtual Environment Human Modelling

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

DESAIN BENTUK FISIK KERETA DORONG SESUAI ANTROPOMETRI ANAK-ANAK UNTUK PENJUAL COBEK ANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. industri pengolahan air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merk dagang. keselamatan dan kesehatan akan aman dari gangguan.

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

TUGAS AKHIR. ANALISIS BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (Studi Kasus: PT. Perkasa Mandiri Furniture, Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN FASILITAS KERJA ERGONOMIS MENGGUNAKAN METODE OVAKA WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS)

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

Planning of the Ergonomic Seat for Four Wheel Tractor Based on Anthropometry

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

Perancangan Ulang Fasilitas Kerja Alat Pembuat Gerabah dengan Mempertimbangkan Aspek Ergonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Analisis Ergonomi Sepeda UI terhadap Pengendara Pria dengan Metode Posture Evaluation Index (PEI) dalam Virtual Environment

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFISIENSI LINTASAN PRODUKSI PADA STASIUN KERJA PENYABLONAN

PERANCANGAN TEMPAT JEMURAN BUAH PINANG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI UNTUK MENGURANGI BEBAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap produktivitas kerja manusia. Perancangan atau redesain

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan aspek fisiologis lingkungan kerja, pekerjaan dan metode

Diajukan oleh : YUSTINA WIDYARTI NIM : D

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR MESIN PEMOTONG BATU BESAR (SIRKEL 160 CM) DENGAN MENGGUNAKAN METODE 10 DENYUT

Perancangan Fasilitas Kerja Ergonomis pada Stasiun Kerja Proses Som Kaos Kaki (Studi Kasus : CV. Surya Jaya)

BAB I PENDAHULUAN. Industri manufaktur di Indonesia, sekarang ini mengalami. pangsa pasar tidak hanya lokal tetapi internasional. Industri seperti ini

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

PERANCANGAN ALAT PEMINTAL BENANG ERGONOMIS KERAJINAN TENUN IKAT

PENGEMBANGAN PRODUK BERBASIS ANTHROPOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Kerupuk adalah bahan kering berupa lempengan tipis yang terbuat dari

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB I PENDAHULUAN I-1

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. solusi untuk menanggulangi kekurangan pakan ternak. Pelepah sawit selama ini

Transkripsi:

PERANCANGAN KONFIGURASI TINGGI SETANG, SADEL, DAN PEDAL SEPEDA YANG ERGONOMIS Lusi Susanti 1, Yogi Hendra Agustion 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang Email: lusi@ft.unand.ac.id, yogi.agustion@yahoo.com Abstract The bike is still one of the favorite mode of transportation as it is cheaper and environmentally friendly. However, some problems are still arise in current bicycle design, one of which is a discrepancy between dimensions of the bike with anthropometry of the user.this has resulted in unnetral and uncomfortable posture for the users.this study focuses on providing optimum configuration of distance from saddle to pedal, height of handle-bar, and distance from handle-bar to saddle of the bike. Some physiological parameters such as percentage of CVL (cardiovascular limit), energy consumption and Posture Evaluation index are measured to determine the optimum distance of handle-bar, distance from handle-bar to saddle, and distance from saddle to pedal. Results show that it is necessary to modify the current dimension of bike to accommodate three posture categories of Indonesia population: small posture (P5), medium (P50) and large posture (P95). Keywords: Bicycle, configuration, handlebar, saddle, pedal, ergonomics Abstrak Sepeda masih menjadi salah satu moda transportasi yang digemari karena murah dan lebih ramah lingkungan. Namun begitu, sejumlah permasalahan masih banyak ditemukan pada rancangan sepeda yang saat ini banyak digunakan, salah satunya adalah ketidak sesuaian antara dimensi sepeda dengan antropometri pengguna. Hal ini telah menyebabkan ketidaknyamanan pada postur pengguna sepeda. Penelitian ini merekomendasikan konfigurasi optimum dari ukuran dan jarak antara setang, sadel dan pedal.penelitian dilakukan di laboratorium dengan sejumlah responden diminta mengayuh sepeda dengan konfigurasi setang, sadel dan pedal yang sudah diatur sedemikian rupa sehingga nyaman bagi pengguna.parameter fisiologi kerja seperti percentase CVL, konsumsi energi dan Posture Evaluation Index (PEI) digunakan sebagai acuan penyusunan dimensi sepeda yang baru. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perlu dilakukan perubahan terhadap konfigurasi tinggi setang, sadel dan pedal dari sepeda yang ada saat ini menjadi tiga kategori, agar dapat digunakan dengan nyaman oleh populasi orang Indonesia dengan postur kecil (P5), sedang (P50) dan tinggi (P95). Kata kunci: Sepeda, Konfigurasi, Setang, Sadel, Pedal, Ergonomis 1. PENDAHULUAN Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan kaki untuk menjalankannya [1]. Menurut data Earth Policy Institute, produksi sepeda dunia sebesar 94 juta per tahun dalam kurun 1990-2002, dan telah meningkat menjadi 130 juta pada 2007. Hal ini disebabkan bersepeda bisa memperbaiki sistem pernapasan, menurunkan polusi udara, mereduksi obesitas, serta meningkatkan kebugaran fisik. Akan tetapi, angka kecelakaan bersepeda di dunia juga terus meningkat setiap tahunnya. Kecelakaan-kecelakaan tersebut dapat disebabkan oleh desain sepeda yang belum ergonomis, karena dimensi sepeda yang tidak sesuai dengan antropometri pengguna. Sehingga mengakibatkan banyak orang yang harus membungkuk saat menggunakan sepeda [2]. Penelitian pendahuluan terhadap 30 orang responden yang mengendarai sepeda dari Gerbang menuju Koperasi Mahasiswa Perancangan Konfigurasi Tinggi... (L. Susanti dan Y.H. Agustion) 33

Universitas Andalas menunjukkan terdapat 17 dari 28 bagian tubuh responden yang memperoleh persentase rasa sakit yang lebih besar setelah bersepeda berdasarkan kuesioner nordic body map. Selain itu, juga diperoleh nilai beban kerja fisiologis berupa %CVL sebesar 55,74%, yang berada pada kategori tinggi [3].Salah satu penyebab timbulnya kelelahan pada pengguna setelah menggunakan sepeda adalah akibat desain sepeda yang belum ergonomis. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan pengujian ketinggian pedal, tinggi setang, serta jarak setang ke sadel dari sepeda, karena keluhan yang dirasakan pengguna sepeda pada bagian-bagian tubuh saat penelitian pendahuluan tersebut sangat berkaitan dengan dimensi tinggi setang, jarak setang ke sadel serta jarak pedal dan sadel pada sepeda. Sehingga dapat diusulkan perbaikan dimensi sepeda yang lebih ergonomis menyangkut tinggi setang, jarak setang ke sadel serta jarak antara sadel dan pedal. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Yunani yang tediri atas dua kata yaitu, ergon yang artinya kerja dan nomos yang artinya peraturan atau hukum. Sehingga secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana melakukan kerja, termasuk sikap kerja [4]. 2.1.1 Antropometri Antropometri adalah sekumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk, dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain [4]. Sebagian besar data antropometri menyatakan data hasil pengukurannya dalam bentuk persentase (persentil). Dalam pengumpulan data, ukuran umumnya dibagi menjadi 100 tingkat, yang dianggap mewakili seluruh nilai, yaitu dari nilai yang terendah sampai dengan nilai yang tertinggi [5]. 2.1.2 Biomekanika Biomekanika adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan kombinasi dari ilmu fisika (khususnya mekanika) dan teknik, dengan berdasar pada biologi dan juga pengetahuan lingkungan kerja [6]. 2.2 Posture Evalution Index Metode PEI dikembangkan oleh Francesco Caputo, Giuseppe Di Gironimo, dan Adelaide Marzano dari University of Naples Frederico II, Italia. Tujuan dari penggunaan metode ini adalah untuk melakukan optimalisasi terhadap berbagai konfigurasi fitur geometri pada sebuah stasiun kerja [7]. PEI = I1 + I2 + I3.mr (1) dengan: I1 = LBA/3400 N I2 = OWAS/4 I3 = RULA/7 mr = implification factor = 1,42 Parameter tingkat injury dari nilai Posture Evaluation Index (PEI) dapat ditampilkandalam Tabel 1. Tabel 1. Kategori Nilai PEI Nilai PEI Tingkat Injury 0 Tidak kritis 1 Low injury 2 Middle-low injury 3 Middle-high injury 4 High injury (Sumber:Di Gironimo, 2006) 2.3 Penilaian Beban Kerja Fisik Menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler cardiovasculair load = %CVL) dapat dihitung dengan Rumus 2 [8]. % CVL 100 x (Denyut Nadi Kerja - Denyut Nadi Istirahat) Denyut Nadi Maksimum- Denyut Nadi Istirahat (2) Hubungan antara konsumsi energi dengan jumlah denyut jantung permenit dapat dirumuskan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung adalah regresi kuadratik dengan persamaan 3 : Y = 1,80411 0,0229038X + 4,71733.10-4 X 2 (3) dimana Y = Energi (kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung (denyut/min) 34 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No.1, April 2015:33-38

Sehingga konsumsi energi selama bekerja/ beraktivitas dapat dirumuskan sebagai berikut: KE = E E t i (4) Dimana: E = konsumsi energi total (kkal/min) Et = Konsumsi energi saat bekerja (kkal/min) Ei = konsumsi energi saat istirahat (kkal/min) 3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan sebuah penelitian. Gambar 1 memperlihatkan flowchart metodologi penelitian ini. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Konfigurasi Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan ukuran konfigurasi setang, sadel dan pedal yang akan diujikan kepada responden. Dasar penentuan ukuran konfigurasi tersebut adalah dimensi antropometri orang Indonesia. Sebanyak 632 (311 laki-laki, 321 perempuan) mahasiswa Teknik Industri Universitas Andalas diukur dan dianalisis data antropometri mereka yang relevan dengan kebutuhan penentuan dimensi jarak setang, sadel dan pedal sepeda yang akan diteliti. Adapun dimensi antropometri yang dibutuhkan adalah: 1. Panjang kaki bagian dalam 2. Tinggi bahu duduk 3. Panjang tangan Data antropometri tersebut diolah dan dianalisis untuk mendapatkan nilai persentil 5, 50 dan 95, yang diasosiasikan dengan tiga konfigurasi yang berbeda, dimana jarak dari masing-masing setang, sadel dan pedal mengacu kepada nilai persentil tersebut, sebagaimana terlihat pada Tabel 2. 4.2 Penentuan Sampel Tahap berikutnya yang dilakukan setelah konfigurasi sepeda ditetapkan adalah dengan memilih responden yang akan diminta melakukan aktivitas di sepeda statis untuk pengambilan data-data fisiologis akibat perbedaan konfigurasi sepeda. Gambar 1. Metodologi Penelitian Perancangan Konfigurasi Tinggi... (L. Susanti dan Y.H. Agustion) 35

Tabel 2. Konfigurasi dan Dimensi (cm) Konfigurasi ke- Persentil Jarak Pedal ke Sadel (cm) Tinggi Setang dari Sadel (cm) Jarak Setang ke Sadel (cm) 1 5 68,43 7,18 42,41 2 50 76,55 8,02 49,44 3 95 84,68 8,83 56,48 Penelitian ini melibatkan 30 responden dimana semuanya adalah mahasiswa dengan berbagai ukuran dimensi tubuh yang berbeda. Setiap responden diminta untuk menaiki sepeda statis yang telah disiapkan, dan melakukan aktivitas mengayuh sepeda untuk setiap konfigurasi yang berbeda, masing-masingnya selama 30 menit. Istirahat yang cukup diberikan untuk setiap pergantian konfigurasi agar responden berada dalam kondisi full recovery sebelum memulai eksperimen berikutnya. 4.3 Perhitungan Beban Kerja Fisiologis Hasil perhitungan %CVL untuk masingmasing responden pada setiap konfigurasi dapat dilihat pada Tabel 3, sedangkan hasil perhitungan konsumsi energi untuk masing-masing responden pada setiap konfigurasi dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil pengukuran %CVL dan konsumsi energi dapat direkapitulasi konfigurasi sepeda optimal masing-masing responden pada Tabel 5. Tabel 3. Nilai %CVL Responden Konfigurasi keke- 1 2 3 1 28.17 49.15-2 24.29 32.70-3 15.65 15.31 27.35 4 31.90 27.29 38.09 5 15.19 8.56 8.86 6 3.51 3.33 5.00 7 36.49 37.31-8 28.71 32.56-9 26.24 41.16-10 17.93 30.80 43.50 11 6.37 19.63 31.79 12 11.84 17.44 37.56 13 22.27 15.83 14.47 14 13.63 9.61 22.96 15 17.04 8.82 6.94 16 13.10 15.12-17 51.77 36.71 78.73 18 32.50 31.79 47.11 19 10.54 12.61 8.07 20 12.05 14.92 9.37 21 38.97 55.06-22 10.85 10.78 12.81 23 15.19 13.49 22.84 24 12.33 11.80 12.96 25 5.12 6.23 5.08 26 15.46 16.06 25.54 27 8.13 7.36 12.73 28 10.09 12.93 9.55 29 34.50 35.51 48.46 30 18.56 17.96 21.19 36 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No.1, April 2015:33-38

Dari hasil perhitungan %CVL dan konsumsi energi dilakukan analisis statistik untuk melihat rentang acceptability dari responden terhadap nilai %CVL dan konsumsi energi dari ketiga konfigurasi,. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5. 4.4 Evaluasi Konfigurasi dengan PEI Hasil perhitungan Posture Evaluation Index (PEI) dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 4. Konsumsi energi (kkal/menit) Responden Konfigurasi keke- 1 2 3 1 1.81 3.61-2 1.54 2.10-3 0.94 0.89 1.73 4 2.10 1.68 2.41 5 1.01 0.58 0.62 6 0.24 0.23 0.34 7 2.49 2.56-8 1.89 2.19-9 1.72 2.96-10 1.13 2.08 2.68 11 0.38 1.24 1.82 12 0.72 1.09 2.62 13 1.67 1.12 1.04 14 0.99 0.71 1.79 15 1.34 0.65 0.51 16 0.80 0.94-17 4.01 2.49 6.00 18 2.11 2.11 3.30 19 0.77 0.92 0.58 20 0.87 1.10 0.69 21 2.58 4.02-22 0.77 0.78 0.95 23 1.14 1.01 1.83 24 0.88 0.86 0.96 25 0.33 0.40 0.33 26 0.91 0.94 1.60 27 0.52 0.48 0.86 28 0.71 0.92 0.68 29 2.28 2.34 3.37 30 1.38 1.36 1.66 Tabel 5. Konfigurasi Sepeda Optimal Responden Konfigurasi Responden Konfigurasi ke- Terpilih ke- Terpilih 1 1 16 1 2 1 17 2 3 2 18 2 4 2 19 3 5 2 20 3 6 2 21 1 7 1 22 2 8 1 23 2 9 1 24 2 10 1 25 3 11 1 26 1 12 1 27 2 13 3 28 3 14 2 29 1 15 3 30 2 Tabel 6. Perhitungan PEI Responden Konfigurasi ke- Terpilih LBA OWAS RULA PEI 1 1 219.08 2 6 1.78 2 1 215.07 2 6 1.78 3 2 256.00 2 6 1.79 4 2 279.08 2 6 1.80 5 2 252.30 2 6 1.79 6 2 259.38 2 6 1.79 7 1 234.76 2 6 1.79 8 1 236.61 2 6 1.79 9 1 238.15 2 6 1.79 10 1 232.00 2 6 1.79 11 1 297.85 2 6 1.80 12 1 213.53 2 6 1.78 13 3 297.54 2 6 1.80 14 2 290.46 2 6 1.80 15 3 277.54 2 6 1.80 16 1 255.07 2 6 1.79 17 2 275.08 2 6 1.80 18 2 258.15 2 6 1.79 19 3 248.61 2 6 1.79 20 3 265.84 2 6 1.80 21 1 215.99 2 6 1.78 22 2 243.07 2 6 1.79 23 2 239.38 2 6 1.79 24 2 257.23 2 6 1.79 25 3 339.08 2 6 1.82 26 1 268.61 2 6 1.80 27 2 269.84 2 6 1.80 28 3 260.00 2 6 1.79 29 1 228.61 2 6 1.78 30 2 399.70 2 6 1.83 Karena nilai PEI berada pada rentang 1 sampai 2 maka risiko cedera yang ditimbulkan masih sangat rendah, sehingga konfigurasi yang diusulkaninidapat diterima. Perancangan Konfigurasi Tinggi... (L. Susanti dan Y.H. Agustion) 37

Dari hasil perhitungan PEI ini dapat dilihat bahwa ternyata antropometri pengguna sepeda memiliki rentang ukuran yang cukup besar.dapat dimengerti apabila pengguna sepeda yang berada pada kelompok populasi dengan persentil tubuh P5, akan cepat merasakan kelelahan apabila menggunakan sepeda ukuran standar yang saat ini banyak beredar di pasaran. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah terdapat tiga ukuran sepeda sesuai dengan antropometri penggunanya, yaitu sepeda ukuran small untuk pengendara dengan antropometri persentil kecil, sepeda ukuran medium untuk pengendara dengan antropometri persentil sedang, dan sepeda ukuran large untuk pengendara dengan antropometri persentil besar. Untuk perkembangan penelitian ini di masa yang akan datang perlu dilakukan kajian untuk beban otot yang diterima responden secara parsial pada saat menguji setiap konfigurasi sepeda serta penelitian dapat dikembangkan dengan menggunakan prototype masing-masing konfigurasi sepeda untuk mengevalusi secara langsung pada lintasan nyata. DAFTAR PUSTAKA [1] H. Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2003. [2] B. E. Benjamin, Cycling and Your Health, Massage Therapy Journal, 2004. [3] A. Harfri, Penelitian Keluhan Bersepeda, (unpublished) [4] E. Nurmianto, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya: Prima Printing, 2004. [5] B. Palgunadi, Disain Produk 3, Bandung: Penerbit ITB, 2008. [6] S. Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak, dan Waktu, Jakarta: Guna Widya, 2000. [7] F. Caputo et al, Ergonomic Optimization of a Manufacturing System Work Cell in a Virtual Environtment, Acta Polytechnica, vol. 46, pp. 5, 2006. [8] Tarwaka, Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Surakarta: Uniba Press, 2004. 38 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 14 No.1, April 2015:33-38