Clipping Service. Anti Money Laundering 21 Juni Indeks

dokumen-dokumen yang mirip
Clipping Service. Anti Money Laundering 9 Juni Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 18 Oktober Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 27 Juni Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 16 Agustus Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 15 September Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 10 Oktober Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 19 Juli Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 1 Juli Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 19 September Indeks

1. Dugaan Korupsi KPU Ada aliran dana ke lima media 2. Berstatus Saksi, KPK Kesulitan Pulangkan nazaruddin 3. Hakim Syarifuddin Bantah Terima Suap

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 20 Juli Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 09 Agustus Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 16 Juni Indeks

Dugaan Suap Jaksa Periksa Sistoyo, Kejaksaan tidak Temukan Keterlibatan Jaksa Lain

Analisa Kasus Wisma Atlet

Saat kasus korupsi terjadi, Hari Sabarno disebut tidak lagi menjabat sebagai Mendagri.

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 27 September Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 24 Juni Indeks

Dua Pejabat Pajak Ditetapkan Sebagai Tersangka Kasus Korupsi

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 04 Agustus Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 24 November Indeks

Rosa, Eks Orang Kepercayaan Nazaruddin Diperiksa Kasus Hambalang

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 16 November Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 11 Agustus Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 24 Oktober Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 22 Juni Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 15 Juni Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 1 Juni Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 8 Juni Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 14 Juli Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 04 Oktober Indeks

Gila! Golkar Calonkan Ketua DPR yang Terkait Banyak Kasus Korupsi

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 11November Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 23 Juni Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 13 September Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 09 November Indeks

Budi Mulya Bungkam Saat Ditanya Duit Rp 1 M dari Robert Tantular

Clipping Service. Anti Money Laundering 14 Juni Indeks

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 04 Oktober Indeks

Siang Ini KPK Periksa 3 Tersangka Suap Proyek Kementerian Tenaga Kerja

KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI PENINGKATAN JALAN NANTI AGUNG - DUSUN BARU KECAMATAN ILIR TALO KABUPATEN SELUMA

1 P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 02 November Indeks

Clipping Service. Anti Money Laundering 20 Juni Indeks

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Ia akan dimintai keterangan terkait kasus dugaan korupsi penjualan aset tanah penjualan tanah PT Barata Indonesia (persero) pada 2004.

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 21 September Indeks

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 17 Oktober Indeks

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 26 September Indeks

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DAN PEMBUKTIAN TERBALIK Disusun Oleh Riono Budisantoso (PPATK) dan Yunus Husein (Mantan Ka PPATK)

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 12 Oktober Indeks

UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG [LN 2002/30, TLN 4191]

Dharnawati Tertipu Nyoman Soal Uang Lebaran Rp 1,5 M Buat Cak Imin

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 14 Oktober Indeks

Dalam penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

KASUS PENYUAPAN DANA WISMA ATLET SEA GAMES 2011 DI PALEMBANG DAN JAKARTA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kedelapan, Permintaan Keterangan Kepada PPATK (Berdasarkan Informasi PPATK

TERDAKWA KASUS KORUPSI DANA BANSOS DITUNTUT 4 TAHUN 6 BULAN PENJARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 14 September Indeks

Perkembangan Kasus Perjadin Mantan Bupati Jembrana: Terdakwa Bantah Tudingan Jaksa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI REPUBLIK INDONESIA,

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 29 Juli Indeks

NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 15 November Indeks

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelewengan dan penyalahgunaan yang terjadi terhadap aset-aset yang

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

Kasus Korupsi PD PAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. merugikan keuangan Negara untuk kepentingan pribadi atau golongan. Korupsi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 01 Desember Indeks

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi tentang Pedoman Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan T

Clipping Service. Anti Money Laundering 28 Juni Indeks

1.4. Modul Mengenai Pengaturan Pemberantasan Pencucian Uang Di Indonesia

KADIS PENDIDIKAN MTB DAN PPTK RUGIKAN NEGARA Rp200 JUTA LEBIH.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/27/PBI/2012 TENTANG PENERAPAN PROGRAM ANTI PENCUCIAN UANG DAN PENCEGAHAN PENDANAAN TERORISME BAGI BANK UMUM

Bendahara umum Partai Demokrat terjerat isu suap. Benarkah uangnya untuk partai?

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Clipping Service. Anti Money Laundering 6 Juni Indeks

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Muhammad Nur Jamaluddin (MNJ) Jawablah pertanyaan dibawah ini!

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 7 November Indeks

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/ 20 /PBI/2010

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 23 Agustus Indeks

MANTAN KEPALA DINAS SOSIAL KABUPATEN KARIMUN MASUK BUI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Akankah Boediono Jadi Tumbal Century?

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang besar dalam setiap tindakan manusia. Persaingan di dalam

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQS)

P P A T K AMLNEWS. Clipping Service. Anti Money Laundering 27 Oktober Indeks


RANCANGAN PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Transkripsi:

Clipping Service Anti Money Laundering 21 Juni 2011 Indeks 1. Kasus Cek Pelawat Dua Politisi PPP Dihukum 15 Bulan 2. Nazaruddin Mulai Sentil Andi Malarageng di Kasus Kemenpora 3. Kasus Korupsi Alkes, Direktur RSUD Samarinda Divonis Bebas 4. Angelina Sondakh Bantah Tudingan NazaruddinSoal Dana Kemenpora Rp 8 M 5. Nazaruddin Sebut Uang Panas Kemenpora Rp 8 M masuk ke DPR 6. KPK Panggil Anak Buah Nazaruddin Soal Korupsi di Kemenakertrans 7. Pejabat Tak Terbuka Soal Rekening, Laporkan ke PPATK 8. Rosa Kembali Diperiksa kasus Korupsi PLTS Ini adalah pemeriksaan kedua yang dijalani Rosa 9. Bank Pantau Tekening Gendut Pejabat PPATK menemukan ribuan transaksi mencurigakan pada rekening para pejabat Vivanews.com

KASUS CEK PELAWAT Dua Politisi PPP Dihukum 15 Bulan JAKARTA (Suara Karya): Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) kembali menjatuhkan vonis terhadap politisi penerima traveller's cheque (cek pelawat) yang diduga untuk memenangkan Miranda Swaray Goeltom menjadi Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Tahun 2004. Kali ini giliran dua politisi Partai Persatuan Pembanguna (PPP), Danial Tanjung dan Sofyan Usman. Majelis Pengadilan Tipikor yang diketuai Marsudin Nainggolan menjatuhkan vonis berupa pidana penjara selama 15 bulan. Majelis hakim berpendapat keduanya terbukti menerima cek tersebut. "Padahal pemberian itu berkaitan dengan jabatan mereka selaku anggota DPR yang waktu itu akan melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap Miranda Swaray Goeltom sebagai Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI) Tahun 2004. Meskipun mereka saat itu tidak memilih Miranda," kata ketua majelis hakim, Marsudin Nainggolan, kemarin. Sebelumnya jaksa penuntut umum (JPU) pada KPK mengusulkan agar majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama 18 bulan. Namun, dengan pertimbangan usia kedua terdakwa yang sudah uzur, maka vonis hakim lebih rendah dari tuntuan jaksa. Atas vonis tersebut, Danial menyatakan mengajukan upaya banding. Sedangkan Sofyan menerimanya. Vonis tersebut diwarnai dengan perbedaan pendapat dari hakim anggota Andi Bachtiar. Menurut Andi, perbuatan Danial tidak memenuhi unsur pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor). Sebab, dia tidak mengetahui motif pemberian cek dari koleganya Endin AJ Soefihara. "Selain tidak ada satu bukti bahwa TC terkait dengan jabatan Danial, bahwa benar Danial tidak tahu kalau TC terkait hubungannya selaku DPR RI dalam pemilihan Miranda," kata Andi. Berdasarkan sejumlah fakta persidangan, Andi menilai Danial tidak pernah melakukan pertemuan eksternal atau pun internal dengan Miranda sebagaimana dilakukan oleh para terdakwa dari Fraksi PDIP. Selain itu, cek yang diterimanya juga tidak pernah digunakan dengan alasan subhat atau tidak jelas kehalalannya. Hal itu terbukti dengan penitipan cek senilai Rp 500 juta kepada Abdul Azis.

"Dia tidak pernah menguasainya dengan dibuktikan dengan menitipkan TC kepada Abdul Azis yang dianggap amanah," kata Andi. Karena itu, menurut Andi, tindakan Danial yang menerima cek tersebut bukan tindak pidana. "Maka diputuskan terdakwa Danial dilepaskan dari tuntutan hukum dan dipulihkan nama baiknya," kata Andi. Kuasa hukum Danial, Farida Sulistyani mengungkapkan pendapat berbeda dari Andi Bachtiar itu akan digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Tipikor DKI Jakarta. (Nefan Kristiono) Detik.com Nazaruddin Mulai Sentil Andi Mallarangeng di Kasus Kemenpora Jakarta - Bola panas yang dilempar mantan bendahara umum Partai Demokrat (PD) Muhammad Nazaruddin dari 'persembunyiannya' di Singapura semakin liar. Nazaruddin mulai menyebut nama koleganya yang juga Menpora Andi Mallarangeng di kasus Kemenpora. "Saya akan buka semua proyek di Kemenpora yang direkayasa sama Komisi X DPR, Angelina, Wayan Koster, dan Mirwan Amir, dan Menterinya Andi Mallarangeng, soal pembangunan Stadion di Palembang dan pembangunan Stadion di Ambalang," ancam Nazar dalam pesan BlackBerry Messenger (BBM) kepada detikcom, Selasa (21/6/2011). Nazaruddin pun mengaku ada proyek yang nilainya mencapai triliunan, dia Kemenpora. Nazaruddin menuding ada bancakan di balik proyek itu. "Rp 1,2 triliun nilai paketnya, kalau paket yang ini juga harus dibuka sama KPK. Juga pengadaan alat olahraga di Menpora senilai Rp 75 milyar yang direkayasa. Ini harus dibuka KPK," paparnya. Benarkah tudingan Nazaruddin ini? Belum bisa dipastikan. Nazaruddin berada di Singapura sejak 23 Mei 2011. Nazaruddin masuk daftar cegah ke luar negeri, KPK baru mengeluarkan surat cegah pada 24 Mei. Nazaruddin sudah 3 kali mangkir dari panggilan KPK untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus Kemendiknas dan Kemenpora. Nazaruddin beralasan sakit. Terkait tudingan dan bola panas yang dilemparkan Nazaruddin, petinggi PD seperti Benny K Harman menyangsikannya.

Benny tak yakin yang menulis tuding-tudingan itu adalah Nazaruddin. Karena menurutnya Nazaruddin tak mungkin melakukan hal itu. "Bisa saja orang lain tulis. Saya nggak yakin itu BBM dia," ujar Benny sambil mengecek PIN BBM Nazaruddin di ponsel salah seorang wartawan. Ternyata hasil pengecekan PIN BBM Nazaruddin yang ada di BlackBerry wartawan dan Benny sama. (van/ndr) Detik.com Kasus Korupsi Alkes, Direktur RSUD Samarinda Divonis Bebas Samarinda - Pengadilan Negeri (PN) Samarinda, Kalimantan Timur, memvonis bebas Direktur RSUD Abdul Wahab Syachranie Samarinda, Adji Syirafuddin. Sebelumnya, Adji dituntut 3 tahun penjara atas dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di RS tersebut senilai Rp 7 miliar. Perkara No 1048/Pid.B/2010/PN.SMD dengan terdakwa Direktur RSUD AWS Samarinda Adji Syirafuddin, disidangkan oleh Ketua Majelis Hakim Hery Supriyono. Dalam sidang putusan yang digelar Selasa (21/6/2011) siang WITA, hakim menilai terdakwa Adji terbukti melakukan mark-up seperti yang dituntut Jaksa Penuntut Umum (JPU). "Terdakwa tidak terbukti melanggar hukum dan terdakwa bertindak sesuai dengan kapasitasnya sebagai kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)," kata Ketua Majelis Hakim Hery Supriyono di ruang sidang utama PN Samarinda, Jl Muhammad Yamin, Selasa (21/6/2011). Menurut Hery, penandatanganan surat pengadaan, sesuai keterangan saksi ahli, sesuai wewenang dari terdakwa. Justru, sambung Hery, terdakwa mencurigai adanya penggelembungan anggaran pengadaan alat kesehatan tersebut. "Terdakwa jadi pelapor, justru pelapor penggelembungan anggaran. Sebelumnya terdakwa meminta kepada PT Poros Utama (kontraktor pengadaan alat kesehatan), untuk melakukan revisi anggaran," ujar Hery. Terdakwa menaksir harga alat kesehatan CT-Scan hanya senilai Rp 13-14 miliar. Terdakwa sempat meminta Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak untuk meminta BPKP Kaltim melakukan audit ulang.

"Terdakwa tidak terbukti memperkaya diri sendiri, kelompok maupun korporasi," tambah Hery. Menanggapi itu, JPU Andi Subangun menyatakan masih mempertimbangkan vonis bebas yang diberikan kepada terdakwa. "Masih pikir-pikir majelis hakim," ujar Andi Subangun. Terpisah usai sidang, Adji Syirafuddin mengucapkan syukur atas vonis bebas yang diberikan majelis hakim yang menyidangkan kasusnya. "Ya saya bersyukur. Sejak awal saya sudah yakin tidak bersalah," kata Adji. Sebelumnya, Direktur RSUD Abdul Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda Adji Syirafuddin, mendapat tuntutan 3 tahun penjara subsidier 5 bulan, dengan denda Rp 100 juta. Dia tersangkut kasus pengadaan alkes MSCT Scan 64 Slice di RSU AWS. Mengacu kepada pasal 3 jo pasal 18 UU No 31/1999 yang diubah dengan UU No 20/2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP karena dilakukan secara bersama-sama. Dalam kasus tersebut BPK Perwakilan Kaltim menemukan kerugian hingga Rp 7 miliar, yaitu adanya dugaan mark up harga standar alkes yang harganya hanya Rp 12,3 miliar. Dalam hal ini, JPU membandingkan harga alkes MSCT Scan sejenis dengan yang dimiliki salah satu Rumah Sakit di Jakarta. (fay/fay) Detik.com Angelina Sondakh Bantah Tudingan Nazaruddin Soal Dana Kemenpora Rp 8 M Jakarta - Angelina Sondakh menampik tudingan Nazaruddin terkait dana Rp 8 miliar yang mengalir dalam kasus Kemepora ke DPR. Politisi Partai Demokrat (PD) yang akrab disapa Angie ini menyerahkan kasus ini ke KPK. "Saya tidak mau menanggapi tudingan sahabat saya, karena itu tidak benar," kata Angie saat dihubungi detikcom, Selasa (21/6/2011). Angie memilih menyerahkan tudingan-tudingan dan yang disampaikan Nazaruddin ke KPK. "Serahkan ke KPK saja, saya yakin KPK akan profesional," terangnya. Akhir pekan lalu mantan bendahara umum PD Muhammad Nazaruddin kembali melempar bola panas dari persembunyiannya di Singapura. Nazar menyebut anggota

Komisi X DPR dari FPD Angelina Sondakh menyerahkan uang Rp 8 miliar ke Wakil Ketua Banggar DPR, Mirwan Amir. "Mirwan Amir yang terima uang. Jadi uang diterima dari staf Menpora dikasih ke Wayan, dari Wayan dan Angelina diserahkan ke Mirwan Amir," tutur Nazar. Hal ini disampaikan Mirwan melalui pesan BBM. Terkait tudingan ini Mirwan Amir hingga kini belum menyampaikan klarifikasi. Mirwan juga tak hadir dalam rapat paripurna DPR pagi ini. Namun petinggi PD menyangsikan tudingan Nazaruddin itu. Sedang FPDIP sudah memberikan klarifikasi tentang keterlibatan I Wayan Koster. Partai Banteng itu yakin kadernya bersih dari kasus Kemenpora. "Saya sebagai Ketua Fraksi sudah dua kali panggil yang bersangkutan dan tak ada masalah, sudah clear," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Tjahjo Kumolo. (ndr/nrl) Detik.com Nazaruddin Sebut Uang 'Panas' Kemenpora Rp 8 M Masuk ke DPR Jakarta - Mantan bendahara umum PD Muhammad Nazaruddin kembali melempar bola panas dari persembunyiannya di Singapura. Nazar kembali menyebut anggota Komisi X DPR dari FPD Angelina Sondakh menyerahkan uang Rp 8 miliar ke Wakil Ketua Banggar DPR, Mirwan Amir. "Mirwan Amir yang terima uang. Jadi uang diterima dari staf Menpora dikasih ke Wayan, dari Wayan dan Angelina diserahkan ke Mirwan Amir," tutur Nazar. Hal ini disampaikan Mirwan melalui pesan BBM, Selasa (21/6/2011). Menurut Nazar, Angelina Sondakh menyampaikan kesaksian itu dalam rapat tim TPF. Namun hingga kini TPF PD tak ada yang membenarkan rapat tersebut. "Itu uangnya, RP 8 miliar kata Angelina waktu menjelaskan ke tim TPF dan Mirwan amir mengiyakan tetapi dia bilang bukan untuk dia saja, sudah dia disribusikan," beber Nazar. Karena itu Nazar kembali meminta KPK memeriksa Mirwan Amir. "Jadi KPK harus tangkap koruptor sebenarnya Mirwan Amir," tudingnya.

Angie sudah membantah tudingan Nazaruddin. Namun Mirwan Amir hingga kini belum menyampaikan klarifikasi. Mirwan juga tak hadir dalam rapat paripurna DPR pagi ini. "Tudingan ke saya itu tidak benar adanya," ungkap Angelina Sondakh kepada detikcom, Sabtu (18/6). Sedang FPDIP, terkait Wayan Koster sudah memberikan klarifikasi. Partai Banteng itu yakin kadernya salah bersih terkait kasus Kemenpora. "Saya sebagai Ketua Fraksi sudah dua kali panggil yang bersangkutan dan tak ada masalah, sudah clear," kata Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR, Tjahjo Kumolo, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa. (van/ndr) Detik.com KPK Panggil Anak Buah Nazaruddin Soal Korupsi di Kemenakertrans Jakarta - Dugaan keterlibatan lingkaran orang-orang dekat Muhammad Nazaruddin dalam kasus korupsi PLTS Kemenakertrans semakin terang benderang. KPK hari ini memanggil Oktarina Furi, anak buah Nazaruddin yang juga diduga kuat terlibat di kasus suap Wisma Atlet. "Oktarina Furi dipanggil sebagai saksi kasus PLTS di Kemenakertrans," ujar jubir KPK Johan Budi SP ketika dihubungi, Selasa (21/6/2011). Oktarina Furi sebelumnya juga telah dipanggil penyidik KPK terkait dugaan suap wisma atlet. Dia diduga kuat terlibat dalam kasus tersebut, sampai-sampai dia turut dicegah ke luar negeri bersama lima saksi lainnya, termasuk Muhammad Nazaruddin. Pada kasus yang sama, hari ini KPK juga kembali memanggil Mindo Rosalina Manulang. Namun, baik Oktarina maupun Rosa, belum tampak batang hidungnya di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain itu KPK juga memanggil Marisi Matondang pada kasus PLTS Kemenakertrans ini. Direktur Utama PT Mahkota Negara ini juga merupakan lingkaran orang-orang yang dekat dengan Nazaruddin. Nazaruddin tercatat pernah menjadi komisaris di perusahaan tersebut.

Marisi sendiri diduga kuat terlibat dalam kasus pembangunan PLTS di Kemenakertrans ini. Sebelumnya, Direktur Utama PT Alfindo Nuratama Perkasa Arifin Ahmad membenarkan perusahaannya dipinjam Marisi Matondang untuk tender pembangunan PLTS di Kemenakertrans. Arifin rela saja perusahaannya dipakai Marisi, karena kebutuhan ekonomi. "Saya kenalnya pak Marisi saja. Iya itu betul (dipinjam oleh pak Marisi)," tutur Arifin dengan nada tegas kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan di kantor KPK, Jl Rasuna Said, Jaksel, Rabu (15/6). Ketika ditanya mengapa, dia memberikan perusahaannya begitu saja kepada Marisi dalam tender tersebut, Arifin hanya menjawab singkat. "Ya namanya juga cari makan mas," terang Arifin. (fjr/lrn) Tempointeraktif.com Pejabat Tak Terbuka Soal Rekening, Laporkan ke PPATK TEMPO Interaktif, Jakarta - Peneliti Eksekutif Direktorat Penelitian dan Pengaturan Bank Indonesia, Ahmad Berlian, mengatakan bahwa pejabat negara yang tak terbuka ihwal aliran dana di rekening harus dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Terutama jika pejabat tersebut melakukan transaksi yang tak sesuai dengan profilnya. "Kalau ditanya oleh bank, tapi pejabat itu tertutup, nanti bisa dicurigai sebagai transaksi mencurigakan. Harus Lapor kepada PPATK," kata Ahmad di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2011 siang tadi. Ahmad mengatakan mekanisme tersebut telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/20/PBI/2010 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang. Khusus untuk rekening pejabat negara, menurut Ahmad, bank harus menerapkan metode pemantauan yang lebih ketat. Sebab, pejabat negara tergolong dalam kategori politically exposed person. "Tidak cukup dengan Customer Due Dilligence. Harus ada penelitian lebih," katanya. Customer Due Dilligence yang dimaksud Ahmad adalah kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan bank untuk memastikan bahwa transaksi

dilakukan sesuai dengan profil nasabah. Di dalam PBI tentang penerapan program anti pencucian uang, diatur bahwa nasabah yang termasuk dalam Politically Exposed Person tergolong berisiko tinggi. Oleh karena itu, program anti pencucian uang yang diterapkan bukan CDD, melainkan Enhanced Due Dilligence. Program EDD mengharuskan bank untuk melihat lebih dalam profil nasabah tersebut. Oleh karena itu, Ahmad mengimbau agar para pejabat negara maklum jika bank menanyakan detail profil mereka. Ia juga meminta pejabat terbuka soal rekening bank miliknya. "Kalau terbuka kan tidak curiga," ujarnya. ANANDA BADUDU Vivanews.com Rosa Kembali Diperiksa Kasus Korupsi PLTS Ini adalah pemeriksaan kedua yang dijalani Rosa. VIVAnews - Komisi Pemberantasan Korupsi kembali memeriksa Mindo Rosalina Manullang, Selasa 21 Juni 2011 ini. Dia diperiksa bukan terkait kasus suap pembangunan Wisma Atlet Sea Games, yang telah menjadikannya sebagai tersangka. Rosa, begitu dia biasa disapa, akan diperiksa dalam kasus dugaan korupsi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun anggaran 2008. Ini adalah pemeriksaan kedua yang dijalani Rosa setelah pernah diperiksa pada Rabu, 15 Juni lalu. Selain Rosa, KPK juga akan memeriksa Direktur Utama PT Mahkota Negara Marisi Matondang dan staf keuangan di PT Anak Negeri, Oktarina Furi Wasta. PT Anak Negeri merupakan perusahaan tempat Nazaruddin pernah menjadi Komisaris Utamanya. Dalam kasus dugaan suap PLTS yang ditaksir merugikan negara Rp3,8 miliar itu KPK telah menetapkan tersangka dan sudah ditahan, yaitu Timas Ginting. Timas merupakan Kepala Sub bagian tata Usaha Direktorat Jenderal Pembinaan Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan Transmigrasi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dalam kasus ini, KPK juga sudah merencanakan memeriksa Neneng Sri Wahyuni, istri

bekas Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin. Namun dalam panggilan pertama 10 Juni 2011 lalu, Neneng mangkir. Neneng masih berada di Singapura, menemani Nazaruddin yang mengaku berobat ke Singapura. (umi) VIVAnews Vivanews.com Bank Pantau Rekening Gendut Pejabat PPATK menemukan ribuan transaksi mencurigakan pada rekening para pejabat. VIVAnews - Bank Indonesia meminta industri perbankan rutin memantau dana simpanan para pejabat. Pasalnya pejabat masuk dalam kategori risiko tinggi. Menurut Peneliti Eksekutif Penelitian dan Pengaturan BI, Ahmad Berlian, jika nasabah merupakan nasabah dengan simpanan besar dan memiliki transaksi besar maka perbankan harus menerapkan costumer due dilligence dengan pendekatan berbasis risiko (RBA). Hal itu juga berlaku untuk memantau rekening pejabat. "Bank juga harus bekerja sama dengan PPATK jika menemukan transaksi mencurigakan" ujar Ahmad. Customer due diligence merupakan kegiatan identifikasi, verifikasi dan pemantauan kesesuaian transaksi dengan profil nasabah. Sementara Risk Based Approach (RBA) adalah pengelompokan nasabah berdasarkan tingkat risiko terhadap kemungkinan terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme. Langkah ini diharapkan dapat untuk mengusut berbagai kasus penyelewengan yang dilakukan pejabat. Seperti diketahui Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menemukan ribuan transaksi mencurigakan pada rekening para pejabat pemerintah daerah di Indonesia. Menteri Dalam Negeri Gamawan Fawzi mengungkapkan hal itu setelah bertemu dengan Kepala PPATK Yunus Husein. Transaksi mencurigakan itu bukan hanya terjadi di rekening kepala daerah saja, namun juga bisa bendaharawan, pimpinan kegiatan dan yang lainnya. Kementerian Dalam Negeri telah membentuk tim khusus yang diterjunkan ke daerah yang diduga terjadi transaksi mencurigakan ini. Mendagri juga meminta polisi mengusut ribuan transaksi mencurigakan itu.

Masalahnya, kata Kepala PPATK, banyak transaksi mencurigakan terutama milik tersangka korupsi tidak dilaporkan oleh perbankan dan lembaga keuangan lain. Menurut Yunus, sesuai dengan Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010, sebuah transaksi dinilai mencurigakan jika diduga terkait dengan hasil tindak pidana. Sehingga, kata dia, jika seseorang sudah tertangkap tangan atau jadi tersangka harusnya ada indikasi kuat transaksinya terkait dengan tindak pidana. "Harusnya dilaporkan, tapi banyak yang tidak menyampaikan laporan," kata dia. Yunus mencontohkan, kasus suap Sesmenpora terkait pembangunan wisma atlet di Palembang, laporan dari perbankan soal transaksi mencurigakan terkait kasus itu sangat minim, hanya 13 laporan. Seharusnya, lanjut dia, dengan banyaknya kasus-kasus besar, bahkan ada yang tertangkap, laporan transaksi yang mencurigakan bisa lebih banyak. "Kami ingatkan [penyedia jasa keuangan] untuk menyampaikan laporan segera," kata dia. Dalam kasus Sesmenpora, PPATK menerima 13 laporan transaksi keuangan mencurigakan, untuk rekening perorangan Rp2,5 miliar dan perusahaan Rp4 miliar. Kasus yang lain yaitu laporan PPATK terhadap pegawai Direktorat Jenderal Pajak pada tahun 2010. Dalam analisis yang dilakukan terhadap pegawai, keluarga, kerabat dekat, dan pensiunan itu ditemukan beberapa transaksi keuangan mencurigakan serta transaksi tunai Rp500 juta atau lebih. Diceritakan Yunus, ada salah satu pelaku transaksi melakukan transaksi dengan total senilai Rp27 miliar dalam beberapa transaksi setor tunai. "Modusnya berupa penarikan tunai, baik atas nama pegawai yang bersangkutan, atas nama istri atau anak, tanpa didukung adanya dasar transaksi yang memadai. "Modus lain adalah dengan membeli unit link atau reksa dana. "Biasanya unit link." PPATK juga memergoki banyak transaksi tunai pejabat Bea Cukai yang mencurigakan, antara Rp500 juta hingga Rp35 miliar per pejabat. Keganjilan ini ditemukan tersebar di berbagai kantor daerah, mulai dari Kepala Seksi, Kepala Kantor Wilayah, dan pejabat Bea Cukai di tingkat pusat. KPK Bantu Terkait permintaan BI agar bank memantau rekening pejabat, penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Said Zainal Abidin, menyambut baik inisiatif itu. Hal ini bertujuan untuk membuat situasi perbankan lebih bersih dari segala tindak penyelewengan.

"Sehingga perekonomian Indonesia tidak lagi dikacaukan oleh tindakan korupsi dan penyimpangan, terutama suap-menyuapnya," ujarnya, Selasa 21 Juni 2011. KPK, lanjut dia, siap membantu pengawasan rekening pejabat jika dibutuhkan. Sebab hal ini sejalan dengan semangat KPK dalam memberantas segala tindak korupsi di Tanah Air. "KPK mempunyai prinsip kerjasama atau bertindak dengan impersonal approach yang artinya kita tidak melihat orang atau organisasi. BI punya inisiatif seperti itu, Alhamdulillah. Itu merupakan inisiatif yang sangat sinkron dengan keinginan kita," jelasnya. Ia berharap KPK dan BI terus bersinergi sehingga cakupan pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi semakin luas. VIVAnews Humas PPATK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC) (P) +62-21-3850455/3853922 (F) +62-21-3856809/3856826 (E) humas-ppatk@ppatk.go.id DISCLAIMER: Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya dan digunakan khusus untuk PPATK dan pihak-pihak yang memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media massa.