MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING PENGGUNAAN METODE SAW DAN WPM DALAM PEMILIHAN PROPOSAL UMKM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BANTUAN PINJAMAN MODAL MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT MODEL (WPM)

Andri Syafrianto Teknik Informatika STMIK El Rahma

Multi-Attribute Decision Making

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PEMASOK NATA DE COCO DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemilihan Lokasi Perumahan Menggunakan Weighted Product Method (WPM)

Multi-Attribute Decision Making

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

9/22/2011. Bahan Kuliah : Topik Khusus

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

LOGIKA FUZZY DALAM PENENTUAN BOBOT KRITERIA PADA PEMILIHAN VARIETAS PADA UNGGUL

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PERBAIKAN JALAN DI DINAS BINA MARGA KABUPATEN CIREBON DENGAN METODE TOPSIS

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

MADM-TOOL : APLIKASI UJI SENSITIVITAS UNTUK MODEL MADM MENGGUNAKAN METODE SAW DAN TOPSIS.

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD UNTUK MENENTUKAN SEKOLAH DASAR

TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) PADA PROSES SELEKSI MAHASISWA BARU JALUR JP2AB

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Penilaian Kelayakan Usaha...

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN SMA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN BURUNG PUYUH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

P13 Fuzzy MCDM. A. Sidiq P.

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Desi Reskika Sari ( )

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PESERTA KAPAL PEMUDA NUSANTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung)

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

Rudi Hartoyo ( )

Daniel Oktodeli Sihombing Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI, Pontianak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ARTIKEL APLIKASI PEMILIHAN TEMPAT WISATA KABUPATEN TULUNGAGUNG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM MENENTUKAN KUALITAS KULIT ULAR UNTUK KERAJINAN TANGAN (STUDI KASUS : CV. ASIA EXOTICA MEDAN)

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Lokasi Gudang di Perusahaan dengan Metode Weighted Product

Oleh : Tutut Maitanti*, Ema Utami**, Emha Taufiq Luthfi**

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) STUDI KASUS PT. PERTAMINA RU II DUMAI

Abstrak. Kata kunci :Sistem Pendukung Keputusan, Weighted Product, Penentuan Peminatan

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DAERAH PENGHASIL KELAPA KOPYOR UNGGULAN DI KABUPATEN PATI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ARTIKEL SKRIPSI

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kontrak Kerja Agent Call Center Menggunakan Metode Saw

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMINATAN SMA MENGGUNAKAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DALAM PROSES SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS PT. ISH BANDUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAI KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS) SMA NEGERI 9 SEMARANG

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-TOPSIS

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi (SNASTIKOM 2013) ISBN

Penerapan Metode Weighted Product Model Untuk Seleksi Calon Karyawan

Bayu Erlangga 1, Elisabet Y.A 2

PENERAPAN METODE MADM-SAW DALAM PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN KABUPATEN KLATEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TABLET

PENERAPAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DALAM PROSES SELEKSI CALON KARYAWAN (STUDI KASUS PT. ISH BANDUNG)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DUTA MAHASISWA GENERASI BERENCANA BKKBN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP)

SISTEM PENILAIAN KARYAWAN TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA DEALER MOTOR

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN PADA SMK N 1 KENDAL BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA GURU PNS MENGGUNAKAN METODE SAW PADA SDN KEREP KECAMATAN TAROKAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN GURU TELADAN DI SMP N 24 SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Usaha Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Pada Bank BPD Sulteng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Rita Hamdani. STMIK Pelita Nusantara Medan Jalan Iskandar Muda No.1, Merdeka, Medan Baru, Sumatera Utara

SELEKSI PENERIMAAN CALON KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Lokasi untuk Cabang Baru Toko Pakan UD.

FUZZY MADM DALAM EVALUASI PROGRAM STUDI MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIF WEIGHTING

Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN

IMPLEMENTASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PEMBANGUNAN APLIKASI PENENTUAN INSENTIF TELECALLER

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI MITRA MANDIRI SEJAHTERA KOTA SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

PENERAPAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) UNTUK EVALUASI DAN PENILAIAN DRIVER BERPRESTASI DI PERUSAHAAN DISTRIBUSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM REKOMENDASI PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDTIVE WEIGHTING (SAW) SKRIPSI

PERBANDINGAN NILAI RELIABILITAS DARI HASIL METODE SAW DAN METODE TOPSIS

PEMILIHAN LOKASI SUMBER MATA AIR UNTUK PEMBANGUNAN JARINGAN AIR BERSIH PEDESAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

PENGEMBANGAN SISTEM PENENTUAN KELAYAKAN KPR MENGGUNAKAN METODE SAW PADA BANK SYARIAH BUKOPIN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI SMK KRISTEN TOMOHON MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menentukan Cara Terbaik Memoris dalam Buku Alfiyah Ibnu Malik menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING PENGGUNAAN METODE SAW DAN WPM DALAM PEMILIHAN PROPOSAL UMKM Heri Sismoro 1), Hartatik 2) 1) Manajemen Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta 2) Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta email : herisismoro@amikom.ac.id 1), hartatikamikom@gmail.com 2) Abstraksi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon merupakan salah satu penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Perindustrian dan Perdagangan. Salah satu fungsi dan tugas pokok dinas ini adalah melakukan pembinaan dan pemberian bantuan untuk UMKM yang ada di Kota Cirebon berdasarkan proposal yang diajukan. Agar keputusan yang dihasilkan obyektif dibutuhkan suatu sistem yang dapat membantu dalam pengambilan suatu keputusan. Multi Attribute Decision Making (MADM) adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu. Salah satu metode MADM yang digunakan dalam penelitian ini adalah SAW (Simple Additive Weighting Model) dan WPM (Weighted Product Model). Metode SAW dan WPM memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan utama antara WPM dan SAW adalah WPM menggunakan cara perkalian sedangkan SAW menggunakan cara penjumlahan. Hasil perhitungan nilai preferensi relatif dari setiap alternatif (Vi) kedua metode ini akan digunakan untuk mencari tingkat ukuran ketepatan relatif, dengan menggunakan metode standar deviasi relatif (RSD). Kata kunci : SPK, SAW, WPM, RSD Pendahuluan Pemecahan masalah merupakan suatu proses yang diawali dengan pengamatan perbedaan di antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan, untuk kemudian dilanjutkan dengan melakukan langkah untuk memperkecil atau menghilangkan perbedaan tersebut [1]. Pembuatan keputusan secara umum diasosiasikan dengan lima langkah pertama dalam pemecahan masalah yaitu pengenalan dan pendefinisian permasalahan, penentuan sejumlah solusi alternatif, penentuan kriteria yang akan digunakan dalam mengevaluasi solusi alternatif, evaluasi solusi alternatif dan pemilihan sebuah solusi alternatif [1]. Sistem pendukung keputusan (SPK) atau dikenal dengan Decision Support System (DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi perusahaan atau lembaga pendidikan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang membantu user dalam mengatasi masalah dengan menggunakan data dan model [3]. Kegiatan merancang sistem pendukung keputusan merupakan sebuah kegiatan untuk menemukan, mengembangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin untuk dilakukan. 29 Tahap perancangan ini meliputi pengembangan dan mengevaluasi serangkaian kegiatan alternatif. Sedangkan kegiatan memilih dan menelaah ini digunakan untuk memilih satu rangkaian tindakan tertentu dari beberapa yang tersedia dan melakukan penilaian terhadap tindakan yang telah dipilih. SPK lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas. SPK tidak dimaksudkan untuk mengotomatisasikan pengambilan keputusan tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan modelmodel yang tersedia seperti Multi Attribute Decision Making - salah satu modelnya yaitu SAW (Simple Additive Weighting model) dan WPM (Weighted Product Model) - yang akan penulis gunakan untuk menyelesaikan permasalahan pemilihan UMKM yang layak mendapatkan pelatihan di Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah Kota Cirebon. Tujuan utama dari penelitian ini adalah membandingkan hasil perhitungan sistem pendukung keputusan perangkingan UMKM menggunakan dua metode MADM yaitu SAW dan WPM dalam pemilihan proposal UMKM di DISPERINDAG Kota Cirebon.

Sedangkan, permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah membandingkan tingkat ukuran ketepatan relatif pada hasil perhitungan preferensi relatif dari setiap alternatif (V i ) masing-masing metode dalam kasus pemilihan proposal UMKM di DISPERINDAG kota Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dan pengumpulan data, perancangan dan analisa hasil perhitungan. Tahap pertama dilakukan dengan mempelajari berbagai macam referensi, baik melalui jurnal penelitian, tesis, bukubuku teori, tutorial, dan sumber-sumber lain termasuk internet. Pada tahap ini juga dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan seperti ketentuan-ketentuan penilaian proposal yang diajukan oleh UMKM, data-data tentang jenis pelatihan, peserta pelatihan dan proses pelatihan yang diperoleh dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi UMKM Kota Cirebon. Pada tahap perancangan dilakukan penentuan kriteria-kriteria yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan UMKM yang layak untuk mendapatkan pelatihan. Terakhir tahap analisa dilakukan dengan melakukan analisa hasil perhitungan kedua model tersebut untuk kemudian dibandingkan hasilnya. Tinjauan Pustaka Sebagian besar pendekatan MADM dilakukan melalui 2 langkah, yaitu : pertama, melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif. Sedangkan yang kedua, melakukan perangkingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan [4]. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa, masalah Multi-Attribute Decision Making (MADM) adalah mengevaluasi m alternatif A i (i=1,2,.,m) terhadap sekumpulan atribut atau kriteria C j (j=1,2,.,n), dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang lainnya. Matriks keputusan setiap alternatif terhadap setiap atribut x, diberikan sebagai: Gambar 1. Matriks keputusan setiap alternatif (Zimermann dalam Kusumadewi dkk. (2006)) Dimana x ij merupakan rating kinerja alternatif ke-i terhadap atribut ke-j. Nilai bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan relatif setiap atribut, diberikan sebagai, w : w = { w 1, w 2,.,w n } Rating kinerja (x), dan nilai bobot (w) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan/masalah MADM diakhiri dengan proses perangkingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan preferensi yang diberikan (Yeh dalam Kusumadewi dkk. (2006)). Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah MADM, antara lain sebagai berikut : 1. Simple Additive Weighting Method (SAW) 2. Weighted Product Model (WPM) Metode SAW Dalam Kusumadewi dkk. (2006), Fishburn menyatakan bahwa, konsep dasar metode Simple Additive Weighting Model (SAW) yang biasa disebut juga Weighted Sum Model (WSM) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut [4]. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (x) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j dimana i=1,2,.,m dan j=1,2,.,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ) diberikan sebagai : Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. Metode WPM (2) Dalam Kusumadewi dkk. (2006), Yoon mengatakan bahwa, WPM merupakan suatu metode yang menggunakan perkalian untuk menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan [4]. Proses ini sama halnya dengan proses normalisasi. Preferensi untuk alternatif A i (vektor S) diberikan dengan rumus 3. (3) (1) 30

Perhitungan diawali dengan memberikan nilai rating kinerja alternatif ke-i terhadap subkriteria ke-j (x ij ). Nilai rating kinerja ini selanjutnya dipangkatkan dengan nilai relatif bobot awal yang telah dihitung sebelumnya (w j ) dimana w j akan bernilai positif untuk atribut benefit (keuntungan) dan bernilai negatif untuk atribut cost (biaya). Penjumlahan nilai w j untuk setiap subkriteria pada kriteria yang sama akan bernilai 1( j = 1). Perhitungan nilai w j dilakukan dengan rumus 4. Setelah didapat nilai preferensi untuk alternatif A i, selanjutnya dilakukan perhitungan nilai preferensi relatif dari setiap alternatif (V i ). Nilai preferensi relatif dari setiap alternatif dihitung dengan rumus 5. Alternatif terbaik dipilih jika nilainya lebih besar atau sama dengan alternatif yang lain. Hasil dan Pembahasan (4) (5) Metode SAW dan WPM memiliki langkah umum yang sama yaitu [2] : 1. Mendefinisikan tujuan yang relevan 2. Mendefinisikan alternatif yang akan dievaluasi 3. Mendefinisikan atribut yang relevan untuk mengevaluasi masing-masing alternatif serta menentukan nilai rating setiap atributnya. 4. Mendefinisikan bobot (yang dinormalisasi) untuk atribut dalam urutan relatif yang terpenting hingga yang kurang penting 5. Memberi nilai setiap atribut dari setiap alternatif. Jika setiap alternatif dianggap sebagai vektor deskripsi pada masing-masing atribut, maka nilai setiap atribut dari setiap alternatif dapat ditulis j[1];x i =<x i,1 ;x i,2 ;.;x i,n > 6. Menghitung nilai utilitas multiatribut dari berbagai pilihan menggunakan bobot dan nilai x ij yang telah diberikan sebelumnya. 7. Melakukan evaluasi pasca-analisis, untuk kemudian memilih alternatif terbaik berdasarkan skor tertinggi. Penelitian ini menggunakan 30 UMKM yang ada di wilayah kota dan kabupaten Cirebon, serta 5 atribut yang akan dijadikan parameter dalam penilaian untuk memilih UMKM yang layak. Atribut, subatribut dan nilai bobot yang diberikan pada masing-masing atribut dapat dilihat pada tabel 1. 31 Tabel 1. Kriteria dan Subkriteria No. Atribut Bobot Kriteria 1. Produksi 20% Tabel 1. Lanjutan No. Kriteria Bobot Atribut 2. Manajemen dan Sumber Daya Manusia 15% 3. Finansial 25% 4. Kelayakan investasi 25% 5. Pemasaran 15% Subatribut W 0 Sifat Status usaha 5 B Kualitas fasilitas produksi 3 B Lama produksi 5 B Teknologi 3 B Mutu produksi 4 B Produksi optimum 4 B Sumber bahan baku 4 B Subatribut W Sif 0 at Data organisasi perusahaan 2 B Akte pendirian perusahaan dari notaris 2 B TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 3 B Legalitas tempat usaha (lahan dan bangunan) 5 B Tenaga kerja 2 B Kredit biaya investasi 5 C Biaya operasional 4 C Omset per bulan 5 B Status pinjaman pada bank/bumn 5 C Net Present Value (NVP) 5 B Internal Return Rate (IRR) 5 B Profitability B index (Net B/C Ratio) 5 Payback B periods (PBP) 5 Keragaman Produk 5 B

Merek B Produk 4 Promosi 4 B Nilai bobot (w) digunakan untuk menunjukkan tingkat kepentingan relatif dari setiap subatribut. Sifat yang dimiliki oleh nilai bobot dibagi menjadi 2 yaitu benefit (B) dan cost (C). Untuk mencapai solusi ideal, subatribut yang memiliki sifat benefit nilainya akan dimaksimumkan (bernilai positif) sedangkan subatribut yang memiliki sifat cost nilainya akan diminimumkan (bernilai negatif). Tingkat kepentingan setiap subatribut dinilai dari range 1 sampai 5, yaitu: 1 : tidak penting 2 : tidak terlalu penting 3 : cukup penting 4 : penting 5 : sangat penting Perhitungan Menggunakan Metode SAW Metode SAW tidak melakukan normalisasi pada nilai bobot yang diberikan pada masing-masing subatribut. Berbeda halnya dengan metode WPM Langkah pertama yang dilakukan pada metode SAW adalah menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j menggunakan rumus 1. Nilai ini selanjutnya dimasukkan dalam rumus 2 guna mendapatkan nilai preferensi untuk setiap alternatif (V i ). Nilai V i ini kemudian diurutkan secara ascending. Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. Nilai V i yang dihitung menggunakan metode SAW dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Nilai V i Pada Metode SAW UMKM Nilai V i Sumber Pangan 2018.405229 Zamrud Egg 2001.152338 Trisula 1992.715574 Jambul Putih 1984.743464 Sari Sejahtera 1970.386616 Candra Kirana 1966.724233 Tigan Mekar 1963.893791 Adem Ayem 1955.677807 Maju Jaya 1937.993464 Mulya Sari 1917.430116 Bebek Jaya 1903.381016 HTM Jaya 1879.485671 Eko Itik 1870.722689 Telur Asin Mutia 1849.8338 Pambanatol 1842.215574 Koharudin Itik 1840.905229 Branjangan Putih Muda 1820.485671 Larangan Jaya 1816.433498 Abdul Itik 1802.981618 Miska Itik 1802.197172 Andi Itik 1795.319005 Akid Itik 1787.981618 Rambon Sejati 1785.632353 Mutiara Baru 1777.500004 UD. Hikmah 1757.360963 CV. Mitra Sukses 1745.913043 Warto Itik 1714.477124 Darojat Itik 1694.882365 Karya Binangkit 1606.31087 NN. Hatcherry itik 1588.948025 Perhitungan Menggunakan Metode WPM Pada metode WPM, nilai bobot dinormalisasi menggunakan rumus 4 untuk mencari nilai relatif bobot awal. Hasil perhitungan nilai relatif bobot awal (w j ) ada pada tabel 3. Tabel 3. Nilai Relatif Bobot Awal No. Kriteria Subkriteria W j Status usaha 0,1786 Kualitas fasilitas produksi 0,1071 Lama produksi 0,1786 1. Produksi Teknologi 0,1071 Mutu produksi 0,1429 Produksi optimum 0,1429 Sumber bahan baku 0,1429 Data organisasi perusahaan 0,1429 Manajemen Akte pendirian perusahaan dari notaris 0,1429 2. dan Sumber Daya TDP (Tanda Daftar Perusahaan) 0,2143 Manusia Legalitas tempat usaha (lahan dan bangunan) 0,3571 Tenaga kerja 0,1429 Kredit biaya - 3. Finansial investasi 0,2632 Biaya - operasional 0,2105 Omset per bulan 0,2632 Status pinjaman pada bank/bumn - 0,2632 32

4. Kelayakan investasi 5. Pemasaran Tabel 3. Lanjutan Net Present Value (NVP) 0,2500 Internal Return Rate (IRR) 0,2500 Profitability index (Net B/C Ratio) 0,2500 Payback periods (PBP) 0,2500 Keragaman Produk 0,3846 Merek Produk 0,3077 Promosi 0,3077 Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai preferensi untuk alternatif A i (vektor S) menggunakan rumus 3. Nilai vektor S ini kemudian digunakan untuk menghitung nilai preferensi relatif dari setiap alternatif (V i ). Sama halnya seperti metode SAW, nilai V i ini kemudian dilakukan pengurutan secara ascending. Nilai V i yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif A i lebih terpilih. Nilai V i yang dihitung menggunakan metode WPM dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 4. Nilai V i pada metode WPM UMKM Nilai V i Sumber Pangan 0.0390 Trisula 0.0381 Tigan Mekar 0.0366 Zamrud Egg 0.0365 Candra Kirana 0.0364 Jambul Putih 0.0362 Koharudin Itik 0.0359 Telur Asin Mutia 0.0357 Pambanatol 0.0355 Abdul Itik 0.0354 Adem Ayem 0.0354 Sari Sejahtera 0.0352 Maju Jaya 0.0350 Akid Itik 0.0349 Eko Itik 0.0348 Mulya Sari 0.0346 Miska Itik 0.0344 UD. Himah 0.0341 HTM Jaya 0.0341 Branjangan Putih Muda 0.0340 Andi Itik 0.0338 Rambon Sejati 0.0336 CV. Mitra Sukses 0.0333 33 Bebek Jaya 0.0332 Warto Itik 0.0318 Darojat Itik 0.0269 Mutiara Baru 0.0262 Larangan Jaya 0.0251 Karya Binangkit 0.0226 NN. Hatcherry Itik 0.0215 Perhitungan Nilai Relative Standard Deviation (RSD) Berdasarkan hasil perhitungan yang ada di tabel 2 dan tabel 4 terdapat perbedaan nilai preferensi relatif dari setiap alternatif (V i ) pada metode SAW dan metode WPM. Hal ini dikarenakan WPM menggunakan cara perkalian sedangkan SAW menggunakan cara penjumlahan. Dari 30 alternatif yang dirangking, hanya terdapat 3 alternatif yang memiliki posisi urutan yang sama yaitu Sumber Pangan, Andi Itik dan NN. Hatcherry Itik. Selebihnya berbeda dalam urutan peringkatnya. Hasil perhitungan nilai V i pada metode SAW dan WPM dapat dibandingkan menggunakan metode Standar deviasi relatif (RSD). Standar deviasi relatif (RSD) merupakan ukuran ketepatan relatif dan umumnya dinyatakan dalam persen. Standar deviasi relatif (SDR) dapat digunakan untuk melihat tingkat ketelitian suatu metode [5]. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai RSD adalah rumus 6. Nilai standar deviasi relatif didapatkan dengan melakukan pembagian nilai standar deviasi preferensi relatif dari setiap alternatif (V i ) masingmasing metode dibagi dengan nilai rata-ratanya, untuk kemudian dikalikan 100%. Berdasarkan perhitungan, didapatkan nilai standar deviasi relatif pada metode SAW adalah 6,12% Sedangkan nilai standar deviasi relatif pada metode WPM adalah 13,08%. Kesimpulan dan Saran (6) Dalam penelitian ini, kami mencoba membandingkan dua metode MADM yaitu SAW dan WPM dalam proses pemilihan proposal UMKM yang masuk di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Cirebon. Dari hasil perhitungan menggunakan kedua metode tersebut didapatkan perbedaan nilai rangking yang cukup signifikan. Dari 30 alternatif yang dirangking, hanya terdapat 3 alternatif yang menempati posisi urutan yang sama. Untuk mengetahui tingkat ukuran ketepatan relatif dari 2 metode tersebut digunakan metode standar deviasi relatif. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai standar deviasi relatif pada metode SAW adalah 6,12% sedangkan nilai standar deviasi relatif pada metode WPM adalah 13,08%. Berdasarkan hasil perhitungan nilai standar deviasi relatif bisa

disimpulkan nilai yang diberikan oleh metode WPM lebih baik dibandingkan nilai yang diberikan oleh metode SAW. Daftar Pustaka [1] Anderson, James, E., 1994. Public Policy Making An Introduction (second edition), Texas A & M University. [2] Azar, Fred., 2000, Multiattribute Decision-Making: Use of Three Scoring Methods to Compare the Performance of Imaging Techniques for Breast Cancer Detection, University of Pennsylvania, Philadelphia (PA) Dept. of BioEngineering VAST LAB, Dept. of Computer Science. [3] Chen, Xiaohong., Takahara, Yasuhiko., 2000, A DSS Theori From Problem Solving Paradigm, Information and Management Science Volume 11 Number 3, pp.57-70, Case Western Reserve University U.S.A. [4] Kusumadewi, S., Hartati, S., Harjoko A., Wardoyo R., 2006, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM), Graha Ilmu, Yogyakarta. [5] Savitha, K., Chandrasekar, C., 2011, Vertical Handover decision schemes using SAW and WPM for Network selection in Heterogeneous Wireless Networks, Global Journal of Computer Science and Technology Volume 11, Global Journals Inc. (USA). 34