HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN FREKUENSI SAKIT BAYI DI KECAMATAN KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN POLA TIDUR BAYI YANG MENDAPATKAN PIJAT BAYI DAN BABY SPA PADA BAYI USIA 3-12 BULAN DI KLINIK SRIKANDI RUMAH BUNDA YOGYAKARTA

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3 4 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDATON BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

FREKUENSI KUNJUNGAN SOLUS PER AQUA (SPA) BAYI KAITANNYA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI

EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT IMELDA MEDAN

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PRAKTIK PIJAT BAYI OLEH IBU DI KECAMATAN KUTOARJO PURWOREJO

Objective: The aim of this research to analyze the effectiveness of massage on sleep quality infant aged 5-7 months.

BAB I PENDAHULUAN. konsep diri, pola koping dan perilaku sosial (Hidayat, 2008).

PENGARUH FREKUENSI PIJAT BAYI TERHADAP PERTUMBUHAN (BERAT BADAN) BAYI USIA 1-3 BULAN DI DESA KARANGSARI DAN PURBADANA

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDOMANAN YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

Efektivitas Massage Baby Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi Usia 3-4 Bulan Di BPS BUNDA Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi Tahun 2014

GAMBARAN POLA PERILAKU IBU DALAM MEMIJATKAN BAYI KE DUKUN BAYI DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DAN BEDSIDE TEACHING TERHADAP KETERAMPILAN IBU MELAKUKAN PIJAT BAYI DI TINJAU DARI PARITAS

PENGARUH BABY SOLUS PER AQUA (SPA) TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI USIA 6 9 BULAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA GEBANG KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK ARTIKEL.

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PIJAT TERHADAP LAMA TIDUR BAYI USIA 0-3 BULAN DI KLINIK FISIOTERAPI SKRIPSI

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN IBU TENTANGPIJAT BAYI DI BPS JAUNIWATI INDRAPURI KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FERA FEBRIYANTI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh FENNY NIM

Pengaruh Pemberian Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan Di BPS Bunda Bukittinggi

PENGARUH TERAPI PIJAT BAYI TERHADAP PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu quasi-experimental design dengan rancangan two-group pre test-post

PERBEDAAN BERAT BADAN PADA BAYI USIA 6 BULAN YANG DIBERIKAN ASI DENGAN YANG DIBERIKAN MP-ASI DI KECAMATAN GUNUNGPATI

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

HUBUNGAN ANTARA PIJAT BAYI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-3 BULAN DI PONDOK BERSALIN DESA BALAK SIAGA CAWAS KLATEN TAHUN 2007

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI PIJAT BAYI

Pengaruh Penyuluhan Teknik Pijat Bayi Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pijat Bayi Pada Ibu Di Kelurahan Tanjung Karang Tahun 2015

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

PENGARUH PIJAT BAYI BARU LAHIR TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT Dewi Afrita Sari 1,Misrawati 2,Agrina

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI POLIKLINIK KESEHATAN DESA PURWOREJO KECAMATAN BONANG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, beraktivitas, istirahat, pemberian imunisasi dasar lengkap,

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

PENGARUH PIJAT BAYI DENGAN TERAPI BUNGA LAVENDER TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR NEONATUS DI POSYANDU MELATI MOJOROTO KEDIRI.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : DEVI RISMUNDARI

PENGARUH AROMATERAPI JAHE TERHADAP MUAL DAN MUNTAH AKIBAT KEMOTERAPI PADA PENDERITA KANKER PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN SENAM KEGEL TERHADAP FREKUENSI BERKEMIH PADA LANSIA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

Pijat Bayi Terhadap Berat Badan Bayi Di Kabupaten Sleman Dwi Suryanti 1, Murti Krismiati 2 1 Akademi Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Non Equivalent Control Groups, yaitu penelitian dilakukan sebelum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Deri, 2008) dari Warwick medical school, Institute of Education dan

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UMBULHARJO I YOGYAKARTA

PERBEDAAN PERTUMBUHAN BAYI USIA 0-6 BULAN YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF DENGAN YANG DIBERI SUSU FORMULA DI KECAMATAN NGAWI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. emosional serta perkembangan otaknya. Yaitu dengan cara berinteraksi secara

TERAPI BERMAIN : GAMES PENGARUHI TINGKAT ADAPTASI PSIKOLOGIS ANAK USIA SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PEMBERIAN ASI DAN SUSU FORMULA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0 6 BULAN

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada bayi. Sentuhan dan pelukan dari

Disusun oleh : DINA WAHYU KUSUMAWATI

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

PENGARUH HEALTH EDUCATION

BAB I PENDAHULUAN. pencapaiannya dalam MDGs (Millenium Development Goals) yang sekarang

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya. Sesaat setelah lahir, bayi biasanya tidur selama jam

PENGARUH PELATIHAN PIJAT BAYI TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DUKUN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO KLATEN SKRIPSI

Putri Kusumawati Priyono

Widi Apriani Putri 1) Ai Sri Kosnayani, dan Lilik Hidayanti 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUAT POLA DASAR DI SMK N 4 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. experimental) dengan pendekatan control group pretest postest design untuk

PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI USIA 1-6 BULAN DI POSYANDU DESA PESANTUNAN KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

BAB III METODE PENELITIAN. Desain dari penelitian ini adalah Pre Experimental dengan pendekatan one

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan termasuk ke dalam penelitian eksperimen-kuasi (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen yaitu

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

Jurnal Care Vol.6, No.1,Tahun 2018

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEJADIAN MENARCHE

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

PERBEDAAN. NASKAH an. Diajukan oleh : J FAKULTAS

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Non-equivalent Control Group Design. Kelompok Eksperimen. Kelompok Kontrol

Transkripsi:

HUBUNGAN PIJAT BAYI DENGAN FREKUENSI SAKIT BAYI DI KECAMATAN KARTASURA Deni Nuryanti* Siti Arifah** Abstract Massage is one of forming of touch therapy as one of an important therapy technique. baby massagec continuety sick assist baby healthy and assists growing physical and emotion of baby. Baby who was seldom give periodical baby massage would more risk to sick compared with baby get more regular. baby massage. The object of research was aim to know benefit of baby massage as one of way of preventing age baby pain in Kecamatan Kartasura. Design research was quasi experimental, with non equivalent control group design as retrospectively. Research sample was 30 babies who aged 1-3 months divided 2 group. 15 respondents experiment group and 15 respondents control group. Taking sample was using simple random sampling technique. Data analysis was using independent t test. Respondents was massaged by health care staff. Result of research shows that 15 babies who do not give massaged, 8 health sick, 7 babies health, while 15 babies who has given massaged there were 13 health babies, and 2 babies sick. Test result independent t test shows t test = - 2,157 smaller than t table = - 1,96 with significance 0,044 ( p<0,05). Result of this shows Ho is rejected, it mean baby that is often is massaged baby pain frequency lower than at baby which seldom be massaged. Keyword : baby massage, sick, baby, health care staff, health centre. *Deni Nuryanti Mahasiswa Fakultas ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta **Siti Arifah Dosen Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta PENDAHULUAN Pijat ditinjau dari segi kesehatan sangat banyak manfaatnya, berbagai macam teknik canggih dan obat-obatan mutahir digunakan untuk penghilang rasa sakit. Kita melupakan suatu pengobatan sederhana yaitu sentuhan tangan manusia yang merupakan salah satu alat yang sangat efektif dalam menghilangkan sakit pada tubuh, mengurangi stres dan memacu relaksasi, yaitu apa yang dikenal dengan pijat (Rosalina, 2007). Para pakar telah dapat membuktikan secara ilmiah bahwa terapi sentuh dan pijat bayi mempunyai banyak manfaat. Terapi pijat dapat menghasilkan perubahan fisiologis yang menguntungkan dan dapat diukur secara ilmiah, antara lain melalui pengukuran kadar cortisol ludah, kadar cortisol plasma secara radioimmunoassay, kadarhormon stres (catecholamine), air seni, dan pemeriksaan EEG (electro encephalogram, gambaran gelombang otak) (Roesli, 2001). Field (2004) berpendapat bahwa dengan pijat bayi dapat lebih meningkatkan berat badan, menunjukkan kemajuan yang lebih baik dalam hal emosional, kemampuan sosial, temperamennya lebih tenang dan terjadi penurunan hormon stres dalam urin maka peneliti perlu melakukan penelitian mengenai pengaruh pijat bayi terhadap frekuensi sakit bayi. Tujuan Penelitian Mengetahui manfaat pijat bayi sebagai salah Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 68

satu cara mencegah sakit bayi usia 0 6 bulan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan quasi eksperimen (Sugiyono, 2010). Desain non equivalent control group design secara retrospektif. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah 1042 anak (data puskesmas 2011). sampel didapatkan 30 responden dimana 15 responden sebagai kontrol dan 15 responden diberi perlakuan dengan teknik simple random sampling. kriteria sampel a. Kriteria Inklusi 1) Bayi yang dipijat mulai usia 1 sampai 3 bulan minimal 2 kali dalam 1 bulan. 2) Semua bayi yang mau dijadikan responden 3) Bayi yang dipijat oleh tenaga kesehatan b. Kriteria Ekslusi 1) Bayi yang mengalami kelainan bawaan seperti penyakit jantung bawaan 2) Ibu bayi yang tidak mau bayinya dijadikan sebagai responden 3) Bayi yang berasal dari luar daerah Kecamatan Kartasura Instrumen Penelitian Menurut Arikunto (2006) instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Instrumen yang akan digunakan menggunakan observasi yang terdiri dari data responden yang dibutuhkan sesuai dengan variabel penelitian dan catatan hasil kunjungan rumah. Analisa Data Analisis bivariabel dilakukan untuk melihat hubungan antara 2 variabel, uji experimental yaitu desain yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabelvariabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan statistik yang digunakan untuk membandingkan frekuensi sakit bayi dengan pijat bayi yaitu t independent. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Umur bayi Tabel 1. Distribisi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur (bulan) perlakuan kontrol Jumlah % Jumlah % 1 2 13,3 5 33,3 2 4 26,7 4 26,7 3 9 60,0 6 40,0 Jumlah 15 100,0 15 100,0 Tabel 1 menunjukan umur responden pada kelompok perlakuan terbanyak adalah 3 bulan yaitu sebanyak 9 responden (60%), pada kelompok kontrol, terbanyak berusia 3 bulan dengan 6 responden (60%). Banyaknya responden yang berumur 3 bulan disebabkan karena menurut Soedjatmiko (2007) pijat bayi sangat bermanfaat dilakukan pada enam atau tujuh bulan pertama usia bayi. Jenis kelamin bayi Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin perlakuan kontrol Jumlah % Jumlah % Laki-laki 7 46.7 9 60.0 Perempuan 8 53.3 6 40.0 Jumlah 15 100.0 15 100.0 Tabel 2 memperlihatkan pada kelompok perlakuan jenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 8 responden (53,3%), sementara pada kelompok kontrol jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 9 Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 69

responden (60%). Berdasarkan penelitian di lapangan jumlah responden pada kelompok banyak perempuan dan kelompok lebih banyak laki-laki disebabkan pada saat Frekuensi pijat Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pemijatan Pemijatan Tiap perlakuan kontrol bulan Jumlah % Jumlah % Tidak 0 0 7 46,7 pernah 1 kali 0 0 8 53,3 2 kali 2 13,3 0 0 3 kali 3 20,0 0 0 4 kali 10 66,7 0 0 Jumlah 15 100,0 15 100,0 Tabel 3. memperlihatkan responden kelompok perlakuan banyak yang menerima pijatan sebanyak 4 kali yaitu 10 responden (66,7%), sedangkan pada kelompok kontrol banyak yang mendapat pemijatan hanya satu kali yaitu 8 responden (53,3%). Banyaknya responden yang melakukan pijat sebanyak 4 kali dalam 1 bulan disebabkan karena responden teratur memijatkan bayinya setiap satu minggu sekali. pengambilan sampel bersifat simple random sampling sehingga siapa saja yang sesuai kriteria inklusi dapat dijadikan sampel. Analisis univariat Jumlah sakit Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sakit dalam 2 bulan Jumlah sakit dalam perlakuan kontrol 2 bulan Jumlah % Jumlah % Tidak 7 46,7 3 20 pernah 1 kali 6 40 4 26,7 2 kali 1 6,7 3 20 3 kali 0 0 4 26,7 4 kali 1 6,7 1 6,7 Jumlah 15 100,0 15 100,0 Tabel 4 memperlihatkan responden kelompok perlakuan yang tidak pernah mengalami sakit sebanyak 7 responden (46,7%), sedangkan pada kelompok kontrol responden yang mengalami sakit satu kali dan tiga kali masing-masing 4 responden (26,7%). Banyaknya responden pada kelompok perlakukan yang tidak pernah sakit dikarenakan responden teratur memijatkan bayinya setiap 1 minggu sekali. Menurut Kerstin (2007) bayi lebih sehat dan meningkat respon imunnya dengan pijatan. Perkembangan berat badan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Berat Badan Usia (bulan) perlakuan kontrol Rata-rata berat lahir Rata-rata berat badan terakhir Rata-rata berat lahir Rata-rata berat badan terakhir 1 2,85 4,45 2,9 3,25 2 3 4,1 2,9 3,82 3 3,08 5,6 3 4,8 Tabulasi silang Antara Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi di Kecamatan Kartasura Tabel 7. Tabulasi Silang Antara Pijat Bayi dengan Frekuensi Sakit Bayi di Kecamatan Kartasura Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 70

Pijat bayi Frekuensi sakit Tidak sakit Sakit Jumlah N % N % N % Tidak dipijat 7 23,3 8 26,7 15 50 Dipijat 13 43,3 2 6,7 15 50 Total 20 66,7 10 33,3 30 100 Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 15 responden yang tidak melakukan terapi pijak terdapat 7 responden (23,3%) dalam kategori tidak sakit dan 8 responden (26,7%) sakit. Sebanyak 15 responden melakukan terapi pijat terdapat 13 responden (43,3%) dalam kategori tidak sakit dan 2 responden antara pijat bayi dengan frekuensi sakit bayi terjadi kecenderungan bahwa semakin sering responden melakukan pijat maka frekuensi sakit pada bayi akan berkurang. Frekuensi bayi sakit antara yang dipijat dengan yang tidak dipijat Tabel 8. Frekuensi sakit bayi yang mendapat pijat dengan yang tidak mendapat pijat Frekuensi sakit bayi yang tidak dipijat bayi yang dipijat Rata-rata 1,7333 0,8000 Median 2 1 Modus 1 0 Maksimum 4 4 Tabel 8 menunjukkan bahwa bayi yang dipijat memiliki rata-rata sakit sebesar 0,8 sedangkan rata-rata sakit yang tidak dipijat sebesar 1,73, artinya bahwa ada selish nilai 0,9. Responden yang dipijat akan memperoleh peningkatan imun sehingga bayi tidak mudah sakit. Nilai median pada bayi yang tidak dipijat sebesar 2, sedangkan bayi yang dipijat memiliki nilai median 1, artinya bahwa bayi yang tidak dipijat banyak yang sakit sebanyak 2 kali dalam dua bulan, sedangkan bayi yang dipijat akan mengalami sakit sebanyak 1 kali dalam dua bulan. Nilai modus atau yang sering muncul, bahwa bayi yang tidak dipijat banyak mengalami sakit 1 kali dalam dua bulan, sedangkan bayi yang dipijat banyak yang tidak mengalami sakit selama 2 bulan. Nilai maksimum pada bayi yang tidak dipijat paling banyak mengalami sakit 4 kali dalam dua bulan, demikian juga pada bayi yang tidak dipijat yaitu 4 kali. Kondisi ini dapat terjadi disebabkan oleh faktor penguat, yaitu kurangnya baiknya sanitasi di rumah orang tua bayi, kurang lengkapnya imunisasi. Dari hasil frekuensi sakit bayi sebelum diuji secara statistik sudah dapat terlihat adanya perbedaan frekuensi sakit. Namun untuk memperkuat hasil perlu diuji independent t test Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 71

Analisis Bivariate Uji Normalita data Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov, dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil uji normalitas data ditampilkan dalam tabel 9. Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Data Penelitian Responden Z p Kesimpulan Jumlah sakit bayi yang dipijat 1,282 0,075 normal Jumlah sakit bayi yang tidak dipijat 0,687 0,732 normal Tabel 9 memperlihatkan bahwa data Data yang berdistribusi normal penelitian memiliki nilai signigikansi diatas 0,05, sehingga data penelitian berdistribusi selanjutnya dilakukan uji parametrik dengan menggunakan independent t test. Hasil uji normal. hipotesis penelitian independent t test ditampilkan dalam tabel 9. Tabel 10. Hasil Uji Independent t test Rata-Rata Sakit Responden yang Dipijat dan yang Tidak Dipijat Responden Rata-rata sakit T test p dipijat 0,8000-2,157 0,044 tidak dipijat 1,7333 Tabel 10 memperlihatkan nilai t test = - 2,157 dengan signifikasi p= 0,04 (p < 0,05). Hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pijat bayi dengan frekuensi sakit bayi di Kecamatan Kartasura. Pembahasan Pijat Bayi Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15 responden yang melakukan terapi pijat dan 15 responden yang tidak melakukan terapi pijat. Berdasarkan hasil survey di lapangan menunjukkan bahwa mayoritas responden tidak melakukan terapi pijat di pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan responden tentang pijat bayi, masalah sosial ekonomi dan tingkat pendidikan responden yang kurang. Faktor yang menyebabkan orang tua responden tidak melakukan terapi pijat atau hanya 1 kali memijatkan bayi mereka disebabkan karena keterbatasan ekonomi sehingga menjadi penghalang dalam melakukan terapi pijat, meskipun harga standar untuk terapi tiap 1 kali terapi pijat berkisar Rp. 12.000 Rp. 15.000. Hal ini sesuai dengan penelitian Clarke (2003) dalam penelitian yang berjudul Infant Massage: Developing An Evidence Base For Health Visiting Practice yang menyatakan bahwa masalah sosial ekonomi dan faktor pengetahuan sangat berpengaruh terhadap orang tua dalam melakukan terapi pijat sehingga orang tua jarang melakukan terapi pijat. Sedangkan responden yang melakukan terapi pijat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan kesadaran yang tinggi. Responden yang melakukan terapi pijat mengatakan dengan melakukan pijat mendapatkan keuntungan yang banyak untuk bayi mereka seperti tidak rewel, tidur teratur, bayi lebih sering menyusu sehingga produksi ASI lancar dan lebih dekat dengan sang bayi. Penelitian Underdown (2005) yang meneliti mengenai Massage Intervention For Promoting Mental and Physical Health in Infants Aged Under Six Months menunjukkan bahwa dengan melakukan terapi pijat akan meningkatkan interaksi antara ibu dan bayi Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 72

(bonding), tidur teratur dan nyaman serta bayi tidak rewel. 1. Frekuensi Sakit pada Bayi Hasil penelitian menunjukkan 20 responden tidak sakit (66,7%) yaitu 7 responden (23,3%) kategori tidak dipijat dan 13 responden (43,3%) yang dipijat. Hal ini sesuai dengan penelitian Herminia (2007) Massage Therapy With Preterm Infants and Children With Chronic Illness menyatakan bahwa dengan pijatan maka akan meningkatkan level dari Ig G, Ig A dan Ig M pada bayi, sehingga bayi menjadi sehat. Hasil wawancara singkat dengan responden yang melakukan terapi pijat terdapat 2 orang ibu responden mengatakan yang teratur melakukan terapi pijat 3-4 kali dalam 1 bulan bayi mereka sakit 2-4 kali dalam waktu 2 bulan bahkan pernah di rawat di Rumah Sakit. Ini mungkin di pengaruhi dari faktor imunisasi dan sanitasi lingkungan tetapi dengan teraturnya terapi pijat maka kekebalan dalam tubuh dapat terbentuk yaitu dengan pemberian ASI, sehingga meskipun responden sakit tetapi berat badan responden tetap meningkat. Hal tersebut di dukung oleh penelitian Leonard (2008) Exploring Neonatal Touch yang menyatakan dengan terapi pijat maka berat badan bayi akan meningkat sehingga pertumbuhan bayi cepat. 2. Hubungan antara pijat bayi dengan frekuensi sakit bayi Berdasarkan hasil penelitian lebih dari setengah jumlah responden atau sebanyak 66,7 % tidak mengalami sakit karena melakukan terapi pijat secara teratur. Sedangkan 33,3 % mengalami sakit disebabkan karena banyak faktor lain yang mempengaruhi frekuensi sakit itu sendiri. Frekuensi sakit dalam penelitian ini di ukur berdasarkan antara yang dipijat dengan yang tidak di pijat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara pijat bayi dengan frekuensi sakit bayi (0 6 bulan) di Kecamatan Kartasura. Dalam hasil penelitian ini mayoritas responden yang melakukan terapi pijat jarang sakit disebabkan karena teraturnya orang tua responden dalam memijatkan bayi mereka. Dari hasil wawancara dengan ibu responden, bayi mereka tidak mudah sakit meskipun pernah 1 kali sakit dalam waktu 2 bulan. Hal tersebut di dukung oleh pernyataan Ferguson (2010) dalam Gentle Massage is Good for Babies yang menyatakan dengan terapi pijat dapat meningkatkan fungsi sistem imun yang akan mengakibatkan berat badan naik lebih cepat sehingga bayi menjadi sehat. Pada bayi yang tidak di pijat sering sakit di sebabkan karena tidak terjadi peningkatan hormon gastrointestinal yang berfungsi sebagai penyerapan makanan sehingga bayi menjadi malas untuk menyusu yang mengakibatkan ASI yang di produksi sedikit sehingga kekebalan bayi tidak meningkat dan menjadikan bayi sering sakit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Idha (2010) dalam berita harian Detik Surabaya bahwa dengan pijatan minimal 1 minggu sekali selama 20 menit maka akan membuat bayi tenang dan menurunkan produksi hormon adrenalin yang selanjutkan meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga pada bayi yang tidak di pijat akan cenderung sering sakit. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, peneliti mengambil kesimpulan berupa terdapat pengaruh pemberian pijat bayi terhadap frekuensi sakit bayi usia 1-3 bulan dengan kelompok perlakuan yang mendapat pijat bayi sebanyak 4 kali dalam satu bulan banyak yang tidak sakit Saran 1. Bagi ibu diharapkan ibu dapat belajar untuk memijat bayinya sendiri, agar terjadinya kontak batin yang lebih baik apabila seorang ibu sendiri yang memijat bayinya, tidak dengan orang lain dengan cara mengikuti pelatihan pijat bayi atau dari membaca buku panduan memijat bayi. Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 73

2. Bagi profesi perawat Bahwa belum semua ibu dapat memijat bayinya dengan baik dan benar. Diharapkan seorang perawat dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang cara-cara memijat bayi kepada ibu-ibu. 3. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini dapat menjadi acauan peneliti lain. Peneliti lain dapat DAFTAR PUSTAKA mengembangkan penelitian dengan merubah variebal penelitian, seperti dari sampel penelitian, yaitu ibu responden, mengenai tingkat keterampilan ibu bayi dalam memijat bayi, tingkat pengetahuan. Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rine Cipta. Cathrine., Ardys. (2004). Pediatric Primary Care. USA: Esevier. Depdiknas. (2008). KBBI. Ed 3 cet 2. Jakarta: Balai Pustaka Ferguson, Elaine (2010) Gentle Massage is Good For Babies. http:hjo.org. diakses tgl 12 Maret 2012. Field. T et al. (2004). Preterm Infant Massage Therapy Research: A Review. www.infan t Behav Dev 2010 April: 33 (2) : 115 124. Doi: 10.1016/j.infbeh. 2009.12.004 diakses tgl 29 Oktober 2011. Herminia & Melanie. (2007). Massage Therapy With Preterm Infants and Children With Chronic Illnesses. www.touch-and-massage-in-early-child-developmen. Pdf diakses tanggal 29 Oktober 2011. Hidayat. (2009). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi Pertama, Jakarta: Salemba Medika. Linda. (2007). Trend Pijat Bayi. http: health kompas. Com/ diakses tanggal 9 Juni 2011. Prasetyono. (2009). Teknik Teknik Tepat Memijat Bayi Sendiri Jogjakarta: Diva Press. Roesli, U. (2001). Pedoman Pijat Bayi, Edisi Revisi. Jakarta: Trubus Agriwidya. Roselina, I. (2007). Fisiologi Pijat Bayi, Bandung: Trikarsa Multi Media. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Administrasi. Bandung. ALFABETA. Underdown et al. (2005). Massage Intervention For Promoting Mental and Physical Health in Infants Aged Under Six Months. www.online Library-wiley.com. diakses tgl 12 Maret 2012. Uvnas, Kerstin & Moberg. (2007). Massage, Relaxation and Well-beign; A Possible role for oxytocin As An Integrative Principle. www.baby first massage.com/user mods/baby massage. Pdf. diakses tgl 29 Oktober 2011. Hubungan Pijat Bayi Dengan Frekuensi Sakit Bayi (Deni N dan Siti Arifah) 74