BAB III PAJAK PENGHASILAN

dokumen-dokumen yang mirip
PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KULIAH PERPAJAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) Oleh : Mustofa, S.Pd., M.Sc. Dosen Pendidikan Ekonomi FE UNY. PPh UMUM 1

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak Kewajiban Perpajakan bagi Dokter

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II LANDASAN TEORI

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PAJAK PAJAK DEPARTEMEN IKK - IPB

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

22/06/2013. Materi Kuliah SUBJEK PAJAK. Definisi Subjek Pajak. Subjek Pajak (Ps 2 UU No 36 Th 2008)

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK PEMOTONGAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

Objek PPh. Penghasilan. Tambahan kemampuan ekonomis, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pajak Penghasilan (PPh) Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

PAJAK PENGHASILAN. Oleh Emmawati, S.Pd

Penghitungan PPh Akhir Tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Rochmat Soemitro (Mardiasmo 2011:1), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi koperasi yang terdapat dalam Peraturan Undang-Undang. Koperasi No.25Tahun 1992 yang berbunyi:

DASAR HUKUM. UU No 17 TAHUN 2000 Tentang PERUBAHAN KETIGA ATAS UU NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

A. Pengertian Laporan Keuangan

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam Siti Resmi (2009:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara

BAB II LANDASAN TEORI

Repositori STIE Ekuitas

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. adalah sebagai berikut, iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Pajak Ada beberapa pengertian atau definisi pajak yang dikemukakan

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG PAJAK PENGHASILAN BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang PPh dan Peraturan Pelaksanaannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 TERHADAP PEGAWAI TETAP DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA TAHUN 2014

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara. langsung, untuk memeliahara negara secara umum.

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Pajak menurut Resmi (2013) adalah kontribusi wajib kepada negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo, (2003:1) :

Aspek Perpajakan atas Penghasilan

PAJAK PENGHASILAN. Undang-Undang No. 36 Tahun 2008

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Menurut Undang Undang Pasal 1 angka 1 Ketentuan Umum

Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak dan tidak dikenakan Pajak penghasilan, diatur dalam Psl 4 ayat (3) UU No. 36 Tahun 2008, yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II Tinjauan Pustaka

ANALISIS PERHITUNGAN PPh BADAN DALAM RANGKA PENYESUAIAN UNDANG- UNDANG DAN PERATURAN PAJAK YANG BERLAKU. Hartanti

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas

Perpustakaan LAFAI

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Konsep Dasar Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dan BUT

a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.

Transkripsi:

BAB III PAJAK PENGHASILAN A. Nomor Topik : 03 B. Judul : Pajak Penghasilan C. Jam/Minggu : 4 jam D. Tujuan : Memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar mahasiswa mengetahui subyek, obyek pajak, jenis pajak penghasilan dan cara menghitung, menyetor serta melaporkan pajak penghasilan E. Deskripsi : Dosen memberikan penjelasan tentang subyek, obyek pajak, jenis pajak penghasilan dan cara menghitung, menyetor serta melaporkan pajak penghasilan F. Manfaat/Kegunaan : Mahasiswa dapat memahami subyek, obyek pajak, jenis pajak penghasilan dan cara menghitung, menyetor serta melaporkan pajak penghasilan di Indonesia. G. Uraian materi 1. Dasar Hukum Undang-undang no. 7 tahun 1983 yang telah diubah terakhir dengan undangundang no. 17 tahun 2000. undang-undang pajak penghasilan (PPh) mengatur pajak penghasilan (laba) yang diterima atau memperoleh orang pribadi maupun badan. 2. Subjek Pajak dan Wajib Pajak SUBJEK PAJAK,Yang menjadi subyek pajak adalah : Orang pribadi Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak

22 Badan usaha seperti PT, CV, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi massa, Orsospol, lembaga dan lain-lain. BUT merupakan bandan usaha yang digunakan oleh subyek pajak luar negeri (baik orang pribadi atau badan) untuk menjalankan usaha di Indonesia Subyek pajak dapat dibedakan menjadi dua yaitu : a. Subyek Pajak Dalam Negeri : S P Orang pribadi Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari tanpa harus berturut-turut dalam jangka waktu 12 bulan atau orang pribadi dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat tinggal di indonesia S P Badan Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia SP Warisan Warisan yang belum terbagai sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak b. Subyek Pajak Luar Negeri : S P Orang pribadi Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia. Orang pribadi yang menerima penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha melalui BUT S P Badan Badan yang tidak didirikan atau tidak bertempat kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia. Dapat menerima penghasilan dari Indonesai bukan dari menjalankan usaha melalui BUT WAJIB PAJAK dapat dibedakan menjadi dua yaitu : c. Wajib Pajak Dalam Negeri :

23 Dikenakan pajak atas penghasilan baik yang diterima di Indonesia maupun dari luar Indonesia Dikenakan pajak atas penghasilan netto Tariff pajak berdasarkan UU Pajak no. 17 tahun 2000 Wajib menyampaikan SPT d. Wajib Pajak Luar Negeri : Dikenakan pajak atas penghasilan yang diterima dari Indonesia Dikenakan pajak atas penghasilan brutto Tariff pajak berdasarkan UU Pajak no. 17 tahun 2000 pasal 26 (20%) Tidak wajib menyampaiktan SPT 3. Kewajiban Pajak Subjektif NO. MULAI BERAKHIR 1. Subyek Pjk DN orang pribadi - saat dilahirkan saat bertempat tinggal di Ind. Subyek Pajak DN Badan - saat didirikan/bertempat kedudukan di Indonesia Subyek Pajak LN melalui BUT - saat menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia - saat menerima penghasilan dari Indonesia Subyek Pjk DN orang pribadi - saat meninggal - saat meninggalkan Ind. selama2nya Subyek Pajak DN Badan - saat dibubarkan/tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia Subyek Pajak LN melalui BUT - saat tidak lagi menjalankan usaha melalui BUT di Indonesia - saat tidak lagi menerima penghasilan dari Indonesia Warisan Belum Terbagi - saat timbulnya warisan yang belum terbagi Warisan Belum Terbagi - saat warisan telah selesai dibagikan 4. BUKAN SUBJEK PAJAK dikecualikan dari Subjek Pajak a. Badan perwakilan negara asing b. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka dengan syarat :

24 bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima penghasilan lain di luar jabatannya di Indonesia negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik c. Organisasi international, dengan syarat: Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut Tidak menjalankan usaha untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota. d. Pejabat perwakilan organisasai international, dengan syarat: bukan warga negara Indonesia Tidak menjalankan usaha untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia 5. OBJEK PAJAK Objek pajak = Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wp dengan nama dan bentuk apapun, seperti: a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diperoleh temasuk gaji, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, penghasilan dari profesi b. Penghasilan dari usaha atau kegiatan seperti laba usaha c. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta seperti, sewa, bunga, deviden, royalty, keuntungan dari penjualan harta yang tidak digunakan d. Penghasilan lain seperti : keuntungan karena pembebasan utang keuntungan karena selisih kurs selisih lebih revaluasi hadiah undian

25 NON OBJEK PAJAK a. Sumbangan dan harta hibahan yang diterima keluarga sedarah, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, koperasi, termasuk usaha kecil sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha b. Warisan c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagai pengganti saham d. Penggantian sehubungan pekerjaan dalam bentuk natura dari WP atau pemerintah e. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi f. Deviden yang diperoleh perseroan terbatas sebagai wp dalam negeri dari penyertaan modal pada badan usaha yang bertempat tinggal di Indonesia g. Iuran yang diterima dana pensiun dan penghasilan dari modal yang ditanamkan dana pensiun h. Bagian laba yang diterima anggota perseroan yang modalnya tidak atas saham i. Bunga obligasi yang diterima perusahaan reksadana selama 5 tahun pertama pendirian j. Penghasilan yang diterima perusahaan modal ventura 6. DPP dan Cara Menghitung Penghasilan Kena Pajak Dasar pengenaan pajak : WP dalam negeri dan BUT DPP nya adalah PKP Badan = penghasilan netto (L/R) PKP Dalam Negeri Orang Pribadi = penghasilan netto - PTKP WP Luar Negeri DPP nya adalah Penghasilan bruto. Cara menghitung Penghasilan kena pajak : Menggunakan Pembukuan Biaya biaya dapat dibedakan menjadi dua :

26 a. biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto b. biaya yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan bruto * detail lihat dibuku? Menggunakan Norma Perhitungan / tariff norma WP yang boleh menggunakan norma perhitungan adalah : - WP orang pribadi jika peredaran brutonya kurang dari Rp. 600.000.000 per tahun mulai 2007 Rp. 1.800.000.000 berdasarkan PMK No. 1/PMK.03/2007 - mengajukan permohonan dalam 3 bulan pertama dari tahun buku - menyelenggarakan pencatatan peredaran bruto PTKP = (Penghasilan Tidak Kena Pajak) berlaku untuk setahun dengan ketentuan sebagai berikut: Th. 2005 Tahun 2006 - WP Orang Pribadi = Rp 12.000.000,00 13.200.000,00 - WP yang kawin = Rp 1.200.000,00 1.200.000,00 - Tambahan anggota keluarga maks. 3 orang = Rp 1.200.000,00 1.200.000,00 - Tambahan untuk istri yg penghasilan digbng = Rp 12.000.000,00 13.200.000,00 (pekerjaan istri tdk ada hubungannya dengan pekerjaan bebas suami dan penghasilan istri diperoleh tidak semata-mata dari satu pemberi kerja yang telah dipotong pajak) Pemberlakuan PTKP tahun 2005 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 564/KMK.03/2004 tanggal 29 Nopember 2004. Pemberlakuan PTKP tahun 2006 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 137/PMK.03/2005 tanggal 30 Desember 2005. TARIFF PAJAK - WP pribadi Dalam Negeri: a. Rp 0 sampai Rp. 25.000.000,00 = 5% b. Rp. 25.000.000,00 Rp. 50.000.000,00 = 10% c. Rp. 50.000.000,00 Rp.100.000.000,00 = 15% d. Rp.100.000.000,00 Rp.200.000.000,00 = 25% e. di atas 200.000.000,00 = 35%

27 - WP Badan dalam Negeri dan BUT a. Rp 0 sampai Rp. 50.000.000,00 = 10% b. Rp. 50.000.000,00 Rp.100.000.000,00 = 15% d. di atas Rp.100.000.000,00 = 30% H. Rangkuman Yang menjadi subyek pajak adalah : Orang pribadi Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak Badan usaha seperti PT, CV, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana pensiun, Persekutuan, Perkumpulan, Yayasan, Organisasi massa, Orsospol, lembaga dan lain-lain. BUT merupakan bandan usaha yang digunakan oleh subyek pajak luar negeri (baik orang pribadi atau badan) untuk menjalankan usaha di Indonesia Dikecualikan dari Subjek Pajak Badan perwakilan negara asing, Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing dan orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka Organisasi international, Pejabat perwakilan organisasai international. OBJEK PAJAK Objek pajak = Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh WP baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP dengan nama dan bentuk I. Kepustakaan Bohari, 1999, Pengantar Hukum Pajak, Raja Grafindo Persada, Jakarta Mardiasmo, 2003, Perpajakan, Edisi Revisi, Andi Yogyakarta Undang-Undang Perpajakan tahun 2000