BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
Kode Kehormatan Pramuka

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt Berfirman. dalam surat Al-Mujadallah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB V PEMBAHASAN. 1. Peran guru Agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai religius siswa dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, khususnya negara berkembang seperti Indonesia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, baik itu kualitas intelektual maupun kualitas mental. Suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya dan sekaligus mempraktekkannya

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya beberapa kasus yang melanda Indonesia dari kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa sekarang Bangsa Indonesia hidup di zaman global yang menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. penting yang perlu diingat bahwa tidak semua informasi yang diperoleh anak dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

I. PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan yang terjadi pada bangsa kita saat ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Standar Kompetensi Sertifikasi Guru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, hlm. 4.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. bagi anak-anak dan pemuda Indonesia. Pendidikan kepramukaan melatih

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Pengaruh globalisasi dapat mempengaruhi gaya hidup

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

Lembar Observasi Karakter Disiplin. KRITERIA No Nama Siswa

BAB I PENDAHULUAN. banyak sekali, yang berasal dari luar maupun dari dalam. Tujuan. pembangunan sebagaimana dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Negara Indonesia pada zaman sekarang ini cukup pesat sekali karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang hampir merata di seluruh dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang. Perkembangan tersebut dapat kita lihat melalui banyaknya perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat, seperti ilmu pengetahuan, budaya, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat tadi mengundang dua unsur yang dapat menimbulkan dampak positif maupun negatif. Adapun salah satu dampak positif yang timbul adalah semakin tumbuhnya perekonomian masyarakat, banyaknya pembangunan-pembangunan sarana transportasi di pelosok-pelosok desa dan berkembangnya ilmu pengetahuan melalui lembaga-lembaga pendidikan, baik itu dari lembaga swasta maupun pemerintah. Sedangkan dampak negatif dari perubahan dan perkembangan tersebut salah satunya ialah berkurangnya nilai-nilai keagamaan, moral, akhlak. Sehingga memyebabkan banyaknya terjadi prilaku-prilaku yang menyimpang di masyarakat, seperti kenakalan remaja, pergaulan bebas dan lain-lain. Untuk menciptakan norma-norma Agama dalam kehidupan masyarakat, maka perlu dilaksanakan pembinaan keagamaan bagi seluruh lapisan masyarakat, dalam hal ini tidak terkecuali anak-anak yang mengalami nasib yang kurang beruntung. Adakalanya anak dilahirkan dari keluarga yang tidak mampu (miskin), 1

2 bercerai, broken home, dan lain sebagainya, yang keadaan demikian sering mengakibatkan anak berperilaku yang menyimpang sehingga melanggar normanorma Agama, seperti mencuri, mabuk-mabukan, mengemis, menjual diri dan lain sebagainya. Agar mereka terhindar dari perilaku yang menyimpang tersebut maka sangat diperlukan pembinaan keagamaan. Pembinaan keagamaan yang dibutuhkan anak-anak tersebut tentunya bermacam-macam, seperti pembinaan sosial, keterampilan dan juga pembinaan keagamaan. Agama Islam sangat menganjurkan agar membina seseorang dengan penuh kebijakan, sesuai dengan kondisi orang yang dibina. Allah berfirman dalam al-quran Q.S. An-Nahal ayat 125 yang berbunyi: Dalam membina dan mengajak seseorang kepada kebenaran itu sangat ditekankan kepada kemudahan dan kegembiraan, tidak dengan mempersulit dan menakut-nakuti. Pembinaan kehidupan beragama tidak dapat dilepaskan dari pembinaan kepribadian secara keseluruhan. Untuk mewujudkan kepribadian tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang ringan dan mudah, tetapi harus mengorbankan seluruh tenaga, pikiran, kesabaran, bimbingan, keteladanan, bahkan biaya yang cukup besar, ataupun lainnya. Upaya semacam ini akan mudah

3 dan lebih praktis dilakukan oleh orang tua di rumah, namun tidak menutup kemungkinan lembaga formal maupun in formal pun dilakukan berupaya untuk menjembatani dalam menanamkan dan mengamalkan ajaran Agama Islam, guna mewujudkan manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt. Pembangunan dunia pendidikan merupakan salah satu sektor terpenting dalam pembangunan Nasional. Melalui pendidikan inilah diharapkan akan lahir manusia Indonesia yang berkualitas sejahtera, lahir dan batin, sehingga bisa menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Hal ini tergambar dalam Undang-undang SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003 Bab I yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan merencanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. 1 Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan. 2 Bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan segala oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Dewasa ini di maksudkan adalah dapat bertaggung jawab terhadap diri sendiri, secara biologis, psikologis, paedagogis dan sosiologis. 3 Melihat pengertian pendidikan di atas, tampaklah banyaknya aspek yang harus dicapai melalui kegiatan pendidikan, baik yang sifatnya fisik, material 1 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), h. 3 2 M. Ngalim Poerwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Cet. Ke-12, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.10 3 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Cet. Ke-4 (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2005), h. 1

4 maupun mental spritual yang harus dimiliki oleh seorang anak didik. Dengan tujuan itulah diharapkan akan lahir dari dunia pendidikan suatu generasi dan warga Negara yang bermanfaat bagi bangsa dan Negaranya. Untuk mencapai tujuan di atas tentu tidak mudah dan tidak bisa kalau hanya dilakukan di dalam kelas atau dalam lingkungan sekolah saja selama jam pelajaran berlangsung. Justru dalam hal ini diperlukan pendidikan di luar jam pelajaran yang bersifat ekstrakulikuler untuk menambah pengetahuan, pengalaman, wawasan, kemampuan dan keterampilan siswa. Di antara kegiatan ekstra kulikuler tersebut adalah gerakan pramuka sebagai suatu wadah pendidikan bagi anak-anak dan pemuda yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan lingkungan sekolah. Karena pentingnya pendidikan (pramuka) maka ia tidak dapat berdiri sendiri, ia merupakan kesatuan utuh dari pendidikan keluarga dan sekolah yang satu sama lain harus saling melengkapi, saling mendukung dan tentunya saling selaras. 4 Gerakan pramuka adalah badan non-pemerintah yang berusaha membantu pemerintah dan masyarakat dalam membangun masyarakat dan bangsanya, khususnya dalam bidang pendidikan, melalui kegiatan kepramukaan dengan menggunakan prinsip dasar metodik pendidikan pramuka. Yakni tertera pada Dasadarma pramuka yang berbunyi: 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4 M. Amin Abbas, dkk, Pedoman Lengkap Gerakan Pramuka (Surabaya: Beringin Jaya, 1994), h. 1

5 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, trampil dan gembira 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin, berani dan setia 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan 5 Dari bunyi butir-butir Dasadarma di atas secara jelas telah menggambarkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam, yakni kaitannya dengan hablumminallah dan hablumminannas. Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan Nasional yang penting dan merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Namun dewasa ini pendidikan pramuka mulai kurang diminati bahkan ada beberapa sekolah yang tidak memberikan pendidikan pramuka di sekolahannya, karena mereka menganggap pramuka sudah ketinggalan zaman (kuno) dan dari sebagian wali murid sendiri beranggapan bahwa pendidikan pramuka tidak penting, dengan anggapan bahwa pendidikan pramuka itu hanya sekedar bernyanyi dan bertepuk tangan saja. Dari pengalaman penulis, dari pihak siswa sendiri banyak yang kurang responsive terhadap kegiatan pramuka, itu dikarenakan orientasi belajar siswa lebih terfokus pada orientasi nilai pada pelajaran-pelajaran umum yang terutama yang di UNAS-kan. Sehingga para siswa yang berorientasi demikian menganggap 5 Ibid, h. 60

6 bahwa kegiatan pramuka dianggap sebagai kegiatan tambahan yang kurang penting dan hanya menghabiskan waktu mereka saja. Hal ini disebabkan siswa kurang memahami nilai-nilai utama dibalik kesederhanaan, cara-cara tradisional yang tetap dipertahankan dalam kegiatan kepramukaan yang terselenggara hingga saat ini. Padahal dibalik kesederhanaan pramuka tersebut apabila dipahami secara sungguh-sungguh akan mengantarkan siswa kepada pengembangan potensi yang dimiliki siswa yang berkaitan dengan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam yang terdapat dalam Dasadarma pramuka. Sebagai contoh, gempa bumi Yogyakarta pada tanggal 27 Mei 2006 secara langsung maupun tidak langsung menuntut adanya pengetahuan dan ketrampilan yang terdapat pada pendidikan kepramukaan. Hal ini disebabkan bahwa saat terjadi bencana alam (gempa) secanggih apapun teknologi yang ada tidak dapat digunakan secara maksimal misalnya alat-alat yang menggunakan daya listrik. Karena pada saat terjadi gempa semua listrik daerah bencana padam dan jaringan komunikasi terputus. Berdasarkan keadaan yang demikian mendorong penulis untuk mengadakan penelitian yang berkaitan dengan Nilai-nilai pendidikan Agama Islam dalam kegiatan pramuka. Lokasi penelitian tersebut adalah di MAN 2 Model Banjarmasin. Dipilihnya lokasi ini dikarenakan pendidikan pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin menurut pengamatan penulis selain dijadikan ekstrakulikuler juga memiliki perbedaan dengan sekolah lain yakni terletak pada muatan materi yang diberikan kepada siswa. Yang mana materi pendidikan pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin memberikan materi kepanduan yang didasari nilai-nilai Pendidikan Agama Islam.

7

8 B. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam memahami judul diatas, penulis perlu mengemukakan penegasan judul, terutama untuk hal-hal yang menjadi sasaran pembahasan dalam penelitian ini. 1. Nilai dapat diartikan sebagai objek keinginan, mempunyai kualitas yang dapat menyebabkan orang mengambil sikap menyetujui atau mempunyai nilai tertentu. 6 Nilai juga dapat diartikan sebagai konsep-konsep abstrak dalam diri manusia dan masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap baik, buruk, salah dan benar. 7 2. Ahmad D. Marimba: Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama menurut ukuran-ukuran Islam. 8 3. Kata Pramuka adalah Singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti rakyat muda yang suka berkarya. 9 Maksudnya adalah anggota gerakan pramuka yang berusia antara 7-25 tahun dan terbagi menjadi empat golongan yaitu: Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega. Jadi, pengertian gerakan pramuka ialah nama 6 Louis. Kattsoff, Pengantar Filsafat, Ter. Soejono Soemargono, Cet. V, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992), h. 332 7 Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Triganda, 1993), h. 110 8 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al Ma arif, 1981), h23 9 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat, Pramuka Kader Pembangunan Bangsa, (Bandung: CV. Ganjar Negara, 1988), h. 134

9 organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka fokus masalah yang hendak dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pramuka yang dilaksanakan di MAN 2 Model Banjarmasin? 2. Nilai-nilai pendidikan Agama Islam apa saja yang terkandung dalam kegiatan pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin? D. Alasan Memilih Judul 1. Karena kegiatan pramuka dapat memperbanyak pertumbuhan keterampilan, kecakapan, kemampuan, dan kemandirian bagi siswa MAN 2 Model Banjarmasin. 2. Salah satu kegiatan pramuka akan mengembangkan jiwa sosial siswa sehingga terbina dengan baik perasaan sosialnya. E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin.

10 2. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan Agama Islam yang terkandung dalam kegiatan pramuka di MAN 2 Model Banjarmasin. Kegunaan dilaksanakannya penelitian ini adalah 1. Dapat memberikan wawasan baru bagi pelaksanaan dan pengembangan pendidikan kepramukaan. 2. Sebagai data penting tentang kegiatan kepramukaan. F. Sistematika Penulisan Sebagai gambaran umum pembahasan dan untuk mempermudah dalam pembuatan skripsi ini, penulis sajikan sistematika pembahasannya sebagai berikut: pertama, memuat formalitas yang terdiri atas: halaman judul, halaman pengesahan, halaman persembahan, halaman motto, kata pengantar dan daftar isi. Kedua, memuat bagian isi dalam pembahasan hasil penelitian skripsi ini, yang terdiri atas lima bab yang di dalamnya masih terdapat sub-sub bab. Bab I, merupakan gambaran umum tentang isi skripsi ini secara keseluruhan, yang meliputi latar belakang masalah, definisi oprasional, rumusan masalah, alasan memilih judul, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II yaitu tinjauan tioritis berisikan: Pertama: pengertian pendidikan Agama Islam, dasar-dasar pendidikan Agama Islam, dan tujuan pendidikan Agama Islam, nilai-nilai pendidikan Agama Islam. Kedua: Pengertian pramuka, Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan, bentuk kegiatan dan pelaksanaan pramuka, faktor pendukung dan penghambat.

11 Bab III yaitu metode penelitian yang berisi tentang Jenis dan sifat penelitian, subjek dan obejek penelitian, data, sumber data, dan metode pengumpulan data, teknik pengolahan data dan analisis data, prosedur penelitian. Bab IV yaitu laporan hasil penelitian, meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian dan analisis data. Bab V yaitu penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran.