GERAKAN PRAMUKA IKIP BANDUNG HINGGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

BUKU PANDUAN 4 POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN ANGGOTA SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA MA ARIF NU

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

LAMPIRAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 104 Tahun 2004 TANGGAL : 18 Oktober 2004 ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata Pramuka merupakan singkatan dari prajamuda karana, yang memiliki arti

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2004 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 220 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN POKOK-POKOK ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAMPAK PEMBINAAN KEPRAMUKAAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Di antara berbagai program dan kegiatan pembangunan Nasional, salah

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR 43 TAHUN 1997 PETUNJUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 238 TAHUN 1961 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

PETUNJUK PELAKSANAAN KOMPETISI PRAMUKA SE-JAWA BARAT (KOMPAS JABAR) 2017 DALAM RANGKA HUT GUDEP KE-28 BAB I PENDAHULUAN

AD/ART GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2009 Hlm. 13 dari 13

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

Kode Kehormatan Pramuka

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

PETUNJUK PENYELENGGARAAN GUGUS DARMA PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. siswa, Departemen Pendidikan Nasional yang tertuang dalam rencana srategis

ISSN: PRAMUKA SEBAGAI WADAH PEMBENTUKAN PENDIDI- KAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGUATAN NILAI-NILAI PANCASILA MELALUI KEGIATAN KEPRAMUKAAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

PETUNJUK PELAKSANAAN GALANG PRAMUKA BERPRESTASI 2018 KREASI MEMBANGUN GENERASI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

METAMORFOSA TUNAS MUDA DEMI MEWUJUDKAN CITA LUHUR BANGSA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB III DESKRIPSI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Smith Baden Powell yang kemudian lebih dikenal dengan Bapak Pandu Sedunia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KOMUNITAS PRAMUKA

RENCANA KERJA GUGUSDEPAN GERAKAN PRAMUKA KABUPATEN MALANG AIRLANGGA GAYATRI PANGKALAN SMP NEGERI 1 TUMPANG TAHUN ANGGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di antara berbagai program kegiatan pembangunan nasional, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

PETUNJUK PELAKSANAAN GUGUS DEPAN GERAKAN PRAMUKA YANG BERPANGKALAN DI KAMPUS PEGURUAN TINGGI

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

ANGGARAN RUMAH TANGGA GERAKAN PRAMUKA HASIL MUNASLUB GERAKAN PRAMUKA TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB II KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi pendidikan nasional yang terdapat pada Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES) NOMOR : 57 TAHUN 1988 (57/1988) TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR GERAKAN PRAMUKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Siswa adalah suatu komponen input dalam proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN PRAMUKA PANDEGA

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Venty Fatimah, 2013

Transkripsi:

1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia, Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Rakyat Muda yang Suka Berkarya. Selaras dengan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Nomor 11/MUNAS/2013 (Pasal 13) Pendidikan kepramukaan dalam sistem pendidikan nasional termasuk dalam jalur pendidikan nonformal yang diperkaya dengan pendidikan nilai-nilai Gerakan Pramuka dalam pembentukan kepribadian yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup, Dalam Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Bab II Pasal 4) disebutkan bahwa : Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, Mengamalkan Pancasila serta melestarikan lingkungan hidup. Sementara itu dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Bab II pasal 4 yang berbunyi seperti berikut ini : Tujuan Gerakan Pramuka adalah terwujudnya kaum muda Indonesia yang dipersiapkan menjadi : a. Manusia yang berwatak, berkepribadian, berakhlak mulia, tinggi kecerdasan dan keterampilannya serta sehat jasmaninya; b. Warga Negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

2 Bukan hal yang berlebihan bila dikemukakan suatu ungkapan bahwa setiap kegiatan Gerakan Pramuka pada dasarnya merupakan kegiatan yang dapat membangun negeri dan mencipta bakti (Suherman 2011:7). Sesungguhnya bukan hanya ungkapan belaka, melainkan sebuah realita yang ada. Undang Undang No.12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka, Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) berisi mengenai aspek-aspek yang dapat mengembangkan potensi generasi muda untuk menjadi warga negara yang baik dan benar. Tujuan Gerakan Pramuka yang tercantum dalam Undang Undang tersebut tersurat bahwa Gerakan Pramuka membentuk setiap insan Pramuka agar memiliki jiwa dalam bela negara dan pendidikan karakter. Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual, sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa membentuk kepribadian dan akhlak mulia kaum muda, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi kaum muda, meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan. Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam, peduli terhadap dirinya pribadi, taat kepada kode kehormatan pramuka. Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada cara kerja regu dan kelompok penggalang, saat mereka diajak untuk bekerja sama dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam kelompok tersebut dapat

3 terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya. Pramuka disini dimaksudkan adalah warga Negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka (UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Pasal 1 ayat 2), dengan kata lain Pramuka yang dimaksud adalah Manusia atau orang yang berkiprah dalam Gerakan Pramuka yang menjalankan kegiatan Kepramukaan. Kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, sanggup bertanggung jawab dan mampu membina dan membangun sebagai penerus generasi selanjutnya. Dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka (pasal 4) Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan yang menerapkan jiwa Nasionalisme, yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia. Gerakan pramuka adalah salah satu Organisasi yang memiliki peran penting pada jaman pergerakan di Indonesia, dengan berbagai dialektika kepemudaan pada saat itu, hingga akhirnya menjadi satu organisasi besar yang berlandaskan Pancasila. Sebelum menjadi satu organisasi yang penuh, Gerakan Pramuka terpecah pecah dari beberapa bagian organisasi kepanduan yang berhaluan,

4 nasionalis, agama dan haluan lainnya. Organisasi sebelum gerakan pramuka adalah gerakan kepanduan dimana pengertian Kepanduan adalah gerakan pandu. Sedangkan salah satu definisi pandu adalah anggota perkumpulan pemuda yang berpakaian seragam khusus, bertujuan mendidik anggotanya supaya menjadi orang yang berjiwa ksatria, gagah berani, dan suka menolong sesama makhluk. Pada waktu itu kepanduan nasional di Indonesia sudah merupakan suatu wadah pembinaan suatu wadah pembinaan generasi muda, untuk menyiapkan tenagatenaga kader bangsa dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan. Gerakan kepanduan yang kini menjadi gerakan pramuka memiliki catatan sejarah mulai dari siaga dalam menghadapi penjajahan, menggalang persatuan dan kesatuan hingga akhirnya menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia dan kini berperan sebagai pengisi pembangunan bangsa. Dalam hal lain gerakan pramuka bertujuan sebagai pondasi dalam pendidikan karakter anak bangsa, tujuan pertama pendidikan karakter adalah memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik dalam proses sekolah maupun setelah proses sekolah (Kesuma, 2012:9). Pendidikan karakter merupakan tujuan dari Gerakan Pramuka. Pentingnya Gerakan Pramuka bagi pembentukan karakter bangsa kini diperkuat dengan adanya Undang Undang Nomor 12 Tahun 2010. Mengingat Kaum muda saat ini cenderung kurang memiliki kepekaan dan solidaritas sosial, semangat kebangsaan dan kebersamaan, persatuan dan kesatuan, patriotisme dan idealisme dalam berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan sistem pembinaan kaum muda yang dapat menciptakan manusia berkepribadian luhur dan beraklak mulia. Secara filosofis Gerakan Pramuka merupakan wadah pengembangan diri untuk melahirkan kader penerus perjuangan bangsa dan negara, wadah pemenuhan hak-hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Pasal 28C dan Pasal 31 UUD Negara RI Tahun 1945, hal ini sejalan dengan pendapat (Kesuma, 2012:6). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

5 mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Setelah melihat organisasi kepanduan di Indonesia terpecah belah dan agar tidak hilangnya generasi muda mengikuti pendidikan kepanduan, maka timbullah gagasan Presiden Republik Indonesia untuk membentuk organisasi kepramukaan yang merupakan wadah kesatuan (Maryulis, 2012:22). Pada tahun 1961 lahirlah Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961, sejak saat itu dikenal dengan hari lahir Gerakan Pramuka yang ditandai dengan penyerahan panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Pada tanggal 14 Agustus 1961 organisasi Gerakan Pramuka diresmikan. (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1987:5). Keputusan Presiden R.I No. 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 menetapkan bahwa Gerakan Pramuka adalah satusatunya organisasi yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak anak dan pemuda Indonesia (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 1987:5). Dalam Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan terdapat lembaga yang berperan mengurus dan mengendalikan gerakan pramuka dan kegiatan Kepramukaan. Satuan organisasi gerakan pramuka terdiri atas a. gugus depan dan b.kwartir (UU Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 20 ayat 2). Dalam menjalankan tugasnya gugus depan dan kwartir memiliki tugas dan fungsi yang berlainan, gugus depan sebagaimana pasal 20 ayat (2) huruf a meliputi gugus depan berbasis satuan pendidikan dan gugus depan berbasis komunitas. Gugus depan disingkat gudep adalah suatu kesatuan organik terdepan dalam Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan Pramuka dalam penyelenggaraan kepramukaan, serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota

6 muda dan anggota dewasa muda (Petunjuk Penyelenggaraan Gugus depan Gerakan pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Bab I Poin (4) huruf a). Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dalam buku 40 Tahun Gerakan Pramuka : Ikut sertanya pramuka-pramuka dalam kegiatan pembangunan bangsa adalah syarat mutlak demi kelanjutan hidup kepramukaan sebagai organisasi dunia. Kita dapat tetap taat pada dasar prinsip-prinsip moral Kepramukaan, tetapi kita harus memperbaharui acara-acara kegiatan kepramukaan yang sesuai dengan aspirasi generasi muda kita dan dengan kebutuhan masyarakat kita Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan tokoh penting dalam Gerakan Pramuka, selain sebagai Raja dalam Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat, beliau aktif dalam kesatuan Tentara Nasional Indonesia dan juga sebagai tokoh pendiri Gerakan Pramuka hingga dipercaya memimpin Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sejak 1961 hingga 1974. Tentunya masa awal berdirinya Gerakan Pramuka memiliki lika liku perjalanan yang sangat menarik untuk dikaji oleh penulis, mulai dari pembentukan Kwartir Nasional, penyusunan Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART), pembentukan Kompi Pramuka, hingga pembentukan Gugus depan Gerakan Pramuka di perguruan tinggi. Dalam Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan terdapat Lembaga yang berperan mengurus dan mengendalikan gerakan pramuka dan kegiatan kepramukaan. Satuan organisasi gerakan pramuka terdiri atas a. gugus depan dan b.kwartir (UU Nomor 12 Tahun 2010 Pasal 20 ayat 2). Dalam menjalankan tugasnya gugus depan dan kwartir memiliki tugas dan fungsi yang berlainan, gugus depan sebagaimana pasal 20 ayat (2) huruf a meliputi gugus depan berbasis satuan pendidikan dan gugus depan berbasis komunitas. Gugus depan disingkat gudep adalah suatu kesatuan organik terdepan dalam gerakan pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan pramuka dalam penyelenggaraan kepramukaan, serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota

7 muda dan anggota dewasa muda (Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Bab I Poin (4) huruf a). Latar belakang didirikannya gugus depan diperguruan tinggi yaitu untuk membantu merealisasikan tujuan pendidikan serta untuk membentuk generasi muda yang disiplin, tangguh dan bertanggung jawab sesuia dengan tujuan gerakan pramuka yaitu pembentukan watak dan karakter. Hal tersebut terdapat dalam poin b pendahuluan PP nomor : 086 tahun 1987 tentang petunjuk pelaksanaan pembinaan dan pengembangan gugus depan pramuka yang berpangkalan di kampus perguruan tinggi yaitu : Pembinaan dan pengembangan gugus depan pramuka yang berpangkalan di kampus perguruan tinggi, merupakan realisasi tujuan pendidikan nasional, yang menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa, termasuk didalamnya menghasilkan sarjana yang sujana yang mengabdikan dirinya sebagai pembina gerakan pramuka di Tanah Air Indonesia. Gerakan pramuka gugus depan lengkap kota bandung 01005-01006 pangkalan Universitas Pendidikan Indonesia atau Pramuka UPI yang mulanya adalah Pramuka IKIP Bandung merupakan pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi pertama di Indonesia yang diresmikan oleh Ir. Ajat Sudrajat sebagai Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kodya Bandung pada tanggal 17 Februari 1973. Menurut Dra. Asiah Suriadikusumah selaku pendiri Pramuka IKIP Bandung, Gerakan Pramuka di IKIP Bandung diresmikan tahun 1973, namun sudah berdiri sejak tahun 1971. Proses berdirinya pramuka yang berpangkalan diperguruan tinggi tidaklah mudah, kondisi politik pemerintahan Orde baru saat itu tidak memperkenankan pramuka berdiri di tingkat universitas, baru kemudian karena dirasa perlu, Pramuka IKIP Bandung (Sekarang UPI) mengadakan seminar yang membahas urgensi Gerakan Pramuka di Perguruan Tinggi, dengan bantuan dari tokoh Pramuka Nasional Kak Idik dan Kak Mutahar

8 yang mengolah hasil dari seminar tersebut, akhirnya Gerakan Pramuka diterima di tingkat perguruan tinggi. Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan no. 086 tahun 1987 bahwa pramuka diperguruan tinggi wajib membuat gugus depan lengkap yang terdiri dari perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak dan racana pandega, dengan berlandaskan PP tersebut pramuka UPI mendirikan gugus depan lengkap dengan anggotanya dari sekolah SD, SMP dan SMA yang ada dilingkungan UPI. Dalam hal Pembinaan generasi muda, khususnya Dewan Pandega di IKIP Bandung dibimbing oleh beberapa Pembina, diantarana Kak Noenoeng Djunaedi, Kak Dra. Asiah Suriadikusumah, Kak Drs. Koesmadji dan Kak Sarwartha Vidda Soelidjo. Berdirinya Gerakan Pramuka di IKIP Bandung (UPI Bandung) bertujuan mempersiapkan guru yang memiliki keahlian di bidang pembinaan dan pembinaan kepramukaan. Selaras dengan Petunjuk Penyelenggaraan (Gugus depan Gerakan pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Bab II Poin 1) Gugus depan dibentuk dengan tujuan untuk membina dan mengembangkan sumber daya kaum muda melalui kepramukaan agar menjadi warga Negara yang berkualitas, yang mampu memberikan sumbangan yang positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik lokal, nasional maupun internasional. Hingga tahun 2014 Gerakan Pramuka IKIP Bandung sudah berganti nama menjadi Gugus depan lengkap 01005-01006 Pangkalan Universitas Pendidikan Indonesia berusia 43 tahun. Alasan Penulis mengambil angka tahun 1971-2014 dimana tahun 1971 merupakan tahun diresmikannya Gerakan Pramuka IKIP Bandung dan tahun 2014 adalah batasan tahun dimana penulis meneliti mengenai perkembangan Gerakan Pramuka IKIP Bandung Pramuka UPI, usia 43 tahun adalah waktu yang tidak sebentar, tentunya selama itu Gerakan Pramuka IKIP Bandung mengalami perkembangan tahun demi tahunnya dalam kiprah Gerakan Pramuka, hal itu membuat penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana sejarah dan

9 perkembangannya. Alasan alasan tersebut yang mendorong penulis untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai Gerakan Pramuka IKIP Bandung Hingga Universitas Pendidikan Indonesia tahun 1971-2014. 1.2 Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan pokok-pokok pikiran di atas, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi kajian dalam penulisan skripsi ini. Adapun permasalahan pokoknya adalah Bagaimana sejarah dan perkembangan Gerakan Pramuka dari IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia tahun 1971-2014? Sementara untuk membatasi kajian penelitian ini, maka diajukan beberapa pertanyaan sekaligus sebagai rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah: 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pramuka IKIP Bandung? 2. Bagaimana sistem pendidikan Kepramukaan yang dikembangkan di IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia? 3. Bagaimana peran dan fungsi Gerakan Pramuka di IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia? 4. Bagaimana dampak perubahan nama IKIP Bandung menjadi Universitas Pendidikan Indonesia terhadap Gerakan Pramuka? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak di capai penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan latar belakang berdirinya Gerakan Pramuka di IKIP Bandung serta proses dan tahapan tahapan yang dilalui dalam pendirian dilihat dari aspek urgensi pendirian Gerakan Pramuka yang di Perguruan Tinggi.

10 2. Mendeskripsikan sistem Pendidikan Kepramukaan yang dikembangkan di Gugus depan IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia dalam hal penerimaan anggota hingga purna latih anggota. 3. Memaparkan peran dan fungsi Gerakan Pramuka IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Mengidentifikasi dampak perubahan nama IKIP Bandung menjadi Universitas Pendidikan Indonesia terhadap Gerakan Pramuka di IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Memperkaya penulisan tentang Sejarah Kepramukaan dan memberi inspirasi bagi pihak lain untuk mengkaji lebih jauh mengenai Gerakan Pramuka. 2. Menambah pemahaman bagi penulis tentang Gerakan Pramuka meliputi Sejarah, peran dalam pembangunan bangsa serta pendidikan Kepramukaan dalam pembentukan karakter bangsa khususnya sejarah dan perkembangan Gerakan Pramuka di IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan memahami penulisan ini, maka penulis menggunakan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, Bab ini berisi latar belakang masalah yang menguraikan mengenai alasan penulis untuk melakukan penelitian mengenai Gerakan Pramuka dari IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia tahun 1971. Untuk memperinci dan membatasi permasalahan agar tidak melebar maka dicantumkan rumusan dan batasan masalah sehingga dapat dikaji secara khusus dalam penulisan ini. Pada akhir dari bab ini dimuat tentang metode

11 dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis, juga sistematika penulisan yang akan menjadi kerangka dan pedoman penulisan karya ilmiah ini. Bab II Kajian Pustaka, Dalam bab ini penulis menguraikan tentang literatur yang diambil oleh penulis, serta pemaparan dari konsep konsep, sumber sumber buku dan sumber lainnya yang dapat digunakan sebagai referensi yang dianggap relevan oleh penulis sebagai bahan acuan dalam penulisan skripsi ini, sehingga hasil dari penulisan skripsi ini memiliki bobot dan diperkuat dengan konsep konsep dari para ahli. Bab III Metode Penelitian, Metode Penelitian. Dalam bab ini diuraikan mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh dalam melakukan penelitian guna mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang sedang dikaji oleh peneliti. Adapun metode yang digunakan adalah metode historis dan teknik yang digunakan adalah studi literatur yaitu pencarian sumber sumber sejarah berdasarkan kajian buku teks dan studi wawancara dengan sasaran narasumber yang sesuai dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti. Bab IV Pembahasan, memaparkan mengenai isi dari pembahasan mengenai Gerakan Pramuka tahun 1971 2014 dari IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia, urgensi pendirian, sistem pendidikan dalam Gerakan Pramuka dan kendala kendala yang dihadapi oleh Gerakan Pramuka IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia. Bab V Kesimpulan dan Saran, Bab ini berisi kesimpulan dan saran penulis dari rangkaian penulisan skripsi mengenai kajian tentang Gerakan Pramuka IKIP Bandung hingga Universitas Pendidikan Indonesia pada tahun 1971 sampai dengan 2014.