BAB III LANDASAN TEORI. otomatis. Mulai dari proses pencatatan data dilakukan sebagai input data ke dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

BAB III LANDASAN TEORI. compansation), dan kompensasi secara tidak langsung (indirect compensation).

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Perhitungan Penjualan PT Panca Patriot Prima

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB III LANDASAN TEORI. mahasiswa dan penempatan jurusan kepada setiap calon mahasiswa.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PERANCANGAN APLIKASI PENERIMAAN SISWA BARU SMP NEGERI 1 PUGUNG MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC 6. Rion Wijaya 1, Yuri Fitrian 2

BAB III LANDASAN TEORI. disusun guna menyelesaikan masalah secara sistematis. Pada bab ini akan

BAB III 3 LANDASAN TEORI

Bab III. Landasan Teori

BAB III LANDASAN TEORI. khususnya di bidang perbidanan dalam suatu wilayah kerja. BPS hanya

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dibahas meliputi permasalahan-permasalahan atau prosedur-prosedur yang

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mendukung penyusunan laporan kerja praktek ini. Landasan teori yang akan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III 3. LANDASAN TEORI. manajemen dan individu lain terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI. saling berinteraksi, saling tergantung satu dengan yang lain dan terpadu.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. rencana- rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

BAB III LANDASAN TEORI. suatu paket atau application suite. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Henry Simamora (2000) dalam buku Akuntansi Basis Pengambilan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III. Landasan Teori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. dengan Rancang Bangun Aplikasi Pencatatan History Barang Gudang. Di bagian

BAB III LANDASAN TEORI. Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktifitas, dan transaksi, yang

BAB III LANDASAN TEORI. simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memudahkan pengelolahan dan memanfaatkan data secara efektif dan efesien. Kantor

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Soemarso (2007:08) dalam buku Akuntansi Suatu Pengantar

BAB III PERANCANGAN SISTEM. membahas tentang ilmu yang terkait dalam permasalahan tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI. konsep dasar dan definisi-definisi yang berkaitan dengan perangkat lunak yang

BAB III LANDASAN TEORI. sistem secara garis besar dibedakan menjadi 2, yaitu: tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.

Minggu 03 a Alat Pemodelan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. fisik barang dari gudang ketempat tujuan yang disesuakan dengan dokumen. manfaatnya, barang dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. instruksi (instruction) atua pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto, 2001)

BAB III 3. LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III 3. LANDASAN TEORI

APLIKASI PENJUALAN BARANG SECARA MULTIUSER PADA DISTRO THINKER MATESIH KARANGANYAR

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Lusyani Sunarya S.Sn (2010:45) Company Profile. sebuah aset lembaga atau perusahaan yang biasa digunakan sebagai tanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Nawawi (2001) ada tiga pengertiansumber dayamanusia yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Jogiyanto 2001: 1) Sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. untuk menjelaskan teori-teori yang mendukung penyusunan laporan kerja praktik

Abstrak BAB I PENDAHULUAN

BAB III LANDASAN TEORI. bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. Informasi dapat dihasilkan dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. waktu berdasarkan rencana pengaturan urutan kerja, daftar atau tabel kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

Nama : Rendi Setiawan Nim :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Dokumen perusahaan/organisasi adalah data, catatan dan/atau keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi,

Transkripsi:

BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Manajemen Data Definisi manajemen menurut L.Daft (2002) manajemen adalah Suatu pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi. Definisi data menurut Jogiyanto (2005), data merupakan bahan yang berupa huruf, simbol, angka gambar, suara atau penggambaran dari kejadian. Manajemen data menurut Jogiyanto (2005) manajemen data merupakan suatu bentuk kegiatan pengelolaan sumber daya informasi yang meliputi, pertama proses pengumpulan data dan pencatatatn ke dalam dokumen yang berfungsi sebagai masukan (input) bagi sistem. Kedua, proses penyimpanan sumber daya informasi ke dalam suatu berkas dokumen. Ketiga, pemeliharaan proses penambahan data baru dan perubahan data yang ada supaya sumber daya informasi tetap mutakhir. Keempat, mengatur (organize) proses penyusunan data sedemikian rupa untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi para pemakai. Dalam konteks ini Manajemen data yang dilakukan dari ketiga proses manajemen. Manajemen data dalam hal ini dilakukan dengan dukungan teknologi informasi. Sehingga, semua proses yang ada di dalamnya dilakukan secara otomatis. Mulai dari proses pencatatan data dilakukan sebagai input data ke dalam sistem. Kemudian setelah dilakukan pencatatan baru kemudian disimpan ke dalam suatu database. Dari data yang di dalam database dapat dilakukan proses pemeliharaan data mulai dari pembuatan data baru dan peruabahan data yang ada. Sehingga, dari data atau informasi yang adadalam suatu sistem akan menghasilkan suatu laporan yang bermanfaat bagi organisasi. 12

13 3.2 Pengertian Rekruitmen Pengertian rekruitmen menurut Henry Simamora (1997) Rekruitmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian. Proses rekruitmen dapat berasal dari pelamar langsung, lamaran dalam bentuk tertulis, rujukan dari orang lain ataupun iklan, penempatan tenaga kerja serta melalui lembaga serikat pekerja. Terdapat beberapa cara atau teknik rekruitmen yang umum dilakukan oleh perusahaan atau organisasi. Dilihat dari konsep dasar rekruitmen. Teknik rekruitmen menurut Gomes (2013) digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Teknik Rekruitmen Sentralisasi Jika rekrutmen disentralisasikan, instansi yang mengelola sumber daya manusia itu bertanggung jawab untuk meminta dari para manger akan perkiraanperkiraan periodik mengenai jumlah dan tipe pekerja-pekerja baru yang dibutuhkan diwaktu akan datang. Instansi manajemen sumber daya manusia tingkat pusat akan mengeluarkan pengumuman perihal lowongan kerja yang tersedia untuk memenuhi peraturan perundangan Affimartive Action yang menghendaki perwakilan proporsional. 2. Teknik Rekruitmen Desentralisasi Teknik rekrutmen yang didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relatif kecil, kebutuhan-kebutuhan rekrutmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi memperkejakan berbagai tipe pekerja. Rekrutmen dengan cara ini selalu dipakai untuk posisi khas professional, ilmiah, atau administratif bagi suatu instansi tertentu. Instansi-instansi secara sendiri-sendiri biasanya lebih memilih rekrutmen yang didesentralisasikan karena mereka akan secara langsung mengendalikan proses rekrutmennya.

14 3.3 Pengertian Penilaian Pengertian penilaian menurut Nana Sudjana (1995). Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi yang diakhiri dengan judgment. Interpretasi dan judgment merupakan tema penilaian yang mengimplikasikan adanya suatu perbandingan antara kriteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Penilaian memiliki fungsi untuk menentukan nilai terhadap objek berdasarkan kriteria tertentu. Objek yang dimaksud dapat berupa apa saja, seperti murid, pegawai, pelamar kerja dan sebagainya. Penilaian memiliki teknik yang beragam. Namun teknik penilaian secara umum meliputi, Tes tertulis, Tes praktik, Tes lisan. Dari teknik penilaian secara umum tersebut tidak menuntup kemungkinan terdapat teknik lain yang diterapkan di dalam suatu organisasi seperti, Penilaian protofolio, Penilaian diri, Observasi dan Penugasan. 3.4 Pengertian Aplikasi Definisi aplikasi menurut Sri Widianti (2000) Aplikasi adalah sebuah perangkat lunak yang menjadi front end dalam sebuah sistem yang digunakan untuk mengolah data menjadi suatu informasi yang berguna untuk orang-orang dan sistem yang bersangkutan. Aplikasi merupakan alat terapan yang terdapat pada komputer yang difungsikan secara khusus dan terpadu sesuai dengan proses kerja di dalamnya. Menurut Sri Widianti (2002) Ada berbagai jenis dari aplikasi yang digolongkan dalam beberapa kategori, yaitu: 1. Enterprise Application Digunakan untuk organisasi yang cukup besar dengan menghubungkan aliran data dan kebutuhan informasi antar bagian di perusahaan. 2. Enterprise Support Application Aplikasi yang fungsinya untuk mendukung dari enterprise 3. Individual Worker Application Sebagai aplikasi yang biasa digunakan untuk mengolah / mengedit data oleh tiap individu.

15 4. Aplikasi Simulasi Aplikasi yang umumnya digunakan untuk melakukan simulasi penelitian dan pengembangan. 3.5 Pengertian Bahasa Pemrograman Visual Basic Menurut Widodo Budiharto (2003), Visual basic adalah bahasa pemrograman event-driven yang berasal dari Basic. [BUD6]. Event driven artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa kejadian tertentu, misalnya tombol diklik, atau menu dipilih. Ketika event driven terdeteksi, event yang berhubungan akan melakukan aksi sesuai dengan kode yang diberikan. Basic adalah salah satu bahasa pemrograman yang sudah dikenal oleh pemakai komputer. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai bahasa pemrograman dasar atau bahasa pemrograman yang paling mudah yang sesuai dengan namanya. Namun sebenarnya nama basic adalah kependekan dari kata-kata : B (Beginner s), A (All- Purpose), S(Symbol), I (Intruction), C (Code). Bahasa ini pertama kali muncul pada tahun 1960 dan diperkenalkan oleh Dartmouth College. Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan model pemrograman. Bahasa pemrograman Visual Basic merupakan suatu alat untuk mengembangkan program komputer di sistem operasi Windows. Kelebihan dari Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang sudah dukung dengan Object Oriented Programming (OOP), sehingga dalam implementasi pemrograman mudah untuk dimengerti. Kelebihan lain dari Visual Basic adala bahasa yang user friendly dan mempunyai fasilitas auto checking dan auto correctly yang dapat memudahkan pengguna untuk mengetahui kesalahan saat implementasi pemrograman. Visual Basic merupakan bahasa pemrograman yang populer. Karena, selain dari model Object Oriented Programming (OOP) yang ada didalamnya tetapi juga karena bahasa pemrograman visual basic tidak lepas dari

16 kemampuannya berinteraksi dengan aplikasi lain yang ada pada sistem operasi Windows dengan komponen ActiveX Control. Dengan adanya komponen ActiveX Control pengguna dapat menggunakan semua model data yang ada pada sistem operasi Windows. 3.6 Pengertian Document Flowchart Menurut Jogiyanto (2005), flowchart (bagan alir) adalah bagan (charts) yang menunjukkan alir (flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Document Flowcharts adalah Bagan alir dokumen atau bisa disebut juga sebagai bagan alir formulir yang merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Dalam pembuatannya,document flowcharts memiliki ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah notasi-notasi yang ada di dalamnya. Notasi yang umumnya ada pada document flowcharts antara lain : Tabel 3.1 Simbol dalam Document Flowcharts No Simbol Nama Simbol Fungsi 1. Terminator Merupakan bentuk dari terminator simbol yang digunakan pada awal pembuatan document flowcharts sebagai mengawali (Start) dan mengakhiri (End) flowcharts,

17 No Simbol Nama Simbol Fungsi 2. 3. 4. Manual Process (Proses Manual) Dokumen Decision (Keputusan) Merupakan notasi dari proses manual yang pada document flowcharts. Dinyatakan sebagai proses manual karena dalam notasi document flowcharts segala bentuk proses masih belum dilakukan oleh komputer. Merupakan notasi dari dokumen pada document flowcharts. Notasi document ini umumnya digambarkan sebagai bentuk lain dari arsip, laporan atau dokumen lainnya yang berbentuk kertas Merupakan notasi dari suatu keputusan dalam pengerjaan document flowcharts. Dalam penggambaran notasi decision ini selalu menghasilkan dengan keputusan ya atau tidak. 3.7 Pengertian System Flowchart Menurut Jogiyanto (2005), bagan alir program (system flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Pembuatan System Flowcharts

18 memiliki aturan dan ketentuan yang harus diikuti. Seperti halnya dalam pembuatan Document Flowcharts sebelumnya, System Flowcharts memiliki notasi-notasi sebagai representasi dari proses kerja suatu sistem. Sebagian notasi dalam System Flowchart memiliki kesamaan dengan notasi yang ada pada document flow seperti, terminator (start/end), dan notasi laporan. Selain kedua notasi tersebut terdapat perbedaan secara bentuk dan fungsinya. Adapun simbol-simbol lain yang ada pada System Flowchart akan di jelaskan pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Simbol pada System Flowchart No Simbol Nama Simbol Fungsi 1. 2. 3. Proses Komputerisasi Database Connector Simbol di samping merupakan represntasi dari proses sistem. Menggambarkan sistem yang dikerjakan oleh komputer (otomatis). Gambar disamping adalah representasi dari Database yang mana fungsinya untuk menyimpan data dari proses sebelumnya. Connector difungsikan sebagai penunjuka arah aliran dari satu proses ke proses yang lainnya yang saling berkaitan.

19 No Simbol Nama Simbol Fungsi 4. Sub-Process 5. Document 6. 7. 8. Decision (Keputusan) Input/Output Connector (On Page Simbol Sub-Process difungsikan untuk menunjukkan adanya proses yang lebih rinci dari suatu proses utama. Simbol Document menunjukkan tentang dokumen yang dihasilkan Simbol di samping difungsikan sebagai langkah pengambil keputusan. Keputusan yang ada terkait ya atau tidak Reference) keputusan diambil. Simbol di samping difungsikan untuk menunjukkan masukan data (input) dan data yang dihasilkan (output). Untuk menunjukkan hubungan simbol yang saling terkait dalam System Flowchart. Selain itu juga sebagai pengganti garis coneector untuk menghubungkan simbol yang saling berjauhan.

20 No Simbol Nama Simbol Fungsi 9. Connector (Off- Page Reference) 3.8 Pengertian Data Flow Diagram (DFD) Fungsinya hampir sama dengan connector (on page reference) perbedaannya adalah untuk menghubungkan simbol yang berada pada halaman yang berbeda. Data Flow Diagram (DFD) menurut Jogiyanto (2005), DFD adalah diagram yang menggunakan notasi simbol untuk menggambarkan arus data system. Data Flow Diagram (DFD) menggambarkan komponen-komponen yang ada pada suatu sistem serta aliran-aliran data. Fungsi utama dari DFD yaitu untuk memudahkan analis sistem untuk menggambarkan suatu sistem sebagai satu fungsi yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Pada perancangannya, Data Flow Diagram berorintasi pada alur data dengan konsep dekomposisi yang digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang memudahkan seorang profesional TI dalam mengkomunikasikan rancangan sistem yang akan dibuat kepada pengguna atau pembuat program. Dalam pembuatannya, DFD memiliki simbol-simbol di dalamnya. Adapun simbol tersebut akan dijelaskan pada tabel 3.3. Tabel 3.3. Komponen Data Flow Diagram No Simbol Nama Simbol Fungsi 1. Terminator Untuk menggambarkan asal atau tujuan data di luar sistem. Sebagai penggambaran dari entitas eksternal (orang,

21 No Simbol Nama Simbol Fungsi 2. Proses 3. Data Store 4. Alur Data sekelompok orang,organisasi, departmen organisasi,dsb) yang sama tetapi di luar kendali sistem yang akan dibuat. Untuk menggambarkan bagian dari sistem yang memproses inputan menjadi output. Setiap proses diberi nama dengan menggunakan kata kerja transitif, seperti ; menghitung gaji, menghitung penjualan, dsb. Untuk menggambarkan media penyimpanan data, seperti file atau database. Media penyimpanan berkaitan dengan penyimpanan komputerisasi. secara Untuk menggambarkan arah keluar masuknya dari suatu proses. Alur data digunakan untuk menjelaskan proses perpindahan data/informasi dari satu proses ke proses lain. Terdapat beberapa jenis DFD yang mana dibuat dan digunakan oleh seorang analis dalam merancang suatu sistem. Dalam perancangan Data Flow

22 Diagram (DFD), terdapat beberapa jenis DFD tersebut memilki fungsi dan aturan penulisan yang berbeda, yaitu ; 1. Context Diagram (CD) Context Diagram merupakan jenis pertama dari Data Flow Diagram (DFD). Context Diagram ini merupakan diagram tingkat atas di dalam penulisan DFD. Fungsi dari Context Diagram sendiri adalah untuk menggambarkan sebuah sistem infromasi secara global (umum) termasuk masuk dan keluarnya data. Di dalam context diagram terdapat suatu lingkaran yang mana lingkaran tersebutlah yang menjadi simbol dari sistem secara keseluruhan. 2. Data Flow Diagram Fisik Merupakan representasi grafik dari sebuah sistem untuk menunjukkan entitasentitas internal dan eksternal dari sistem itu sendiri. Entitas internal dapat berupa tempat atau bagian dari sistem untuk mentransformasikan data. DFD fisik tidak menunjukkan unsur proses dari suatu sistem melainkan lebih kepada bagaimana, dimana dan oleh siapa proses dilakukan. 3. Data Flow Diagram Logis Merupakan representasi grafik dari sebuah sistem yang menjelaskan tentang proses-proses di dalamnya dan aliran-aliran data ke dalam maupun ke luar dari proses tersebut. DFD Logis dibuat untuk mendokumentasikan sebuah sistem informasi karena DFD tersebut mewakili logika dari suatu sistem. Jadi, DFD Logis ini lebih fokus pada fungsi-fungsi yang dilakukan sistem. 4. Data Flow Diagram Levelled

23 DFD Levelled dapat digunakan untuk menggambarkan diagram fisik maupun diagram logis. DFD ini merupakan penjabaran dari Context Diagram ke diagram yang lebih terperinci dengan cara pendekomposisian. DFD Levelled dapat dijabarkan ke dalam level atau tingkat tertentu tergantung seberapa rinci penjabarannya. Ketentuan dalam pembuatan DFD Levelled ini harus mampu menggambarkan proses dari suatu sistem sedatail mungkin. Apabila penggambaran mash dianggap luas atau belum cukup jelas maka seharusnya diturunkan ke level yang lebih rendah lagi. 3.9 Pengertian Manajemen Basis Data (DBMS) Menurut Connolly (2005), Sistem Manajemen Basis data (DBMS) merupakan suatu sistem perangkat lunak (software) yang membantu pemakai dalam mendefinisikan, menciptakan, mengatur dan mengontrol akses pada suatu basis data. DBMS menyediakan beberapa fasilitas sebagai berikut : 1. Data Definition Language (DDL) Memungkinkan user untuk membuat spesifikasi tipe data, mendefinisikan basis data, struktur data dan data constaint. 2. Data Manipulation Language (DML) Memungkinkan pemakai untuk memasukkan, memperbaharui, menghapus, dan mengirimkan atau mengambil data dari basis data. Menurut Connolly (2002), ada lima komponen Sistem Manajemen Basis data (DBMS), yaitu : 1. Hardware (Perangkat Keras) Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan DBMS dan aplikasi aplikasi. Contoh: single personal computer, single mainframe, atau komputer yang menggunakan jaringan. 2. Software (Perangkat Lunak)

24 Komponen perangkat lunak terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program-program aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk perangkat lunakjaringan. Contoh: VB.Net 3. Data Data merupakan komponen yang paling penting dari DBMS, khususnya dari sudut pandang pemakai akhir mengenai data. 4. Prosedur Cara untuk menjalankan sistem, seperti bagaimana masuk ke dalam DBMS memulai dan menghentikan DBMS, bagaimana membuat data backup dari basis data. 5. Manusia Komponen terakhir adalah manusia yang terlibat dengan sistem, termasuk didalamnya adalah Database Administrator (DBA), perancang basis data, pengembang aplikasi, dan pemakai akhir. 3.1 Pengertian Perancangan Basis Data Database Design (Perancangan Basis Data) merupakan salah satu aplikasi yang paling umum dan dikenal oleh banyak orang. Untuk merancang suatu database dimulai dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan perusahaan. di dalam perancangan database terdapat metodologi sebagai acuan dalam pembuatan suatu basis data. Menurut Connolly (2005) Metodologi perancangan basis data terdiri dari tahap tahap yang membantu perancang dengan teknik yang tepat dalam setiap merancang basis data. Metodologi perancangan basis data juga membantu perancangan untuk merencanakan, mengatur dan mengevaluasi pengembangan dari proyek pembuatan basis data tersebut. Dalam metodologi perancangan basis data menurut Connolly, terdapat 3 proses, yaitu conceptual database design, logical design, dan physical database design. 1. Conceptual Database Design Proses membangun sebuah model dari informasi yang digunakan dalam perusahaan, terbebas dari semua pertimbangan fisik. Conceptual database design meliputi pembuatan sebuah konseptual data model sebagai bagian dari perusahaan. Data model dibangun menggunakan informasi

25 yang didokumentasikan dari user requirement. Conceptual database design secara keseluruhan tidak mencakup detail implementasinya, seperti DBMS software yang dipakai, aplikasi program, programming, language, hardware platform atau pertimbangan fisik lainnya. 2. Logical Database Design Proses membangun sebuah model informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah data model tertentu tetapi terbebas dari penggunaan DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Conceptual data model yang dibuat pada tahap sebelumnya disempumakan dan dipetakan menjadi sebuah logical data model. 3. Physical Database Design Physical database design dilakukan untuk memutuskan struktur logic secara fisik diimplementasikan ke dalam tujuan Sistem Manajemen Basis data (DBMS), para perancang juga harus membuat keputusan mengeuai bagaimana basis data tersebut dapat diimplementasikan I diterapkan dalam pemsabaan Oleh karena itu, physical database design harus disesuaikan dengan DBMS yang spesifik. Terdapat hubungan antara physical dan logical database design, kareua keputusan yang diambil pada physical database design untuk meningkatkan kinetja dari basis data tersebut dapat mempengaruhi logical data model.