PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 1998 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 12 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN WALIKOTA TARAKAN,

b. bahwa untuk melaksanakan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, perlu diatur dengan Peraturan Daerah.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MALUKU TENGGARA NOMOR 01 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PENGANGKUTAN SAMPAH/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 23 TAHUN 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

SERI C NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/ KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perda Kab. Belitung No. 15 Tahun

LEMBARAN DAERAH TAHUN 2000 NOMOR 44 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN / KEBERSIHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 1 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 1

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 08 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

TENTANG BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 7 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 7

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN/ATAU PERTOKOAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

1 of 5 02/09/09 11:36

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 18 Tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI JASA PERIZINAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PENDARATAN KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LABUHANBATU Nomor 39 Tahun 2011 Seri B Nomor 39

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 20 Tahun 2006 Serie : C Nomor : 5 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGAH TAHUN 2009 NOMOR 49

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DI BIDANG PERIKANAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2000 NOMOR 42 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 39 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PENYEDOTAN KAKUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 3 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 4 Tanggal: 25 Juni 1999 Seri: B Nomor : 4

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SRAGEN NOMOR 4 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 23 Tahun 1998 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN BENGKEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 9 TAHUN : 1999 SERI : B NO : 3

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 20 TAHUN : 1999 SERI : B NOMOR : 13

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KEBUPATEN MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 9/B TAHUN : 1999 SERI : B

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 14 TAHUN : 1999 SERI : B NO : 8

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2005

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU SELATAN NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG. Nomor : 5 Tanggal : 25 Juni 1999 Seri : B Nomor : 5

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PENJUALAN PRODUKSI USAHA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN / KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II TARAKAN Menimbang : a. Bahwa dengsn ditetapkannyakeputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II, maka Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan merupakan jenis Retribusi Daerah Tingkat II ; b. Bahwa untuk melaksanakan Pemungutan Retribusi yang dimaksud huruf a diatas, dipandang perlu menetapkan Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dengan Peraturan Daerah ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037) ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambaha Lembaran Negara Nomor 3209) ; 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Nega Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) ; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699) ; 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 82) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksana Hukum acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3258) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692) ; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah ; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993 tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan Daerah Perubahan ; 10. Peraturan..

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 171 tahun 1997 tentang Prosedur Pengesahan Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah ; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 174 Tahun 1997 tentang Pedoman Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah ; 12. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 175 Tahun 1997 tentang tata Cara Pemeriksaan dibidang Retribusi Daerah ; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 119 Thun 1998 tentang Ruang Lingkup dan Jenis-jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II ; Dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rahyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan ; b. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kotamadya daerah Tingkat II Tarakan ; c. Kepala Daerah adalah Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Tarakan ; d. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; e. Tempat Penampungan Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah Tempat Penampungan Sampah yang berasal dari Lingkungan di Desa/Kelurahan sebelum diangkut ke TPA ; f. Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat untuk menampung, mengolah dan memusnahkan sampah ; g. Sampah adalah Limbah yang berbentuk Padat atau Setengah Padat yang berasal dari kegiatan orang pribadi atau badan yang terdiri dari bahan organik dan non organic, logam dan non logam yang dapat terbakar tetapi tidak termasuk buangan biologis/kotoran manusia dan sampah berbahaya ; h. Retribusi Jasa Umum adalah Retribusi atas Jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan ; i. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang selanjutnya disebut Retribusi adalah Pembayaran atas jasa Pelayanan Persampahan /Kebersihan yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan ; j. Badan adalah suatu bentuk usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentk badan usahalainnya ;

k. Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah Pelayanan yang diberikan oleh Pwmerintah Daerah meliputi Pengambilan, Pengangkutan, dan Pembuangan serta penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan sampah rumah tangga, industri dan perdagangan tidak termasuk pelayanan kebersihan jalan umum, taman dan ruangan tampat umum ; l. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan Pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan ; m. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu ; n. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perijinan dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan ; o. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD, adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang ; p. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang dapat disingkat STRD adalah Surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda ; q. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang dapat disingkat SKRDKB adalah Surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang, jumlah kredit retribusi, jumlah kekurangan pembayaran pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar; r. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang dapat disingkat SKRDLB adalah Surat Keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari pada Retribusi yang terhutang atau tidak seharusnya terhutang ; s. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang sapat disingkat SKRDKBT adalah Surat Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi daerah yang telah ditetapkan ; t. Surat Keputusan Keberatan adalah Surat Keputusan atas Keberatan terhadap SKRD, SKRDKBT, SKRDLB atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib Retribusi u. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi berdasrkan Peraturan Perundang-Undangan Retribusi Daerah ; v. Peyidik tindak pidana dibidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. BAB II NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI Pasal 2 Dengan nama retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut retribusi atas jasa pelayanan persampahan/kebersihan yang diberikan dan disediakan oleh Pemerintah Daerah. Pasal 3 (1) Obyek..

(1) Obyek Retribusi meliputi : a. Pengambilan dan Pengangkatan dari sumber ke TPA, atau ; b. Pengambilan dan Pengangkatan sampah dari TPS ketpa ; c. Penyediaan TPA ; d. Pengolahan dan atau Pemusnahan sampah di TPA. (2) Dikecualikan dari obyek retribusi adalah : a. Pelayanan Kebersihan jalan umum ; b. Pelayanan Kebersihan taman ruangan tempat umum. Pasal 4 Subyek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan retribusi. BAB III GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 5 Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan digolongkan segai Retribusi Jasa Umum BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis, klarifikasi, golongan dan pelayanan kebersihan. BAB V PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 Prinsip dan sasaran penetapan dalam struktur dan besarnya tarif retribusi ditentukan oleh tingkat penggunaan jasa yang dimaksudkan untuk menutup biaya penyelenggaraan pelayanan persampahan/kebersihan dengan memperhatikan kemampuan masyarat dan aspek keadilan. BAB VI STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 8 Struktur dan besarnya tarif retribusi per ditetapkan sebagai berikut : 1. Sosial : - Sosial Kecil... Rp. 2.000,00 / - Sosial Sedang Rp. 2.500,00 / - Sosial Besar.. Rp. 3.000,00 / 2. Rumah.

2. Rumah Tangga : - Rumah Tangga Kecil Rp. 2.000,00 / - Rumah Tangga Sedang. Rp. 3.000,00 / - Rumah Tangga Besar Rp. 10.000,00 / 3. Usaha : - Usaha Kecil. Rp. 10.000,00 / - Usaha Sedang... Rp. 20.000,00 / - Usaha Besar. Rp. 30.000,00 / 4. Kepariwisataan : - Kecil. Rp. 50.000,00 / - Sedang.. Rp. 100.000,00 / - Besar. Rp. 250.000,00 / 5. Industri : - Industri Rumah Tangga / Kecil Rp. 20.000,00 / - Industri Sedang. Rp. 70.000,00 / - Industri Menengah... Rp. 300.000,00 / - Industri Besar.. Rp. 500.000,00 / 6. Khusus untuk perseorangan atau badan yang mengangkut, membuang atau memusnahkan sendiri sampah pada tempat Pembuangan Akhir, besarnya Tarif Retribusi ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya daerah Tingkat II Tarakan. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Retribusi yang terhutang dipungut di Wilayah Daerah tempat pelayanan diberikan. BAB VIII MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERHUTANG Pasal 10 Masa retribusi adalan jangka waktu yang lamanya 1 (satu). Pasal 11 Saat retribusi terhutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen yang dipersamakan. BAB IX..

BAB IX TATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 12 (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. BAB X SANKSI ADMINISTRASI Pasal 13 Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tapat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap dari retribusi yang terhutang yang tidak atau yang kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD. BAB XI TATA CARA PEMBAYARAN Pasal 14 (1) Pembayaran Retribusi yang terhutang harus dilunasi sekaligus (2) Retribusi yang terhutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (3) Tata car pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran retribusi diatur dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB XII TATA CARA PENAGIHAN Pasal 15 (1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi,dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo. (2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis / wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terhutang. (3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk. BAB XIII PENGURANGAN, KERINGAN DAN PEMBEBASAN Pasal 16..

Pasal 16 (1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan, keringan dan pembebasan retiribusi; (2) Pemberian pengurangan, keringan dan pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan dengan memperhatikan kemampuan Wajib retribusi; (3) Tata cara pemberian pengurangan, keringan dan pembebasan retribusi ditetapka oleh Kepala Daerah; BAB XIV KEDALUWARSA PENAGIHAN Pasal 17 (1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terhutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi; (2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini tertangguh apabila : a. Diterbitkan surat teguran, atau ; b. Ada pengakuan hutang retribusi dari Wajib retribusi baik langsung maupun tidak langsung. BAB XV KETENTUAN PIDANA Pasal 18 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terutang; (2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelangaran. BAB XVI PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah : a. Menerima.

a. Menerima mencari dan mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi dan badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehungan dengan tindak pidana retribusi daerah; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah; e. Melakukan mengeledaan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah; g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau sanksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat dipertanggung jawabkan; (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainya penyidikan dan penyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai dengan ketentuan yang di atur dalam undang-undang nomor 8 tahun 1981 tentang hukum acara pidana BAB XVII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah.

Pasal 21 Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetauinya, memerintahkan perundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan. Ditetapkan di Tarakan Pada tanggal 17 Mei 1999 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN KETUA, Ttd H. ALI ACHMAD WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II TARAKAN, ttd dr. H. JUSUF S.K DISAHKAN Berdasarkan Keputusan menteri Dalam negeri Tanggal 15 September 1999 Nomor 974.44-1012. Diundangkan di Tarakan Pada tanggal 05 Oktober 1999 SEKRETARIS DAERAH KOTA TARAKAN ttd. DSR.H. ABDUSSAMAD Pembina Tingkat I NIP. 010 082 194 LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 1999 NOMOR 17 SERI B NOMOR 11

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN I. PENJELASAN UMUM Guna mendukung perkembang Otonomi Daerah yang luas, nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab, pembiayaan penyelenggaraan pemerintah pembangunan dan kemasyarakatan, khususnya yang berasal dari retribusi daerah perlu terus dioptimalkan sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat serta usaha meningkatkan pertumbuhan perekonomian daerah, dperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah. Upaya peningkatan penyediaan dana dari sumber-sumber tersebut antara lain dilakukan dengan membuat Peraturan Daerah dibidang Retribusi Daerah,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah. Sebagai Kotamadya yang baru, Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan memerlukan sumber dana yang cukup untuk membiayai kegiatan pembangunan dan pemerintahan. Sumber dana yang potensial adalah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah yaitu Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Untuk menindak lanjuti Pasal 18 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 Jo. Pasal 2 ayat (2) huruf b perlu dibentuk Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan yang mengatur tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 s/d 10 : Cukup Jelas Pasal 11 : Yang dimaksud dokumen lain yang dipersamakan antara lain, berupa karcis masuk, kupon, kartu langganan Pasal 12 ayat (1) : Yang dimaksud tidak dapat diborongkan adalah bahwa seluruh proses kegiatan pemungutan retribusi tadak dapat disehkan kepada Pihak Ketiga. Pasal 12 ayat (2) : Yang dokumen lain yang dipersamakan antara lain, berupa karcis masuk, kupon, kartu langganan. Pasal 13 s/d 15 : Cukup Jelas Pasal 16 s/d 18 : Cukup Jelas Pasal 19 : Cukup Jelas Pasal 20 s/d pasal 21 : Cukup Jelas