BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ratih Nurhasanah, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. didik. Tujuan yang diharapkan dalam pendidikan tertuang dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan menyimpan nilai-nilai pendidikan karakter yang begitu kaya. Begitu

Kurikulum SD Negeri Lecari TP 2015/ BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan dalam mewujudkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pendidikan karakter menjadi fokus pendidikan diseluruh jenjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang cerdas dan berkarakter. Demikian pula dengan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB IV

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. menciptakaniklim budaya sekolah yang penuh makna. Undang-Undang

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari semua pembahasan yang telah dipaparkan maka melahirkan sebuah. kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. semangat dalam praksis pendidikan di Indonesia. Sejak awal kemerdekaan,

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan. Tingkat Satuan Pendidikan 2006.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan saat ini masih dipercaya sebagai media yang ampuh dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. pelangsungan berbahasa Indonesia. Termasuk di dalam kegiatan pelangsungan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik. Oleh Karena itu, pendidikan secara terus-menerus. dipandang sebagai kebutuhan yang mendesak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. tadinya tidak terampil menjadi terampil (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN KAJIAN KETERBACAAN DAN NILAI KARAKTER TEKS ARTIKEL HARIAN KOMPAS SERTA UPAYA PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan upaya yang terencana dalam proses

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus digunakan dalam mengembangkan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2010:6). Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 tersebut bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter, sehingga ke depannya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama. Secara sederhana Pendidikan karakter bisa dinyatakan sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah terutama anak didik yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa menurut rumusan pemerintah sendiri meliputi: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7)) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat komuniktif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab (Badan Penelitian dan Perkembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2009:9).

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa kedudukan nilai pendidikan karakter sangat penting dalam pembelajaran. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk menggunakannya sebagai teori dalam upaya penyediaan bahan ajar. Bahan ajar yang akan dianalisis oleh penulis adalah bahan ajar apresiasi cerpen. Pada dasarnya cerpen yang dijadikan bahan ajar apresiasi cerpen di sekolah harus memuat nilai-nilai positif yang bermanfaat untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini termasuk ke delapan belas nilai yang terkandung dalam nilai pendidikan karakter di atas. Ketersediaan bahan ajar apesiasi cerpen di SMA saat ini dirasa kurang bervariatif karena kebanyakan guru hanya memanfaatkan cerpen yang sudah tersedia dalam buku ajar saja. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini antara lain Nurjaman (2012) Nilai Pendidikan Karakter dalam Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata sebagai Bahan Ajar Apresiasi Novel dan Model Pembelajarannya di SMP. Dalam kesimpulannya novel Sang Pemimpi sarat akan nilai-nilai pendidikan karakter yang bermanfaat bagi peserta didik. Persamaan karya ilmiah Candra Nurjaman dan peneliti yaitu sama-sama mengkaji mengenai nilai pendidikan karakter dalam bahan ajar. Perbedaannya terdapat pada bahan ajar yang diteliti dan jenjang pendidikannya. Penelitian berikutnya, Fauzi (2010) Kajian Psikologis Cerpen-cerpen dalam Antologi Membunuh Orang Gila Karya Sapardi Djoko Damono. Persamaan karya ilmiah karya Agus Fauzi dengan peneliti adalah sama-sama mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam kumpulan cerpen. Perbedaannya, nilai yang dianalisis serta kumpulan cerpen yang dikaji. Berkaitan dengan kondisi masyarakat dalam memperlakukan karya sastra, Ismail (2001; 1) mengungkapkan rasa prihatinnya atas merosotnya budaya membaca buku, mengarang dan apresiasi terhadap karya sastra di Indonesia. Hal tersebut dapat terlihat dari kemandekan di sekolah-sekolah di Indonesia. Budaya membaca buku, menulis karangan, dan apresiasi sastra di masyarakat Indonesia sudah sampai pada taraf parah luar biasa, baik secara kualitatif maupun kuantitatif

(pengamatan Taufiq Ismail, Benarkah Bangsa Kita Telah Rabun Membaca dan Lumpuh Menulis? [1997]). Ismail (2001; 5-6) memaparkan Muhammad Kasim (lahir 1886 di Muara Sipongi, Sumatera Utara) adalah tokoh pemula lahirnya cerita pendek Indonesia dengan menulis cerita-cerita jenaka. Cerpen Bertengkar Bberbisik (1929) merupakan cerpen Indonesia awal. Kumpulan cerpennya Teman Duduk (diterbitkan Bbalai Pustaka 1936) adalah kumpulan cerpen pertama dalam sastra Indonesia. Kasim juga menerjamahkan dua novel, Niki Bahtera ((C.J. Kieviet, 1920) dan Pangeran Hindi (Lewis Wallace, 1931) ke dalam bahasa Indonesia. Menurut Korrie Layun Rampan, Muhammad Kasim adalah Bapak Cerita Pendek Indonesia. Dalam memilih karya sastra untuk dijadikan sebagai bahan ajar apresiasi di kelas, guru harus pandai-pandai memilih karya sastra yang sekitanya dapat menarik perhatian siswa dalam mengapresiasinya. Oleh karena itu, penulis mencoba memilih karya sastra yang kekinian agar tidak terlalu jauh dengan latar budaya siswa. Banyak karya sastra dan sastrawan yang muncul di era akhir 90-an dan awal 2000-an, diantaranya adalah Taufik Ikram Jamil dengan karyanya yang berjudul Hempasan Gelombang, Abidah El-Khalieqy dengan karyany yang berjudul Jalan ke Surga, Gus tf Sakai dengan karyanya yang berjudul Ulat dalam Sepatu, Joni Ariadinata dengan karyanya ang berjudul Kali Mati, Oka Rusmini dengan karyanya yang berjudul Tarian Bumi, dan masih banyak karya-karya dan sastrawan-sastrawan lainnya. Dari sekian banyak sastrawan, cerpen cerpen karya Joni Ariadinata memiliki ciri khasnya sendiri dan lebih produktif dalam menghasilkan karya dibandingkan dengan sastrawan seangkatannya. Dalam cerpen-cerpennya, Joni berusaha memunculkan potret masyarakat yang memang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, karyanya juga banyak mendapatkan penghargaan. Penghargaan yang pernah diraihnya dianaranya adalah tahun 1994 meraih penghargaan Cerpenis Terbaik Kompas atas karyanya yang berjudul Lampor. Selain itu, pada tahun 1997 Joni meraih penghargaan Cerpenis Terbaik

Nasional BSMI atas karyanya yang berjudul Keluarga Mudrika. Kemudian, tahun 1998 Joni mengikuti Writing Program pada Majelis Sastra Asia Tenggara, dan meraih penghargaan Dewan Kesenian Jakarta atas nominasi karyanya yang berjudul Keluarga Maling. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menjadikan karya Joni Ariadinata sebagai objek dalam penelitian ini. Dari sekian banyak karya yang ditulis oleh Joni Ariadinata, kumpulan cerpen yang berjudul Air Kaldera dipilih untuk di analisis nilai-nilai pendidikan karakternya. Kumpulan cerpen tersebut diterbitkan oleh Yayasan Aksara Indonesia pada tahun 2000. Rianto seorang kritikus sastra dari Universitas Galuh dalam tulisannya yang berjudul Realitas Sosial Kumpulan Cerpen Air Kaldera Karya Joni Ariadinata, menyatakan: Bahasa yang digunakan dalam cerpen Air Kaldera adalah bahasa komunikasi yang sering ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari. Masalah sosial yang terdapat dalam kumpulan cerpen Air Kaldera sangat sesuai dengan tingkatan psikologi siswa SMA/MA yang berminat untuk menemukan konsep dan menganalisis suatu fenomena. Kumpulan cerpen Air Kaldera menghadirkan tokoh dan latar yang berasal dari lingkungan sehari-hari siswa sehinggga sangat erat hubngannya dengan latar belakang budaya siswa. Pernyataan di atas memperkuat alasan peneliti untuk menganalisis nilainilai pendidikan karakter dalam kumpulan cerpen tersebut. Selain itu, pernyataan di atas sejalan dengan rencana peneliti untuk menjadikan kumpulan cerpen tersebut sebagai bahan ajar apresiasi cerpen di SMA. Penelitian ini berjudul Nilai Pendidikan Karakter dalam Kumpulan Cerpen Air Kaldera Karya Joni Ariadinata sebagai Upaya Penyediaan Bahan Ajar Apresiasi Cerpen di SMA. 1.2 Batasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini terbatas pada analisis struktur dan nilai pendidikan karakter dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata yang kemudian dilakukan pengajian terhadap kesesuaiannya dengan kriteria bahan ajar apresiasi cerpen di SMA.

1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana struktur cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata? 2. Bagaimana kandungan nilai pendidikan karakter pada cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata? 3. Bagaimana tingkat kesesuaian cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata sebagai upaya penyediaan bahan ajar apresiasi cerpen di SMA? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi tentang: 1. struktur dari cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata, 2. kandungan nilai pendidikan karakter pada cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata, 3. tingkat kesesuaian cerpen-cerpen yang terdapat dalam buku kumpulan cerpen Air Kaldera karya Joni Ariadinata sebagai upaya penyediaan bahan ajar apresiasi cerpen di SMA. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini sebagai berikut. 1). Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terutama pembelajaran membaca, atau lebih tepatnya pembelajaran apresiasi cerpen.

2). Manfaat praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pembelajaran apresiasi cerpen. b. Bagi guru Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan kreativitas guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran apresiasi cerpen.