EFEKTIFITAS TEHNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP INTENSITAS NYERI PASCA OPERASI LAPARATOMI. Abstrak:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGINARY TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMY DI RS DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP HOSPITALISASI ANAK DI RSUD Dr. MOEWARDI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

1 GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENCEGAHAN TERJADINYA FLEBITIS DI RUANG RAWAT INAP RS. BAPTIS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI IBU PASCASALIN DENGAN SEKSIO SESARIA

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN APENDEKTOMI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

TESIS PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH PROGRESSIVE MUSCLE RELAXATION (PMR) TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PASIEN TENSION TYPE HEADACHE (TTH) Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF.

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER SERVIKS DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

UNTUK MENURUNKAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS.

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN YANG HOSPITALISASI. Nugrahaeni Firdausi

Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Diah Luki Yunita Sari J

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

Oleh : Diyono 1 Budi Herminto 2 Dessy Hana Pertiwi 3

BAB I PENDAHULUAN. dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2011). dibagian perut mana saja (Dorland, 1994 dalam Surono, 2009).

Oleh : Muskhab 2 ABSTRACT

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN DALAM PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU POST PARTUM DI RS Dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

SKRIPSI SULASTRI J

PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN FUNGSI EKSTREMITAS SENDI LUTUT PADA PASIEN POST OPERASI (ORIF) FRAKTUR FEMUR

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN FISIOTERAPI DADA TERHADAP KEBERSIHAN JALAN NAPAS PADA PASIEN ISPA DI DESA PUCUNG EROMOKO WONOGIRI

Mila Nadi Rozako, Rusianah, Nuniek Nizmah F, Siska Yuliana Prodi S1 Keperawatan STIKES Pekajangan Pekalongan

PENGARUH LATIHAN RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DENGAN HIPERTENSI DI UPT PSLU MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Ginjal merupakan salah satu organ penting dalam tubuh, dapat

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

ARTIKEL PENELITIAN. Hj.Evi Risa Mariana 1, Zainab², H.Syaifullah Kholik³ ABSTRAK

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang menggunakan cara. invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN NAFAS DALAMTERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI BEDAH ABDOMEN DI RSUD KOTA SALATIGA

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Global Status Report on Road Safety yang. dikeluarkan WHO.Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah

Volume 5, Nomor 1, Juni 2017

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MENCUCI TANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

PENGARUH CYTRUS (ORANGE) AROMATHERAPY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RSUD KOTA MADIUN

Transkripsi:

EFEKTIFITAS TEHNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP INTENSITAS NYERI PASCA OPERASI LAPARATOMI Cemy Nur Fitria 1 Riska Diana Ambarwati 2 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 06 RW III Kadipiro Banjarsari Surakarta cemynurfitria@gmail.com / 08172854255 riskadiana6040@yahoo.com Abstrak: RSUD Dr.Moewardi banyak terdapat pasien yang dilakukanpembedahan Pembedahan atau operasi yang sering dilakukan selama 4 bulan terakhir sebanyak 16233 pasien. Berdasarkan data diatas kasus laparatomi adalah paling dominasi. Pembedahan memiliki efek nyeri setelah post operasi. Berdasarkan wawancara terhadap salah satu perawat mengatakan bahwa, apabila pasien mengalami nyeri khususnya post operasi laparatomi maka perawat memberikan analgetik untuk meredakan nyeri. Selain itu untuk mengatasi nyeri perawat menggunakan tehnik relaksasi nafas dalam jika pasien tidak mendapatkan terapi analgetik. Perawat jarang menerapkan tehnik relaksasi progresif karena menurut mereka penerapan tehnik relaksasi nafas dalam lebih sederhana. Tujuanpenelitian untuk Mengetahui efektifitas tehnik relaksasi progresif terhadap intensitas nyeri pada pasien pasca operasi laparatomi di RSUD Dr. Moewardi. Metode Penelitian menggunakanquasi eksperimental design. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien pasca operasi di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi. Tehnik pengambilan sampel menggunakan Accidental. Jumlah sampel 15 responden. Instrumen yang digunakan untuk pemeriksaan nyeri dengan menggunakan alat ukur skala nyeri bourbanis. Data diolah dengan computer SPSS versi 13.00, nilai pengaruh p = 0,000 < 0.05. Hasil perbandingansebelum dan sesudah relaksasi progresif dinyatakan signifikan (thitung = 6,481 > ttabel = 2,145 atau p = 0,000 < 0,05). Dengan adanya relaksasi progresif terjadi penurunan skala nyeri rata-rata sebesar 2,00. Sementara untuk mengetahui kuatnya hubungan atau pengaruh antar variabel dapat dinyatakan mempunyai pengaruh yang kuat yaitu 0,76. Kesimpulan : tehnik relaksasi progresif secara efektif dapat menurunkan nyeri pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi. Kata kunci : laparatomi, nyeri, relaksasi progresif

EFFECTIVENESS OF RELAXATION TECHNIQUES PROGRASIVE TO INTENSITY OF PAIN IN PATIENT POST OPERATION LAPAROTOMY Cemy Nur Fitria 1 Riska Diana Ambarwati 2 Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 06 RW III Kadipiro Banjarsari Surakarta cemynurfitria@gmail.com / 08172854255 riskadiana6040@yahoo.com Abstract RSUD Dr. Moewardi which many patient were surgical operati. The writer was observation since 4 month count 16233 patient. Based on the data source Laparatomy problem are most dominant. Surgical operati was by patient influence painful post operati. The writter was interview with other patient, their say that, after operati Laparatomy have influence painful. For disappearing painful past operati Laparatomi, the nurse was analgetik, other it the nurse uses breath technique, from some problem past operati Laparatomi, an nurse uses most breath technique better than relaksasi progresive technique which the reason breath technique is more simple than other technique. The purposes of this research paper is to analyze and knowing efektivitas relaksasi progresive technique for painful after past operati Laparatomi for patient. The design research paper using quasi eksperimental design. Population used this research method is patient after past operati in Mawar II Room at RSUD DR, Moewardi. The writer used on Accidenthal technique in random from sample, sample 15 respondent. Instrument uses for in query to cultivate the data using computer version 13.00 SPSS influence value p=0,000<0,05 Comparisonresearch before and after relaksasi progresive show pattern signifikan (t hitung= 6,481> t tabel=2,145 or p=0,000<0,05). it shows result is relaksasi progresive happened minimize painful scale average 2,00. During for knowing strong relation or influence between variable show with have big influence is 0,76. Conclusion: Some patient were past operati Laparatomi in Mawar II Room RSUD DR.Moewardi for decrease painful uses relaksasi progresive technique. Keywords: Laparotomy, pain, progressive

PENDAHULUAN Menurut survei WHO Jumlah pasien pasca operasi Laparatomi dengan indikasi Peritonitis di dunia berkisar 5,9 jt/tahun. Sedangkan di Indonesia peritonitis merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada penderita bedah dengan mortalitas sebesar 10-40%. Beberapa peneliti mendapatkan angka ini mencapai 60% bahkan lebih dari 60%. Pada penelitian ini yang akan diteliti adalah peritonitis difusa sekunder yang merupakan 90% penderita peritonitis. Berdasarkan data statistika di RSUD Dr. Moewardi terdapat pasien yang dilakukan pembedahan laparatomi sebanyak 230 (60%) kasus pada tahun 2012. Laparatomi adalah pembedahan perut sampai membuka selaput perut (Jitowiyono, 2010). Jenis laparatomi : (1). Midline incision, (2). Paramedian, (3). Transverse upper abdomen incision (4). Transverse lower abdomen. Indikasi Laparatomi : (1). Trauma abdomen (tumpul atau tajam) / rupture hepar, (2). Peritonitis, (3). Perdarahan saluaran pencernaan, (4). Sumbatan pada usus halus dan usus besar, (5). Masa pada abdomen. Komplikasi Pasca Laparatomi : (1). Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis, (2). Buruknya integritas kulit sehubungan dengan luka infeksi, (3). Buruknya integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau eviserasi. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2006). Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri : (1). Usia, (2) Jenis Kelamin, (3). Kebudayaan, (4) Makna nyeri, (5). Perhatian, (6) Ansietas, (7). Keletihan, (8) Pengalaman Sebelumnya, (9.) Gaya koping, (10). Dukungan keluarga dan social (Potter dan Perry, 2006). Intensitas skala nyeri dapat diketahui dengan menggunakan skala nyeri. Skala nyeri menurut bourbanis ada beberapa tingkatan sebagai berikut : (1). 0 = Tidak nyeri, (2). 1-3 = Nyeri ringan, (3). 4-6 = Nyeri sedang, (4). 7-9 = Nyeri berat, (5). 10 = Nyeri tak tertahankan. Klasifikasi Nyeri meliputi : (1). Nyeri berdasarkan tempatnya, (2). Nyeri berdasarkan sifatnya, (3). Nyeri berdasarkan berat ringannya, (4). Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan ( Asmadi, 2008). Teknik relaksasi meliputi : (1). Meditasi, (2). Yoga, (3). Zen, (4). Tehnik imaginasi, (5). Latihan relaksasi progresif ( Potter dan Perry, 2006). Teknik Relaksasi Progresif adalah tehnik merelaksasikan otot dalam pada bagian tubuh tertentu atau seluruhnya melalui tehnik program terapi ketegangan otot. Tehnik relaksasi otot dalam merupakan tehnik relaksasi yang tidak membutuhkan imajinasi atau sugesti (Kusyati, 2006).Tujuannya meliputi : (1). Membantu pasien menurunkan nyeri tanpa farmakologi, (2). Memberikan dan meningkatkan pengalaman subjektif bahwa ketegangan fisiologis bisa direlaksasikan sehingga relaksasi akan menjadi kebiasaan berespon pada keadaan-keadaan tertentu ketika otot tegang, (3). Menurunkan stess pada individu, relaksasi dalam dapat mencegah manifestasi psikologis maupun fisiologis yang diakibatkan stress. ManfaatTehnik Relaksasi Progresif meliputi : (1). menurunkan ketegangan otot mengurangi tingkat kecemasan atau nyeri, (2) masalah-masalah yang berhubungan dengan stress seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia. Indikasinya meliputi (1). nyeri pasca operasi, (2). cemas, (3). depresi ringan. METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini Quasi eksperimental menggunakan pendekatan one design pretest posttest, dilaksanakan di ruang rawat inap Mawar II. sampel diambil pada tanggal 01 Maret 01 April 2014. Populasinya adalah pasien post lapartatomi dengan metode accidental sampling sebanyak 15 pasien Instrumen yang digunakan data demografi dan kuesioner skala pengukuran nyeri. Data demografi terdiri dari umur, Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase Laki-laki 7 46,7% Perempuan 8 53,3% Total 15 100,0% jenis kelamin, suku dan agama. Pada kuesioner skala pengukuran intensitas nyeri menggunakan skala nyeri bourbanis). Analisa data diukur dengan uji Rumus T- test paired pada signifikansi 5%. 2. Jenis Kelamin Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin. Ada 7 orang (46,7%) yang berjenis kelamin laki-laki. Sementara itu responden yang berjenis kelamin perempuan ada 8 orang (53,3%).Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Umur Frekuensi Prosentase 30 39 tahun 40 49 tahun 50 59 tahun 60 69 tahun 4 4 3 4 26,7% 26,7% 20,0% 26,7% Total 15 100,0% Hasil Penelitian Analisis univariat 1. Umur Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkanumur Ada masing-masing 4 orang (26,7%) yang berumur 30 39 tahun, 40 49 tahun, dan 60 69 tahun. Sementara itu responden yang berumur 50 59 tahun ada 3 orang (20,0%).Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut. 3. Nyeri sebelum relaksasi Tabel 3 Distribusi Responden berdasarkan Nyeri Sebelum Relaksasi Progresif Pretest Nyeri Frekuensi Prosentase Sedang Berat 10 5 66,7% 33,3% Total 15 100,0% Sebagian besar responden yaitu sebanyak 10 orang (66,7%) mengalami nyeri sedang. Selebihnya yaitu sebanyak 5 orang (33,3%) mengalami nyeri berat. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut.

nyeri berat. Untuk memperkuat kesimpulan perlu dilakukan uji statistik perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah relaksasi progresif dengan tehnik paired samples t test. 4. Nyeri Sesudah Relaksasi Progresif Tabel 4 Distribusi Responden berdasarkan Nyeri Sesudah Relaksasi Progresif Posttest Nyeri Frekuensi Prosentase Ringan Sedang Berat 8 5 2 53,3% 33,3% 13,3% Total 15 100,0% Sebagian besar responden yaitu sebanyak 8 orang (53,3%) mengalami nyeri ringan. Selebihnya yaitu sebanyak 5 orang (33,3%) mengalami nyeri sedang dan 2 orang (13,3%) mengalami nyeri berat. Pembagian responden tersebut dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut. Uji Beda Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah Relaksasi Progresif Pada bagian deskripsi diketahui bahwa secara deskriptif terdapat penurunan nyeri dari sebelum ke sesudah relaksasi progresif. Secara kategorik dari yang sebelumnya sebagian besar mengalami nyeri sedang dan selebihnya nyeri berat, sesudah relaksasi progresif sebagian besar mengalami nyeri ringan dan selebihnya nyeri sedang dan sedikit yang mengalami Tabel 5 Hasil Uji Beda Skala Nyeri antara Sebelum dan Sesudah Relaksasi Progresif Skalal Ratarata Selisih t p Keterangan Nyeri Pretest 5,93 6,48 0,00 2,00 Signifikan Posttest 3,93 1 0 Tabel 5 memperlihatkan hasil uji beda skala nyeri antara sebelum dan sesudah relaksasi progresif. Rata-rata skala nyeri sebelum relaksasi progresif adalah 5,93 sedangkan rata-rata skala nyeri sesudah relaksasi progresif adalah 3,93. Tiap sampel mengalami penurunan skala nyeri rata-rata sebesar 2,00. Uji statistik terhadap penurunan tersebut menghasilkan nilai uji statistik (thitung) sebesar 6,481 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000. Pengujian dilakukan dengan derajat kebebasan (df) sebesar 14 dan pada taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh nilai pembanding (ttabel) sebesar 2,145. Apabila dibandingkan terlihat bahwa thitung> ttabel (6,481 > 2,145) atau p < 0,05 berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% diputuskan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan skala nyeri yang signifikan antara sebelum dan sesudah relaksasi progresif. Dengan kata lain dapat disimpulkan relaksasi progresif secara efektif dapat menurunkan nyeri pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi. PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden adalah pasien berumur 31 hingga 61 tahun dengan distribusi yang tersebar merata pada rentangan umur tersebut. Secara

keseluruhan pasien dapat diklasifikasikan berusia dewasa tua. Kategori usia ini umumnya memiliki kemampuan koping yang baik terhadap nyeri. Demikian pula mengenai jenis kelamin, jumlah responden laki-laki relatif sama dengan jumlah responden perempuan. Karakteristik umur dan jenis kelamin dapat mempengaruhi nyeri seseorang. Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan di antara kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anakanak dan lansia bereaksi terhadap nyeri. Sementara itu terkait dengan jenis kelamin, secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri (Potter dan Perry, 2006). 2. Nyeri Sebelum Relaksasi Progresif Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasca operasi (sebelum diberi perlakuan tertentu) sebagian besar pasien (66,7%) mengalami nyeri sedang dan selebihnya (33,3%) mengalami nyeri berat. Apabila dilihat dalam skalanya para pasien ini memiliki skala nyeri rata-rata 5,93. Baik secara kategorik maupun skala terlihat bahwa para pasien mengalami nyeri pada tingkatan sedang dan cenderung ke tingkatan berat. 3. Nyeri Sesudah Relaksasi Progresif Relaksasi progresif merupakan salah satu bentuk manajemen nyeri non-farmakologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sesudah melakukan relaksasi progresif sebagian besar pasien (53,3%) mengalami nyeri ringan dan selebihnya (33,3%) mengalami nyeri sedang dan masih ada sedikit (13,3%) yang mengalami nyeri berat. Apabila dilihat dalam skalanya para pasien ini memiliki skala nyeri rata-rata 3,93. Baik secara kategorik maupun skala terlihat bahwa para pasien mengalami nyeri sudah pada tingkatan ringan meskipun masih ada kecenderungan pada tingkatan sedang atau berat. 4. Perbedaan Nyeri Sebelum dan Sesudah Relaksasi Progresif Analisis secara statistik membuktikan bahwa perbedaan skala nyeri antara sebelum dan sesudah relaksasi progresif dinyatakan signifikan (thitung = 6,481 > ttabel = 2,145 atau p = 0,000 < 0,05). Dengan adanya relaksasi progresif terjadi penurunan skala nyeri rata-rata sebesar 2,00. Sementara untuk mengetahui kuatnya hubungan atau pengaruh antar variabel dapat dinyatakan mempunyai pengaruh yang kuat yaitu 0,76. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tehnik relaksasi progresif secara efektif dapat menurunkan nyeri pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini banyak kelemahan dan keterbatasan yaitu kesulitan menghilangkan faktor pengganggu seperti pengobatan farmakologi pada pasien dalam tindakan relaksasi progresif sehingga akan mempengaruhi hasil. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada pasien pasca operasi laparatomi di ruang Mawar II RSUD Dr. Moewardi dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Responden adalah pasien berumur 31 hingga 61 tahun dan terbagi merata antara yang laki-laki dan perempuan. 2. Nyeri pasien sebelum relaksasi progresif sebagian besar dikategorikan sedang (66,7%) dengan skala nyeri rata-rata sebesar 5,93. 3. Nyeri pasien sebelum relaksasi progresif sebagian besar dikategorikan ringan (53,3%) dengan skala nyeri ratarata sebesar 3,93.

4. Perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah relaksasi progresif dinyatakan signifikan (thitung = 6,481 > ttabel = 2,145; p = 0,000 < 0,05). Relaksasi progresif mengalami penurunan skala nyeri rata-rata sebesar 2,00. Dan mempunyai pengaruh yang kuat yaitu 0,76. Sehingga Relaksasi progresif efektif menurunkan nyeri pada pasien pasca operasi laparatomi. Saran Berikut adalah beberapa saran yang dapat dikemukakan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan. 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar pertimbangan bagi pihak rumah sakit untuk merumuskan kebijakan penanganan terhadap pasien khususnya untuk menerapkan relaksasi progresif baik untuk pasien pasca operasi laparatomi atau untuk pasien dengan keluhan nyeri yang lain. 2. Bagi Perawat Perawat hendaknya memberikan pengarahan, membimbing, dan menganjurkan pasien untuk dapat melaksanakan relaksasi progresif guna mengatasi keluhan nyeri. 3. Bagi Pasien Pasien disarankan untuk mempelajari berbagai tehnik manajemen nyeri khususnya relaksasi progresif agar secara mandiri dapat mempraktekkan sendiri ketika tidak ada perawat yang membantu. 4. Untuk Penelitian Selanjutnya Untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian, pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan penambahan jumlah sampel atau mencoba menerapkan tehnik-tehnik penanganan yang lain. DAFTAR PUSTAKA Hidayat alimul. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika. 2006. Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.2008. Haryono Rudi. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Gosyen Publishing. 2012. Jitowiyono,S.dkk. Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta : Nuha Medika.2010. Kusyati, Eni. Ketrampilan Dan Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC. 2006. Mubarak, Wahit Iqbal. Buku Ajar Kebutuhab Dasar Manusia Teori Dan Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC.2008 Mansjoer Arif. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Euculapcius UI. 2007. Notoatmodjo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. 2010. Potter Dan Perry. Buku Ajar Fundamental Kperawatan. Jakarta : EGC. 2010. Saryono. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia. 2011. Setiadi. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2007. Sjamsuhidajat, M. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC. 2005. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. 2010. Suyanto. Metodolologi Dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika. 2011. Wahyuni. Pengaruh Penambahan Teknik Relaksasi Progresif Pada Terapi

Latihan Terhadap Penurunan Nyeri Post Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi (Skripsi) 2011.