DECISION SUPPORT SYSTEM PEMANFAATAN SURPLUS AIR DENGAN METODE ANALLYTIC HIERARKHI PROCESS (AHP)

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEGAWAI TELADAN PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA SEMARANG ABSTRAK

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN POSISI IDEAL PEMAIN DALAM STRATEGI FORMASI SEPAK BOLA

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE AHP PADA BANK DANAMON CABANG SEGIRI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI PERGURUAN TINGGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

DECISION SUPPORT SYSTEMS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I R A P R A S E T Y A N I N G R U M

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sistem Pendukung Keputusan Decision support system atau sistem penunjang keputusan disingkat menjadi DSS, secara umum

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU YANG BERHAK MENERIMA SERTIFIKASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

P5 Tingkatan dan Karakteristik SPK. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN CALON SISWA BARU DI SMA NEGERI 1 BADAR DENGAN METODE MULTIFACTOR EVALUATION PROCESS (MFEP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN 3 SKS

Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2011 (Semantik 2011) ISBN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN SPARE PARTS SAMARINDA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP (STUDI KASUS : DI STMIK POTENSI UTAMA MEDAN)

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN PADA BAYI LIMA TAHUN (BALITA) DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan.

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Penelitian Bidang Komputer Sains dan Pendidikan Informatika V2.i1( )

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN GURU BERPRESTASI PADA SMK BINA NUSANTARA UNGARAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 1 NO. 1 MARET 2010

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

P5 Tingkatan dan Karakteristik SPK. SQ

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMK BINA NUSANTARA UNGARAN MENGGUNAKAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS (AHP)

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

Fakultas Teknik Komputer Universitas Cokroaminoto Palopo 63

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sistem Pendukung Keputusan/ Decision Support System (DSS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA RASKIN DI KELURAHAN MUNGKUNG KEC. REJOSO KAB. NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penerimaan Beras Untuk Keluarga Miskin (Raskin) Di Kelurahan Sondakan Kecamatan Laweyan Kota Surakarta

Freza Surya Asrina Strata Satu Sistem Informasi Universitas Dian Nuswantoro ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. untuk membangun rencana kedepan. (Turban dkk.

BAB 2 LANDASAN TEORI

AHP UNTUK PEMODELAN SPK PEMILIHANSEKOLAH TINGGI KOMPUTER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode AHP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENYELEKSI CALON SISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Penerimaan Karyawan, Metode Analithical Hierarchi Process (AHP), MySQL, Miscrosof Visual Basic.

APLIKASI AHP UNTUK PENILAIAN KINERJA DOSEN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMAN2 METRO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK PADA BANK BRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketersediaan dan peran serta lembaga keuangan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN I-1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA SMK NEGERI 9 SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN KARYAWAN BARU

Sistem Pendukung Keputusan Kelangsungan Outlet Buku Di Pt. Mizan Media Utama

Titis Handayani Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Semarang. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perusahaan, karena persediaan akan dijual secara terus menerus untuk

Decision Support System (DSS)

Hendrik Agus Prasetyo. Teknik Informatika UNJANI Cimahi Jl. Terusan Jendral Sudirman, Cimahi, Jawa Barat

RANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PENERIMA BANTUAN PROGRAM PEMERINTAH

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Sistem Pengambilan Keputusan Kode : IES6232 Semester : VI Waktu : 2 x 2 x 50 Menit Pertemuan : 5 & 6

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

P6 Arsitektur SPK. SQ

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMP DHARMA BHAKTI PUBIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICHAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROGRAM STUDI S1 DI LPKIA MENGGUNAKAN METODE AHP

SPK Pemilihan Komisaris Lapangan Berprestasi dengan Metode AHP Studi Kasus: KOPDIT CU HATIRONGGA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENYULUH LAPANGAN KELUARGA BERENCANA TELADAN DENGAN METODE WEIGHTED PRODUCT

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HIERARCY PROCESS

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Transkripsi:

DECISION SUPPORT SYSTEM PEMANFAATAN SURPLUS AIR DENGAN METODE ANALLYTIC HIERARKHI PROCESS (AHP) ( Studi Kasus Perusahaan Daerah Air Minum Kota Pekalongan ) Hari Agung B, M.Kom Dosen Tetap Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Widya Pratama Jl. Patriot no 25 Pekalongan Abstraks PDAM Kota Pekalongan merupakan salah satu Perusahaan Daerah Air Minum yang menyuplai air bersih di hampir seluruh Kota Pekalongan dan sekitarnya. Berbagai sektor yang disuplai oleh PDAM Kota Pekalongan antara lain, industri, rumah tangga dan niaga dan mengharuskan pihak PDAM untuk lebih memperhitungkan berbagai faktor dalam mengatur alokasi air tersebut. Sehubungan dengan hal itu, selama ini PDAM Kota Pekalongan memiliki surplus air 30 40 % yang belum dapat dipastikan akan disuplai ke sektor mana. Untuk memudahkan PDAM Kota Pekalongan dalam menentukan sektor yang paling tepat menerima surplus air tersebut maka penulis mengusulkan sistem pendukung keputusan yang dapat membantu pihak PDAM Kota Pekalongan dalam memutuskan dengan tepat pengalokasian surplus air sehingga meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan bagi PDAM Kota Pekalongan. Penelitian yang dilakukan ini memfokuskan untuk membangun DSS dengan menambah penggunaan metode Analytic Hierarcy Process (AHP) untuk menentukan pemanfaatan surplus air berdasarkan 3 faktor yaitu ekonomi/rumah tangga, bisnis/niaga dan industri. Logikanya semakin tinggi nilai bisnis/niaga, ekonomi/rumah tangga dan industri calon konsumen, maka semakin besar kesempatan calon konsumen untuk memperoleh pemanfaatan surplus air tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah calon konsumen yang mengajukan permintaan air ke PDAM Kota Pekalongan pada periode tahun 2009. Dari penelitian ini, dengan penggunaan kedua metode DSS yang optimal secara computerized, diharapkan dapat membantu dan memudahkan pihak pemrakarsa dalam tugasnya menilai kelayakan pengajuan permintaan air menjadi lebih cepat dan akurat. Melihat dari penggunaan metode ini dapat disimpulkan bahwa, layak tidaknya surplus air diberikan sangat dipengaruhi oleh variable bisnis/niaga, ekonomi/rumah tangga dan industri. Kata kunci : Decission Support System (DSS), Surplus Air, Analytic Hierarchy Process (AHP) 1

I PENDAHULUAN PDAM Kota Pekalongan merupakan salah satu pusat supplier air untuk Kota Pekalongan dan sekitarnya, dimana perannya memegang kontribusi sangat signifikan untuk aktifitas perusahaan, niaga, sosial dan juga rumah tangga. Namun demikian sampai saat ini PDAM Kota Pekalongan masih mempunyai surplus air sebanyak 30 40% yang belum dialokasikan. Sekarang ini karena banyaknya perusahaan dan perorangan yang mengajukan permintaan surplus air tersebut, maka pihak PDAM Kota Pekalongan harus dapat menentukan dengan pengalokasian surplus air tersebut dengan tepat. Untuk mengambil keputusan tersebut dapat dilakukan dengan mempertimbangkan secara nyata faktor-faktor yang mempengaruhi pengalokasian surplus air tersebut atau dengan menggunakan aplikasi program komputer sehingga prosesnya menjadi lebih cepat. Tapi dewasa ini masih banyak instansi maupun perusahaan perorangan yang belum menggunakan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) berbasis komputer dikarenakan masih banyaknya karyawan yang tidak bisa menggunakan teknologi informasi secara advance, padahal sudah seharusnya di era globalisasi ini masyarakat juga harus mengetahui dan memanfaatkan teknologi ini. Menilai pemanfaatan suplai air minum untuk berbagai sektor di Kota Pekalongan dan sekitarnya yang meliputi sektor rumah tangga, industri, niaga dan juga marga (kelompok : sosial, jalan) bukanlah hal yang mudah karena melibatkan banyak faktor yang harus dipertimbangkan dan dianalisis dengan tepat, cermat namun cepat. Dengan adanya perkembangan teknologi komputer dibidang sistem informasi dan melihat karakteristik permasalahan yang mana penilaian kelayakan proposal suplai air merupakan masalah yang kurang terstruktur atau semi terstruktur dan cukup rumit dan kompleks, juga merupakan tanggung jawab pihak manajemen menengah dan puncak yang harus dilakukan secara tepat dan efisien. Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis mencoba membuat sebuah sistem pendukung keputusan berbasis komputer yang 2

dikenal dengan Decision Support Systems. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dirancang adalah sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode Analytic Hierarkhi Proccess yang memungkinkan adanya penambahan dan pengurangan model untuk masalah yang lebih kompleks. Selain itu sistem ini juga memungkinkan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan dimasa yang akan datang. Penilaian kelayakan pemanfaatan suplai air ini didasarkan pada 3 aspek yaitu bisnis, teknologi dan aspek ekonomi. Rancangan DSS ini menggunakan perangkat lunak Microsoft Visual Basic Net dengan database MySql yang dibuat sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat membantu dan memudahkan pihak PDAM Kota Pekalongan dalam menilai dan mengambil keputusan pemanfaatan suplai surplus air yang ada. Dengan memperhatikan bahwa PDAM kota Pekalongan belum menggunakan Decision Support System untuk menanggani surplus air, maka penyusun akan merancang suatu Decision Support System dengan menggunakan metode Analitycal Hierarkhi Procces (AHP) dalam menentukan skor kelayakan calon konsumen suplai air di PDAM Kota Pekalongan. II. DASAR TEORI Penelitian dari Hidayat dan Prabantoro (2004), mengemukakan bahwa Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat memberikan jawaban terhadap pilihan terbaik Perusahaan vendor pengembang system informasi akademik STIE Indonesia secara rasional alamiah. Syarat-syarat mutlak yang harus dipenuhi adalah bahwa dalam AHP user sebagai pengambil keputusan haruslah yang melakukan perhitungan ataupun perbandingannya sendiri dan pengambil keputusan juga harus benar-benar mendapatkan kecukupan informasi berkaitan dengan deskripsi permasalahan dan faktorfaktor pengaruhnya dengan baik. Lebih lanjut Hidayat mengatakan bahwa AHP sebagai sebuah alat untuk menetapkan pilihan dapat dijadikan dasar dalam memilih secara lebih rasional, terutama dalam upaya memilih atau melakukan seleksi sumberdaya sistem informasi manajemen ataupun penetapan 4

perusahaan yang ditunjuk sebagai vendor pengembang system informasi manajemen yang dioutsourcingkan. 2.1 Sistem Pendukung Keputusan / Decision Suport System Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan (Turban, 2005). Turban (2005) mengemukakan karakteristik dan kapabilitas kunci dari SPK adalah (Gambar 1): 1. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasi semiterstruktur dan tak terstruktur. 2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai manajer lini. 3. Dukungan untuk individu dan kelompok. 4. Dukungan untuk semua keputusan independen dan atau sekuensial. 5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi, desain, pilihan, dan implementasi. 6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Kemampuan sistem beradaptasi dengan cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadaptasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi. 8. Pengguna merasa seperti dirumah. User-friendly, kapabilitas grafis yang kuat, dan sebuag bahasa intekatif yang alami antarmuka manuasia-mesin dapat meningkatkan SPK. 9. Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi, timelines, kualitas) dari pada efisiensi (biaya). 10. Pengambil keputusan mengontrol penuh semua langkah proses pengambilan keputsan dalam memecahkan masalah. 11. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sistem sederhana. 12. Menggunakan model-model dalam penganalisisan situasi pengambilan keputusan. 13. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek. 5

14. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepajang rantai persediaan. 13 Akses data 14 Standalone, integrasi, dan berbasis web 1 Masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur 2 Mendukung manajer di semua level 3 Mendukung individu dan kelompok 12 Pemodelan dan analisis 4 Keputusan yang saling tergantung atau sekuensial 11 Kemudahan pengembangan oleh pengguna akhir SPK 5 Mendukung intelegensi, desain, pilihan, implementasi 10 Manusia mengontrol mesin 9 Keefektifan, bukan efisiensi 8 Kemudahan penggunaan interaktif 7 Dapat diadaptasi dan fleksibel 6 Mendukung berbagai proses dan gaya keputusan Gambar 1 : Karakteristik dan Kapabilitas SPK Sumber : Decision Support Systems and Intelligent System, Turban, E., J. E. Aronson, dan T. Liang, 2005 2.2 AHP (Analytic Hierarchy Process) AHP adalah salah satu teknik pengambilan keputusan / optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kuulitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutup semua kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan struktur suatu sistem dan lingkungan ke dalam komponen yang saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dampak pada komponen kesalahan sistem (Saaty, 2001). 6

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya. Perbedaan model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat aksioma-aksioma pada model AHP : 1. Reciprocal Comparision, yaitu pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan dan menyatakan preferensi. 2. Homogenity, yaitu preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas, elemenelemennya dapat dibandingkan satu sama lain. 3. Independence, yaitu preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatifalternatif malainkan oleh objektif keseluruhan. 4. Expectation, yaitu tujuan pengambilan keputusan. 2.3 Prinsip Kerja AHP Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki 2. Penilaian Kriterian dan Alternatif Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (2001), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan, dapat dilihat gambar dibawah ini : A 1 A 2... A 3 A 1 a 11 A 1 2 A 2 a 21 A 1 2... a 1n... a 2n : : : : : : : : : : A n a n1 a n2... a nn Gambar 3 : Matriks Perbandingan Berpasangan Sumber : Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007 Formulasi matematis pada AHP dilakukan dengan menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu subsistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen operasi A 1, A 2,, A n, maka hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan 6

membentuk matriks perbandingan. Dimana λ maks merupakan eigen value Perbandingan berpasangan dimulai matriks perbandingan A. dari tingkat hirarki paling tinggi, Perbandingan dilakukan berdasarkan dimana suatu kriteria digunakan kebijakan pembuat keputusan dengan sebagai dasar pembuatan menilai tingkat kepentingan satu perbandingan elemen terhadap elemen lainnya. Matriks A nxn merupakan matriks Proses perbandingan berpasangan, repirokal. Dan diasumsikan terdapat n elemen, yaitu W 1, W 2,, W n yang dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria akan dinilai secara perbandingan. digunakan sebagai dasar pembuatan Nilai ( judgment ) perbandingan secara berpasangan antara ( wi, wj ) dapat dipresentasikan seperti matriks tersebut. Untuk menentukan skala perbandingan. Susunan dari elemenelemen yang dibandingkan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5 dan untuk melihat nilai dan definisi pendapat prioritas yang merupakan eigen kualitatif dari skala perbandingan vector, digunakan rumus sebagai dapat dilihat tabel 1 berikut : berikut : Tabel 1 : Skala Nilai Perbandingan AW = λ maks W Berpasangan Nilai Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada elemen lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya 2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan Kebalikan Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya dibandingkan dengan i Sumber : Kusrini, Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi, 2007 7

III PEMBAHASAN 3.1 Populasi dan Sampel Setiap penelitian akan dilakukan biasanya ditetapkan terlebih dahulu populasi dan sampelnya. Demikian pula dengan penelitian ini agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data yang sesuai dengan yang diharapkan. Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga. Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumen suplai surplus air yang ada di PDAM Kota Pekalongan sejumlah 14800 konsumen. Sampel adalah penelitian yang dilakukan terhadap sebagian kecil dari pada populasi. Sampel yang diambil adalah konsumen PDAM Kota Pekalongan maksimal 10% dari keseluruhan populasi dan diambil secara acak. 3.2 Metode Pengembangan sistem Di dalam melaksanakan aktifitas penelitian selalu di perlukan cara atau metode supaya aktifitas tersebut terlaksana dengan baik dan sesuai dengan yang di rencanakan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan sistem dengan waterfall yang meliputi : A. Perencanaan Sistem (System / Information Engineering and Modeling) Pada tahap ini dilakukan pencatatan kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Tahap perencanaan meliputi : a. Mengenali dan mengidentifikasi masalah yang ada dan mencari alternatif pemecahannya. Tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah : 1) Mengidentifikasi masalah 2) Mengidentifikasi penyebab masalah b. Alternatif Sistem yang Diusulkan Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara rinci apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang berjalannya sistem baru yang akan diusulkan. Langkah dari tahap ini terdiri beberapa tugas yang perlu dilakukan antara lain : 1) Identifikasi kebutuhan perangkat keras. 2) Identifikasi kebutuhan perangkat lunak 8

3) Identifikasi kebutuhan sumber daya manusia. B. Analisis Sistem (Software Requirements Analysis) Analisis sistem adalah suatu penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian dengan maksud mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, hambatan-hambatan yang ada serta kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat di usulkan perbaikannya. Dari pengertian diatas bahwa analisis sistem yang diharapkan adalah pengembangan laporan selama survey dan sebagai kebijaksanaan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan berbagai permodelan. Analisa sistem juga digunakan dalam penentuan kebutuhan informasi yang akurat dan mendalam, serta menganalisis biaya manfaat secara terperinci. Teknik yang digunakan dalam analisa sistem meliputi : a. Analisa kelayakan. Pada tahap ini dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya sistem yang akan diusulkan, tahapannya yaitu : 1) Analisa biaya 2) Analisa manfaat 3) Pemilihan/kelayakan sistem b. Identifikasi kebutuhan informasi Yaitu untuk mengetahui data atau informasi apa saja yang dibutuhkan, tahapannya yaitu : 1) Identifikasi data dan informasi. 2) Identifikasi sumber data dan informasi c. Spesifikasi Analisis sistem secara terperinci, kegiatan yang dilakukan adalah : 1). Merancang struktur program 2). Merancang logika program 3). Merancang file 4). Merancang desain Input output 5). Pembuatan back-up C. Desain Sistem (Design) Pada tahap ini penulis mendesain sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang diperoleh dari pemilihan alternatif sistem yang terbaik. 9

Kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada tahap Desain Sistem antara lain : a. Merencanakan pemanfaatan peralatan baik software maupun hardware. b. Mempelajari dan menggambarkan logika dari sistem yang disusun. c. Merencanakan format untuk pemasukan data. d. Merencanakan bentuk laporan yang disajikan agar sesuai dengan kebutuhan. D. Pegkodean (Coding) Tahap ini merupakan tahap persiapan semua kegiatan dan penerapan sistem sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Kegiatan yang dilakukan adalah : 1. Menerjemahkan logika program ke dalam bahasa pemrograman. 2. Menyusun laporan. 3. Menyediakan fasilitas fisik. 4. Menyiapkan tenaga operasional. 5. Menyiapkan keperluan yang lain untuk pengoperasian sistem baru. E. Implementasi dan Pengujian Merupakan tahap penerapan dan penggunaan program serta pengujian program yang dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kesalahan jalannya program. IV KESIMPULAN Pengembangan laporan selama survey dan sebagai kebijaksanaan pemakai menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan berbagai permodelan. Analisa sistem juga digunakan dalam penentuan kebutuhan informasi yang akurat dan mendalam, serta menganalisis biaya manfaat secara terperinci. DAFTAR PUSTAKA [1]. Daihani, D, Umar. 2001. Komputerisasi Pengambilan Keputusan, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. 10

[2]. Sukarto, Haryono. 2006. Pemilihan Model Transportasi Di Dki Jakarta Dengan Analisis Kebijakan Proses Hirarki Analitik, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 3, No. 1, Januari 2006, Universitas Pelita Harapan, Jakarta. [3]. Rochim Saiful dan Prajitno Faiz Hadi. 2007. Methode Analitycal Hierarchy Process untuk menentukan Prioritas Penanganan Jalan di Wilayah Balai Pemeliharaan Jalan Mojokerto, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V, 3 Pebruari 2007, Surabaya. [4]. Hidayat Agus dan Prabantoro Gatot, 2004. Memilih Vendor Pengembang Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Studi Kasus Pengembangan Sistem Akademik STIE Indonesia), Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi di UII Jogjakarta, 19 Juni 2004 [5]. Kadir, A. 2000. Konsep dan tuntunan Praktis Basis Data. ANDI offset, Yogyakarta. [6]. Kusrini, 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan, Andi offset, Yogyakarta, [7]. Sjartuni, A. 1999 Tuntunan Praktis Dasar- Dasar Pemprograman Visual Basic, PT. Elek Media Komputindo, Jakarta [8]. Turban, E., J. E. Aronson, dan T. Liang. 2005. Decision Support System and Intelligent System, Pearson Prantice Hall, New Jersey. 11