BAB II KAJIAN TEORITIS

dokumen-dokumen yang mirip
LEGAL ASPEK PRODUK TIK IMAM AHMAD TRINUGROHO

: /2 /0 04

Hak Cipta Program Komputer

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/23/2014 nts/epk/ti-uajm 2

Tinjauan Umum Undang-Undang Hak Cipta Republik Indonesia Undang-Undang Hak Cipta atas Kekayaan Intelektual (termasuk program-program komputer) UU No.

3/21/2012 copyright 3

BAB 8 PERLINDUNGAN HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BIDANG TI

Etika Profesi dan Pengembangan Diri

HUKUM PENERBITAN BAHAN PUSTAKA. Oleh. Dewi Wahyu Wardani

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1991 TENTANG

TUGAS MATA KULIAH HUKUM HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. (Intelectual Property Rights Law)

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN TEORITIS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pengantar Hak Kekayaan Intelektual (HKI)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dr. Tb. Maulana Kusuma Web: Gunadarma University

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 24 TAHUN 2015

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG HAK CIPTA

BAB II PENGATURAN ATAS PERLINDUNGAN TERHADAP PENULIS BUKU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

2 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 1990, Tambah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pada uraian dari Bab I (satu) sampai Bab IV (empat) skripsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Tentang: SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Indeks: PENDIDIKAN. PENERANGAN. Kebudayaan. Pelestarian Karya Cetak dan Karya Rekaman.

L E M B A R A N - N E G A R A R E P U B L I K I N D O N E S I A. Presiden Republik Indonesia,

PANDUAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL (HaKI) DAN PATEN AKADEMI KEBIDANAN BAKTI UTAMA PATI TAHUN 2015

Etika dan Moral dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Etika dan Moral dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL: PENGERTIAN DAN MANFAAT BAGI LITBANG

Diperiksa oleh: Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian, dan Kerja Sama Tanggal:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Kuesioner Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

HASIL WAWANCARA DENGAN DITJEN HKI. (Dengan Bapak Agung Damarsasongko) : Berapa lama jangka waktu perlindungan Hak Cipta?

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PR Ketiga Kelas X.4 Tgl 06 Agustus 2010 Mengenai UU Hak Cipta Posted by malikzeith - 16 Aug :28

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

Lex Privatum, Vol. III/No. 3/Jul-Sep/2015

Pemanfaatan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Ragil Yoga Edi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bacaan yang disusun secara sistematis untuk mempermudah pengguna dalam

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2005

UU No. 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta. M6. Peraturan & Regulasi 2

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 ATAS TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 HAK CIPTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis hak atas kekayaan intelektual adalah karya cipta. Dalam

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG SERAH SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM

4. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3473);

UU 12/1997, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1982 TENTANG HAK CIPTA SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1987

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN MATRIKS PMTB TAHUN 2017

Buku Panduan Permohonan Hak Cipta bagi Sivitas Akademika IPB

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta dapat juga memungkinkan

UPAYA PERPUSTAKAAN DALAM MENDUKUNG IMPLEMENTASI HAK CIPTA DIGITAL

Hak Cipta. Pengertian Hak Cipta hak ekslusif untuk 1. mengumumkan, 2. memperbanyak, 3. memberi izin

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UU 4/1990, SERAH-SIMPAN KARYA CETAK DAN KARYA REKAM. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor:4 TAHUN 1990 (4/1990) Tanggal:9 AGUSTUS 1990 (JAKARTA)

I. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI SARANA PUSAT SUMBER BELAJAR

Gubernur Jawa Barat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.01-HC TAHUN 1987 TENTANG PENDAFTARAN CIPTAAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA,

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini menyebabkan perkembangan informasi semakin pesat

HAK CIPTA SOFTWARE. Pengertian Hak Cipta

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

ETIKA PERIKLANAN. Pokok Bahasan : Contoh Pedoman Etika Periklanan Manca Negara. Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom. Modul ke:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PELESTARIAN BAHAN PUSTAKA KOLEKSI DEPOSIT PADA DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

PERLINDUNGAN FOLKLOR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya

Pengertian Hak Cipta HAK CIPTA. Pencipta dan kepemilikan hak cipta. Konsepsi Kepemilikan Hak Cipta 2/19/2014

KEPPRES 74/2004, PENGESAHAN WIPO PERFORMANCES AND PHONOGRAMS TREATY, 1996 (TRAKTAT; WIPO MENGENAI PERTUNJUKAN DAN REKAMAN SUARA, 1996)

Transkripsi:

2.1 Perpustakaan BAB II KAJIAN TEORITIS Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 angka 1 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis,karya cetak, dan/ atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka. Sedangkan Sutarno NS (2008, 164), Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai. 2.2 Perpustakaan Umum Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Pengertian Perpustakaan Umum lain adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya (Hermawan 2006, 30). Sedangkan Sjahrial-Pamuntjak (2000, 3) menyatakan bahwa Perpustakaan umum ialah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat menggunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaaan, kedudukan, kebudayaan dan agama. Meminjam buku dan bahan lain dari koleksi perpustakaan dapat dengan cuma-cuma atau dengan membayar iuran sekedarnya sebagai tanda kenggotaan dari perpustakaan tersebut. Selain kedua pendapat di atas Sulistyo-Basuki (1993, 46), mengemukakan bahwa Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum Pendapat di atas mengemukakan bahwa, perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum, tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Perpustakaan ini dibiayai oleh dana umum serta jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat cuma-cuma.

2.2.1Tujuan Perpustakaan Umum Pada dasarnya penyelenggaraan perpustakaan umum memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai. Menurut Yusuf (1996, 18), tujuan Perpustakaan Umum antara lain: 1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum ; 2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah, dan memanfaatkan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ; 3. Mendidik masyarakat agar dapat menggunakan informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum ; 4. Meletakkan dasar-dasar ke arah belajar mandiri ; 5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi masyarakat ; 6. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah, tanggung jawab dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional. Sedangkan dalam Manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh Sulistyo-Basuki (1993, 46) dinyatakan bahwa Perpustakaan Umum mempunyai empat tujuan, yaitu : 1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik; 2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat; 3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka; dan 4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustkaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran, dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya. Selain uraian tersebut di atas dalam Buku Panduan Penyelenggaran Perpustakaan Umum (1992, 6), dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum dirinci ke dalam tiga jenis tujuan sebagai berikut : 1 Tujuan umum perpustakaan adalah membina dan mengembangkan kebiasaan membaca dan belajar sebagai suatu proses yang berkesinambungan seumur hidup serta kesegaran jasmani dan rohani

masyarakat yang berada dalam jangkauan layanannya, sehingga berkembang daya kreasi dan inovasinya bagi peningkatan martabat dan produktivitas setiap warga masyarakat secara menyeluruh dalam menunjang perkembangan nasional. 2. Tujuan fungsional perpustakaan umum adalah: a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan segala sektor kehidupan. b. Mengembangkan kemampuan mencari, mengnolah serta memanfaatkan informasi. c. Mendidik masyarakat pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna dan berhasil guna. d. Meletakkan dasar - dasar ke arah belajar mandiri. e. Memupuk minat dan bakat masyarakat. f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif. g. Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tangguna jawab dan usaha sendiri dengan mengembangkan kemampuan membaca masyarakat. h. Berpartisipasi aktif dalam menunjang pembangunan nasional dengan menyediakan bahan pustaka yang dibutuhkan dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat. 3. Tujuan operasional perpustakaan umum merupakan pernyataan formal yang terperinci tentang sasaran yang harus dicapai serta cara mencapainya, sehingga tujuan tersebut dapat dimonitor, diukur dan dievaluasi keberhasilannya. Berdasarkan uraian di atas dapat dinyatakan bahwa perpustakaan umum bertujuan untuk mengembangkan minat baca dan mengembangkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan mereka. 2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum Perpustakaan umum menyediakan berbagai koleksi yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menambah pengetahuan. Koleksi yang tersedia tidak hanya terbatas pada yang tercetak tetapi juga mencakup yang elektronik. Dengan ketersediaan koleksi, perpustakaan akan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Menurut Darmono fungsi perpustakaan secara umum yakni: fungsi informasi,fungsi pendidikan, fungsi kebudayaan, fungsi rekreasi, fungsi penelitian, dan fungsi deposit yaitu: perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan karya cetak dan karya rekam yang diterbitkan

(http://m.kompasiana.com/post/read/540263/2/memaksimalkanperpustakaansekol ah dalam-penggunaannya.html). Menurut Yusuf (1996, 21) fungsi perpustakaan umum dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Fungsi Edukatif Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dapat dijadikan sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca 2. Fungsi Informatif Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang perlukan pembaca. 3. Fungsi Kultural Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan. 4. Fungsi Rekreasi Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993, 27) Perpustakaan Umum berfungsi sebagai: a. Sebagai sarana simpan karya manusia Perpustakaan berfungsi sebagai tempat menyimpan karya manusia, khususnya karya cetak seperti buku, majalah, dan sejenisnya serta karya rekaman seperti kaset, piringan hitam, dan sejenisnya. b. Fungsi Informasi Bagi anggota masyarakat yang memerlukan informasi dapat memintanya ataupun menanyakannya ke perpustakaan. c. Fungsi Rekreasi Masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan cara membaca dan bacaan ini disediakan oleh perpustakaan d. Fungsi Pendidikan Perpustakaan merupakan sarana pendidikan nonformal dan informasi, artinya perpustakaan merupakan tempat belajar diluar bangku sekolah maupun juga tempat belajar dalam lingkungan pendidikan sekolah e. Fungsi Kultural Perpustakaan merupakan tempat untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat.

Dari uraian di atas dikemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi edukatif, informatif, rekreasi, referensi, kultural, sebagai fungsi deposit dan sarana simpan karya manusia dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.2.3 Tugas Perpustakan Umum Perpustakaan umum melakukan tugas untuk mencapai tujuan perpustakaan umum, sebagaimana dinyatakan dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000, 5), Tugas pokok perpustakaan umum adalah menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan. Sedangkan Yusuf (1996, 18) menyatakan bahwa tugas pokok perpustakaan umum adalah sebagai berikut : 1. Perpustakaan umum disediakan oleh Pemerintah dan masyarakat untuk melayani kebutuhan bahan pustaka masyarakat 2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin 3. Mendorong masyarakat untuk terampil memilih bacaan yang sesuai dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal, dan informal 4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Dari kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan umum adalah menyediakan, memelihara, dan mendayagunakan bahan pustaka untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sehingga dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. 2.3 Koleksi Deposit Koleksi perpustakaaan adalah semua pustaka yng dikumpulkan, diperoleh dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 angka 2 menyebutkan bahwa koleksi pepustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/ atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Sedangkan

Siregar (2002, 2) dinyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi. Salah satu jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan adalah koleksi deposit. Menurut Pedoman Teknis Pengelolaan Karya Cetak dan Karya Rekam (1993, 51) koleksi deposit yaitu koleksi yang terdiri dari bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah provinsi dan bahan pustaka yang berisi informasi tentang berbagai aspek dan mengenai wilayah provinsi yang diterbitkan di luar wilayah provinsi. Pengertian lain dalam Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Umum Koleksi Deposit (1992, 30) adalah pusat penyimpanan bahan pustaka yang diterbitkan di wilayah propinsi dimana perpustakaan daerah berdomisili : bahan perpustakaan yang berisi tentang aspek-aspek di wilayah tersebut. Salah satu jenis koleksi deposit diperoleh dari hasil serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1991 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak Dan Karya Rekam Pasal 5 dinyatakan jenis karya cetak yang wajib diserahkan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Umum Daerah (Propinsi) terdiri dari: a. Buku fiksi; b. Buku non fiksi; c. Buku rujukan d. Karya artistik e. Karya ilmiah yang dipublikasikan; f. Majalah; g. Surat kabar; h. Peta; i. Brosur; j. Karya cetak lain yang ditetapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional.

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Pelaksanaan Serah-Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Ceritera atau Film Dokumenter dalam Pasal 9 dinyatakan bahwa: Jenis karya rekam film ceritera atau film dokumenter yang diserahsimpankan kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Di dalam Buku Pedoman Teknis Penyelenggaraan Penerbitan Pemerintah (1982, 214) dinyatakan bahwa jenis karya cetak yang diwajibkan dikirim kepada perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat deposit adalah : 1. Buku, yaitu penerbitan berkala yang terdiri dari 25 halaman atau lebih 2. Monograf, yaitu penerbitan tentang sesuatu subyek yang sistematis, lengkap serta terperinci 3. Mimeograf, yaitu penerbitan dalam bentuk stensilan 4. Laporan bersejarah (annals), yaitu penerbitan yang memuat peristiwaperistiwa dalam satu tahun, transaksi satu organisasi atau kemajuankemajuan bidang tertentu 5. Laporan tahunan (annual), yaitu penerbitan tahunan yang berisi tinjauan tentang satu tahun, kadang-kadang terbatas pada suatu biang tertentu 6. Bulletin, yaitu penerbitan berkala yang diterbitkan oleh Instansi Pemerintah, yang biasanya bernomor urut 7. Majalah, yaitu penerbitan berkala untuk bacaan umum, yang berisi artikel tentang berbagai pokok masalah oleh berbagai pengarang. 8. Surat kabar atau koran, yaitu penerbitan berkala yang memuat laporanlaporan kejadian mutakhir dan berita hangat 9. Atlas, yaitu buku-buku yang memuat peta-peta, gambar-gambar, sebagainya dengan atau tanpa keterangan-keterangan tercatat 10. Pamflet, yaitu penerbitan yang jumlah halamannya paling banyak halaman 11. Lembaran (leaflet), yaitu penerbitan yang terdiri dari 1 (satu) lembar,yang dapat dilipat dua atau empat tanpa dijilid atau dijahit Selanjutnya Menurut Nasution yang dikutip Huda (2007, 18) jenis koleksi deposit adalah : a. Terbitan pemerintah sendiri seperti peraturan daerah, surat-surat keputusan, pidato-pidato resmi, lembaran negara, statistik, dan laporan tahunan; b. Hasil-hasil penelitian dari segala bidang yang dilaksanakan di daerah, hasil seminar, lokakarnya, temukarya, dan bahan lain yang serupa baik dari intansi pemerintah dan swasta;

c. Hasil terbitan perpustakaan daerah seperti laporan tahunan dan tengah tahunan, bibliografi daerah, katalog induk, accesion list, majalahnajalah yang diterbitkan perpustakaan daerah ; d. Buku-buku dokumen langka tentang daerah, peta bahan kartografis daerah dan perjalanan; e. Tulisan dan ringkasan lengkap atau rekaman lengkap tentang kepariwisataan dan hal-hal yang lain yang berkaitan dengan turisme, tentang sejarah daerah, tentang silsilah keturunan suatu bangsa disuatu daerah kemudian tentang hasil-hasil penelitian sejarah dan tentang kebudayaan, kesusasteraan dan bahasa daerah; f. Rekaman musik tradisonal dan ciptaan-ciptaan baru di daerah rekaman kegiatan penelitian sejarah lisan baik berupa kaset, slide, film, video, dan rekaman tarian daerah serta permainan rakyat; g. Cerita-cerita rakyat dalam berbagai bentuk, dan bahan pustaka tentang organisasi atau swasta di daerah ; h. Direktori tentang : Rumah-rumah ibadah Biro perjalanan umum Kegiatan olahraga dan sarananya Perusahaan dan perdagangan seperti bank, pabrik, pusat dagang di daerah Badan penerangan di masyarakat di TV, radio, kantor pos dan telekomunikasi Real estate, perkebunan dan pertambangan Pelayanan masyarakat seperti kepolisian, angkatan bersenjata, rumah sakit dan puskesmas, apotik dan klinik Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa jenis koleksi deposit adalah buku fiksi, buku non fiksi, buku rujukan, karya artistik, karya ilmiah yang dipublikasikan, majalah, surat kabar, peta, brosur, dan karya rekam yang terdiri atas karya intelektual dan/atau artistik yang direkam dan digandakan dalam bentuk media karya rekam, pita, piringan, dan bentuk media karya rekam lain sesuai dengan perkembangan teknologi. Penulis dalam hal ini hanya fokus pada salah satu koleksi deposit saja yakni karya ilmiah saja yang ada pada Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Asahan. Karya ilmiah yakni hasil penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 2.4 Sistem Layanan Koleksi Deposit Pada suatu perpustakaan koleksi deposit merupakan koleksi yang khusus, dimana sifat pelayanannya berbeda dengan koleksi biasa. Sistem layanan koleksi deposit kebanyakan menggunakan sistem layanan tertutup (closed access) yaitu

pengguna perpustakaan tidak dapat mengambil sendiri bahan pustaka dari ruang koleksi/rak. Pengambilan bahan pustaka tersebut dilakukan oleh petugas perpustakaan (pustakawan), setelah terlebih dahulu pengguna memberikan nomor panggil koleksi yang dibutuhkan. Sebelumnya pengguna perpustakaan mencari melalui katalog. Koleksi deposit yang telah diambil pustakawan dapat di baca oleh pemustaka pada tempat yang telah disediakan oleh perpustakaan. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa layanan deposit menggunakan sistem layanan tertutup (closed access). Hal ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut : a. Koleksi layanan deposit termasuk layanan langka, oleh sebab itu untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan bahan pustaka maka sistem layanan tertutup lebih menguntungkan; b. Koleksi layanan deposit tidak dipinjamkan, hingga tidak memperbolehkan pengguna langsung ke rak, sehingga susunan koleksi di rak selalu rapi; c. Dengan menggunakan sistem layanan tertutup, kehilangan koleksi dapat dihindarkan; d. Pengawasan yang dilakukan tidak terlalu ketat, mengingat pustakawan yang ada di layanan deposit tidak banyak sehingga menetapkan sistem ini lebih menguntungkan dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam (Sulastri dalam Huda 2005, 9). Uraian di atas menyatakan bahwa layanan koleksi deposit menerapkan sistem layanan tertutup untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan dan menghindarkan kehilangan koleksi dalam upaya penyimpanan dan pelestarian karya cetak dan karya rekam. 2.5 Hak Cipta Istilah Hak Cipta pertama kali disahkan pada saat rapat Seksi Hak Pengarang dari Kongres Kebudayaan Indonesia ke-2, di Bandung pada Bulan Oktober 1951. Sebelumnya dikenal dengan istilah hak pengarang, namun karena istilah tersebut seperti membatasi dalam hal karang-mengarang saja, maka diganti menjadi Hak Cipta yang pengertiannya lebih luas dalam hal ilmu pengetahuan, seni dan sastra. Pasa 1 angka 1 UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 : Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk

itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam beberapa pendapat sarjana yang dikutip oleh Suyud Margono (2010, 12) mengenai pengertian hak cipta, antara lain: 1. WIPO (World Intelectual Property Organization) Copy Right is legal from describing right given to creator for their literary and artistic works yang artinya hak cipta adalah terminologi hukum yang menggambarkan hak-hak yang diberikan kepada pencipta untuk karya-karya mereka dalam bidang seni sastra. 2. J.C.T Simorangkir Berpendapat bahwa hak cipta adalah hak tunggal dari pencipta, atau hak dari pada yang mendapat hak tersebut atas hasil ciptaannya dalam lapangan kesusastraan, pengetahuan, dan kesenian. Untuk mengumumkan dan memperbanyaknya dengan mengingat pembatasan-pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang. 3. Imam Trijono Berpendapat bahwa hak cipta mempunyai arti tidak saja si pencipta dan hasil ciptaannya yang mendapat perlindungan hukum, akan tetapi juga perluasan ini memberikan kepada yang diberi kepada yang diberi kuasapun kepada pihak yang menerbitkan terjemah daripada karya yang dilindungi olehperjanjian ini. Berdasarkan uraian di atas, maka hak cipta dapat didefenisikan sebagai hak eksklusif untuk memperbanyak atau untuk mengumumkan ciptaaan yang dimiliki oleh pencipta atau pemegang hak menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.5.1 Pemegang Hak Cipta Dalam Pasal 1 angka 4 UU No. 19 Tahun 2002 dinyatakan bahwa Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta atau orang yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau orang lain yang menerima hak tersebut dari pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut. Sedangkan Lindsey (2006, 115), sehubungan dengan hak-hak Pencipta untuk mengumumkan dan memperbanyak Ciptaannya, terdapat sejumlah hak untuk melakukan perwujudannya yaitu berupa: a. Hak untuk mengumumkan yang berarti pencipta atau pemegang hak cipta berhak mengumumkan (right to publish) untuk yang pertama kalinya suatu ciptaan di bidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan;

b. Hak untuk mengumumkan dengan cara mengumumkan, dengan cara memperdengarkan ciptaan yang direkam, misalnya kepada publik secara komersial di restoran-restoran hotel, dan pesawat udara; c. Hak untuk menyiarkan suatu ciptaan di bidang seni atau sastra atau ilmu pengetahuan dalam bentuk karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik; d. Hak untuk memberi izin atau melarang orang lain yang tanpa persetujuannya menyewakan ciptaan karya film dan program komputer untuk kepentingan komersial. Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pemegang hak cipta yaitu pencipta sebagai pemilik hak cipta atas ciptaan yang dihasilkannya. Sebagai pemegang hak cipta maka pencipta dapat memberi izin atas karya ciptanya kepada orang lain sesuai dengan undang-undang dan peraturan hak cipta. 2.5.2 Hak Cipta yang Dilindungi Dalam pasal 1 angka 3 dinyatakan bahwa ciptaan adalah karya setiap orang yang dapat menunjukkan atau menbuktikan keasliannya dalam bidang ilmu pengetahuan seperti seni, sains, dan teknik. Menurut ketentuan Pasal 12 ayat 1, ciptaan yang dilindungi oleh Undang- Undang No. 19 Tahun 2002 adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni sastra a. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan atau (layout) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; b. Ceramah, kuliah pidato dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; c. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; d. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks; e. Drama atau drama musikal, tari koreografi, perwanyangan, dan pantonim; f. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase dan seni terapan; g. Arsitektur; h. Peta; i. Seni batik; j. Fotografi; k. Sinematografi; l. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. Dari uraian di atas koleksi deposit yang ada pada KPAD yang termasuk ciptaan dilindungi menurut ketentuan pasal 12 ayat 1 adalah karya ilmiah yang

merupakan hasil karya sesorang yang diterbitkan dan mendapatkan perlindungan sebagaimana yang terdapat pada Undang-Undang No. 19 Tahun 2002. 2.5.3 Pembatasan Hak Cipta Hak cipta berlaku dalam jangka waktu terbatas, dan lamanya berbeda-beda di tiap negara. Masa berlakunya juga bergantung pada jenis ciptaan atau objek hak ciptanya, serta apakah objek itu diterbitkan atau tidak diterbitkan. Dalam penerapan UU. No. 19 Tahun 2002 adanya pembatasan dan pengecualian hak cipta sebagaimana dikemukakan oleh Wheina (2014, 10) Pasal 14 Sampai Pasal 18, yang mengatur soal pembatasan hak cipta. Pembatasan dan pengecualian hak cipta dikenal dengan istilah fair use atau fair dealing yang mengijinkan pemakaian, pengambilan atau perbanyakan suatu ciptaan tanpa izin pemegang hak ciptanya sepanjang penggunanya menyebut sumbernya dalam hal itu dilakukan terbatas untuk kegiatan yang bersifat non komersial termasuk untuk kegiatan sosial. Fair use yang diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta diantaranya: 1. Pengambilan berita aktual 2. Penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta. 3. Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang sematamata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan. 4. Perbanyakan suatau Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk keperluan aktivitasnya, 5. Pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri. Selanjutnya khusus untuk pengutipan karya tulis, penyebutan atau pencantuman sumber ciptaan yang dikutip harus dilakukan secara lengkap. Artinya dengan mencantumkan sekurang-kurangnya nama pencipta, judul atau nama ciptaan, dan nama penerbit jika ada, maka pemanfaatan itu dianggap tidak melanggar hak cipta. Berikut ini tabel yang menunjukkan masa berlaku hak cipta berdasarkan objeknya:

Tabel 1 Masa berlaku Hak Cipta Berdasarkan Objek No Objek Hak Cipta Masa Berlaku Hak Cipta 1. Buku, pamflet, dan karya-karya tulis Seumur hidup pencipta lain Drama atau drama musik, tarian, ditambah 50 tahun (setelah si pencipta wafat) koreografi Aneka seni rupa, seni lukis, seni pahat, seni patung Lagu atau musik dengan atau tanpa teks Arsitektur Ceramah, kuliah, pidato, dan sejenisnya Alat-alat peraga Peta Terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai 2. Program komputer Sinematografi Fotografi Database Pengalihwujudan 50 tahun sejak pertama kali diumumkan 3. Perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan 50 tahun sejak pertama kali diumumkan 4. Ciptaan yang dipegang badan hukum 50 tahun sejak pertama kali diumumkan 5. Folklor (a. Cerita rakyat, puisi rakyat; b.lagulagu rakyat dan musik instrumen tradisional; d.hasil seni antara lain berupa: lukisan, Selama-lamanya gambar, ukiran-ukiran, pahatan, mosaik, perhiasan, kerajinan tangan, pakaian, instrumen musik dan tenun tradisional. 6. Pementasan (hak untuk aktor atau pemusiknya 50 tahun sejak pertama kali dipertunjukkan 7. Produk rekaman suara 50 tahun sejak pertama kali direkam 8. Materi siaran 20 tahun sejak pertama kali disiarkan Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa batasan hak cipta pada KPAD Pengambilan berita aktual,penggunaan Ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan

kritik atau tinjauan suatu masalah dengan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta Pengambilan Ciptaan pihak lain guna keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, Perbanyakan suatau Ciptaan selain Program Komputer, oleh Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial sematamata untuk keperluan aktivitasnya,pembuatan salinan cadangan suatau program komputer oleh pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri dan khususnya dalam hal fotokopi maksimal 3 judul 8 halaman.