Strategi Kependudukan Sebagai Landasan Rencana Pembangunan BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan Dan Sasaran C. Lingkup Kajian/Studi

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 153 TAHUN 2014 TENTANG GRAND DESIGN PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

BUPATI WONOGIRI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN GRAND DESIGN BIDANG PENGENDALIAN KUANTITAS PENDUDUK TINGKAT PROVINSI JAMBI TAHUN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA

H a l I LATARBELAKANG

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG (UU) NOMOR: 10 TAHUN 1992 (10/1992) TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DINAS PARIWISATA PEMAPARAN KERTAS KERJA PROYEK PERUBAHAN (KKPP) DIKLAT PIMP III TH.2014 PEMPROV KEPRI. Nur ainiah.s.sos

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 2005 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG

RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) IBUKOTA KECAMATAN TALANG KELAPA DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II RENCANA STRATEGIS

TERM OF REFERENCES EVALUASI REFORMASI KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA 2010 ( Muskamal, S.Sos, M.Si )

VARIABEL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR PROVINSI BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1994 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN KELUARGA SEJAHTERA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROGRAM KELUARGA BERENCANA. a. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan. b. Mendapat kelahiran yang memang diinginkan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

RANCANGAN GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Blitar

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

J. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN TATA RUANG DAERAH

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

ISU STRATEGIS, PERMASALAHAN, DAN ARAH PEMBANGUNAN RPJMD

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN SEBAGAI BENTUK PELAYANAN PEMERINTAHAN YANG BERKUALITAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA (RENJA)

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM BAPPEDA KOTA BANDUNG. 2.1 Sejarah tentang Berdirinya BAPPEDA di Kota Bandung

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan nasional mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Penduduk sebagai modal dasar dan factor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan karena jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan yang cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Keberhasilan dalam mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan mengembangkan kualitas penduduk akan memperbaiki segala aspek dan dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat untuk lebih maju, mandiri, dan dapat berdampingan dengan bangsa lain dan dapat mempercepat terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa. Laporan Akhir 1-1

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga pemerintah memiliki kewenangan untuk menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang yang berkaitan dengan pengelolaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga. Berkaitan dengan hal tersebut Pemerintah Provinsi bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan daerah, memfasilitasi terlaksananya pedoman meliputi norma, standar, prosedur, dan kriteria, memberikan pembinaan, bimbingan dan supervisi, dan sosialisasi, advokasi, dan koordinasi pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masyarakat setempat. Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan. Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya. Selanjutnya Untuk mewujudkan kondisi perbandingan yang serasi, selaras, dan seimbang antara perkembangan kependudukan dengan lingkungan hidup yang meliputi, baik daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan dilakukan melalui pengembangan kualitas penduduk, baik fisik maupun nonfisik. Pengembangan kualitas penduduk dilakukan untuk mewujudkan manusia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja yang tinggi. Laporan Akhir 1-2

Penduduk memiliki peran strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, terlebih lagi dalam pembangunan karena disamping sebagai tujuan dan sasaran pembangunan untuk meningkatkan derajat dan kualitas kehidupannya, juga merupakan pelaku pembangunan yang akan menentukan kualitas dan kapasitas pembangunan itu sendiri. Sehingga penduduk harus menjadi fokus dan landasan utama dalam merumuskan kebijakan, perencanaan dan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di Provinsi. Sementara kondisi kependudukan saat ini dihadapkan permasalahan yang kompleks, mulai dari permasalahan jumlah, penyebaran, mobilisasi dan kualitas kependudukan. Agar berbagai bentuk kebijakan, perencanaan dan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat secara tepat sasaran, maka diperlukan tersedianya data dan informasi tentang kependudukan yang komprehensif, akurat dan valid serta dapat dianalisis secara mendalam sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pembangunan itu sendiri. B. Tujuan Dan Sasaran Tujuan studi ini adalah : 1) Melakukan kajian tentang upaya peningkatan pelayanan Administrasi Kependudukan yang lebih tertib, efisien dan komprehensif sebagai bentuk pelayanan pemerintahan yang berkualitas. 2) Melakukan identifikasi pola mobilitas/migrasi penduduk guna dijadikan dasar bagi perumusan kebijakan pengendalian penduduk. 3) Melakukan identifikasi pola penyebaran penduduk yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembangunan. 4) Melakukan kajian tentang pola Pengelolaan kependudukan yang efisien dan efektif pada wilayah cepat tumbuh, wilayah berkembang, kawasan strategis (perbatasan), dan kawasan padat. Laporan Akhir 1-3

Sasaran dari kegiatan ini adalah : 1) Tersedianya Rencana Strategi Kependudukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di yang diselaraskan dengan kebijakan Nasional dan Wilayah. 2) Tersedianya Dokumen Strategi Kependudukan untuk jangka waktu 2012-2012 3) Akuratnya landasan perencanaan pembangunan wilayah yang mengacu kepada dokumen strategis bidang Kependudukan. 4) Mengefisienkan dan mengefektifkan kebijakan pembangunan wilayah. C. Lingkup Kajian/Studi Kajian akan dilakukan untuk : 1) Melakukan evaluasi seluruh kebijakan dalam bidang kependudukan dan Kebijakan pendukung lainnya yang terkait serta terhadap hasilhasil penelitian kependudukan yang telah dilakukan. 2) Melakukan analisis terhadap gambaran tentang kondisi umum kependudukan di Provinsi termasuk melakukan identifikasi permasalahan yang sering muncul dibidang kependudukan baik secara kultural, sosiologis, politis dan ekonomi. 3) Prakiraan terhadap trend pertumbuhan penduduk dan faktor faktor yang mempengaruhinya, baik itu pengaruh internal maupun pengaruh eksternal yang berdampak penting bagi penduduk. 4) Menyusun strategi kebijakan kependudukan tingkat provinsi yang diperlukan guna dijadikan landasan dalam penyusunan perencanaan pembangunan secara komprehensif, sehingga dengan tepat dapat diantisipasi sesuai dengan kondisi yang berkembang. Laporan Akhir 1-4

D. Lokasi Studi/Kajian Kajian ini dilakukan di Provinsi yang meliputi seluruh wilayah kabupaten/kota yang terdapat dalam Provinsi. Dengan melihat dinamika perkembangan penduduk dan wilayah, maka kabupaten/kota dibagi dalam beberapa kategori yaitu Kota Tanjungpinang dan Kota Batam untuk melihat dinamika kependudukan di perkotaan. Kabupaten Lingga, Natuna dan Kepulauan Anambas untuk melihat dinamika kependudukan pada wilayah perbatasan dengan negara tetangga dan provinsi tetangga. Kabupaten Karimun dan Bintan untuk melihat dinamika kependudukan pada wilayah pengembangan pusat-pusat pertumbuhan melalui pengembangan kawasan strategis yang diarahkan untuk mencapai suatu pengelompokan kawasan fungsional yang memberikan backward dan forward linkages serta multiplier effects bagi daerah di sekitar kawasan tersebut. E. Keluaran Yang Dihasilkan Keluaran : 1) Tersedianya informasi dan data yang mengambarkan tentang Situasi Kependudukan Provinsi. 2) Rumusan Strategi tentang pengendalian kependudukan. 3) Teridentifikasinya kebutuhan pembangunan pada kawasan perbatasan, perkotaan, dan wilayah Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan melalui pengembangan Kawasan Strategis di. Hasil : Tersedianya dokumen perencanaan strategis bidang kependudukan yang dapat dijadikan landasan bagi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Provinsi Tahun 2012 2020 yang berkelanjutan. Laporan Akhir 1-5

F. Metodelogi Menggunakan prinsip-prinsip penelitian yang telah umum dilakukan dalam menyusun kebijakan strategis, seperti statistik, Focus Group Discussion (FGD) dan analisa berdasarkan faktor tangible dan intangible. Menggunakan dasar hukum yang ada, analisa kebijakan lokal, pendekatan kultural dan sosial kemasyarakatan sampai dengan ditentukannya kesimpulan kebutuhan, keinginan dan harapan yang realistis, terukur dan dapat tercapai. Melakukan pengamatan terhadap kondisi sarana dan prasarana wilayah di lokasi penelitian, termasuk melakukan analisa terhadap kesiapan layanan kependudukan. Metode analisis yang digunakan adalah bersifat Kuantitatif dan kualitatif dengan sumber data diperoleh berupa data primer yang diperolah melalui hasil FGD yang dilakukan dengan SKPD terkait (Dinas Kependukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, BPS, Dinas Sosial dan Bappeda) serta dengan TOMA dan LSM tempatan dan Observasi Lapangan dan data sekunder dari hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, Laporan Kependudukan, dan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang ada. Untuk melengkapi dan menyempurnakan dari hasil analisis yang telah dituliskan dalam bentuk Draft Final Report sebelum dilakukan Final Report, maka terlebih dahulu akan dilakukan seminar dengan melibat para pihak yang terkait dan pemangku kepentingan (steakholders) dan pembahasan yang akan dilakukan para nara sumber yang memiliki kompetensi dalam pembahasan hasil kajian ini. Laporan Akhir 1-6