OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

dokumen-dokumen yang mirip
Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

Pendidikan & Promosi Kesehatan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

KERANGKA ACUAN PROMOSI KESEHATAN

LAPORAN TAHUN PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Tuberkolosis. Rencana Operasional Promosi Kesehatan dalam Pengendalian Penyakit Tidak Menular

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN MASALAH KESEHATAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM)

STRATEGI DALAM PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

BAB I PENDAHULUAN. menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Menjadikan Lampung Selatan B I S A

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

ELVI SUNARSIH, S.KM.M.Kes

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

MENGAPA PROMOSI KESEHATAN?

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

PELAYANAN TERPADU (PANDU) PTM DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) (KONSEP DASAR & RUANG LINGKUP)

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELUANG DAN TANTANGAN IAKMI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

PEDOMAN PELAKSANAAN POS PEMBINAAN TERPADU (POSBINDU) PENYAKIT TIDAK MENULAR DI PUSKESMAS WARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

HEALTH PROMOTION: PRINCIPLES. Drs. Wiranto, M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

POSBINDU PTM (PENYAKIT TIDAK MENULAR)

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Secara global, penyakit terkait dengan gaya hidup. dikenal sebagai penyakit tidak menular (PTM).

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disikapi dengan baik. Perubahan gaya hidup, terutama di perkotaan telah

Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat

Upaya Olahraga pada Anak Sekolah 1

PERAN KESMAS DALAM PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

KEBIJAKAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB 1 PENDAHULUAN. Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986) adalah suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

RENCANA AKSI KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB. I PENDAHULUAN. Undang Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 dan Undang Undang Nomor

PEDOMAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

LAMPIRAN. Daftar Pertayaan No. Indikator Pertanyaan

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian. utama sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB 1 : PENDAHULUAN. health coverage di tahun Universal health coverage berarti setiap warga di

DUKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS TRI DHARMA DI POLTEKKES KEMENKES. Jakarta, 23 Maret 2017

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

Evaluasi Kegiatan 2015, Percepatan Pencapaian Sasaran 2016 dan Rencana Kegiatan 2017 DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

Peran Strategis GENERASI PELANJUT KESEHATAN MASYARAKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

Upaya Pengendalian Tembakau di Indonesia. Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2015

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN. negara untuk lebih serius dalam menangani masalah kesehatan, baik masalah

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

Transkripsi:

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

Indonesia : >18,000 kepulauan kecil & besar 33 Provinsi, 363 kabupaten, 91 kota. Kaya SosBud dan Bahasa Lokal

PTM PTM penyebab utama 58 juta kematian didunia (WHO,2005) penyebab utama 51 % kematian diasia Tenggara Pergeseran penyebab kematian: PM PTM (Riskesdas 2007) PM 28,1%, PTM 59,5% Penyebab kematian terbesar umur > 5 th: stroke (kota & desa), Hypertensi 31,7%, Penyakit sendi 30,3%, Diabetes Mellitus 5,7%, Jantung 7,2%, Asma 3,5%, Kanke/tumor 4,3%o, cedera ll darat 25,9%

3 FR bersama (common underlying risk factors)- penyebab PTM Utama: kurang aktivitas fisik diet yang tidak sehat/tidak seimbang kebiasaan merokok FR-PTM seperti Obesitas umum sebesar 19,1%, Obesitas Sentral 18,8% Kurang makan buah dan sayur 93,6%, Kebiasaan minum beralkohol 4,6%, Kurang aktivitas fisik 48,2%, Merokok 23,7% Gangguan mental emosional 11,6%

Upaya pencegahan PTM lebih efektif dan efisien FR bersama dapat dikendalikan. Dampak PTM dan risikonya ketahanan hidup manusia penurunan produktifitas kerja menambah beban biaya pelayanan kesehatan.

FR-PTM tidak memberikan gejala tidak merasa perlu mengatasi FR & merubah gaya hidup Umumnya belum memahami pengaruh FR-PTM PTM serta komplikasi menganggap PTM disebabkan faktor genetik, penyakit orang tua atau penyakit orang kaya..

Perubahaan gaya hidup pendekatan komprehensif dan multidimensi, program terpadu Dukungan Kebijakan belum optimal Perlu peran multi sektor Pemberdayaan masyarakat masyarakat terlibat secara aktif.

Surveilans Epidemiologi PTM masih lemah Sistem informasi Pengendalian PTM masih lemah Kurangnya dukungan peralatan dan kegiatan deteksi dini Kurangnya dukungan kebijakan dan pembiayaan Pemda/Pemkot Kegiatan belum terintegrasi lp dan ls Dukungan mitra terkait kurang optimal Kurangnya peran serta masyarakat KIE kurang

suatu proses pemberdayaan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya (the process of enabling individuals and communities to increase control over the determinants of health and thereby improve their health). 5 strategi pokok promkes yaitu 1.mengembangkan kebijaksanaan masyarakat yang berwawasan kesehatan (build healthy public policy), 2.menciptakan lingkungan yang mendukung (create supportive environment), 3.memperkuat gerakan masyarakat (strengthen community action), 4.mengembangkan kemampuan perorangan (develop personal skills), 5.menata kembali arah pelayanan kesehatan (re-orient health services) Di Indonesia : Advokasi, Bina Suasana, Gerakan Pemberdayaan didukung Kemitraan

UU RI no.36 th 2009 ttg kesehatan disebutkan ttg PTM: Pasal 158: -Ayat 1 menyatakan bahwa Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat melakukan upaya pencegahan, pengendalian, penanganan PTM beserta akibat yang ditimbulkan. -Ayat 2 disebutklan bahwa Upaya sebagimana dimaksud pada ayat (1) untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan berperilaku sehat dan mencegah terjadinya PTM beserta akibat yang ditimbulkan.

Sinkronisasi kegiatan program Promkes dg program PTM juga disebutkan dalam pasal 160: -Ayat 1 menyatakan bahwa: Pemerintah, pemerintah daerah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi yang benar tentang faktor risiko PTM yang mencakup seluruh fase kehidupan. -Ayat 2 menyebutkan: Faktor risiko sebagaiaman dimaksud pada ayat (1) antara lain meliputi diet tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, mengkonsumsi alcohol, dan berperilaku berlalulintas yang tidak benar.

Peran Promosi Kesehatan dalam PTM cukup besar terutama dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk ber-perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait faktor risiko bersama penyebab Penyakit Tidak Menular. Dalam Renstra tahun 201o-2014 diharapkan seluruh rumah tangga Indonesia menerapkan PHBS sebesar 70%.

UU No.23 Th. 2004 tentang Pemerintah Daerah UU No.3 Th. 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional PP No. 25 Th.2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom PerMenkes.RI No 741 Th.2008 tentang SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota KepMenkes.RI No 951/Menkes/SK/V/2000 Th.2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar di Puskesmas KepMendagri.dan Otonomi Tahun 2001 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat KepMenkes.RI No.HK03.01/160/I/2010 Th.2000 tentang Renstra Kemenkes Th.2010-2014

Umum: Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan FR-PTM guna menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PTM secara terpadu, komprehensif dan terintegrasi dengan melibatkan pemangku kepentingan, masyarakat dan pemerintah

Khusus: 1.Meningkatnya dukungan kebijakan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten / kota dalam pencegahan FR-PTM 2. Meningkatnya aksi nyata dari berbagai komponen masyarakat dalam pembudayaan PHBS 3.Meningkatnya PSP masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan FR-PTM

1. Advokasi 2. Social Support 3. Pemberdayaan Masyarakat 4. Kemitraan

1. Aspek Regulasi : review Kebijakan FR-PTM, NSPK, Pedoman 2. Advocacy & Socialization: 33 provinsi, Kab./Kota 3. Intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi, innovasi program ( integrated plan & Coordinative action ) 4. Pengembangan Media, Kampanye 5. Investasi SDM: TOT, Technical Training 6. Kemitraan multi sektor: lintas program,lintas sektor, media massa, swasta ormas, organisasi profesi

Input Proses Output Adanya pedoman Tersedianya dukungan peralatan dan kegiatan deteksi dini Adanya mitra potensial Adanya dukungan kebijakan Adanya kegiatan lp dan ls serta mitra lainnya yang terintegrasi KIE yang berkesinambungan Adanya pelatihan-pelatihan Kegiatan inovatif spesifik lokal Meningkatnya aksi nyata komponen masy dalam kegiatan pengendalian FR-PTM PSP Masy. Terkait FR-PTM meningkat

Promosi kesehatan aspek penting pengendalian FR-PTM Dukungan kebijakan perlu ditingkatkan Kemitraan multi sektor mutlak diperlukan Peningkatan kapasitas tenaga (promosi kesehatan PPTM) terus diupayakan Upaya pemberdayaan masyarakat perlu terus digalakkan untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam pengendalian PTM