BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain neraca analitik,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Pacet-

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Kajian Potensi Bionutrien CAF dengan Penambahan Ion Logam Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi (Oryza Sativa L.)

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Riset (Research Laboratory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap pengamatan dan pengukuran. dengan variabel yang diamati yaitu tinggi, jumlah daun dan berat kering gulma

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

3. Metodologi Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah set alat destilasi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan laboratorium Ilmu Tanah Fakultas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian ini termasuk eksperimen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. pengaruh konsentrasi dan lama perendaman kolkhisin terhadap tinggi tanaman,

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah simplisia CAF yang berasal dari daerah Cihanjuang Kota Cimahi dan simplisia RSR yang berasal dari daerah Waringin Kurung Kabupaten Serang. Sedangkan tanaman uji yang digunakan adalah tanaman padi yang diperoleh dari Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Sukamandi Subang. Penelitian berlangsung sekitar 9 bulan, yaitu dari bulan Maret sampai November 2013. Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu preparasi, karakterisasi, dan aplikasi. Tahap preparasi dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan FPMIPA UPI Bandung. Tahap karakterisasi dilakukan di Laboratorium Kimia Instrumen (LKI) FPMIPA UPI Bandung. Sedangkan tahap aplikasi dilaksanakan di Kebun Riset Kimia Lingkungan FPMIPA UPI Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Peralatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu lumpang dan alu, neraca analitik, gelas kimia 1 L, gelas ukur 1 L, kaca arloji, batang pengaduk, spatula, corong kaca pendek, corong Buchner, corong plastik, hot plate, saringan, kertas saring, botol 1 L, botol pial 5 ml, set alat penguap berputar vakum (vaccum rotary evaporator), pompa vakum, labu erlenmeyer berpenghisap, mikro pipet 5 ml dan 10 ml, instrumen FTIR, jerigen, pot, cangkul, sprayer berukuran 500 ml, ember, selang, alat siram, gunting, takemura soil tester tipe DM-15, kertas label, penggaris, meteran, aluminium foil, plastik wrap, dan plastik ziplock.

20 3.2.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu simplisia CAF, simplisia RSR, metanol teknis, aquades, Ca(NO 3 ) 2, MgSO 4, NH 4 Fe(SO 4 ) 2.6H 2 O, CuSO 4.5H 2 O, MnSO 4.H 2 O, Zn(NO 3 ) 2, pupuk NPK ponska, pupuk TSP, pupuk urea, kompos, tanah, air keran, pestisida Regent. 3.3 Alur Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi empat tahap utama. Tahap pertama yaitu tahap preparasi sampel simplisia CAF dan RSR. Tahap kedua adalah tahap ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi. Selanjutnya tahap ketiga adalah tahap karakterisasi dengan spektroskopi FTIR. Tahap terakhir adalah aplikasi bionutrien CAF 1 dan RSR 1 yang ditambah ion logam Ca 2+, Mg 2+, Fe 2+, Cu 2+, Mn 2+, dan Zn 2+ terhadap tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) untuk mengetahui pengaruhnya pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman padi gogo. Bagan dari alur penelitian secara umum dapat dilihat pada Gambar 3.1.

21 Simplisia CAF dan RSR Serbuk Simplisia CAF dan RSR PREPARASI: dibersihkan, dikeringkan, dan dihaluskan KARAKTERISASI: diuji dengan instrumen FTIR EKSTRAKSI: dimaserasi dengan pelarut metanol selama seminggu Maserat CAF dan RSR metanol Dikisatkan hingga mencapai 20% dari volume awal Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 KARAKTERISASI: Dipekatkan hingga menjadi pasta dan diuji dengan instrumen FTIR APLIKASI: pemberian variasi dosis 0,25%; 0,5%; 1%; 2%; dan 2,5% yang ditambah ion logam Ca 2+, Mg 2+, Fe 2+, Cu 2+, Mn 2+, Zn 2+ pada tanaman padi gogo Data Hasil Uji Data Pertumbuhan dan Hasil

22 Kesimpulan Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian Uraian dari masing-masing langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.3.1 Preparasi Sampel Simplisia CAF dan RSR Sampel bionutrien yang digunakan adalah simplisia CAF dan RSR. Sampel simplisia CAF dan RSR terlebih dahulu dibersihkan dari pengotor seperti debu dan tanah. Setelah itu, daun dikeringkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Selanjutnya, simplisia CAF dan RSR dihaluskan hingga menjadi serbuk. Serbuk simplisia CAF dan RSR kemudian diayak untuk memperoleh serbuk yang berukuran homogen dan halus sebelum diekstraksi. 3.3.2 Ekstraksi Simplisia CAF dan RSR untuk Memperoleh Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 Ekstraksi simplisia CAF dan RSR dilakukan dengan metode maserasi. Serbuk simplisia CAF dan RSR masing-masing direndam dalam pelarut metanol. Perendaman dilakukan selama seminggu. Setelah satu minggu perendaman, maserat disaring dari residunya dengan menggunakan corong Buchner. Untuk memperoleh bionutrien, maserat tersebut dikisatkan dengan cara penguapan menggunakan alat penguap berputar vakum (vacuum rotary evaporator) hingga mencapai 20 % dari volume awal.

23 3.3.3 Karakterisasi Simplisia CAF dan RSR serta Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 Karakterisasi yang dilakukan terhadap sampel adalah dengan menggunakan spektroskopi FTIR. Langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: 3.3.3.1 Karakterisasi Simplisia CAF dan RSR dengan Spektroskopi FTIR Simplisia CAF dan RSR masing-masing dikarakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer FTIR untuk mengetahui gugus fungsi yang ada pada senyawa dalam simplisia CAF dan RSR. Sebelum kedua bionutrien ini dikarakterisasi, simplisia CAF dan RSR dikeringkan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Selanjutnya, masing-masing simplisia dihaluskan hingga berbentuk serbuk. Setelah itu, masing-masing serbuk dicampurkan dengan KBr murni. Setelah dicampurkan, masing-masing campuran ini dibentuk menjadi pellet. Kemudian, Pellet KBr-CAF dan pellet KBr-RSR dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer FTIR. Alat spektroskopi FTIR yang digunakan adalah FT-IR Shimadzu 8400. 3.3.3.2 Karakterisasi Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dengan Spektroskopi FTIR Karakterisasi gugus fungsi yang ada pada senyawa dalam bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer FTIR. Sebelum kedua bionutrien ini dikarakterisasi, bionutrien CAF 1 dan RSR 1 masing-masing dipekatkan hingga berbentuk pasta. Selanjutnya, masing-masing bionutrien dicampurkan dengan KBr murni. Setelah itu, masing-masing campuran dibentuk menjadi pellet. Kemudian, Pellet KBr-Bionutrien CAF 1 dan pellet KBr-Bionutrien RSR 1 dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR. Alat spektroskopi FTIR yang digunakan adalah FT-IR Shimadzu 8400.

24 3.3.4 Aplikasi Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dengan Penambahan Ion Logam pada Tanaman Padi Gogo (Oryza sativa L.) Tahap aplikasi dilakukan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2013. Aplikasi bionutrien CAF 1 dan RSR 1 yang ditambah ion logam Ca 2+, Mg 2+, Fe 2+, Cu 2+, Mn 2+, dan Zn 2+ terhadap tanaman padi gogo (Oryza sativa L.) bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman padi gogo. Tahap aplikasi ini dilakukan di Kebun Riset Kimia Lingkungan FPMIPA UPI. 3.3.4.1 Tahap Persiapan Aplikasi Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dengan Penambahan Ion Logam pada Tanaman Padi Gogo Benih padi gogo yang digunakan adalah padi gogo varietas Towuti. Tahap persiapan benih padi gogo untuk aplikasi meliputi tahap penyortiran, persiapan media tanam, dan penanaman. Sebelum pembenihan, biji padi disortir terlebih dahulu untuk memperoleh biji padi yang memiliki kualitas baik. Penyortiran biji padi tersebut dilakukan dengan cara merendam biji padi di dalam air selama 1 malam. Biji yang digunakan adalah biji yang tenggelam karena mengindikasikan kualitas biji yang baik. Setelah itu, biji padi dikeringkan untuk siap ditanam pada media tanam. Sebelum biji padi ditanam, media tanam dipersiapkan terlebih dahulu untuk penanaman. Media yang digunakan adalah tanah dan kompos dengan perbandingan 2:1. Media tanam tersebut dimasukkan ke dalam pot yang berdiameter 60 cm. Kemudian biji padi yang telah disortir dimasukkan ke dalam media tanam tersebut sebanyak 3 biji dengan kedalaman 3 cm untuk memberikan perkecambahan yang baik. Setelah ketiga biji tumbuh menjadi bibit padi, dilakukan pemilihan bibit padi. Dalam satu pot, hanya dipilih satu bibit padi yang memiliki tinggi relatif seragam dengan bibit padi pada pot lainnya.

25 3.3.4.2 Tahap Aplikasi Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dengan Penambahan Ion Logam pada Tanaman Padi Gogo Pada tahap aplikasi ini dibuat pengelompokkan tanaman yang masingmasing terdiri dari empat tanaman. Setiap kelompok tanaman diberi perlakuan bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dengan beberapa variasi dosis yaitu 0,25 %; 0,5 %; 1 %; 2 %; dan 2,5 %. Setiap dosis bionutrien ini ditambahkan ion logam Ca 2+, Mg 2+, Fe 2+, Cu 2+, Mn 2+, dan Zn 2+. Ke-enam ion logam ini dibuat dalam bentuk larutan induk senyawa logam yang mudah larut dalam air. Setiap larutan induk senyawa logam ditambahkan pada setiap variasi dosis bionutrien CAF 1 dan RSR 1 dengan konsentrasi seperti pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Ion Logam yang Ditambahkan pada Setiap Dosis Bionutrien CAF 1 dan RSR 1 Saat Aplikasi Ion Logam Senyawa Induk Massa yang ditimbang (gram) Volume (ml) Konsentrasi untuk aplikasi (mg/l) Ca 2+ Ca(NO 3 ) 2 4,1000 1000 1 Mg 2+ MgSO 4 1,2377 250 2 Cu 2+ CuSO 4.5H 2 O 3,8440 1000 1 Fe 2+ (NH 4 ) 2 Fe(SO 4 ) 2.6H 2 O 0,7000 100 2 Mn 2+ MnSO 4.H 2 O 3,0727 1000 1 Zn 2+ Zn(NO 3 ) 2 0,7242 250 1 Untuk mengetahui pengaruh penambahan ion logam terhadap bionutrien CAF 1 dan RSR 1 pada pertumbuhan dan hasil tanaman padi, maka dibuat 14 kelompok tanaman yang diberi perlakuan yang berbeda. Perlakuan yang berbeda terhadap 14 kelompok tanaman padi ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Pembagian kelompok tanaman dan perlakuan Kelompok Tanaman T1 Bionutrien CAF 1 0.25% T2 Bionutrien CAF 1 0.5% Jenis Treatment Ca 2+ 1 ppm

26 T3 Bionutrien CAF 1 1% Mg 2+ 2 ppm T4 Bionutrien CAF 1 2% Fe 2+ 2 ppm T5 Bionutrien CAF 1 2.5% T6 Bionutrien RSR 1 0.25% Cu 2+ 1 ppm T7 Bionutrien RSR 1 0.5% Mn 2+ 1 ppm T8 Bionutrien RSR 1 1% Zn 2+ 1 ppm T9 Bionutrien RSR 1 2% T10 Bionutrien RSR 1 2.5% T11 Blanko metanol teknis dosis 1% T12 Kontrol: Pupuk Phonska, Urea, TSP T13 Bionutrien CAF 1 1% T14 Bionutrien RSR 1 1% Kelompok tanaman yang diberi blanko metanol bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelarut yang digunakan. Sedangkan kelompok tanaman kontrol yang diberi perlakuan pupuk phonska, urea, TSP dan pestisida Regent bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan tanaman yang diberikan perlakuan seperti oleh petani. Tanaman yang diberi perlakuan bionutrien CAF 1, RSR 1 dan blanko metanol tidak diberi pestisida untuk melihat ketahanan tanaman terhadap penyakit dan hama. Tanaman padi gogo mulai diberikan perlakuan saat berumur 2 minggu setelah tanam (MST). Pemupukan bionutrien pada tanaman dilakukan dengan selang waktu satu minggu sekali dengan cara disemprot dan disiram di pagi hari. Pengamatan terhadap tanaman dilakukan setiap minggu hingga tanaman dipanen, variabel pengamatan terhadap tanaman ditunjukkan pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Variabel dan Metode Pengamatan No Variabel Metode Pengamatan 1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman padi dilakukan setiap satu minggu sekali. Pengukuran pada tanaman padi dilakukan pada minggu ke-1 setelah diberi bionutrien. Pengukuran pertumbuhan tinggi

27 tanaman dilakukan dengan menggunakan alat meteran. 2. Jumlah anakan Pengukuran tinggi tanaman padi dilakukan setiap satu minggu sekali. Pengukuran pada tanaman padi dilakukan pada minggu ke-1 setelah diberi bionutrien. Jumlah anakan dihitung per rumpun dari tanaman sampel yang telah ditetapkan. 3. Jumlah Anakan Produktif Jumlah anakan produtif dihiting pada saat panen, yang dihitung hanya anakan yang memiliki malai. Jumlah anakan dihitung per rumpun dari tanaman sampel yang telah ditetapkan. 4. Bobot Basah Gabah per Dosis 5. Bobot Kering Gabah per Dosis 6. Bobot 1000 butir gabah kering Pengamatan bobot basah gabah perdosis dihitung pada saat panen. Gabah dipisahkan dari malainya. Pengamatan bobot kering gabah perdosis dihitung pada saat panen. Gabah dipisahkan dari malainya dan kemudian dikeringkan dengan cara dijemur. Pengamatan bobot per 1000 butir dilakukan dengan cara memisahkan 1000 butir gabah kering dari setiap dosis kemudian dilakukan penimbangan