Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Ciparay, pada ketinggian sekitar 625 m, di atas permukaan laut dengan jenis tanah

I. BAHAN DAN METODE. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Terpadu dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penanaman dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

BAHAN DAN METODE. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Kelurahan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

MATERI DAN METODE. Urea, TSP, KCl dan pestisida. Alat-alat yang digunakan adalah meteran, parang,

BAHAN DAN METODE. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: cangkul, parang, ajir,

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai Mei. Baru Panam, Kecamatan Tampan, Kotamadya Pekanbaru.

III. MATERI DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Screen House Fakultas Sains dan Teknologi UIN

Percobaan 4. Tumpangsari antara Jagung dengan Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian,

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. MATERI DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. MATERI DAN METODE

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di lahan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

METODE PERCOBAAN. Tempat dan Waktu. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan yang terletak di Desa Rejomulyo,

3. METODE DAN PELAKSANAAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan Oktober 2013 di lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian dan,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Lahan Percobaan Lapang Terpadu dan Laboratorium

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di jalan Depag, Komplek Perumahan. Wengga 1 Blok B Nomor 54 Kelurahan Kasongan Lama, Kecamatan Katingan

III. BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. dilaksanakan di lahan percobaan dan Laboratorium. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih pakcoy (deskripsi

BAHAN DAN METODE Waktu dan tempat Bahan dan alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Perternaka UIN Suska Riau. Pelaksanaan penelitian ini berlangsung dari tanggal

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. MATERI DAN WAKTU

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

III. BAHAN DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di rumah kaca Ilmu Tanah, Laboratorium Ilmu Tanah dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.

III. MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak dijalan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca laboratorium Lapangan Terpadu

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Transkripsi:

25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. Percobaan dilaksanakan dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012. 3.2 Bahan dan Alat Percobaan Bahan- bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : (1) Benih kedelai kultivar Wilis kelas benih pokok yang diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Kacang kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI), Malang, Jawa Timur; (2) Insektisida berbahan aktif tiametoksam (Cruiser 350 FS ) yang digunakan untuk pelapis benih; (3) Tanah ordo Inceptisol yang diambil dari Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor; (4) Bokashi berbahan dasar pupuk kandang dan sekam padi; (5) Pupuk urea, pupuk SP36, dan pupuk KCI digunakan sebagai pupuk dasar; (6) Inokulan Rhizobium; (7) Insektisida Curacron 500 EC untuk mengendalikan hama dan fungisida Dithane M-45 80 WP untuk mengendalikan penyakit; (8) Kertas merang untuk uji daya berkecambah. Alat- alat yang digunakan dalam percobaan ini meliputi : alat pengolah tanah (cangkul, sekop, tugal, dan kored), polibag (ukuran 10 kg, 8 kg, dan 6 kg),

26 alat penyiraman, alat penyemprot pestisida, timbangan teknis dan analitik. Alatalat untuk uji daya berkecambah yaitu : kantung plastik ukuran 2 kg, tali rafia, pinset, sprayer, dan germinator. Alat- alat yang digunakan dalam proses pelapisan benih : kantung plastik 1 kg, pipet, sarung tangan, dan masker. 3.3 Metode Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang diulang tiga kali. Ada 12 kombinasi perlakuan antara dosis insektisida berbahan aktif tiametoksam dan pupuk bokashi, sehingga total satuan percobaan adalah 36 yang dibuat dalam tiga seri percobaan. Kombinasi perlakuannya adalah sebagai berikut : A. Insektisida tiametoksam 0 ml kg -1 benih + bokashi 0 ton ha -1 B. Insektisida tiametoksam 0 ml kg -1 benih + bokashi 7.5 ton ha -1 C. Insektisida tiametoksam 0 ml kg -1 benih + bokashi 15 ton ha -1 D. Insektisida tiametoksam 2 ml kg -1 benih + bokashi 0 ton ha -1 E. Insektisida tiametoksam 2 ml kg -1 benih + bokashi 7.5 ton ha -1 F. Insektisida tiametoksam 2 ml kg -1 benih + bokashi 15 ton ha -1 G. Insektisida tiametoksam 4 ml kg -1 benih + bokashi 0 ton ha -1 H. Insektisida tiametoksam 4 ml kg -1 benih + bokashi 7.5 ton ha -1 I. Insektisida tiametoksam 4 ml kg -1 benih + bokashi 15 ton ha -1 J. Insektisida tiametoksam 6 ml kg -1 benih + bokashi 0 ton ha -1 K. Insektisida tiametoksam 6 ml kg -1 benih + bokashi 7.5 ton ha -1 L. Insektisida tiametoksam 6 ml kg -1 benih + bokashi 15 ton ha -1

27 3.3.1 Rancangan analisis Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan persamaan linier sebagai berikut: Yij = µ + α + βj + εij Di mana: Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai rata-rata umum βj = Pengaruh aditif dari ulangan ke-j εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke-j Cara untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan yang diberikan, digunakan uji F dengan taraf nyata 5%, sedangkan untuk menguji perbedaan nilai rata-rata perlakuan dilakukan dengan uji Scott Knott pada taraf nyata 5%. Perhitungan analisis ragam Rancangan Acak Kelompok dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Ragam Rancangan Acak Kelompok Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Fhitung F 0.05 Ulangan r-1 X j t Perlakuan t-1 X rt X i r X rt Galat (r-1)(t-1) JKT-JKU-JKP JKU r-1 JKP t-1 JKG (r 1)(t 1) KTU KTG KTP KTG Total r.t 1 X ij t Sumber : Gasperz, 1995 X rt

28 3.4 Pelaksanaan Percobaan 3.4.1 Pengujian benih di laboratorium Beberapa pengujian dilakukan sebelum perlakuan untuk mendapatkan data awal, yang meliputi bobot 100 butir benih dan daya berkecambah. Metode pengujian yang dilakukan pada umumnya mengacu pada ketentuan Internasional Seed Testing Association (ISTA). a. Penentuan bobot 100 butir benih (g) Tujuan dari penentuan bobot 100 butir benih adalah untuk mengetahui ukuran benih. Perhitungan ini dapat dipergunakan untuk mengetahui jumlah benih per kg. Penentuan bobot 100 butir dilakukan dengan menggunakan timbangan analitik. Penentuan bobot 100 butir dilakukan dengan menghitung jumlah benih murni suatu contoh kemudian menimbangnya, sehingga bobot dari 100 butir benih diketahui. b. Pengujian daya berkecambah awal (%) Pengujian daya berkecambah benih awal dilakukan dengan metode Uji Kertas Digulung Didirikan dalam Plastik (UKDdp), benih yang diuji sebanyak 40 butir untuk setiap gulungan kertas dengan ulangan sebanyak tiga kali. 3.4.2 Pencampuran benih dengan insektisida Insektisida sesuai masing-masing dosis dimasukkan ke dalam kantung plastik ukuran 1 kg berbeda (kebutuhan insektisida tiametoksam untuk masingmasing perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 3). Selanjutnya ke dalam kantung plastik tersebut dimasukkan 2 ml air, lalu diratakan dengan tangan dari bagian luar

29 plastik. Setelah itu 100 g benih kedelai dimasukkan ke dalam masing-masing kantung plastik, kemudian dikocok sampai benih benar-benar terselimut rata dan tidak ada lagi bercak merah pada plastik. Proses pencampuran insektisida dilakukan di tempat yang benar-benar aman serta menggunakan sarung tangan dan masker. 3.4.3 Penanaman dan pemeliharaan a. Persiapan media tanam dan polybag Dalam percobaan ini terdapat tiga seri percobaan, yaitu : 1. Seri percobaan 1 : Tanaman pada seri percobaan ini dijadikan sampel pengamatan dan dibiarkan sampai panen. Seri percobaan ini menggunakan polibag yang berisi 10 kg campuran tanah. 2. Seri percobaan 2 : Tanaman pada seri percobaan ini dibongkar pada umur 7 mst (minggu setelah tanam) untuk menghitung parameter jumlah bintil akar. Seri percobaan ini menggunakan polibag yang berisi 8 kg campuran tanah. 3. Seri percobaan 3 : Tanaman pada seri percobaan ini dibongkar pada umur 3 mst untuk menghitung bobot kering bagian atas bibit sebagai salah satu parameter vigor bibit. Seri percobaan ini menggunakan polibag berisi 6 kg campuran tanah. Media tanam berupa tanah yang telah dihaluskan dan diayak dimasukkan ke dalam polibag. Setiap polibag diberikan bokashi sesuai dosis masing-masing perlakuan (Lampiran 4), cara pembuatan bokashi dapat dilihat pada Lampiran 6.

30 Polibag kemudian diatur berbaris dengan jarak 50 x 50 cm. Seminggu sebelum tanam masing-masing polibag diberi inokulan Rhizobium. b. Penanaman Benih kedelai yang telah dilumuri insektisida tiametoksam ditanam pada setiap polibag dengan kedalaman 2-3 cm. Tiap polibag berisi tiga butir benih. Pada umur 2 mst tanaman dijarangkan sehingga tinggal dua tanaman per polibag. c. Pemupukan Pemberian pupuk dasar yaitu : Urea sebanyak 50 kg ha -1, pupuk SP36 sebanyak 100 kg ha -1, dan pupuk KCl sebanyak 100 kg ha -1 yang diberikan saat tanam (Balai Penelitian Tanah, 2005). Cara perhitungan kebutuhan pupuk untuk setiap polibag dapat dilihat pada Lampiran 2. d. Pemeliharaan Pemeliharaan mencakup penyiraman, penyulaman, penyiangan, serta pengendalian hama, penyakit, dan gulma. Penyiraman dilakukan setiap 2 hari sekali pada pagi hari bila tidak turun hujan. Penyulaman dilakukan pada saat 5 hst 10 hst (hari setelah tanam). Penyiangan dilakukan pada saat gulma telah terlihat tumbuh. Penyiangan dilakukan secara manual. Pengendalian serangan hama dan penyakit menggunakan insektisida Curacron 500 EC dan fungisida Dithane M-45 80 WP. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan setelah melewati fase bibit yaitu setelah melewati 30-40 hst dilakukan dua kali yaitu pada 35 hst dan 48 hst. 3.5 Pengamatan Penunjang dan Utama 3.5.1 Pengamatan penunjang 1. Bobot 100 butir benih awal (g) dan daya berkecambah awal benih (%)

31 2. Analisis tanah awal 3. Analisis kandungan pupuk bokashi 4. Data suhu, curah hujan, dan kelembaban nisbi udara 5. Serangan hama dan penyakit 6. Umur panen 7. Daya berkecambah benih hasil percobaan 3.5.2 Pengamatan utama a. Vigor Bibit - Daya muncul kecambah (%) Pengamatan daya muncul kecambah di lapangan (field emergence) dihitung pada saat umur 1 mst, yaitu dengan cara perhitungan : Daya muncul kecambah (%) = x 100% - Bobot kering bagian atas bibit (g) : untuk pengamatan bobot kering dilakukan pembongkaran bibit tanaman pada umur 3 mst. Bagian atas bibit dikeringkan dengan oven pada suhu 80ºC selama 72 jam sampai bobotnya konstan, kemudian ditimbang menggunakan timbangan analitik. b. Intensitas serangan hama lalat bibit (%) - Perhitungan intensitas serangan hama lalat bibit dilakukan pada fase bibit, yaitu umur 1, 2, dan 3 mst. c. Jumlah bintil akar efektif - Perhitungan jumlah bintil akar efektif dilakukan dengan melalukan pembongkaran tanaman pada umur 7 mst yaitu pada akhir fase berbunga.

32 d. Pertumbuhan - Tinggi tanaman (cm) : diukur setiap minggu dari umur 2 mst sampai dengan akhir stadia vegetatif yaitu pada umur 5 mst. - Indeks luas daun : dihitung saat akhir stadia vegetatif yaitu pada umur 5 mst, perhitungan indeks luas daun adalah sebagai berikut : ( Indeks luas daun = ) ( ) Luas daun dihitung dengan menggunakan metode scanning dan dengan bantuan software Irfanview. Menurut Arip (2010), dengan bantuan software tersebut, akan didapatkan jumlah pixels, pixels akan menunjukkan jumlah pixel warna hitam pada gambar daun hasil scanning yang tengah ditampilkan. Selain itu perlu dicatat DPI yang digunakan pada saat melakukan scanning daun, DPI adalah singkatan dari Dot Per Inch atau jumlah titik per inci. Luas daun dapat diukur dengan rumus (Irfan Skiljan, 2010 dikutip Arip, 2010): Luas daun (cm 2 ) =. - Bobot kering tanaman (g) : diukur saat panen, yaitu pada umur 99 hst, proses pengeringan bobot kering tanaman sama dengan bobot kering bibit. e. Komponen hasil dan hasil - Jumlah polong isi per tanaman (buah) yaitu menghitung jumlah polong yang berisi biji dari setiap tanaman sampel. - Jumlah polong hampa per tanaman (buah) yaitu menghitung jumlah polong yang kosong, tidak berisi biji dari setiap tanaman sampel.

33 - Jumlah biji per polong (butir), dihitung dengan membagi jumlah biji per tanaman dengan jumlah polong isi per tanaman. - Jumlah biji per tanaman (butir) yaitu menghitung biji dari setiap sampel tanaman. - Bobot 100 butir (g), yaitu menimbang 100 butir biji yang telah dijemur dengan sinar matahari hingga kadar airnya mencapai 12-14 %. - Bobot biji per tanaman (g), yaitu menimbang bobot biji per tanaman sampel yang telah dijemur dengan sinar matahari hingga kadar airnya mencapai 12-14 %. - Indeks Panen adalah perbandingan bobot biji per tanaman dengan biomassa tanaman. Dengan perhitungan : IP = Keterangan : IP Ye Yb = Indeks Panen = Bobot biji per tanaman = Bobot kering tanaman