BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan terutama pada

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengetahuan tentang kode bahasa, kode budaya dan kode sastra.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

I. PENDAHULUAN. karya sastra penggunaan bahasa dihadapkan pada usaha sepenuhnya untuk

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional. Sebagai hasil imajinatif, sastra juga berfungsi sebagai hiburan yang

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia (Semi, bahasa sebagai mediumnya (Sugono, 2008:129).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

GAYA BAHASA PUISI TANPA SYARAT PADA AKUN SEBAGAI MEDIA AJAR PEMAKNAAN PUISI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

KAJIAN PEMAKAIAN GAYA BAHASA PERULANGAN DAN PERBANDINGAN PADA KUMPULAN PUISI KARENA BOLA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. sastra merupakan penjelasan ilham, perasaan, pikiran, dan angan-angan (cita-cita)

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat sepanjang sejarahnya, dari

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

Dr. WAHYU WIBOWO Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Nasional 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB 5 RANCANGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS DI KELAS VIII MTS AL- FATAH CIKEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. materi yang harus diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 MENGENAL KRITIK SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan bahasa kias yang terdapat dalam novel AW karya Any Asmara

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni, sebagai karya seni yang mengandung unsur estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena sosial yang saling melengkapi kesendiriannya sebagai suatu yang eksistensial. Sebuah dunia miniatur yang berfungsi untuk menginvestasikan sejumlah kejadian-kejadian besar yang dikerangkakan dalam pola-pola kreativitas dan imajinasi, sebagai karya imajiner yang menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Melalui karya sastra, pengarang mengajak pembaca untuk memasuki pengalaman atau imajinasi karya sastra (Husnan, dkk. 1988: 168). Karya sastra sebagai salah satu bentuk kebudayaan adalah seni yang menggambarkan kehidupan manusia, mengandung nilai-nilai religius dan kemanusiaan yang universal, yang menggambarkan kehidupan budaya manusia pada zamannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra banyak memberikan gambaran bagi masyarakat. Karya sastra tidak dapat dijauhkan dari faktor sosial kemasyarakatan, karena karya dilahirkan oleh suatu bagian dari masyarakat serta memberikan pengaruh yang besar pula pada masyarakat. Maka dari itulah, membaca karya sastra dapat memperluas wawasan pembaca tentang cermin budaya dan kehidupan sosial dari suatu masyarakat yang dibuat oleh pengarang. Dilihat dari bentuknya karya sastra dapat dibedakan atas prosa, drama, dan puisi. Puisi sebagai salah satu karya sastra dapat dikaji dari berbagai macam aspeknya. Puisi dapat dikaji dari segi struktur dan unsur-unsur pembangun dan sarana kepuitisannya. Puisi dapat dikaji berdasarkan jenis-jenis atau ragam-ragamnya, karena puisi pada hakikatnya adalah beragam. Puisi juga dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, karena sepanjang sejarah, atau

dari waktu ke waktu, puisi selalu ditulis bervariasi dan selalu mengalami perubahan serta perkembangan (Husnan, dkk. 1988: 24). Puisi disampaikan melalui kata-kata, kata-kata bukanlah sebab keindahan dalam puisi tetapi adalah akibatnya, puisi tidak menjadi indah karena kata-kata, melainkan kata-kata menjadi indah karena puisi yang dikandungnya. Puisi mampu mengungkapkan ekspresi perjalanan batin atau jiwa pengarang mengenai kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang memiliki estetika yang padu, utuh, dan padat. Puisi menyampaikan pesan, ungkapan, gagasan pada pembaca, melalui bahasa yang digunakannya dan pesan yang dikandungnya. Bahasa dalam puisi sangat menentukan karakter puisi tersebut. Oleh karena itu gaya termasuk salah satu aspek yang digunakan oleh pengarang melalui pendayagunaan bahasa. Gaya bahasa merupakan sebuah perpaduan yang sangat harmonis yang selalu ada dalam karya sastra. Gaya bahasa juga merupakan bentuk atau sebuah gambaran yang sangat menarik yang dapat menimbulkan keinginan pembaca untuk mengerti dan memahami sebuah karya sastra. Tanpa gaya bahasa, sebuah puisi tidak akan memunculkan suatu keindahan. Gaya bahasa hakikatnya mencerminkan cara berfikir seorang pengarang. Gaya bahasa dalam karya puisi WS. Rendra dan Wiji Thukul, tampak mengangkat pilihan-pilihan kata yang terinspirasi oleh realita sosial yang ada dan merupakan bentuk sindiran dan ungkapan hati seseorang yang disampaikan dalam bentuk dan ragam yang bervariasi, baik berupa sebuah kritik maupun pesan. W.S Rendra dan Wiji Thukul, adalah penyair yang tersohor dengan kekhasan dalam tulisan mereka. Karya mereka yang tampaknya cenderung didominasikan oleh kritik sosial dan politik seperti tampak dalam dua contoh puisi berikut: Doa untuk Anak Cucu : Bismillahi rrahmaanir rahiim Ya, ALLAH

Di dalam masa yang sulit ini, Di dalam ketenangan Yang beku dan tegang, Di dalam kejenuhan Yang bisa meledak menjadi keedanan, Aku merasa ada muslihat Yang jelas juntrungannya. Ya, ALLAH. Aku bersujud kepada-mu. Lindungi anak cucuku. Adapun puisi Wiji Thukul yang berjudul Para Jendral Marah-marah : Pagi itu kemarahannya disiarkan Oleh televisi. Tapi aku tidur. Istriku yang menonton. Istriku kaget. Sebab seorang letnan jendral menyeret-nyeret namaku. Dengan tergopoh-gopoh selimutku ditarik-tarikya, Dengan mata masih lengket aku bertanya : mengapa? Hanya beberapa patah kata ke luar dari mulutnya: Namamu di televisi... Kalimat itu terus dia ulang seperti otomatis. Kedua puisi tersebut menunjukkan adanya gaya penulisan yang berbeda, yang mampu menunjukkan ciri khas, atau menunjukkan style sang penyair. Salah satu kekhasan yang tampak berupa persamaan naratif dan penggunaan gaya bahasa kiasan (figurative language). Gaya penulisan dalam puisi merupakan bagian dari gaya penulisan modern, yang lebih dikenal dengan sebutan retorika modern. Puisi hakikatnya merupakan sebuah karya yang tidak hanya diperuntukkan untuk kalangan penikmat sastra dan penggiat sastra, melainkan juga dapat dipelajari dan dipahami oleh semua kalangan. Puisi-puisi karya WS. Rendra dan Wiji Thukul tampaknya lebih melihat fenomena di sekelilingnya, kemudian diungkapkan atau dituangkan sebagai bentuk keprihatinan dan simpati terhadap persoalan yang terjadi dalam kehidupan nyata. Berbeda dengan Ayu Utami, NH dini, Sapardi Joko Damono, yang lebih menciptakan sebuah karya yang memperlihatkan bentuk keindahan cinta dan kasih sayang. Pada dasarnya setiap karya sasrta tersebut sama saja, namun memiliki ciri dan karakter tersendiri membedakan di antara

karya sastra yang satu dengan yang lain, demikian pula kekhasan yang ada pada puisi karya WS. Rendra dan Wiji Thukul yang cenderung nuansa kritik sosial dan politik yang terjadi pada masa itu. Minat masyarakat terhadap karya puisi Indonesia sangat kurang, terlebih lagi pada karya puisi yang berbobot. Sebagian besar anak muda lebih tertarik pada puisi yang bertema cinta dan kasih sayang. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya penyair muda yang lahir dari berbagai pelosok Indonesia yang menunjukkan kreatifitasnya, namun belum mampu melahirkan karya puisi yang berbobot selain puisi-puisi romantis yang banyak dinikmati kaum muda saat ini. Untuk itu, karya sastra dalam penelitian ini lebih difokuskan terhadap puisi-puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra, khususnya pada aspek gaya bahasa dengan harapan dapat mendeskripsikannya. Penelitian terdahulu sudah pernah dilakukan oleh Mohammad Zainudin (2006) dengan judul skripsi Telaah Gaya Bahasa pada Puisi Saat Hening Masih Bersamaku dan Ku Menunggu untuk Mencium-Mu karya Goenoeng. Hasil penelitian ini menunjukkan gaya bahasa yang digunakan lebih bersifat retoris dan kiasan. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, terletak pada objek yang dikaji dan gaya bahasa yang lebih dominan digunakan. Cara-cara melahirkan sebuah karya sastra untuk menimbulkan variasi, rasa humor yang sehat, pengertian yang baik, membangkitkan vitalitas hidup, dan menumbuhkan imajinasi. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan bekal untuk memahami maksud gaya bahasa sebuah puisi, sehingga dapat dijadikan sarana pengembangan kreatifitas dan imajinasi dalam menciptakan sebuah karya puisi. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti menetapkan judul Telaah Komparatif Gaya Bahasa Pada Puisi Karya Wiji Thukul dan W.S Rendra.

1.2 Fokus Penelitian Gaya bahasa merupakan style penulisan yang digunakan oleh pengarang dalam menyusun karyanya. Gaya bahasa dapat ditinjau dari bermacam-macam sudut pandang, baik dari segi nonbahasa maupun segi bahasanya. Segi nonbahasa meliputi: pengarang, masa, medium, subjek, tempat, dan tujuan. Sedangkan dari segi bahasa meliputi: pilihan kata, nada, struktur kalimat, dan langsung tidaknya makna (makna kiasan dan makna retoris atau mengacu pada gaya bahasa dalam artian majas). Secara teoritis gaya bahasa tidak dapat dibatasi berdasarkan makna retoris maupun kiasan saja, sehingga tidak menutup kemungkinan jika terdapat gaya bahasa yang lain. Penelitian ini difokuskan pada gaya bahasa dari segi bahasanya, khususnya terkait dengan gaya penulisan pengarang dalam karya puisinya. Gaya bahasa dalam penulisan puisi tersebut mempertimbangkan aspek nonbahasa pengarang, dan mengacu pada persamaan naratif penggunaanya bahasanya ditinjau dari langsung tidaknya makna (makna kiasan dan makna retoris). Langsung tidaknya makna dalam puisi sering disebut sebagai majas. 1.3 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana persamaan dan perbedaan bentuk gaya bahasa pada puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra? 2) Bagimana makna gaya bahasa pada puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra? 3) Bagimana fungsi gaya bahasa pada puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra? 1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya penulisan (bahasa) yang digunakan penyair dalam karya puisinya. Khususnya gaya bahasa Wiji Thukul dan W.S Rendra dalam kumpulan puisi dalam Pelarian terdiri dan Antalogi puisi Orangorang Rangkas Bitung. 1.4.2 Tujuan Khusus Secara spesifik tujuan khusus penelitian ini untuk mendeskripsikan : 1) penulisan gaya bahasa yang terdapat pada puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra ditinjau dari aspek bahasa dan nonbahasa. 2) makna gaya bahasa pada puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra. 3) fungsi gaya bahasa pada puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak berikut : 1) Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi terkait dengan bahasa penulisan dalam sebuah karya sastra berbentuk puisi. 2) Bagi pengajar sastra, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai materi alternatif dalam pembelajaran gaya bahasa, khususnya gaya bahasa dalam puisi karya Wiji Thukul dan W.S Rendra. 3) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pijakan awal penelitian selanjutnya dalam perspektif yang berbeda. 1.6 Penegasan Istilah

1) Komparatif adalah perbandingan dua atau lebih sebuah objek baik perbedaan maupun persamaannya. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang bersifat membandingkan, baik dalam pengertian membandingkan persamaan atau perbedaan dua atau lebih fakta-fakta, dan sifat-sifat suatu objek yang diteliti berdasarkan kerangka penelitian tertentu (Nazir, 2005). Dalam penelitian ini yang dikomparasikan adalah persamaan dan perbedaan bentuk gaya bahasa, makna gaya bahasa dan fungsi gaya bahasa yang digunakan Wiji Thukul dan W.S Rendra. 2) Gaya bahasa adalah cara pengungkapan yang paling khas. Dalam penelitian ini objek yang dibandingkan adalah gaya bahasa (stilistika) adalah salah satu unsur karya sastra yang berupa cara penyusunan bahasa sehingga menimbulkan aspek estetis (Ratna, 2013:146). Gaya bahasa merupakan sebuah bentuk penggunaan bahasa yang disampaikan oleh pengarang ke dalam karyanya dengan tujuan memberikan daya tarik kepada pembaca. Dalam penelitian ini yang dimaksud gaya bahasa dimaknai sebagai bentuk dalam puisi 3) Puisi merupakan ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, merangsang imajinasi panca indera, yang disusun dalam susunan bahasa yang berirama. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak digunakan makna kiasan dan makna lambang (majas), yang nilai rasa atau gambaran tertentu, sehingga gaya bahasa dalam puisi biasa telihat berlebihan atau mengandung makna yang sulit dipahami oleh pembaca (Reeves dalam Waluyo, 1987:22). 4) Bentuk merupakan rupa atau wujud yang ditampilkan. Yang dimaksud bentuk gaya bahasa dapat dibedakan atas bahasa kiasan (figurative language) dan bahasa retoris (Kamus Besar Bahasa Indonesia). 5) Makna merupakan arti atau mengartikan, atau menerangkan arti. Makna gaya bahasa dalam puisi merupakan maksud atau tujuan pengarang dalam mempertahankan ciri khas

yang memiliki arti yang sebenarnya (denotatif) atau tidak sebenarnya (konotatif). (Keraf, 2008: 129). 6) Fungsi merupakan kegunaan suatu hal dan daya guna. Fungsi dalam linguistik berarti suatu cara untuk mencapai tujuan dengan menggunakan bahasa, sehingga fungsi gaya bahasa merupakan daya tarik untuk mempengaruhi pembaca setelah membaca puisi (Ratna, 2013:146).