STUDI BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP ARUS NETRAL PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI P70 PADA PLN CABANG PALU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI

Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi

AKIBAT KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

BAB III. Transformator

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

ANALISA PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP RUGI DAYA LISTRIK PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER HASBULAH

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 1, JANUARI

Kata Kunci : Transformator Distribusi, Ketidakseimbangan Beban, Arus Netral, Rugi-rugi, Efisiensi

STUDI PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

STUDI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) CABANG PONTIANAK

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

PENGARUH HARMONISA PADA GARDU TRAFO TIANG DAYA 200 KVA DI PT PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM...

LAPORAN PENELITIAN INTERNAL

atau pengaman pada pelanggan.

ESTIMASI UMUR PAKAI DAN RUGI DAYA TRANSFORMATOR. The Estimated Age of Use and Loss Power Transformer

USAHA MENGATASI RUGI RUGI DAYA PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.T, MT Sekolah Tinggi Teknologi Immanuel Medan ABSTRAK

PENGARUH ARUS NETRAL TERHADAP RUGI-RUGI BEBAN PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PLN RAYON JOHOR MEDAN

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

Jurnal Elektum Vol. 14 No. 1 ISSN : DOI: /elektum e-issn :

DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PRASYARAT GELAR... LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PENGESAHAN... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK...

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

OPTIMALISASI PEMBEBANAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DENGAN PENYEIMBANGAN BEBAN

Analisa Pengaruh Ketidakseimbangan Beban terhadap Efisiensi Listrik dalam Rangka Konservasi Energi di Gedung Rektorat UIN Suska Riau

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni 2014

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

PERENCANAAN PEMASANGAN GARDU SISIP P117

KERJA DAERAH PROGRAM MEDAN. Menyelesaikan. oleh

ANALISA PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN LOSSES PADA TRAFO DISTRIBUSI MENGGUNAKAN MATHCAD 13 TUGAS AKHIR

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR BANK PADA JARINGAN DISTRIBUSI GUNA MENGURANGI SUSUT TEKNIS ENERGI LISTRIK

BAB II TRANSFORMATOR

BAB I PENDAHULUAN. dan papan. Hampir seluruh peralatan-peralatan yang digunakan untuk membantu

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

ANALISIS TEORITIS PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MENURUT JATUH TEGANGAN DI PENYULANG BAGONG PADA GARDU INDUK NGAGEL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PEMERATAAN BEBAN UNTUK MENGURANGI RUGI RUGI DAYA PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI MT 232 DI PT PLN (PERSERO) RAYON MEDAN TIMUR

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

STUDI SUSUT UMUR TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv AKIBAT PEMBEBANAN LEBIH DI PT.PLN (PERSERO) KOTA PONTIANAK

ANALISIS PERSENTASE PEMBEBANAN DAN DROP TEGANGAN JARINGAN TEGANGAN RENDAH PADA GARDU DISTRIBUSI GA 0032 PENYULANG WIBRATA

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

ANALISIS PEMBEBANAN TRANSFORMATOR GARDU SELATAN KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

OPTIMASI PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PT.PLN (PERSERO) RAYON BELAWAN

BAB II LANDASAN TEORI. Tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA,

Rudi Salman Staf Pengajar Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan

BAB IV OPTIMALISASI BEBAN PADA GARDU TRAFO DISTRIBUSI

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER GARDU DISTRIBUSI DS 0587 DI PT. PLN (Persero) DISTRIBUSI BALI RAYON DENPASAR

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

PERBAIKAN JATUH TEGANGAN PADA FEEDER B KB 31P SETIABUDI JAKARTA DENGAN METODE PECAH BEBAN

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

ANALISIS KINERJA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI RUSUNAWA UNIVERSITAS LANCANG KUNING PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS KESEIMBANGAN BEBAN PADA SISTEM DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP RUGI-RUGI DAYA (STUDI KASUS PADA PT.

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

Beban Linier Beban Non Linier Harmonisa Total Harmonic Distortion (THD)

Penyeimbang Beban Pada Gardu Distribusi Dengan Metode Seimbang Beban Seharian Di PT. PLN Area Bukittinggi

PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

STUDI PENANGGULANGAN TRANSFORMATOR BERBEBAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DAERAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON MEDAN TIMUR

SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 1/April 2014

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

OPTIMASI PENYEIMBANGAN BEBAN PADA TRAFO DISTRIBUSI TERHADAP SUSUT ENERGI (APLIKASI FEEDER SIKAKAP)

Perbaikan Jatuh Tegangan Dengan Pemasangan Automatic Voltage Regulator

ANALISA SUSUT DAYA DAN JATUH TEGANGAN PADA SALURAN TRANSMISI TEGANGAN TINGGI 150 KV PADA GARDU INDUK PALUR GONDANGREJO

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRAFO 1 GI SRONDOL TERHADAP RUGI-RUGI AKIBAT ARUS NETRAL DAN SUHU TRAFO MENGGUNAKAN ETAP

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

ANALISA BERBAGAI HUBUNGAN BELITAN TRANSFORMATOR 3 PHASA DALAM KEADAAN BEBAN LEBIH (APLIKASI PADA LABORATORIUM KONVERSI ENERGI LISTRIK FT.

ANALISIS KINERJA SISTEM KELISTRIKAN UNIVERSITAS LANCANG KUNING

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

TEORI LISTRIK TERAPAN

FISIKA LAPORAN PENGAMATAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK (LILITAN & TRANSFORMATOR) Oleh: Wisnu Pramadhitya Ramadhan/36/XII-MIPA 6

OPTIMALISASI KUALITAS TEGANGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK PELANGGAN PLN BERDASAR PADA WINDING RATIO

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

Perencanaan Kebutuhan Distribusi Sekunder Perumahan RSS Manulai II

Analisa Ketidak Seimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses Pada Transformator Distribusi di Gedung Fakultas Teknik Universitas Riau

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN JATUH TEGANGAN SUTM 20 KV PADA PENYULANG SOKA DI PT. PLN ( PERSERO ) CABANG JAYAPURA. Parlindungan Doloksaribu.

BAB II TRANSFORMATOR

STUDI ANALISA PERENCANAAN INSTALASI DISTRIBUSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) 20 KV. Badaruddin 1, Heri Kiswanto 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 3. KEMAGNETAN DAN INDUKSI ELEKTROMAGNETLatihan Soal 3.2

Studi Pengaruh Beban Non Linear Terhadap Keberadaan Arus Netral Di Gedung Pusat Komputer Universitas Riau

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP LOSSES JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR) PADA GARDU DISTRIBUSI DT-1 DAERAH KERJA PT.PLN (Persero) RAYON DELITUA

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN RUGI DAYA PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP

Jurnal Media Elektro, Vol. 1, No. 3, April 2013 ISSN

Perbaikan Tegangan Sisi Sekunder Transformator Daya 150/20KV di Gardu Induk Ungaran

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

Transkripsi:

TUD BEBA TDAK EMBAG TEHADAP AU ETAL PADA TAFOMATO DTBU P70 PADA PL CABAG PALU Yulius alu Pirade* * Abstract The unbalanced load in electric power distribution system always happen and it is caused by single phase loads on low voltage system. The effect of the unbalanced load is appear as a neutral current. These neutral current cause losses, those are losses caused by neutral current flows to ground. n conclusion, when high unbalanced load happened (62,58%), then the neutral that the appear is also high (126 A), ultimately the losses that caused by the neutrall current flows to ground will be high too. Keyword: Unbalanced load, neutral current 1. Pendahuluan Dewasa ini ndonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. eiring dengan laju pertumbuhan pembangunan maka dituntut adanya sarana dan prasarana yang mendukungnya seperti tersedianya tenaga listrik. aat ini tenaga listrik merupakan kebutuhan yang utama, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk kebutuhan industri. Hal ini disebabkan karena tenaga listrik mudah untuk disalurkan dan dikonversikan ke dalam bentuk tenaga yang lain. Penyediaan tenaga listrik yang stabil dan kontinyu merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik. egala lapisan masyarakat kini kian memerlukan dan bahkan bergantung akan suatu penyediaan tenaga listrik yang baik dan handal. Kini tidak saja energi listrik hanya disalurkan kepada para pemakainya, namun diperlukan juga dalam jumlah yang semakin besar dan dengan mutu serta keandalan yang lebih tinggi. Karnanya, sistem distribusi tenaga listrik yang merupakan penyaluran langsung antara pusat pembangkit dan transmisi tenaga listrik dengan para pemakai menjadi kian penting. Pada awalnya penyediaan tenaga listrik, suatu sistem distribusi dianggap hanya sebagai tambahan atau pelengkap suatu pusat tenaga listrik, mutu dalam arti pengaturan tegangan dan keandalan, tidak mendapat pertimbangan yang berarti. Kini dengan meluasnya pemakaian tenaga listrik, tuntutan kepada sistem distribusi menjadi lebih besar dan kompleks. Bukan saja perlu melayani jumlah pelanggan yang lebih besar, akan tetapi juga diperlukan pengawasan yang teliti terhadap variasi tegangan pada terminal pemakai, serta diinginkan adanya taraf keandalan yang lebih tinggi. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya merata tetapi karena ketidakserempakan waktu penyalaan beban-beban tersebut maka menimbulkan ketidakseimbangan beban yang berdampak pada penyediaan tenaga listrik. Ketidakseimbangan beban antara tiap-tiap fasa (fasa, fasa, dan fasa T) inilah yang menyebabkan mengalirnya arus di netral trafo. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Transformator Transformator merupakan suatu alat listrik yang menurunkan dan menaikkan tegangan arus bolak-balik mengubah tegangan arus bolak-balik melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi electromagnet. Transformator terdiri atas sebuah inti, yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Pengunaan transformator yang sederhana dan handal memungkinkan dipilihnya tegangan yang sesuai dan ekonomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh. erta merupakan * taf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu

salah satu sebab penting bahwa arus bolak-balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu : arus listrik dapat menimbulkan medan magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak balik maka jumlah garis gaya magnet berubah ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi. isi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya berubah ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara dua ujung terdapat beda tegangan. 2.2 Perhitungan Arus Beban Penuh Transformator Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai berikut :. V....(1) Dimana : : daya transformator (kva) V : tegangan sisi primer transformator (kv) : arus jala jala (A) ehingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan rumus : FL.V...(2) Dimana : FL : arus beban penuh (A) : daya transformator (kva) V : tegangan sisi sekunder tranformator (kv) 2. ugi ugi Akibat Adanya Arus etral pada Penghantar etral Transformator. ebagai akibat dari beban tidak seimbang, beban antara tiap tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa, fasa, fasa T) mengalirlah arus di netral trafo. Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi rugi). Losses pada penghantar netral trafo ini dapat dirumuskan sebagai berikut : P 2.... () Dimana : P : losses pada penghantar netral trafo (watt) : arus yang mengalir pada netral trafo (A) : tahanan penghantar netral trafo (Ω ) 2.4 Beban Tidak eimbang Dalam memenuhi kebutuhan akan tenaga listrik, terjadi pembagian beban-beban yang pada awalnya direncanakan secara merata, namun dalam pelaksanaannya dilapangan tidak terpasang secara merata. Dari hal tersebut sehingga terjadilah ketidakseimbangan beban pada fasa, fasa, dan fasa T. Keadaan seimbang (Gambar 1) adalah keadaan dimana: 1) Ketiga vektor arus/tegangan sama besar. 2) Ketiga vektor saling membentuk sudut 120º satu sama lain. Keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana salah satu atau kedua syarat dari keadaan seimbang tidak terpenuhi. Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu: - Ketiga vektor sama besar tetapi tidak membentuk sudut 120º satu sama lain. - Ketiga vektor tidak sama besar tetapi membentuk sudut 120º satu sama lain. - Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120º satu sama lain. ebagai akibat dari ketidakseimangan beban antara tiap-tiap fasa pada sisi sekunder trafo (fasa, fasa, fasa T) mengalir arus di netral trafo. Arus yang mengalir pada penghantar netral trafo ini menyebabkan losses (rugi-rugi). 2.5 istem Penyaluran dan usut Daya Listrik Misalnya daya sebesar P disalurkan melalui suatu saluran dengan penghantar netral. Apabila pada penyaluran daya ini arus-arus fasa dalam keadaan seimbang, maka besarnya daya dapat dinyatakan sebagai berikut : P. [V]. []. cos φ... (4) dengan : P : daya pada ujung kirim V : tegangan pada ujung kirim cos φ : faktor daya 182

tudi Beban Tidak eimbang Terhadap Arus etral Pada Transformator Distribusi P70 Pada PL Cabang Palu 120 o T 15 o T 120 o 120 o 120o 105 o ` ` + T ( a ) (b) Gambar 1. Vector Diagram Arus Daya yang sampai ujung terima akan lebih kecil dari P karena terjadi penyusutan dalam saluran. Jika [] adalah besaran arus fasa dalam penyaluran daya sebesar P pada keadaan seimbang, maka pada penyaluran daya yang sama tetapi dengan keadaan tak seimbang besarnya arus-arus fasa dapat dinyatakan dengan koefisien a, b dan c sebagai berikut : [ ] a[ ] [ ] b[ ] [ ] c[ ] T..(5) dengan, dan T berturutturut adalah arus di fasa, dan T. Bila faktor daya di ketiga fasa dianggap sama walaupun besarnya arus berbeda, besarnya daya yang disalurkan dapat dinyatakan sebagai : P (a + b + c). [V]. []. cos φ.(6) Apabila persamaan (d) dan persamaan (b) menyatakan daya yang besarnya sama, maka dari kedua persamaan itu dapat diperoleh persyaratan untuk koefisien a, b, dan c yaitu : a + b + c.() dimana pada keadaan seimbang, nilai a b c 1. Metode Penelitian.1. Alat yang digunakan - Ampere meter / Tang Ampere - Volt meter - AVO meter - Fasa detector.2. Data dan Hasil Pengukuran Dalam penyusunan tugas akhir ini dilakukan pengambilan data dan pengukuran langsung pada gardu PL P70 dengan mengunakan bebarapa alat ukur diantaranya ialah: Tang amper dan multimeter. Pengunaan alat ukur tersebut untuk mengukur besarnya arus pada setiap fasa pada sisi sekunder transformator yang menunjukkan ketidakseimbangan dan mengukur tegangan keluaran transformator dan tegangan ujung penghantar pada terminal konsumen. 1) pesifikasi transformator pada gardu P70 Buatan Pabrik : PAUWEL TAFO MEKTEK TAHU X O. EPTEMBE 2009 18

Tipe : Outdor Daya : 200 KVA Tegangan Kerja : 21/20,5/20/19,5/19 KV//400 Volt Arus: 5.77 (288,7 500) Amper Hubungan : Dyn5 mpedansi :,98 % Trafo : 1 x phasa Gambar 4. Foto Pengukuran Arus Pada Trafo Gambar 2. Foto Trafo Distribusi P70.2 Tabel hasil pengukuran trafo distribusi 200 KVA Hasil pengukuran trafo distribusi 200 Kva disajikan pada Tabel 1. 80 V fasa 20 kv Fuse Fuse CO Fuse Fuse 200 kva 20 kv Dyn 5 Fuse 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 kema Aliran Arus pada isi ekunder Trafo Ukuran kawat untuk penghantar netral trafo adalah 50 mm 2 dengan 0,6842 Ω / km, sedangkan untuk kawat penghantar fasanya adalah 70 mm 2 dengan 0, 5049 Ω / km. 4.2 Analisa Pembebanan Trafo 200 kva V 0,4 kv phasa-phasa Cos φ 0,85 Arus Beban Penuh: FL V 200000 288,68 Amper 400 Penggukuran Hari Kamis 09 Oktober 2008 Arus rata-rata pada siang hari pukul 09-0 Wita: Jurusan 1 Jurusan 2 Jurusan Gambar. ingle line diagram transfomator gardu distribusi P70 rata ratasiang + + T 145 + 149 + 98 10.67 Amper 184

tudi Beban Tidak eimbang Terhadap Arus etral Pada Transformator Distribusi P70 Pada PL Cabang Palu Tabel 1. Hasil Pengukuran Trafo Distribusi 200 KVa Fasa nduk Hang tuah bukit sova Jurusan BLK Hang tuah lap golf (KvA) V (P-) (Volt) Tegangan Ujung (Volt) 1 2 4 5 6 7 8 Penggukuran pada siang hari Kamis 09 Oktober 2008 Pukul 09-0 wita 145 18 5 155 2,190 222 189 149 66 5 78,76 224 22 T 98 8 2 90 21,854 22 168 69 7 9 45 Penggukuran pada malam hari Kamis 09 Oktober 2008 Pukul 19-00 wita 209 179 0 26 47,861 229 175 21 117 0 90 49,20 21 22 T 120 101 0 11 27,600 20 182 126 78 0 49 Penggukuran pada siang hari Jumat 10 Oktober 2008 Pukul 09-0 wita 145 127 0 20 1,610 218 170 166 91 5,7 9 7,184 224 22 T 89 70 2 67 19,96 224 192 91 62 10 40 Penggukuran pada malam hari Jumat 10 Oktober 2008 Pukul 19-00 wita 229 190 0 0 51,754 226 162 21 128 100 51,744 224 22 T 142 11 0 14 2,76 228 182 119 7 0 62 Penggukuran pada siang hari abtu 11 Oktober 2009 Pukul 09-0 wita 170 15 0 17 8,760 228 175 155 95 2 56 5,960 22 22 T 101 97 0 10 2,5 2 210 77 56 0 26 Penggukuran pada malam hari abtu 11 Oktober 2009 Pukul 19-00 wita 215 17 0 25 48,805 227 164 229 125 2 102 52,212 228 22 T 145 124 0 12,205 229 180 108 7 17 57 MEKTEK TAHU X O. EPTEMBE 2009 185

145 A, 149 A,. 49,122A T 98, A Gambar 5. kema Aliran Arus pada isi ekunder Trafo Arus rata-rata pada malam hari pukul 19-00 wita: rata ratamalam + + T 209 + 21 + 120 180,67 Amper Persentase pembebanan trafo adalah: a. Pada siang hari pukul 09-0 wita: rata ratasiang FL 10,67 100 % 100% 45,26% 288,68 b. Pada malam hari pukul 19-00 wita: rata ratamalam FL 180,67 100 % 100% 62,58% 288,68 Dari perhitungan di atas terlihat bahwa pada saat malam hari (WBP Waktu Beban Puncak) persentase pembebanan cukup tinggi yaitu 62,58%. 4. Analisa Ketidakseimbangan Beban pada Trafo a. Penggukuran hari Kamis 09 Oktober 2008 Pada siang hari pukul 09-0 wita: Dengan mengunkan persamaan (c), maka koefisien a,b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang () sama dengan besarnya arus ratarata ( rata-rata ). a. maka: 145 a 1, 10 10,67 b. maka: 149 b 1, 14 10,67 T c. maka: T 98 c 0, 75 10,67 Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah: { a 1 + b 1 + c 1} { 1,10 1 + 1,14 1 + 0,75 1} 100% 100% 16,% b. Pada malam hari pukul 19-00 wita: Dengan mengunakan persamaan (c), koefisien a, b, dan c dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang () sama dengan besarnya arus rata-rata ( rata-rata ). a. maka: 209 a 1, 15 180,66 b. maka: 21 b 1, 17 180,66 186

tudi Beban Tidak eimbang Terhadap Arus etral Pada Transformator Distribusi P70 Pada PL Cabang Palu T c. maka: 120 T c 0, 66 180,66 Pada keadaan seimbang, besarnya koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian rata-rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah: { a 1 + b 1 + c 1} { 1,15 1 + 1,17 1 + 0,66 1} 100% 100% 22,00% Dari perhitungan diatas terlihat bahwa persentase ketidakseimbangan beban 22% pada malam hari dibandingkan dan pada siang hari 16,%, hal ini disebabkan karena penggunaan beban yang tidak merata pada konsumen. 4.4 Analisa Losses Akibat Adanya Arus etral pada Penghantar etral Trafo Penggukuran hari Kamis 09 Oktober 2008 Dimana daya aktif trafo (P): P.cos φ, dimana cos φ yang digunakan adalah 0,85 P 200. 0,85 170 kw Pada siang hari pukul 09-0 wita: Dari tabel penggukuran, dengan mengunakan persamaan (a), losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dapat dihitung besarnya, yaitu: 69 Amper 0,6842 Ω/km 2 P. P 69 2 0,6842 257,47Watt,25 kw ehingga, persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo adalah: P % P 100% P,25kW % P 100% 1,91% 170kW Pada malam hari pukul 19-00 wita: Dari tabel penggukuran, dengan mengunakan persamaan (a), losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo dapat dihitung besarnya, yaitu: 126 Amper 0,6842 Ω/km 2 P. P 126 2 0,6842 10862,5Watt 10,862 kw ehingga, persentase losses akibat adanya arus netral pada penghantar netral trafo adalah: P % P 100% P 10,862kW % P 100% 6,8% 170kW Dengan mensubsitusi data pada Tabel 1. maka didapatkan hasil analisa keseluruhan seperti terlihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2. terlihat bahwa semakin besar arus netral yang mengalir dipenghantar netral trafo ( ) maka semakin besar losses pada penghantar netral trafo (P ). Dengan semakin besar arus netral dan losses di trafo maka efisiensi trafo menjadi turun. Bila ukuran kawat penghantar netral dibuat sama dengan kawat penghantar fasanya (70 mm 2 ) maka losses arus netralnya akan turun. Tabel 2. Losses pada Trafo Distribusi 200 KVA P 70 (Ω ) 0,6842 (50 mm 2 ) waktu Persentase pembebanan trafo Kamis, 09 Oktober 2008 ata-ata Ketidakseimbangan Beban (A) P (KW) iang 45,26% 16,% 69,25 P 1,91% Malam 62,58% 22,00% 126 10,86 6,8% MEKTEK TAHU X O. EPTEMBE 2009 187

Tabel 2. (lanjutan) (Ω ) 0,5049 (70 mm 2 ) waktu Persentase pembebanan trafo Kamis, 09 Oktober 2008 ata-ata Ketidakseimbangan Beban (A) P (KW) iang 45,26% 16,% 69 2,40 Malam 62,58% P 1,41% 22,00% 126 8,00 4,70% Jumat, 10 Oktober 2008 0,6842 (50 mm 2 ) 0,5049 (70 mm 2 ) 0,6842 (50 mm 2 ) 0,5049 (70 mm 2 ) iang 46,19% 22,00% 91 5,66,% Malam 69,50% 19,66% 119 9,68 5,69% iang 46,19% 22,00% 91 4,18 2,45% Malam 69,50% 19,66% 119 7,15 4,20% abtu, 11 Oktober 2008 iang 49,19% 19% 77 4,05 2,8% Malam 68,01% 17,% 108 7,98 4,69% iang 49,19% 19% 77 2,99 1,76% Malam 68,01% 17,% 108 5,89,46% 5. Kesimpulan dan aran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa diatas, terlihat bahwa pada siang hari beban tidak seimbang pada transformator Gardu Beton semakin besar karena penggunaan beban listrik pada tiap tiap fasa tidak merata. esuai Tabel 2, semakin besar beban tidak seimbang pada transformator Gardu Beton maka arus netral yang mengalir ke tanah semakin besar. 5.2 aran esuai dengan hasi penelitian pada Gardu Beton P 70 pada PL Cabang Palu disarankan agar beban yang terpasang pada tiap tiap fasa akan diadakan penyeimbangan beban kembali, supaya jangan terjadi arus netral yang mengalir ke tanah besar. 6. Daftar Pustaka Abdul Kadir, 2000. Distribusi dan Utilisasi Tenaga Listrik, Jakarta, U Press, 2000. Persyaratan Umum nstalasi Listrik 2000 (PUL 2000), 2000. Jakarta : Badan tandarisasi asional. James J. Burke, 1994. Power Distribution Enginerring Fundaments And Applications, ew York : MarcelDekker nc. udaryantno udirman, Dr, 1991. Pengaruh Ketidakseimbangan Arus Terhadap usut Daya pada aluran : TB, Tim Pelaksana Kerjasama PL TB, 1991. 188