BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI KERINCI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/PMK.05/2007 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 7 TAHUN 2016

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP WALIKOTA SURABAYA,

B U P A T I B U N G O

BERITA DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 28 PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR: 28 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 1 TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 07/PMK.05/2008 TENTANG

TENTANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 2 TAHUN 2013

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 27 TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

Menimbang : a. bahwa Perjalanan Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah ditetapkan dalam

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS BUPATI BADUNG,

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR : 07 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TENTANG ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS

BUPATI BENGKULU SELATAN

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

GUBERNUR MALUKU. PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 10.a TAHUN 2015

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 72 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI, DAN PEGAWAI TIDAK TETAP. Disusun Oleh : BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET

BUPATI KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2015

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BANDUNG BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI NATUNA NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR BALI,

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 2B TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN KEPALA DESA NITA NOMOR 5 TAHUN 2015

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

TENTANG BIAYA PERJALANAN DINAS BAGI PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara RI Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3041),

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B U P A T I T A N A H L A U T PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PERJALANAN DINAS

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PERJALANAN DINAS GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 97/PMK.05/2010 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Transkripsi:

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2013, Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 113 / PMK. 05 / 2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37 / PMK. 02 / 2012 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2013 perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat; Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. 3. Undang - Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268); 4. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Undang Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan Undang Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang - Undang Nomor `12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang - Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 90); Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kewenangan Kabupaten Bangka Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008 Nomor 1 Seri D); Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2008 Nomor 1 Seri E); Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 9 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012 Nomor 4 Seri A); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERJALANAN DINAS JABATAN DALAM NEGERI BAGI PEJABAT NEGARA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEGAWAI TIDAK TETAP DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Bangka Barat. 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Bangka Barat 3. Bupati adalah Bupati Bangka Barat. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD. 5. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 6. Pegawai Negeri Sipil adalah Calon Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 7. Pegawai Negeri yang diperbantukan adalah pegawai negeri yang dipekerjakan oleh Pemerintah Daerah tidak termasuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lingkungan Kabupaten Bangka Barat. 8. Pegawai Tidak Tetap (PTT)/ atau Pegawai Harian Lepas (PHL) adalah pegawai yang diangkat oleh Pemerintah Daerah tidak termasuk pada pengertian Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Negeri yang diperbantukan. 9. Pejabat Yang Berwenang adalah Bupati dan atau Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat. 10. Perjalanan dinas dalam negeri yang selanjutnya disebut perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan baik perseorangan maupun secara bersama yang jaraknya sekurangkurangnya 5 (lima) kilometer dari batas kota, yang dilakukan dalam Wilayah Republik Indonesia untuk kepentingan Negara atas perintah pejabat yang berwenang, termasuk perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat meninggalkan Indonesia untuk bertolak ke luar negeri dan dari tempat tiba di Indonesia dari luar negeri ke tempat yang dituju di dalam negeri. 11. At cost adalah prinsip kebutuhan nyata. 12. Lumpsum adalah uang yang dibayarkan sekaligus. 13. Surat Tugas (ST) dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah surat perintah kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap untuk melaksanakan perjalanan dinas. 14. Tempat Kedudukan adalah tempat/ kota kantor/ satuan kerja berada. 15. Tempat Bertolak adalah tempat/ kota melakukan perjalanan dinas ke tempat tujuan. 16. Tempat Tujuan adalah tempat/ kota yang menjadi tujuan perjalanan dinas. 17. Detasering adalah penugasan sementara waktu. 18. Pihak yang disertakan adalah orang/perorang atau kelompok yang bukan Pejabat Negara, PNS, Pegawai Negeri yang diperbantukan dan PTT yang diikutkan dalam perjalanan dinas karena kepentingan SKPD dan menunjang tugas pokok fungsi dan kewenangan SKPD dan anggarannya diambil dari belanja perjalanan dinas pada Belanja Langsung SKPD dan dipersamakan dengan ketentuan perjalanan dinas eselon IV.

BAB II PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 2 (1) Perjalanan dinas jabatan merupakan perjalanan dinas dari Tempat Kedudukan ke tempat yang dituju dan kembali ke Tempat Kedudukan semula. (2) Perjalanan dinas luar negeri dilakukan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. (3) Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri yang diperbantukan dan Pegawai Tidak Tetap yang akan melaksanakan perjalanan dinas harus terlebih dahulu mendapat persetujuan/ perintah atasannya. (4) Dalam perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk pula perjalanan yang dilakukan dalam hal : a. detasering di luar Tempat Kedudukan; b. ditugaskan untuk menempuh ujian dinas/ ujian jabatan yang diadakan di luar Tempat Kedudukan; c. diharuskan menghadap Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri atau menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk yang berada di luar Tempat Kedudukan, untuk mendapatkan surat keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan; d. untuk mendapatkan pengobatan di luar Tempat Kedudukan berdasarkan keputusan Majelis Penguji Kesehatan Pegawai Negeri; e. harus memperoleh pengobatan di luar Tempat Kedudukan berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu / karena melakukan tugas; f. ditugaskan mengikuti pendidikan dinas di luar Tempat Kedudukan; g. menjemput/ mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dalam melakukan perjalanan dinas; h. menjemput/mengantarkan ke tempat pemakaman jenazah pejabat negara/pegawai negeri yang meninggal dunia dari Tempat Kedudukan yang terakhir ke kota tempat pemakaman. i. perjalanan yang dilakukan oleh Pihak diluar Pejabat Negara, PNS, Pegawai Negeri yang diperbantukan dan PTT yang dibiayai dari belanja perjalanan dinas pada belanja langsung SKPD yang disertakan karena kepentingan SKPD dan menunjang tugas pokok fungsi dan kewenangan SKPD. (5) Perjalanan dinas jabatan berdasarkan prinsip kebutuhan nyata (at cost) dan lumpsum. (6) Untuk biaya harian bersifat lumpsum. (7) Perjalanan dinas jabatan yang dilakukan adalah menganut asas tranparansi, efektif, efisien dan memperhatikan asas urgensi (8) Perjalanan dinas jabatan ini juga berlaku bagi penggunaan Dana BOS (Biaya Operasional Sekolah) pada Sekolah Sekolah Negeri dan dapat dijadikan pedoman pada sekolah swasta. BAB III SURAT TUGAS DAN SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS Pasal 3 (1) Dalam hal pejabat, PNS, PHL dan PTT yang akan melakukan perjalanan dinas, ST dan SPPD ditandatangani oleh : a. Kepala SKPD / Pengguna Anggaran atau atas nama Kepala SKPD untuk Surat Tugas, sepanjang pejabat, PNS, Pegawai Negeri yang diperbantukan dan PTT/PHL yang akan melakukan perjalanan dinas satu tempat kedudukan dengan kepala SKPD ;

b. Kepala unit kerja atas nama Kepala SKPD dalam hal Pejabat, PNS, Pegawai Negeri yang diperbantukan, dan PTT/PHL yang akan melakukan perjalanan dinas, tempat kedudukannya tidak sama dengan kepala SKPD. (2) Untuk pihak yang disertakan dalam perjalanan dinas, ST dan SPPD ditanda tangani oleh Kepala SKPD / Pengguna Anggaran setelah ada penetapan Bupati ataupun Pengguna Anggaran tentang pihak yang disertakan tersebut. Pasal 4 (1) ST Bupati, Wakil Bupati dan Pegawai Negeri Sipil untuk Kepala SKPD di lingkungan Kabupaten Bangka Barat ditandatangani oleh Bupati. (2) SPPD Bupati, Wakil Bupati dan Pegawai Negeri Sipil untuk Kepala SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat ditandatangani oleh Kepala SKPD/ Pengguna Anggaran masing-masing. (3) Apabila Bupati berhalangan maka yang menandatangani Surat Tugas dilakukan oleh Wakil Bupati ataupun Sekretaris Daerah bila Wakil Bupati tidak berada ditempat. (4) ST Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD ditandatangani oleh Ketua DPRD. (5) Apabila Ketua DPRD berhalangan maka yang menandatangani Surat Tugas dilakukan oleh Wakil DPRD (6) SPPD ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD dan Anggota DPRD ditandatangani oleh Sekretaris DPRD. (7) ST dan SPPD bagi Pegawai Negeri Sipil untuk Eselon III, IV, Non Eselon dan Pegawai Negeri yang diperbantukan dan PTT/PHL di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Bangka Barat ditandatangani oleh Sekretaris Daerah ataupun Asisten bila Sekretaris Daerah tidak berada ditempat khusus untuk Surat Tugas. (8) ST dan SPPD bagi Pegawai Negeri Sipil untuk Eselon III, IV, dan Non Eselon, Pegawai Negeri yang diperbantukan dan PTT/PHL pada SKPD di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Bangka Barat ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah masing-masing atau Sekretaris bila Kepala SKPD tidak berada ditempat khusus untuk Surat Tugas. BAB IV BIAYA PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 5 (1) Biaya perjalanan dinas dibebankan pada anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengeluarkan SPPD bersangkutan. (2) Pejabat yang berwenang memberi perintah perjalanan dinas agar memperhatikan tersedianya dana yang diperlukan untuk melaksanakan perjalanan tersebut dalam anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah berkenaan. (3) Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri yang diperbantukan dan PTT/PHL dilarang menerima biaya perjalanan dinas rangkap (dua kali atau lebih) untuk perjalanan dinas yang dilakukan dalam waktu yang sama. (4) Untuk biaya perjalanan dinas jabatan yang terkait dengan biaya transportasi yang tidak diatur dalam peraturan ini mengikuti ketentuan yang diatur oleh Menteri Keuangan dan /atau Menteri Perhubungan. Pasal 6 (1) Biaya perjalanan dinas jabatan terdiri dari : a. uang harian yang meliputi uang makan, uang saku, dan transport lokal ; b. biaya transport pegawai; c. biaya penginapan.

(2) Biaya transport pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) butir b tidak dibayarkan bila Pegawai dalam melakukan perjalanan dinas menggunakan mobil dinas yang difasilitasi bahan bakarnya dari anggaran APBD kecuali pegawai pemegang kendaraan oiperasional jabatan. (3) Biaya transport pegawai merupakan biaya yang diperlukan untuk : a. perjalanan dari tempat kedudukan ke terminal bis/ stasiun/ bandara/ pelabuhan keberangkatan sampai tempat tujuan pergi pulang; b. retribusi yang dipungut diterminal bis/ stasiun/ bandara/ pelabuhan sesuai peraturan daerah setempat. (4) Biaya penginapan sebagaimana dimaksud ayat (1) butir c merupakan biaya yang diperlukan untuk menginap yang dibayar dengan prinsip at cost: a. di hotel: b. di tempat menginap lainnya, dalam hal tidak terdapat hotel. c. dalam hal pelaksanaan perjalanan dinas tidak menggunakan fasilitas hotel atau tempat penginapan lainnya kepada yang bersangkutan diberikan biaya penginapan sebesar 30 % dari tarif hotel di kota tempat tujuan sesuai dengan tingkat pelaksanaan perjalanan dinas dan dibayarkan secara lumsum. d. untuk biaya hotel atau tempat penginapan, pelaksana perjalanan dinas dengan tingkat lebih rendah dapat mengikuti pelaksanaan perjalanan dinas yang lebih tinggi selama perjalanan dinas tersebut satu rombongan dan satu tujuan sesuai dengan Surat Tugas. e. untuk perjalanan dinas yang berbagi kamar pembayaran hotel atau penginapan dibebankan hanya kepada 1 (satu) orang. (5) Khusus untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf g dan h, selain biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga diberikan biaya menjemput / mengantar jenazah, terdiri : a. biaya pemetian; b. biaya angkutan jenazah. (6) Biaya perjalanan dinas di lingkungan Kabupaten Bangka Barat digolongkan dalam 3 (tiga) tingkat yaitu : a. tingkat A untuk Bupati, Ketua DPRD, Wakil Bupati, Wakil Ketua DPRD, Anggota DPRD dan Pejabat Eselon I; b. tingkat B untuk Pejabat Eselon II; c. tingkat C untuk Pejabat Eselon III/PNS Gol. IV, Eselon IV/PNS Gol.III, Gol.II, Gol.I, Pegawai Negeri yang diperbantukan, PTT/ PHL dan pihak yang disertakan; d. biaya perjalanan dinas untuk Pegawai Negeri yang diperbantukan disamakan dengan Eselon IV/Gol.III dan untuk PTT disamakan dengan Gol. I/II; (7) Biaya perjalanan dinas luar daerah bagi Pejabat Negara (Bupati, Wakil Bupati), Ketua dan Anggota DPRD dan Pegawai Negeri Eselon II (dua) diberikan biaya-biaya sebagaimana pada lampiran IX Peraturan Bupati ini, terdiri dari : a. Uang representatif bagi Pejabat Negara dan Pegawai Negeri Sipil Eselon II (dua) dibayar secara lumsum; b. Sewa kendaraan dalam kota bagi Pejabat Negara, Ketua, Wakil Ketua dan anggota DPRD dibayar dengan prinsip at cost dan dibuktikan dengan bill atau kwitansi tranportasi dari hotel ketempat tujuan perjalanan dinas Pulang Pergi (PP). (8) Biaya perjalanan dinas diberikan berdasarkan tingkat perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dengan pengaturan sebagai berikut : a. Uang Harian, sebagaimana tercantum pada Lampiran I; b. Biaya Pemetian dan angkutan Jenazah, termasuk yang berhubungan dengan pengurusan jenazah, sebagaimana tercantum pada Lampiran II;

c. Perkiraan Biaya Penginapan berdasarkan tarif rata-rata hotel, sebagaimana tercantum pada Lampiran III, untuk Ketua DPRD, Wakil Ketua DPRD dan anggota DPRD disamakan dengan Pejabat Eselon I/II. d. Fasilitas atau Tarif Tiket Transport, setinggi-tingginya diberikan sebagaimana tercantum pada Lampiran VI, untuk Bupati, Wakil Bupati dan DPRD boleh menggunakan transportasi pesawat kelas bisnis bila tidak terdapat lagi tiket untuk kelas ekonomi. e. Untuk selain Bupati, Wakil Bupati dan anggota DPRD dapat menggunakan transportasi pesawat kelas bisnis apabila tidak didapatkan lagi tiket transportasi pesawat kelas ekonomi dengan ketentuan kelebihan uang tiket tersebut dari batas maksimal kelas ekonomi tidak dapat diberikan. f. Biaya perjalanan dinas sebagaimana tercantum pada lampiran IV dan V merupakan tarif tertinggi yang dapat disesuaikan dengan Surat Keputusan Kepala SKPD dengan berlandaskan efektifitas dan efesiensi. Pasal 7 Perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diberikan biaya-biaya sebagai berikut : a. uang harian, biaya transport pegawai, dan biaya penginapan untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf a, b, c, e dan i; b. biaya transport pegawai, untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf d dan f, dengan uang harian yang dapat diberikan setinggi-tingginya 30 % (tiga puluh persen) dari Uang Harian sebagaimana yang ditetapkan pada lampiran I peraturan ini sesuai kebijakan Pengguna Anggaran bagi yang ditugaskan mengikuti pendidikan dinas di luar Tempat Kedudukan dan pendidikan dinas tersebut berlangsung lebih dari 1 (satu) minggu. c. uang harian, biaya transport pegawai/ keluarga, dan biaya penginapan sebanyak-banyaknya 4 (empat) orang, serta biaya pemetian dan angkutan jenazah untuk perjalanan dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf g dan h. d. Untuk perjalanan dinas yang dilakukan lebih dari 1 (satu) minggu mengikuti ketentuan pada huruf b. e. Biaya perjalanan dinas sebagaimana pada angka 1, untuk biaya transport atau biaya penginapan tidak dibayarkan apabila biaya tersebut di tangung oleh pihak penyelenggara/ dikarenakan adanya pembayaran kontribusi. Pasal 8 Uang harian dalam rangka perjalanan dinas jabatan dan biaya pemetian jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dan (4) huruf b, dibayarkan secara lumpsum dan merupakan batas tertinggi. Pasal 9 Uang harian, biaya transport pegawai dan biaya penginapan dalam rangka perjalanan dinas jabatan serta biaya angkutan jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dan 4 huruf a dibayarkan maximal sebagaimana ditetapkan pada lampiran I, II, III, IV, V, VI Peraturan Bupati ini. Pasal 10 (1) Uang harian dan / atau biaya penginapan perjalanan dinas jabatan dapat diberikan : a. untuk perjalanan dinas yang memerlukan waktu sekurang-kurangnya 6 (enam) jam;

b. menurut banyak hari yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan dinas; c. Selama 2 (dua) hari untuk transit menunggu pengangkutan lanjutan dalam hal harus berpindah ke alat angkutan lain; d. Selama-lamanya 3 (tiga) hari ditempat bertolak ke/ datang dari luar negeri; e. selama-lamanya 10 (sepuluh) hari ditempat yang bersangkutan jatuh sakit / berobat dalam hal pegawai yang sedang melakukan perjalanan dinas jatuh sakit; f. Selama-lamanya 90 (sembilan puluh) hari dalam hal pegawai melakukan tugas detasering; g. Selama-lamanya 7 (tujuh ) hari setelah diterima keputusan tentang perubahan detasering menjadi penugaspindahan; h. Selama-lamanya 3 (tiga) hari di tempat penjemputan jenazah dan selama-lamanya 3 (tiga) hari di tempat pemakaman jenazah dalam hal jenazah tersebut tidak dimakamkan di tempat kedudukan almarhum / almarhumah yang bersangkutan untuk pejabat negara / pegawai yang meninggal saat melaksanakan perjalanan dinas; i. Selama-lamanya 3 (tiga) hari ditempat pemakaman jenazah pejabat negara / pegawai yang meninggal dan dimakamkan tidak ditempat kedudukan almarhum / almarhumah yang bersangkutan. (2) Perjalanan dinas jabatan pergi pulang tanpa menginap yang memakan waktu kurang dari 6 (enam) jam, ataupun yang bersifat lokal dalam pulau Bangka sebagaimana ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Bupati ini dan biaya transport sebagaimana ditetapkan dalam lampiran V Peraturan Bupati ini. (3) Perjalanan dinas jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu untuk perjalanan dinas antar kota/ daerah dalam Kabupaten Bangka Barat dan dalam wilayah pulau Bangka atau antara Kota / Kabupaten dalam wilayah pulau Bangka. Pasal 11 Dalam hal perjalanan dinas jabatan menggunakan kapal laut / sungai untuk waktu sekurangkurangnya 24 (dua puluh empat) jam, maka selama waktu transportasi tersebut hanya diberikan uang harian sebagaimana ditetapkan dalam lampiran IV Peraturan Bupati ini. Pasal 12 (1) Biaya perjalanan dinas dapat dibayarkan sebelum perjalanan dinas jabatan dilaksanakan. (2) Dalam hal perjalanan dinas jabatan harus segera dilaksanakan, sementara biaya perjalanan dinas belum dapat dibayarkan, maka biaya perjalanan dinas dapat dibayarkan setelah perjalanan dinas selesai. Pasal 13 (1) Tambahan uang harian dan biaya penginapan sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1), tidak dapat dipertimbangkan untuk hal-hal sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf d, e, f, g, h dan i. (2) Dalam hal jumlah hari menunggu sambungan dengan alat angkutan lain ternyata lebih dari 2 (dua) hari sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (1) huruf c, maka pejabat yang berwenang dapat mempertimbangkan pemberian tambahan uang harian dan biaya penginapan sepanjang kelebihan tersebut bukan disebabkan kesalahan/ kelalaian pejabat negara/ pegawai negeri bersangkutan.

(3) Dalam hal jumlah hari perjalanan dinas ternyata kurang dari jumlah hari yang ditetapkan dalam SPPD, maka pejabat negara/ pegawai negeri yang bersangkutan wajib menyetorkan kembali kelebihan uang harian dan biaya penginapan yang telah diterimanya. BAB V PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS JABATAN Pasal 14 (1) Perjalanan dinas dilakukan berdasarkan ST dan SPPD oleh Pejabat yang Berwenang, menurut contoh sebagaimana dimaksud pada Lampiran VII dan VIII Peraturan Bupati ini. (2) Pejabat yang Berwenang hanya dapat menerbitkan ST dan SPPD untuk perjalanan dinas yang biayanya dibebankan pada anggaran yang tersedia pada Satuan Kerja Perangkat Daerah. (3) Dalam hal ST dan SPPD ditandatangani oleh atasan langsung pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b, maka pembiayaan perjalanan dinas dapat dibebankan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebut. (4) Pejabat yang Berwenang dalam menerbitkan SPPD sekaligus menetapkan tingkat golongan perjalanan dinas dan alat transport yang digunakan untuk melaksanakan perjalanan yang bersangkutan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan perjalanan dinas tersebut. Pasal 15 (1) ST dan SPPD merupakan bukti, pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Dalam ST dan SPPD tidak boleh ada penghapusan-penghapusan atau cacat dalam tulisan. (3) Perubahan-perubahan dilakukan dengan coretan dan dibubuhi paraf dari Pejabat Yang Berwenang. (4) Surat keterangan daftar penggunaan riil perjalanan dinas diterbitkan atas kejadian dimana tiket transportasi hilang (dengan dilengkapi surat keterangan dari maskapai yang bersangkutan atau perusahaan penyedia transport), dalam hal mendesak sehingga menggunakan tiket dengan nama orang lain ataupun disebabkan sesuatu diluar kuasa yang melaksanakan perjalanan dinas sebagaimana tercantum pada Lampiran XI Peraturan Bupati ini. Pasal 16 (1) Perkiraan besarnya jumlah biaya perjalanan dinas dituangkan dalam rincian biaya perjalanan dinas sebagaimana tercantum pada Lampiran VIII Peraturan Bupati ini. (2) Penyusunan rincian perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan mempedomani ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6). Pasal 17 Pejabat / Pegawai yang melakukan perjalanan dinas wajib menyampaikan dokumen pertanggungjawaban berupa : a. ST b. SPPD yang telah distempel dan ditandatangani pejabat yang berwenang di tempat tujuan. c. Tiket pesawat dan/atau kapal laut, kereta api, travel/bus/taksi atau yang dipersamakan dengan tiket, yang mencantumkan harga dengan jelas beserta boarding pass.

d. Bill ataupun kwitansi hotel / penginapan di kota tujuan, untuk bill hotel/ penginapan bukan kota/ wilayah tujuan perjalanan dinas tidak bisa dipertanggung jawabkan dan dapat ketentuan 30 % dari tarif hotel kota tempat tujuan dan bersifat lumsum kecuali dalam lingkup wilayah Jabodetabek yang merupakan satu kesatuan wilayah. e. Perhitungan rincian biaya perjalanan dinas yang memuat besaran jumlah SPPD rampung dengan memperhatikan tanggal berangkat dan tanggal kembali pada tiket serta lama hari perjalanan dinas. f. Kwitansi yang memuat jumlah biaya perjalanan dinas keseluruhan. g. Surat Pernyataan bagi yang memenuhi ketentuan Pasal 15 ayat (4). Pada SPPD dicatat : Pasal 18 a. tanggal berangkat dari tempat kedudukan / tempat berada dan ditandatangani oleh Pejabat Yang Berwenang / pejabat lain yang ditunjuk; b. tanggal tiba dan berangkat di / dari tempat tujuan dan ditandatangani oleh pihak / pejabat di tempat yang didatangi; dan c. tanggal tiba kembali di tempat kedudukan dan oleh Pejabat Yang Berwenang / pejabat lain yang ditunjuk. Pasal 19 (1) Paling lambat 2 (dua) hari setelah perjalanan dinas berakhir, SPPD yang telah dibubuhi catatan tanggal tiba kembali dan tandatangan oleh Pejabat Yang Berwenang / pejabat lain yang ditunjuk diserahkan kepada bendahara pengeluaran atau bendahara pengeluaran pembantu atau PPTK yang semula membayarkan biaya perjalanan dinas kepada pegawai yang bersangkutan untuk selanjutnya digunakan dalam penyusunan pertanggungjawaban kepada BUD/ Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Bangka Barat. (2) Pada saat penyerahan SPPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diadakan perhitungan kembali dan penyelesaian apabila ternyata terdapat kekurangan / kelebihan biaya perjalanan dinas dari yang telah dibayarkan semula. (3) Perhitungan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam Perhitungan SPPD rampung. Pasal 20 (1) Pejabat yang Berwenang bertanggungjawab atas ketertiban pelaksanaan Peraturan Bupati ini dalam lingkungan Kabupaten Bangka Barat. (2) Pejabat yang Berwenang wajib membatasi pelaksanaan perjalanan dinas untuk hal-hal yang mempunyai prioritas tinggi dan penting serta mengadakan penghematan dengan mengurangi frekuensi, jumlah orang, dan lamanya perjalanan. (3) Pejabat yang Berwenang dan Pejabat/ Pegawai yang melakukan perjalanan dinas bertanggungjawab sepenuhnya atas kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat dari kesalahan, kelalaian atau kealpaan yang bersangkutan dalam hubungannya dengan perjalanan dinas dimaksud. (4) Terhadap kesalahan, kelalaian, dan kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dikenakan tindakan berupa : a. tuntutan ganti rugi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; b. hukuman administratif dan tindakan-tindakan lainnya menurut ketentuan yang berlaku.

BAB VI PERJALANAN DINAS PEGAWAI NEGERI YANG DIPERBANTUKAN Pasal 21 (1) Pegawai Negeri yang diperbantukan dimaksud adalah Pegawai Negeri yang dipekerjakan pada lingkup Pemerintah Kabupaten Bangka Barat baik PNS, TNI dan Anggota Kepolisian Republik Indonesia. (2) Penempatan Pegawai Negeri yang diperbantukan pada lingkungan Kabupaten Bangka Barat yang memenuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku serta melalui persetujuan Kepala Daerah. BAB VII PERJALANAN DINAS PEGAWAI TIDAK TETAP Pasal 22 (1) Pegawai tidak tetap adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. (2) Pegawai tidak tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintah dan pembangunan yang bersifat teknis, profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi yang tidak berkedudukan sebagai PNS. Pasal 23 Pegawai Negeri yang diperbantukan dan Pegawai tidak tetap sebagaimana dimaksud pasal 21 dan pasal 22 dapat diberikan biaya perjalanan dinas. Pasal 24 (1) Biaya perjalanan dinas sebagaimana dimaksud pasal 23 tercantum lampiran dalam peraturan Bupati ini. (2) Biaya perjalanan dinas dimaksud ayat (1) dibebankan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN PASAL 25 Perhitungan perjalanan dinas dengan prinsif kebutuhan nyata (at cost) mulai berlaku untuk perjalanan dinas yang berdasarkan Surat Tugas tanggal 1 April 2013, untuk perjalanan dinas yang dilakukan pada sebelum tanggal 1 April 2013 berdasarkan surat tugas masih mengikuti ketentuan dan perhitungan perjalanan dinas berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perjalanan Dinas Jabatan dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Harian Lepas dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Pasal 26 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 5 Tahun 2012 tentang Perjalanan Dinas Jabatan dalam Negeri bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Harian Lepas dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 27 Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Bangka Barat. Ditetapkan di Muntok pada tanggal 18 Maret 2013 BUPATI BANGKA BARAT, Ust. H. ZUHRI M. SYAZALI Diundangkan di Muntok pada tanggal 19 Maret 2013 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT, RAMLI NGAD JUM BERITA DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT TAHUN 2013 NOMOR 8 SERI A