LITERASI INFORMASI : KETRAMPILAN PENTING DI ERA GLOBAL*) oleh : Achmad Pustakawan ITS, Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BIMBINGAN PEMUSTAKA UNTUK MAHASISWA BARU STMIK SURABAYA DI ERA DIGITAL. Deasy Kumalawati Perpustakaan STMIK Surabaya

Dyana Purwandini. NIP : Pendidikan Terakhir : S1 Ilmu Informasi & Perpustakaan Institusi : STIE Perbanas Surabaya Pustakawan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum kualitas kinerja pegawai pemerintahan di Indonesia pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

Kecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

PIDATO SAMBUTAN PADA PEMBUKAAN TRAINING ESQ DI JAKARTA SABTU, 13 FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. Jiwa, (Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm Dadang Hawari, Al-Qur an Ilmu Kedokteran jiwa dan Kesehatan

PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Anita Nusantari*

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam waktu yang singkat, termasuk informasi tercetak dalam berbagai

APLIKASI INTERNET UNTUK BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula seorang

Bidang Studi :.. B. Pertanyaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada hakekatnya merupakan serangkaian

Kecerdasan Spiritual ( Spiritual Quotient )

ETIK UMB MENGENAL POTENSI DIRI, KARIR DAN PASSION MENGENALI POTENSI DIRI

3/22/2012. Definisi Intelek : Kekuatan mental manusia dalam berpikir Kecakapan (terutama kecakapan berpikir) Pikiran dan intelegensi

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Our Mobile Planet: Indonesia

MEMBENTUK BUAH HATI MENJADI PRIBADI TANGGUH DAN PERCAYA DIRI

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

LATAR BELAKANG. Ideal: Realita:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Animasi Jepang dan video game adalah salah satu hal yang menjadi pusat

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proses pengolahan data

BAB I PENDAHULUAN. mengubah emosi, sosial dan intelektual seseorang. Menurut Tudor (dalam Maurice

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya memiliki kontribusi dalam menciptakan keberagaman media.

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah manajemen

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

DR.LULUK FAUZIAH, M.SI FISIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 27 AGUSTUS 2016

PERTEMUAN 3 MENGEMBANGKAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas. Untuk mencapai keberhasilan di Perguruan Tinggi, perlu didukung

KELUARGA ADALAH MINIATUR PERILAKU BUDAYA. Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Zaman semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu.

KATA PENGANTAR. Palangkaraya, 09 Maret Penulis

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea empat menyatakan empat pokok cita-cita

Bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

Silabus Bimbingan dan Konseling (01)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. maka UPT Perpustakaan Universitas Negeri Yogyakarta menerapkan. bahan pustaka perpustakaan. Untuk menunjang sistem automasi

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

Kecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara. PUSDIKMIN

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Risky Melinda, 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin lama semakin terbuka. Hal ini dapat dicontohkan, ketika

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

Silabus Bimbingan Konseling (01) Sekolah : SMA... Kelas : XI (Sebelas) Mata Pelajaran / Layanan : Bimbingan dan Konseling Semester : 1 ( Ganjil )

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan negara 1. yang tersebar diseluruh tubuh 2.

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DALAM BISNIS

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS Toko online

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

Hakikat Budi Luhur. Pusat Studi Kebudiluhuran Universitas Budi Luhur Jakarta 06/07/17

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

Pertemuan 3 MENGEMBANGKAN DIRI

Browsing(info/berita, konten,dll) Chatting Download Upload Diskusi/Groups E-banking E-commerce

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam Djumhur

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan perubahan sehingga mampu mengikuti perkembangan zaman.

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Ruko Golden 8 Blok E No. 12 Gading Serpong - Tangerang Phone : / / Website :

BAB I PENDAHULUAN. karena sumber daya manusia secara aktif mendorong produktifitas. karena itu perusahaan harus selalu memperhatikan, menjaga, dan

Delapan Fungsi Keluarga dalam Membentuk Generasi Penerus Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik di lingkungan tempat mereka berada. Demikian halnya ketika

BAB I PENDAHULUAN. (Jogyakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari hari, manusia selalu mengadakan bermacammacam

Transkripsi:

LITERASI INFORMASI : KETRAMPILAN PENTING DI ERA GLOBAL*) oleh : Achmad Pustakawan ITS, Surabaya 1. PENDAHULUAN Sungguh... era global telah menjamah kita. Tanda yang signifikan dari era global adalah banjirnya informasi. Informasi kesejagadan telah menyebar luas seantero dunia. Informasi telah masuk ke setiap ruang sehingga tak sejengkal tanahpun tanpa informasi. Sejak kita bangun pagi hari sampai tidur malam hari, ribuan dan bahkan jutaan informasi menyebar kemana-mana. Informasi itu bergerak sesuai dengan media yang menghantarkannya, seperti ; lisan, media cetak dan media non- cetak. Media cetak antara lain : surat kabar, majalah, tabloid, selebaran, spanduk, papan reklame dsb. Sedangkan media non-cetak antara lain : televisi, radio, telepon genggam, Internet dsb. Membanjirnya informasi itu juga akibat dari terus berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, informasi yang bernuansa negatif justru lebih banyak terakses dari pada informasi yang positif. Sehingga David Shenk menyebutnya sebagai Data Smog yang intinya bahwa terlalu banyak informasi dapat menciptakan hambatan dalam kehidupan. Untuk itulah maka setiap orang hendaknya perlu melek informasi /literasi informasi agar dalam menempuh kehidupan dapat terus meningkat ke kehidupan yang lebih baik. Hukum alam kehidupan adalah progresif. Ia tidak akan pernah mundur sejengkalpun. Sehingga setiap orang harus terus berubah jika ia tidak ingin punah. 2. LITERASI INFORMASI. Banyak definisi tentang melek informasi/literasi informasi yang terus berkembang sesuai kondisi di lapangan. Namun pada hakekatnya literasi informasi adalah *) Makalah disampaikan pada Seminar Perpustakaan Sekolah : Literasi Informasi dan Aplikasi Library Software, di Perpustakaan Universitas Kristen Petra, Surabaya pada tanggal 13 dan 14 April 2007. 1

seperangkat ketrampilan yang diperlukan untuk mencari, menelusur, menganalisa dan memanfaatkan informasi (Bundy, 2001). Mencari informasi bisa ke perpustakaan, toko buku, pusat-pusat informasi, Internet dll. Menelusur adalah upaya untuk menemukan kembali informasi yang yang telah disimpan. Jika ke pepustakaan perlu alat telusur yaitu katalog, baik yang memakai kartu katalog maupun OPAC (Online Public Access Catalog). Namun kalau mencari informasi ke Internet perlu alat telusur yang sering disebut dengan search engine. Jenis-jenis search engines untuk : 1. Informasi umum - Yahoo, Google, Altavista, Infoseek dll. 2. Artikel Ilmiah - Scholar Google http ://scholar.google.com 3. Gambar - http://www.ditto.com 4. File PDF - http://www.adobe.com 5. Musik - http://www.mp3search.com 6. Video - http ://www.searchvideo.com, http://video.aol.com 7. Ensiklopedi - http://www.answers.com 8. dll Ketrampilan berikut yang juga penting adalah ketrampilan menganalisa dan memanfaatkan informasi. Ketrampilan ini memerlukan kecerdasan logis, rasional dan pertimbangan secara menyeluruh. Jadi ketrampilan ini memerlukan sentuhan intelektual, emosional dan spiritual. Untuk itu perlu banyak membaca buku, berinteraksi dengan orang-orang yang positif dan orang-orang yang sukses dalam kehidupan mereka. Dengan demikian seseorang yang telah mempunyai ketrampilan tersebut akan dapat :. menyadari kebutuhan akan informasi. menentukan informasi apa yang dibutuhkan. menelusur/mengakses informasi yang dibutuhkan secara efisien. mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya.. memasukkan informasi pilihan tersebut ke dalam pengetahuan dasar mereka. memanfaatkan informasi secara efektif untuk mencapai tujuan 2

. mengerti masalah ekonomi, hukum, sosial dan kebudayaan karena memanfaatkan informasi. mengakses dan memanfaatkan informasi sesuai etika dan hukum yang berlaku.. mengklasifikasi, menyimpan, mengolah dan merancang ulang informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan.. mengetahui bahwa literasi informasi adalah syarat utama untuk belajar sepanjang hayat. (Bundy, 2001) Dengan menguasai ketrampilan diatas maka orang akan belajar banyak tentang kehidupan. Orang akan belajar tentang kesuksesan, keberhasilan, kebahagiaan, kesehatan dan akan menjadi orang yang selalu berpikir positif. Ia akan selalu mencari nilai positif dari setiap kejadian. Bundy (2001) melanjutkan bahwa literasi informasi sangat diperlukan karena peningkatan tajam akses informasi dan sumber-sumbernya. Setiap orang dihadapkan dengan pilihan-pilihan informasi yang bermacam-macam dan membludak didalam belajarnya, tempat kerjanya dan dalam kehidupan mereka. Dengan demikian orang akan mempunyai pola pikir yang dinamis dan menjadi orang/ manusia yang cerdas. Manusia yang cerdas menurut Nuh (2006) mempunyai karakter antara lain : a. Mau berbagi (resource sharing). Manusia yang cerdas tidak pelit baik secara materi maupun non-materi. Ia mau berbagi karena pada hakekatnya apapun di dunia ini adalah milik Tuhan Yang Maha Kaya. Manusia hanya diberi amanah untuk mengelola dunia dan memanfaatkan sumberdaya alam dengan benar. Manusia harus banyak memberi jika ingin banyak menerima. Dunia diatur secara seimbang - ada menerima dan ada memberi. Sehingga manusia cerdas adalah manusia yang selalu rela berbagi, baik informasi, pengalaman, harta kekayaan, ilmu dsb. b. Mampu mengambil hikmah dari segala macam kejadian Kehidupan dunia adalah rangkaian kejadian demi kejadian. Kejadian itu bisa terjadi dari interaksi antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan alam seisinya, interaksi dengan dirinya sendiri dan tentu interaksi rohaniyah 3

relijius dengan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Sehingga kejadian bisa saja terjadi berulang-ulang dan terus menerus, maupun kejadian baru dalam kehidupan yaitu kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Manusia cerdas mampu mengambil hikmah dari segala kejadian baik kejadian yang negatif-menyedihkan, maupun positif menyenangkan. Semua kejadian adalah skenario Illahi yang pasti ada manfaat dibaliknya ( blessing in disguise). Jika manusia telah mampu mengambil hikmah tersebut, maka sehatlah jiwanya. Ralph Waldo Emerson yang dikutip Giblin (1995) mengatakan bahwa ukuran dari kesehatan jiwa adalah jika kita mampu menemukan kebaikan dimana-nama. c. Mampu menyelesaikan dirinya sendiri. Manusia cerdas percaya bahwa potensi dirinya luar biasa. Tuhan menciptakannya sebagai pribadi yang penuh percaya diri. Ia adalah pemenang (the winner) bukan pecundang (the looser). Sebagai pribadi pemenang ia mempunyai : - sikap mental positip - keyakinan penuh terhadap dirinya sendiri - sasaran besar yang menantang - tingkah laku yang bertanggung jawab - kemampuan mengelola waktu - kemauan kuat untuk mengembangkan diri - kemampuang untuk mengelola kesehatan Dengan demikian manusia cerdas tidak mau merepotkan orang lain, jika ia belum bisa membantu apalagi memberinya. d. Tidak pernah mengeluh. Manusia cerdas tidak pernah mengeluh. Karena mengeluh adalah sinyal ketidakpuasan atas berkat Tuhan yang melimpah-ruah. Kehidupan memang mengalami pasang surut.duka bahagia, senang sengsara, tawa gelisah adalah paket lengkap kehidupan. Sementara masalah kehidupan itu netral sifatnya. Artinya jika masalah itu dibuat kecil juga akan kecil, tetapi jika dibuat besar juga akan besar. Hidup adalah permainan pola pikir (Life is a mind game). 4

Sehingga untuk apa harus mengeluh. Sementara nikmat Tuhan Yang Maha Pengasih yang diberikan kepada manusia sungguh amat banyak. Tak pantas makhluknya harus mengeluh. Manusia cerdas tak pernah mengeluh, tetapi ia akan selalu berusaha mencari jalan keluar. Manusia cerdas selalu solutionoriented -memecahkan masalah, dan tidak problem-oriented yang selalu membesarkan dan mencari kambing hitam mengapa masalah itu terjadi. Sehingga pada akhirnya manusia yang melek informasi adalah manusia yang belajar bagaimana belajar. Ia tahu bagaimana belajar karena ia tahu bagaiamana mencari informasi, bagaimana informasi itu dikelola dan bagaimana memanfaatkan informasi tsb, sehingga orang lainpun dapat belajar darinya (Bundy, 2001). Bahkan Staples (1994) mengatakan bahwa kita harus terus menerus belajar sepanjang hayat, agar kita tetap menjadi orang yang kompetitif, cakap dan produktif dan tetap tumbuh sebagai manusia. Dengan demikian manusia akan menjadi cerdas bukan hanya cerdas secara intelektual (IQ), tapi juga cerdas emosional (EQ) dan cerdas spiritual (SQ). 3. KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL DAN SPIRITUAL. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang sempurna. Manusia adalah sebaik-baiknya makhluk. Manusia adalah makhluk yang cerdas baik secara IQ, EQ dan SQ. Hal itu dapat dicapai denga sempurna jika manusia mau melek informasi. a. Kecerdasan Intelektual (IQ) Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berkaitan dengan matematika, mendefinisikan kata-kata, menciptakan rancangan-rancangan, mengulang katakata dari ingatan, dan mengerjakan tugas-tugas lain (Amstrong, 2004). Kecerdasan ini lebih mengarahkan pada obyek-obyek di luar diri manusia (outward looking), seperti : fisika, kimia, matematika, teknologi dan sebagainya ( Suharsono, 2004). Kecerdasan intelektual inilah yang banyak digarap oleh institusi pendidikan saat ini. Padahal kecerdasan yang bersentral pada otak kiri manusia ini, hanya berperan tak lebih dari 6% - 20% terhadap kesuksesan dalam hidupnya. 5

b. Kecerdasan Emosional (EQ) Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang lebih mengarahkan pada obyekobyek fenomenal kedirian (inward looking), seperti menata pergaulan hidup, pengendalian emosi dan eksistensi hidup manusia secara fenomenal (Suharsono, 2004). Dengan kecerdasan emosional manusia akan memiliki kemampuan merasa, memahami diri sendiri dan orang lain, memahami lingkungan serta mampu mengambil keputusan dengan tepat dan cepat dan dalam waktu yang tepat pula ( Goleman, 1999). c. Kecerdasan Spiritual (SQ) Manusia yang memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional belumlah cukup. Karena banyak contoh orang-orang yang memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain, memikat hati dengan ucapan, peka mencari peluang, serta berotak cemerlang, tapi semua kecakapan tersebut digunakan untuk mencapai ego pribadi atau golongan. Disamping itu ternyata orang-orang sukses tersebut merasa kekeringan di tengah kesuksesan. Manusia seperti ini telah kehilangan makna atau menderita spiritual pathology (jiwa yang terbelah). Karena itulah maka diperlukan kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual berarti kemampuan manusia untuk dapat mengenal dan memahami diri sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasan spiritual berarti manusia memahami sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang dijalani dan ke manakah ia akan pergi. Jika ketiga kecerdasan ini yaitu IQ,EQ dan SQ dikelola dengan baik, maka akan lahir manusia-manusia yang mengetahui untuk apa diciptakan; apa tujuan hidup; dan hendak kemana kelak ia pergi (Republika Online, 2007). 4. PENUTUP Melek informasi/literasi informasi sungguh merupakan ketrampilan penting di era global. Membludaknya informasi harus menjadi tantangan untuk kehidupan yang lebih baik. Ketrampilan untuk mencari, ketrampilan untuk menemukan kembali, ketrampilan untuk menganalisa dan memanfaatkan informasi perlu ditanamkan 6

sejak dini. Perpustakaan sekolah memegang peranan penting dalam upaya membekali siswa agar melek informasi. Bahkan sudah waktunya untuk mengintegrasikan kedalam kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Dengan demikian siswa akan lebih siap untuk terus belajar dalam kehidupannya. Mereka akan menjadi manusia yang cerdas bukan hanya intelektualnya saja, tapi juga emosional dan spriritualnya. DAFTAR BACAAN Amstrong, T. 2004. Kamu lebih cerdas daripada yang kamu duga. Jakarta : Interaksara. Bundy, A. 2001. For a clever country : information literacy diffusion in the 21st century. < Akses dari http://www. library.unisa.edu.au/about/papers/clever.pdf, tanggal 22 Maret 2007> Giblin, Les. 1995. Cara memiliki keyakinan dan kekuasaan dalam berurusan dengan orang lain. Jakarta: Mitra Utama. Goleman, D. 1999. Kecerdasan emosional. Jakarta: Gamedia Pustaka Utama. Nuh, M. 2006. Manusia cerdas. Makalah Seminar Menuju Surabaya Cerdas yang diselenggarakan oleh FKPKS dan Perpustakaan Umum Kota Surabaya, pada tanggal 15 Juni 2006 Staples, W.D. 1994. Berpikir sebagai pemenang. Jakarta : Pustaka Tangga. Suharsono. 2004. Mencerdaskan anak. Jakarta : Inisiasi Press. The ESQ Way 165. Republika Online, 21 Maret 2007. < Akses dari http://www. republika.co.id/koran_detail.asp?id=241532&kat_id=407, tanggal 20 Maret 2007) 7

8