BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Masalah. Modernisasi telah membawa arus perubahan besar terhadap cara pandang

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi terletak pada LU dan BT. Kota Tebing Tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. individu dalam masyarakat tersebut pada dasarnya memiliki nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun badan hukum. Usaha pemerintah ini tidak terlepas dari tujuan negara

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dalam dimensi Rasisme yang dikenal dengan sistem apartheid. Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dan keinginan manusia terus berkembang dan tidak terbatas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Permukiman kumuh merupakan salah satu masalah yang dapat timbul

SOSIOLOGI DALAM KEPARIWISATAAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan ruang. penambahan penduduk di kota-kota besar pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. mahluk biologis merupakan individu yang mempunyai potensi-potensi diri yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah. menimbulkan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat terdapat berbagai golongan yang menciptakan perbedaan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN. dari aspek politik, sosial, budaya, teknologi, ekonomi dan fisik (Yunus, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan maupun di pedesaan. Eksisnya pasar tradisional di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Persoalan permukiman merupakan masalah yang serius karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Medan saling berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang terus mengalami perkembangan, studi ini membahas tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan negara Indonesia yang lebih identik dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu ruang penting penunjang terjadinya interaksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terjadi. Pada umumnya, semua pasar tradisional yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

I. PENDAHULUAN. Perkembangan permukiman di daerah perkotaan tidak terlepas dari pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak terencana. Pada observasi awal yang dilakukan secara singkat, Kampung

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. informal ini menunjukan bukti adanya keterpisahan secara sistemis-empiris antara

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang disebut masyarakat. Seperti yang kita ketahui pada zaman yang

Adakah Ukuran Kemiskinan Buat Masyarakat Di Kabupaten Buru?

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai kota pelajar,kota pariwisata dan kota budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. Tata guna lahan ialah pengarahan penggunaan lahan dengan kebijakan umum

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Koentjaraningrat sebagaimana yang dikutip oleh Adon Nasrulloh 2 memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dalam. tunai atau angsuran, hibah atau dengan cara lain yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. belah pihak. Tujuan diciptakan fanpage sangat banyak. Perihal diterima baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB I PENDAHULUAN. individu dengan masyarakat, masyarakat dengan individu, dan masyarakat

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

EVALUASI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PERUMAHAN MELALUI PENDEKATAN URBAN REDEVELOPMENT DI KAWASAN KEMAYORAN DKI JAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

BAB I PEND AHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jika berbicara tentang Aceh tentunya salah satu khas dan terkenal yaitu

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pariwisata telah dianggaap sebagai salah satu sektor ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, baik itu berupa kebutuhan material maupun non- material. Dengan adanya

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/

BAB I PENDAHULUAN. Perumahan dan pemukiman adalah salah satu masalah yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan(PLP2K-BK) 1 Buku Panduan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan manusia lain, yang mengakibatkan manusia akan tinggal bersama-sama

Bab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kepemilikan barang. Hal tersebut sesuai dengan Fadila dan Hidayati (2013) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan Perdagangan Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga

Modul ke: Sosiologi INSTITUSI SOSIAL. Fakultas Psikologi. Farah Rizkiana Novianti, M.Psi.T. Program Studi Psikologi.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam bahan galian

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dapat menetap dalam jangka waktu lama. Setiap lingkungan tempat tinggal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB IV PENUTUP. Dusun Singgahan yang mana sekarang sudah beralih sebutan menjadi. dalam masyarakat akan membawa pada perubahan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. hak bagi setiap orang. Karena setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,

BAB V. Penutup. tengah-tengah masyarakat. Interaksi sosial hanya dapat terjadi bila antara dua

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kebutuhan akan rumah menjadi perhatian yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perguruan tinggi disuatu daerah seringkali akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di kota maupun di desa.

BAB II KAJIAN TEORI. divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan. 1

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. penerima program pembangunan karena hanya dengan adanya partisipasi dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adil atau tidak adil, mengungkap perasaan dan sentimen-sentimen kolektif

BAB I PENDAHULUAN. Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu kota di Provinsi Banten yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan kebutuhan, baik kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari dorongan-dorongan alamiah yang dimiliki setiap manusia semenjak dilahirkan. Lingkungan hidup merupakan sarana di mana manusia berada sekaligus menyediakan kemungkinan-kemungkinan untuk dapat mengembangkan kebutuhan-kebutuhan. Oleh karena itu, antara manusia dengan lingkungan hidup terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Hubungan-hubungan sosial yang terjadi secara dinamis yang menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok dan berhubungan satu dengan yang lain disebut dengan interaksi sosial (Gillin dan Gillin: 1954). Interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktifitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial, kenyataan sosial didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosialnya. Ketika berinteraksi seorang individu atau kelompok sosial sebenarnya tengah berusaha atau belajar bagaimana memahami tindakan sosial seorang individu atau kelompok sosial lain, perilaku sosial adalah hal yang dilakukan seorang individu atau kelompok sosial di dalam interaksi dan dalam situasi tertentu. Interaksi sosial akan berjalan dengan tertib dan teratur dan anggota masyarakat bisa berfungsi secara normal, yang diperlukan bukan hanya kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai

secara objektif perilaku pribadinya dipandang dari sudut social masyarakatnya (Narwoko, 2004:21). Masyarakat kota memiliki ciri ciri yang khas yaitu cara hidup yang cenderung sekuler dengan berorientasi pada kehidupan duniawi yang dominan, jalan fikiran manusianya sangat rasional dan menggunakan waktu yang sangat teliti dan cermat. Adapun perilaku individual masyarakat kota sangat dominan dengan pola interaksi yang didasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi atau komunal (Soekanto, 2001:170-171). Kehidupan kota memiliki daya tarik yang cukup besar bagi masyarakat di daerah sekitarnya, karena masyarakat kota dianggap sebagai pusat perekonomian, sehingga masyarakat desa menganggap mudah mencari uang dan mudah mencari pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. Selain itu, menurut Goede dalam (Ilhami : 1990) daya tarik kota yang lain adalah banyaknya fasilitas berupa sarana dan prasarana baik berupa fasilitas pendidikan, hiburan, transformasi, komunikasi maupun tempat-tempat rekreasi. Pertumbuhan kota yang cenderung cepat mengakibatkan kota tidak mampu menyediakan sarana dan prasarana yang layak dan memadai bagi kehidupan masyarakat, seperti sarana kesehatan, penerangan, terutama perumahan. Ketidakmampuan pemerintah menyediakan sarana perumahan yang memadai ini menimbulkan adanya pemukiman pemukiman kumuh ( Slum Area ) dan juga menimbulkan adanya gagasan untuk mendirikan rumah susun ( flat ) dan Komplek Perumahan (Gated Community), yang di usahakan untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat.

Di Sumatera Utara ada lebih dari empat puluh komplek perumahan. Gaya komplek ini bermacam-macam dari yang terdiri dari rumah saja sampai komplek eksklusif yang termasuk fasilitas bersenam dan berbelanja. Setiap tahun komplek perumahan terus berkembang. Komplek perumahan ini dibangun untuk menemuhi permintaan pasar. Perkembangan komplek perumahan kian pesat, hampir di seluruh sudut kota Medan komplek perumahan mulai bermunculan. Kebutuhan masyarakat terhadap tempat tinggal yang nyaman, tanpa mau repot memikirkan proses pembangunannya dimanfaatkan pengembang sebagai ceruk usaha yang potensial. Berbagai jenis kluster perumahan pun berdiri, baik di kota maupun kawasan pinggiran. Komplek Perumahan adalah suatu bangunan perumahan yang dikelilingi oleh tembok di mana manusia tinggal didalamnya dan melangsungkan kehidupannya. Di samping itu, rumah juga merupakan tempat di mana berlangsung proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat, juga tempat individu untuk memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya. Maka tidak mengherankan apabila masalah perumahan menjadi masalah yang sangat penting bagi setiap individu. Komplek perumahan yang umumnya dihuni masyarakat dari beragam latar belakang memaksa penghuninya untuk tetap menjaga jarak. Mereka tidak saling kenal sebelumnya sehingga belum saling percaya. Mereka sukar bertamu atau menerima tamu kecuali untuk keperluan tertentu. Desain perumahan yang minim membuat hubungan yang terbangun antar pemilik rumah hanya hubungan lahiriah karena mereka tinggal di tempat yang sama. Hubungan yang terjalin hanya

konsekuensi logis dari persinggungan yang tidak disengaja. Sedangkan tradisi tegur sapa, senda gurau dan kerjasama tidak terbentuk karena mereka merasa mandiri secara ekonomi. Pandangan seperti ini sering dianggap terjadi di komplek perumahan. Fenomena tinggal di komplek perumahan juga memunculkan kekhawatiran terkait pergaulan antar penghuninya. Masyarakat yang tinggal di komplek perumahan sering kali terbatasi ruang interaksi sosialnya karena desain perumahan kurang mendukung. Sebagai barang dagangan, komplek perumahan dibangun dengan pertimbangan efektif dan efisien. Sebab efisiensi lebih menguntungkan pengembang. Selain itu, selera masyarakat modern pada sesuatu yang instan, praktis, dan efisien membuat pengembang menyediakan komplek perumahan yang didesain untuk memenuhi kebutuhan dasar tempat tinggal. Sikap permisif bisa saja akan terbangun di komplek perumahan, tentunya ini akan punya dampak besar terhadap rapuhnya struktur sosial masyarakat. Kerekatan sosial yang sejak ratusan tahun menjadi ciri khas bangsa Indonesia akan terkikis oleh proses sosial seperti ini. Masing-masing pemilik rumah tenggelam dalam keasyikan mengurus keperluan pribadi tanpa peduli urusan warga lain. Pemukiman berpagar dan kota di dalam kota (yang diurus oleh developer) dapat memisahkan penduduk setempat dengan para pendatang. Hal ini dikhawatirkan akan menimbulkan kesenjangan dan kerawanan sosial. Memang mengejutkan bahwa masyarakat kota (yang bukan miskin) menyenangi kalau pemukimannya berpagar dan di tembok yang keamanannya dijaga oleh satpam. Developer sangat mendukung pemukiman model tersebut, Karena mereka menganggap pemerintah

daerah tidak mampu menyediakan kebutuhan mereka akan keamanan, kenyamanan dan penyediaan sarana pemukiman yang baik Realita yang terjadi di kecamatan Medan Johor telah berkembang fenomena klaster-klaster perumahan (terutama elite) yang cenderung memisahkan diri dari lingkungan sekitarnya. Salah satunya adalah perumahan Bukit Johor Mas. Keterpisahan tersebut bukan sekedar karena hak pemilikan properti, lebih-lebih juga didorong oleh intensi para developer yang melihat privacy sebagai sebuah nilai jual yang mahal, khususnya bagi kalangan elit (orang kaya). Begitu kuatnya makna nilai privacy ini sampai-sampai developer mengembangkan konsep "kota di dalam kota". Hal ini di satu sisi memprihatinkan, Karena dapat terjadi separasi kelompok masyarakat secara alamiah lewat bantuan developer yang menangkap dengan cerdas komoditas elitis itu untuk dijual demi keuntungan ekonomis. Berangkat dari latar belakang seperti yang telah diuraikan di atas maka diangkat sebuah skripsi dengan judul "Interaksi Sosial Warga Komplek Perumahan Bukit Johor Mas, (Studi Deskriptif di Komplek Perumahan Bukit Johor Mas, Kecamatan Medan Johor). 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang dijadikan sebagai obyek penelitian interaksi sosial warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dan masyarakat sekitar komplek perumahan Bukit Johor Mas. Maka masalah ini akan diuraiakan dalam bentuk pertanyaan:

Bagaimana interaksi sosial antar warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar komplek perumahan Bukit Johor Mas? 1.3. Tujuan Penelitian Mengacu kepada masalah yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui interaksi sosial antar warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dan warga komplek perumahan dengan masyarakat sekitar komplek perumahan Bukit Johor Mas 2. Mengungkapkan mengenai interaksi sosial antar warga kompleks perumahan Bukit Johor Mas dan warga Komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan didasarkan pada pendekatan sosiologis. 1.4. Manfaat Penelitian Signifikansi penelitian ini adalah : (1) pentingnya pemahaman tentang perkembangan kota dan perkembangan kehidupan masyarakat yang menyertainya, (2) memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang sisi lain kehidupan perkotaan kepada para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil kebijakan pembangunan dan penataan kota. Maka, manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Secara teoritis manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Memperoleh gambaran yang jelas mengenai interaksi sosial warga komplek perumahan Bukit Johor Mas dengan masyarakat sekitar.

b. Memberikan penjelasan tentang kehidupan warga komplek perumahan Bukit Johor Mas. c. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan sosial khususnya Sosiologi Perkotaan. d. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi refleksi, sehingga dapat dibaca oleh siapa saja yang berminat untuk mengetahui interaksi sosial warga komplek perumahan dan warga komplek perumahan dengan masyarakat sekitar. 2. Manfaat praktis : a. Untuk lebih memahami permasalahan-permasalahan sosiologis yang muncul di tengah masyarakat. b. Sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan oleh pemerintah dalam penanganan permasalahan yang timbul sebagai dampak dari perkembangan kota terutama dalam pembanguan kompleks perumahan. c. untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir penulis melalui karya ilmiah sekaligus penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh yang dihubungkan dengan kerangka pemikiran dan teori sosiologi.