PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan logam pada jenis besi adalah material yang sering digunakan dalam

ARANG KAYU JATI DAN ARANG CANGKANG KELAPA DENGAN AUSTEMPERING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH MEDIA PENDINGIN PADA PROSES HARDENING MATERIAL BAJA S45C

ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 1045 MELALUI PROSES NITRIDASI MENGGUNAKAN MEDIA UREA

PENGARUH TEMPERATUR DAN WAKTU PROSES NITRIDASI TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN FCD 700 DENGAN MEDIA NITRIDASI UREA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEKERASAN PERLAKUAN PANAS BAJA PEGAS DENGAN PENDINGINAN SISTEM PANCARAN PADA TEKANAN 20, 40 DAN 60 PSi. Abstract

ANALISIS PENINGKATKAN KUALITAS SPROKET SEPEDA MOTOR BUATAN LOKAL DENGAN METODE KARBURASI

Machine; Jurnal Teknik Mesin Vol. 2 No. 2, Juli 2016 ISSN :

PENGARUH TEMPERATUR CARBURIZING PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP SIFAT SIFAT MEKANIS BAJA S 21 C

PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PADA PROSES PENGKARBONAN PADAT BAJA MILD STEEL

Jurnal Teknik Mesin, Volume 6, Nomor 1, Tahun

PENGARUH BAHAN ENERGIZER PADA PROSES PACK CARBURIZING TERHADAP KEKERASAN CANGKUL PRODUKSI PENGRAJIN PANDE BESI

Jurnal Mekanikal, Vol. 4 No. 2: Juli 2013: ISSN

Pengaruh Penambahan Barium Karbonat Pada Media Karburasi Terhadap Karakteristik Kekerasan Lapisan Karburasi Baja Karbon Rendah

SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI DENGAN BAHAN ARANG KAYU BK

ANALISA PENGGUNAAN TEMPURUNG KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KEKERASAN BAHAN PISAU TIMBANGAN MEJA DENGAN PROSES PACK CARBURIZING

Pengaruh Variasi Media Karburasi Terhadap Kekerasan Dan Kedalaman Difusi Karbon Pada Baja ST 42

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambahan karbon yang disebut carburizing atau karburasi, dilakukan dengan

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

Heat Treatment Pada Logam. Posted on 13 Januari 2013 by Andar Kusuma. Proses Perlakuan Panas Pada Baja

PENGARUH TINGKAT KEKERASAN DAN KEDALAMAN DIFUSI KARBON PADA BAJA ST 42 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

Berkala Fisika ISSN : Vol.8, No.3, Juli 2005, hal

PENGARUH PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 1029 DENGAN METODA QUENCHING DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN MAKRO STRUKTUR

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA BAJA KARBON RENDAH (ST41) DENGAN METODE PACK CARBIRIZING

PENGARUH KARBURISASI PADAT DENGAN KATALISATOR CANGKANG KERANG DARAH (CaCO2) TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KEASUHAN BAJA St 37

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PROSES SPRAY QUENCHING PADA PLAT BAJA KARBON SEDANG

PENGARUH WAKTU TAHAN PROSES PACK CARBURIZING

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. Luasnya pemakaian logam ferrous baik baja maupun besi cor dengan. karakteristik dan sifat yang berbeda membutuhkan adanya suatu

Penelitian Sifat Fisis dan Mekanis Roda Gigi Transduser merk CE.A Sebelum dan Sesudah Di-Treatment

Oleh : Hafni. Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang. Abstrak

UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PROSES PELAPISAN BAJA DENGAN METODE SEMBURAN KAWAT LAS OKSI-ASITILEN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TEMPERING PADA BAJA St 37 YANG MENGALAMI KARBURASI DENGAN BAHAN PADAT TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Pemodelan terjadinya proses difusi: (a) Secara Interstisi, (b) Secara Substitusi (Budinski dan Budinski, 1999: 303).

ANALISA QUENCHING PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN MEDIA SOLAR

PENGARUH PROSES HARDENING PADA BAJA HQ 7 AISI 4140 DENGAN MEDIA OLI DAN AIR TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. pisau egrek masalah yang sering dijumpai yaitu umur yang singkat yang. mengakibatkan cepat patah dan mata pisau yang cepat habis.

Katalisator Cangkang Keong Mas Terhadap Sifat Mekanik Baja ST42 Melalui Proses Kaburasi

ANALISIS PROSES TEMPERING PADA BAJA DENGAN KANDUNGAN KARBON 0,46% HASILSPRAY QUENCH

13 14 : PERLAKUAN PERMUKAAN

PENGARUH PERBANDINGAN GAS NITROGEN DAN LPG PADA PROSES NITROKARBURISING DALAM REAKTOR FLUIDIZED BED TERHADAP SIFAT MEKANIS BAJA KARBON RENDAH

Vol.16 No.1. Februari 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

Meningkatkan Efektifitas Karburisasi Padat pada Baja Karbon Rendah dengan Optimasi Ukuran Serbuk Arang Tempurung Kelapa

STUDI PENINGKATAN SIFAT MEKANIS SPROKET IMITASI SUPRA 125 DENGAN SISTIM PACK KARBURISING

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

SIDIK GUNRATMONO NIM : D

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH DENGAN METODE FLAME HARDENING WAKTU TAHAN 30 MENIT 1 JAM DAN 1 ½ JAM

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

Analisa Sifat Mekanik Baja St 41 Pada Proses Pack Carburizing Menggunakan Media Arang Tempurung Kelapa Sawit Dengan Variasi Holding Time

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON ST 40 DENGAN METODE NITRIDASI DALAM LARURATAN KALIUM NITRAT

HEAT TREATMENT. Pembentukan struktur martensit terjadi melalui proses pendinginan cepat (quench) dari fasa austenit (struktur FCC Face Centered Cubic)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

BAB 1. PERLAKUAN PANAS

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

PENINGKATAN KEKAKUAN PEGAS DAUN DENGAN CARA QUENCHING

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

ANALISA KEKERASAN PADA PISAU BERBAHAN BAJA KARBON MENENGAH HASIL PROSES HARDENING DENGAN MEDIA PENDINGIN YANG BERBEDA

ANALISA SIFAT MEKANIK PERMUKAAN BAJA ST 37 DENGAN PROSES PACK CARBURIZING, MENGGUNAKAN ARANG KELAPA SAWIT SEBAGAI MEDIA KARBON PADAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan

ANALISA PERUBAHAN DIMENSI BAJA AISI 1045 SETELAH PROSES PERLAKUAN PANAS (HEAT TREATMENT)

Laporan Praktikum Struktur dan Sifat Material 2013

EFFECT OF AGING AND HARDENING NITROKARBURISASI STAINLESS STEEL TYPE PRESPITASI ASSAB CORRAX. Eko Hadi Prasetio, Drs. Syahbuddin, MSc. Ph.

ANALISA PENGARUH WAKTU PENAHANAN TERHADAP NILAI KEKERASAN BAJA AISI 1050 DENGAN METODE PACK CARBURIZING

I. PENDAHULUAN. Definisi baja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu benda

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PROSES AUSTEMPER PADA BAJA KARBON S 45 C DAN S 60 C

STUDI BANDING PELAPISAN MATERIAL SKD11 DENGAN METODE PHYSICAL VAPOUR DEPOSITION DAN THERMAL DIFUSION PADA KOMPONEN INSERT DIES MESIN STAMPING PRESS

PERLAKUAN PACK CARBURIZING PADA BAJA KARBON RENDAH SEBAGAI MATERIAL ALTRENATIF UNTUK PISAU POTONG PADA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA.

APLIKASI SERBUK ARANG TONGKOL JAGUNG DAN SERBUK CANGKANG KERANG MUTIARA SEBAGAI MEDIA CARBURIZER PROSES PACK CARBURIZING BAJA KARBON RENDAH

UJI KEKERASAN BAJA KONSTRUKSI ST-42 PADA PROSES HEAT TREATMENT

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

PENGARUH HOLDING TIME TERHADAP SIFAT KEKERASAN DENGAN REFINING THE CORE PADA PROSES CARBURIZING MATERIAL BAJA KARBON RENDAH. Darmanto * ) Abstrak

PENGARUH TYPE PENGERASAN TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, KEDALAMAN DIFUSI DAN STRUKTUR MIKRO BAJA KARBON RENDAH (MILD STEEL) YANG TELAH DIKARBURISASI

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV Pembahasan 69

PENGARUH KARBURASI DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN TERHADAP MICRO STRUKTUR BAJA KARBON

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES TEMPERING TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4340

PENGARUH PROSES POWDER NITRIDING TERHADAP PERUBAHAN KEKERASAN DAN TEBAL LAPISAN DIFUSI PADA PAHAT BUBUT HIGH SPEED STEEL

ANALISIS PENGARUH TEMPERING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERIAL TEKNIK DIAGRAM FASE

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

KARAKTERISASI PADUAN AlFeNiMg HASIL PELEBURAN DENGAN ARC FURNACE TERHADAP KEKERASAN

1.2. Tujuan 1. Mahasiswa memahami Heat Tratment secara umum 2. Mahasiswa memahami dan mengetahui cyaniding secara umum

ANALISA KERAGAMAN NILAI KEKERASAN BAJA ST-42 MELALUI PROSES KARBURASI MENGGUNAKAN KOMPOSISI BaCO 3 dan CARBON DENGAN VARIASI WAKTU PENAHANAN

PENELITIAN SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA KARBONISASI ARANG KAYU SENGON NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERLAKUAN TEMPERING TERHADAP KEKERASAN DAN KEKUATAN IMPAK BAJA JIS G 4051 S15C SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI. Purnomo *)

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA GAS NITRIDING TERHADAP SURFACE HARDNESS BAHAN BAJA AISI 4140

ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR PENUANGAN DAN TEMPERATUR CETAKAN TERHADAP SIFAT MEKANIS BAHAN PADUAN Al-Zn

Simposium Nasional RAPI XII FT UMS ISSN

Transkripsi:

PENINGKATAN KEKERASAN DENGAN METODA KARBURISASI PADA BAJA KARBON RENDAH (MEDAN) DENGAN MEDIA KOKAS Asfarizal Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Institut Teknologi Padang ABSTRACT The Lower Carbon steel is usually used for special need such as gear, needing the properties of special material that is part of surface contact to medium hardness ( 40 HRC) and also resistance of wear and the inner part has enough time worn elasticity. Getting the material within that characteristic will be difficult to be got and one way to get it is by doing carburization. Carburization which is an application of lowers carbon steel and a media of cocas powder, the warming temperature is about 930 o C, the variation of time within 3, 5 and 7 hours. The experiment result shows the hardness improvement on the surface of specimens from 22, 03 HRC become 30, 13 HRC, 37, 43 HRC and 36, 5 HRC. And the carbon deepness from the surface is 60-80 µm. Keywords : Baja, Karburisasi, Kekerasan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baja karbon rendah banyak digunakan untuk komponen mesin pertanian, teknologi tepat guna, komponen mesin, konstruksi, hal ini disebabkan oleh nilai ekonominya relatif murah, mudah didapat, memiliki kekuatan yang cukup memadai. Untuk keperluan khusus seperti roda gigi, diperlukan material baja yang memiliki sifat-sifat khusus juga antara lain bagian permukaan kontak memiliki kekerasan sedang (40 HRC) serta tahan aus dan bagian dalam memeliki keuletan yang cukup. Di pasaran sulit mendapatkan baja dengan kekerasan yang setara dan kalau ada harganya relatif mahal. Perlakuan panas yang diterapkan, seperti celup cepat (quenching) terhadap baja karbon rendah tidak berpengaruh terhadap peningkatan kekerasannya. Berbagai metoda peningkatan kekerasan permukaan dapat diaplikasikan dan salah satunya dengan Karburisasi adalah meningkatkan konsentrasi karbon dipermukaan dan diharapkan kekerasan dipermukaan juga meningkat namun bagian dalamnya tetap ulet. Proses ini dapat dilakukan dalam furnace selama waktu tertentu dengan media karbon yang diperoleh dari kokas. Temperatur dan waktu sangat berperan selama Temperatur yang tepat dan waktu yang cukup serta media karbon akan menentukan kualitas karburisasi yaitu nilai kekerasan permukaan dan kedalaman karbon dari permukaan. Dalam penelitian ini akan dilakukan karburisasi pada baja karbon rendah St 37 (Medan) atau setara C1010 dengan media kokas dengan pemanas furnace kemudian diuji kualitasnya. 1.2 Batasan penelitian 1. Karburisasi menggunakan medium padat yaitu serbuk kokas. 2. pack karburisasi berupa tabung stainless steel. 3. Temperatur karburisasi 930 o C 4. Variasi waktu karburisasi: 3 jam, 5 jam, dan 7 jam. 5. Setelah karburisasi, didinginkan dengan udara. II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. 2.2. Populasi dan Sampel Spesimen yang digunakan adalah baja pasaran dengan jumlah 15 buah spesimen berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 mm dan tinggi 20 mm. Percobaan dilakukan sebanyak 3 kali dan masingmasing percobaan yang akan diuji menggunakan sampel sebanyak 5 buah dengan urutan sebagai berikut : karburisasi selama 3 jam kemudian didinginkan karburisasi selama 5 jam kemudian didinginkan karburisasi selama 7 jam kemudian didinginkan 2.3. Karburisasi Tahapan percobaan karburisasi adalah sebagai berikut: 1. Proses sebelum karburisasi Bahan dan alat-alat a. Bahan b. Alat-alat TeknikA 1

c. Furnace d. Serbuk kokas e. Kotak sementasi 2. Proses karburisasi 1. Proses pemanasan 2. Pendinginan 3. Proses setelah karburisasi 1. Uji metalografi 2. Uji kekerasan Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literatur Karburisasi Pengerasan permukaan Benda Uji Karburisasi secara padat dengan cara konvensional Uji Metalografi Uji Kekerasan Analisa dan Pembahasan Kesimpulan dan saran Selesai Gambar-1 Diagram Alir Penelitian III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Metalografi. Sebelum karburisasi Pembesaran 500 x Titik 1 Titik 2 Titik 3 TeknikA 2

Setelah karburisasi No. Lama Karburi sasi Pembesaran 50 x 500 x daerah 1 daerah 1 daerah 2 daerah 3 1 3 Jam 2 5 Jam 3 7 Jam Dari hasil foto metalografi menunjukan bahwa sebelum karburisasi struktur mikro spesimen relatif seragam didaerah 1, 2 dan daerah 3 (8 mm dari permukaan), namun setelah dikarburisasi selama 3 jam didaerah 1 dengan pembesaran 50x, menunjukan perbedaan yang nyata dibandingkan sebelum karburisasi, warna kehitaman adalah atomatom karbon yang berdisfusi dekat permukaan warnanya gelap dan semakin jauh dari permukaan warna gelapnya semakin berkurang. Warna terang menunjukan struktur mikro logam yang belum terdisfusi oleh karbon daerah 2 dan daerah 3 dengan pembesaran 500x. Kedalaman karbon berdisfusi ke logam 60 m dari permukaan. Pada waktu karburisasi 5 jam menunjukan bahwa didaerah 1 warna gelapnya lebih pekat dari waktu karburisasi 3 jam, ini berarti jumlah atom-atom karbon yang berdisfusi ke logam lebih banyak sehingga memberikan warna lebih gelap. Kedalaman atom karbon berdisfusi ke logam 60-80 m. Selanjutnya daerah yang terang menunjukan bahwa belum ada atom karbon sampai ke daerah itu. Warna gelap ini diyakini memiliki kekerasan yang lebih tinggi dari kekerasan sebelum specimen di Gambar-2 Foto mikro sebelum dan setelah karburisasi Gambar-3 Kurva kedalaman karbon vs waktu Karburisasi selama 7 jam dinunjukan daerah 1 warnanya gelap pekat dibandingkan karburisasi 5 jam, ini dapat diartikan jumlah atom-atom karbon yang masuk berdisfusi kelogam lebih banyak sehingga memberikan warna gelap pekat. Sebaran atom-atom karbon berdisfusi kelogam lebih menyebar dan kedalaman atom karbon berdisfusi ke logam 60-80 m (0,0024-0,003 inci). Karburisasi dengan pack selama 12 jam sampai 72 jam dapat mencapai kedalaman 0.004-0.060 in (Jurnal Diffusion Treatments). Karburisasi selama 5 dan 7 jam, kedalaman disfusi atom karbon kelogam relatif sama, namun karburisasi 7 jam jumlah atom karbon lebih banyak serta merata dan diduga masalah utama TeknikA 3

disfusi atom karbon lebih dalam lagi adalah energi lompatan yang berkurang dan rapatnya atom-atom logam. Suatu hal dapat disimpulkan adalah karburisasi telah berlangsung baik terhadap baja karbon rendah. Mengacu pada gambar 3, untuk waktu karburisasi 3 jam, 5 jam dan 7 jam dengan temperatur 930 o C mendekati 968 o C (1800 o F) diperoleh kedalaman karbon dipermukaan 0,068 in, 0,081 in dan 0,088 in (172,7 m, 05,7 m dan 223,5 m). Kedalaman karbon hasil percobaan dibandingkan dengan kurva gambar 3, hasilnya belum lagi memuaskan namun dari nilai kekerasan permukaan spesimen menunjukan peningkatan yang signifikan. 3.2 Mekanisme Difusi Pengangkatan atom melalui kisi berlangsung dengan berbagai cara. Istilah difusi Interstisi menggambarkan keadaan ketika atom tidak lagi bergerak disekitar kisi kristal, namun menempati posisi intertisi. Masuknya atom karbon ke kisi atomatom logam membutuhkan energi lompatan, energi ini bisa diperoleh dari panas dari furnace. besi. Dalam hal ini, proses difusi atom-atom untuk pindah dari posisi interstisi sebelahnya dalam kisi yang tidak sempurna. Difusi pada logam dapat dibagi dua; disfusi kekosongan (vacancy diffusion) dan difusi intertisi (interstitial diffusion) Difusi adalah pergerakan atom-atom dari suatu tempat ke tempat lain akibat adanya energi yang berasal dari panas yang diberikan kepada atom tersebut. Disini atom-atom karbon berdifusi ke Fe dan bersenyawa dengan Fe sehingga membentuk sementit (Fe 3 C) pada daerah yang terkena Daerah bisa dilihat dengan adanya ketebalan warna hitam pada daerah yang terkena Ketebalan ini akan dpengaruhi oleh suhu dan waktu yang diberikan. Berikut penjelasan tentang mekanisme difusi melalui gambar 2.5 di bawah ini : Gambar-4 Pergerakan atom. Mekanisme interstisi. Diperlukan energi tambahan karena jarak antara atom yang normal antara atom-atom yang besar berubah ketika atom interstisi bergerak ke letak berikutnya. Mekanisme difusi lainnya digambarkan pada Gambar-5 di bawah ini. Gambar-5 Mekanisme difusi (a) difusi intestisi (b) Difusi Kekosongan bergerak dalam arah yang bertentangan dengan arah difusi atom. Proses ini cenderung terjadi pada paduan karena disini ukuran atom yang bermigran sangat kecil, umpamanya karbon nitrogen, atau hidrogen pada Gambar-6 Asosiasi atau penggabungan atom larut kekosongan selama difusi Pencegahan pembentukan karat setelah proses Pembentukan karat senantiasa menjadi masalah dalam proses karburisasi yang menggunakan medium cair. Setelah penyepuhan dalam air, biasanya sebagian besar dari garam medium dapat dihilangkan, tetapi sisa garam yang masih menempel (sifat garam sangat hidroskopik) dapat merupakan tempat terjadinya oksidasi. Untuk mengatasi hal ini ada beberapa cara yang sederhana yaitu : - Melakukan proses pencucian dalam air yang masih mendidih segera setelah proses pengerasan (penyepuhan) dilakukan. - Untuk meningkatkan ketahanan korosi. Ada baiknya pada air yang mendidih ditambahkan sekitar 10-20 % oli yang mudah larut dalam air. Penetapan tebal lapisan karburisasi (lapisan yang diperkeras) tergantung pada : - Fungsi benda kerja. Yaitu dengan memperhitungkan besar tekanan yang akan dialami besar harga keausan yang diizinkan dan bentuk benda kerja. - Jenis baja yang diproses. Untuk tekanan permukaan yang sama, ukuran ketebalan lapisan yang diperkeras dan menjadi lebih kecil jika digunakan jenis baja yang memiliki ketahanan yang lebih besar. TeknikA 4

Harga kekerasan (HRC No. 30 Vol.1 Thn. XV November 2008 ISSN: 0854-8471 - Besarnya lapisan yang akan dihilangkan melalui proses pemesinan. Berdasarkan uraian tentang karburisasi di atas dapat kita kesimpulan bahwa proses karburisasi hanya akan terjadi pada daerah austenit ( pada suhu 900-950 0 C). karena pada suhu ini difusi atom-atom karbon ke dalam Fe akibat adanya energi yang berasal panas yang diberikan. Pada saat pergerakan ini mencapai titik maksimal pada jarak tertentu, maka daerah tersebut terjadi karburisasi akibat dari atom-atom karbon bersenyawa dengan atom-ataom Fe sehingga terbentuk cementit (Fe 3 C) yang nantinya akan mengubah sifat fisik dari permukaan logam yang terkarburisasi tersebut. Dapat kita lihat reaksi dari proses karburisasi ini sebagai berikut ; 3Fe + 2 CO Fe 3 C + CO 2 Gas CO yang terjadi akibat adanya pemanasan/ pembakaran kemudian bereaksi dan larut/ bersenyawa ke dalam Fe pada fas austenit dan terbentuk cementit (Fe 3 C). 3.3 Uji kekerasan Hasil uji kekerasan setelah spesimen dikarburisasi ditunjukan gambar 06. Didaerah 8 mm dari permukaan harga kekerasannya relatif sama setelah dikarburisasi 3, 5 jam dengan sebelum karburisasi, belum terlihat peningkatan kekerasan signifikan. Namun setelah 7 jam karburisasi terlihat peningkatan nilai kekerasan yang cukup tinggi. 40 30 20 Kurva hasil Uji kekerasan setelah dikarburisasi 3, 5 dan 7 jam 35 25 15 10 daerah >8 mm dari permukaan daerah 2 (4-5mm) Secara keseluruhan peningkatan nikai kekerasan spesimen tertinggi adalah setelah dikarburisasi selama 7 jam yaitu: 30,13 HRc, 37,43 HRC dan 36,5 HRC, sedangkan kekerasan awal spesimen 22,03 HRC. Meningkatnya kekerasan permukaan baja karbon rendah setelah dikarburisasi disebabkan meningkatnya konsentrasi karbon dipermukaan sampai pada kedalaman 80 m. Konsentrasi karbon dipermukaan sampai kedalaman 80 m belum diuji, karena keterbatasan peralatan. IV. KESIMPULAN Dari uraian hasil penelitian tersebut dapat ditarik beberapa kesimpulan: 1. Karburisasi selama 7 jam pada temperatur 900 o C menghasilkan kedalaman karbon masuk kelogam 60-80 m. 2. Kekerasan tertinggi diperoleh pada waktu karburisasi 7 jam yaitu daerah 3; 30,13 HRc, daerah 2; 37,43 HRC dan daerah 1; 36,5 HRC, 3. Konsentrasi karbon dipemukaan sampai kedalaman 80 m belum diuji karena keterbatasan peralatan. DAFTAR PUSTAKA 1. American Sociaty for Metals, Metals Handbook, desk edition, 1995. 2. Directly Hardening, carburizing Journal, 2003 3. Case Hardening Method, Journal 4. Lawrence H. Vlack (terjemahan Sriati Djaprie), (1994), Ilmu dan Teknologi Bahan, Jakarta, Erlangga 5. Prof. Ir. Tata Suardia dan Prof. DR. Shinkuro Saito,(1984), Pengetahuan Bahan Teknik, Cetakan Kelima, Jakarta, Pradya Paramita. 6. R.E. Smallman, (1991), Metalurgi Fisik Modern, Edisi IV, Jakarta, Gramedia 7. Rohim Suratman,(1994), Panduan Perlakuan Panas, Bandung, Institut Teknologi Bandung, (ITB). Sidney Havner,(1986), An Introduction Metalurgy Physic, Second Edition, Singapore, McGraw-Hill 5 daerah 1 ( 1-2mm) 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Waktu karburisasi (jam) Gambar -7 Kurva hasil uji kekerasan terhadap penampang spesimen setelah dikarburisasi selama 3 jam, 5 jam dam 7 jam Pada daerah 2 terjadi peningkatan nilai kekerasan setelah dikarburisasi selama 3, 5 dan 7 jam. Peningkat yang cukup tinggi terjadi setelah dikarburisasi selama 7 jam, bahkan lebih tinggi dari daerah 1 pada waktu karburisasi yang sama. Demikian juga halnya kekerasan di daerah 1, terjadi pengikatan harga kekerasan setelah di TeknikA 5