BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. berbudaya, semakin maju bahasa suatu bangsa semakin menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang menuju kearah kemajuan dan peningkatan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Muhammad Noor Syam bahwa...nampaknya hubungan

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan berpotensi dalam arti yang seluas-luasnya, melalui

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui perundang-undangan dan pengelolaan pendidikan. Tujuan pendidikan sebagaimana termuat dalam Undang-undang tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang dirasa saat ini tidak terlepas dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. itu tidak lepas dari arus globalisasi dan aspeknya yang telah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. menentukan dalam perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. bertaqwa, berbudi luhur, terampil, berpengetahuan dan bertanggungjawab.

BAB I PENDAHULUAN. kearah peningkatan yang lebih positif. Agar usaha-usaha tersebut dapat terwujud

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju. Dalam Allah SWT berfirman Q.S. surah Ar-Ra du ayat 11,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di tingkat Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. akan pentingnya pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Penegasan Judul. Pendidikan adalah suatu proses pertumbuhan dan berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakannya, agar dia bisa menggunakan seluruh potensi yang telah Allah

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. martabat manusia, karena dari proses pendidikan itu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang sangat pesat, berbagai kemajuan yang dialami dapat terwujud

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meraih perbaikan, perubahan dan kemajuan. Manusia dalam skala individu,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bagi individu agar berkembang dan tumbuh menjadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

Pendidikan merupakan bentuk perkembangnya potensi menjadi. manusia yang peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Atau dalam istilah lain yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berupaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. pikir seseorang untuk selalu melakukan inovasi dan perbaikan dalam segala aspek

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

2014 PENGARUH LAYANAN ADMINISTRASI TERHADAP PEMIMPIN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas manusia yang senantiasa tumbuh dan berkembang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan. Disadari atau tidak dalam kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah, karena pendidikan sangat penting bagi kemajuan Negara, bangsa dan agama. Pendidikan nasional di Indonesia dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berfungsi mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu program utama pembangunan nasional, karena kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat dilihat dan ditentukan oleh bangsa tersebut. Sebagai penunjang pelaksanaan pendidikan inilah maka pemerintah membuat suatu Undang-Undang yang mengatur tentang pelaksanaan pendidikan di Indonesia, yaitu dalam ketetapan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Tujuan Pendidikan Nasional disebutkan : Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bermartabat dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertanggung jawab. 1 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung : Citra Umbara, 2003), hal. 5

Tujuan pendidikan nasional tersebut bersifat umum, karena itu perlu dijabarkan menjadi tujuan yang lebih khusus dan operasional sehingga kegiatan pendidikan yang dilaksanakan mempunyai langkah yang konkrit dan pasti. Oleh karenanya dari tujuan pendidikan nasional di atas dijabarkan lagi menjadi tujuan institusional dan tujuan kurikuler yang kemudian dijabarkan lagi kedalam tujuan yang lebih sempit yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Didalam proses pendidikan akan selalu ada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan. Keputusan-keputusan ini, yang disebut dengan keputusan pendidikan, hanya akan dapat diambil dengan bijaksana dan tepat apabila dilandasi oleh informasi yang relevan dan akurat. Baik secara individual maupun secara institusional, keputusan pendidikan dapat digolongkan dalam (a) keputusan didaktif (yang menyangkut pengajaran) guna memenuhi kebutuhan didaktif seperti dalam masalah menyusun kurikulum, masalah peningkatan cara mengajar, masalah pemberian bahan pelajaran tambahan, dan sebagainya (b) keputusan administratif yang diperlukan dalam mengambil tindakan-tindakan administratif di kelas atau di sekolah, umpamanya keputusan untuk menyatakan seorang siswa naik kelas atau tidak, keputusan apakah seseorang dapat diterima sebagai mahasiswa baru atau tidak, keputusan mengenai nilai apa yang akan diberikan dalam sesuatu pelajaran, dan sebagainya (c) keputusan bimbingan dan penyuluhan, yang biasanya diberikan dalam bimbingan belajar ataupun

dalam hal pemilihan pekerjaan, dalam memilih jurusan, dalam hal cara belajar, dan sebagainya. 2 Dalam hal ini tercapainya tujuan pendidikan tersebut erat kaitannya dengan pelaksanaan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan di sekolah, guru selaku pendidik dituntut untuk mampu mengoperasionalkan kurikulum, guru juga tentunya mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pendidikan yang mencakup seluruh seluruh komponen pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan. Keberhasilan siswa dalam memahami materi dalam proses pembelajaran pada hakikatnya merupakan tujuan dari setiap pengajaran. Untuk mengetahui perkembangan dan kemauan belajar yang dicapai siswa diperlukan adanya evaluasi. Evaluasi sebagai salah satu komponen pengajaran mempunyai kedudukan dan peran tersendiri dalam proses belajar mengajar. Melalui evaluasi dapat diketahui apakah tujuan pengajaran sudah tercapai atau belum. Informasi mengenai keberhasilan atau kegagalan sangat penting untuk menetapkan keputusan lebih lanjut mengenai kegiatan belajar mengajar yang baik. Dalam hal ini Muhammad Ali mengungkapkan betapa pentingnya kemampuan guru melaksanakan penilaian (evaluasi) dalam proses belajar mengajar, terutama dalam penilaian mata pelajaran yang telah disampaikan, menurutnya: Evaluasi merupakan umpan balik (feed back) dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan, oleh karena itu kemampuan guru menyusun alat dan melaksanakan 2 Saifuddin Azwar, Test Prestasi: Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar, (Yogyakarta: Liberty, 1987), hal 8

evaluasi merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar secara keseluruhan. 3 Dalam kaitannya dengan hasil evaluasi yang digunakan, penulis kemukakan salah satu firman Allah SWT. yang berbunyi: Islam menegaskan kepada umatnya bahwa evaluasi merupakan hal yang penting untuk diterapkan dalam dunia pendidikan. Dimana evaluasi biasanya dijadikan sebagai media untuk mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik dan kemampuan guru dalam memberikan pengajaran terhadap peserta didik. Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. 4 Evaluasi selalu memegang peranan yang penting dalam segala bentuk pengajaran yang efektif. Dengan evaluasi diperoleh balikan atau feedback yang dipakai untuk memperbaiki dan merevisi bahan atau metode pengajaran, atau untuk menyesuaikan bahan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Evaluasi berguna untuk 3 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1983), hal. 93 4 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran: berdasarkan pendekatan sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 155

mengetahui hingga manakah siswa telah mencapai tujuan pelajaran yang telah ditentukan. 5 Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya dilaksanakan secara bulat, utuh dan menyeluruh, teratur dan sambung menyambung dari waktu ke waktu serta terlepas dari faktor-faktor yang bersifat subjektif. Dengan evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur, terencana dan terjadwal maka guru dapat mengetahui gambaran kemajuan atau perkembangan peserta didik, sejak dari awal program pendidikan sampai akhir program pendidikan yang ditempuh. Evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara berkesinambungan juga dimaksudkan agar guru dapat memperoleh kepastian dan kemantapan dalam menentukan langkah-langkah atau merumuskan kebijaksanaa-kebijaksanaan yang perlu diambil untuk masa-masa selanjutnya, agar tujuan pengajaran dapat dicapai dengan sebaik-baiknya. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru sudah harus menentukan apa tujuan dari pengajaran, artinya apakah yang diharapkan setelah belajar mengajar selesai. Kemudian setelah menentukan tujuannya, maka guru melaksanakan program pengajara atau pelaksanaan proses belajar mengajar. Dan setelah program pengajaran disampaikan, maka guru tersebut dihadapkan lagi pada permasalahan, apakah siswa yang diajarkan telah dapat menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang diberikan itu maka dilakukanlah evaluasi, sehingga dengan evaluasi guru dapat mengetahui sejauhmana 5 S. Nation, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal. 78

siswa dapat menguasai materi pelajaran. Tanpa adanya evaluasi, guru tidak akan dapat mengetahui apa saja kesulitan/hambatan yang dihadapi siswa dan tidak mengetahui perkembangan peserta didik tersebut. Evaluasi hasil belajar matematika pada umumnya dilaksanakan dalam bentuk tes tertulis. Dalam penyusunan tes ini langkah utama yang harus ditempuh agar memadai, yaitu menyusun kerangka. Suatu tes untuk mengevaluasi hasil belajar disebut baik jika materi yang terkandung dalam butir-butir tes tersebut dapat mewakili seluruh materi yang telah dipelajari siswa. Untuk mendapatkan suatu perangkat tes yang representatif seyogyanya dilakukan analisis rasional. Analisis rasional tersebut dituangkan dalam bentuk blue print atau lay out atau kisi-kisi yang berisi pokok-pokok uji yang akan disajikan dalam tes. Kisi-kisi adalah suatu acuan berbentuk kerangka mengenai alokasi bahan, tipe bentuk tes, aspek intelektual, taraf kesukaran, jumlah soal, dan presentasenya. Setelah melengkapi kisi-kisi yang menggambarkan keseluruhan tes yang akan dibuat, hendaknya pembuat tes melengkapinya dengan Format Penulisan Soal (FPS). Format penulisan soal tersebut berguna untuk menyesuaikan butir soal yang dibuat dengan rumusan TIK yang telah disusun sebelumnya, jenjang kognitif yang akan dicapai, tingkat kesukaran, bentuk soal, dan aspek lainnya. Berdasarkan hasil observasi dan informasi yang penulis peroleh pada penjajakan pendahuluan, bahwa pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika yang baik dipengaruhi berbagai faktor yang saling berkaitan dan menunjang antara satu dengan yang lainnya seperti faktor latar belakang pendidikan guru, pengalaman mengajar guru,

pengetahuan teoritis guru tentang evaluasi, jumlah siswa yang ditangani, motivasi serta bimbingan dari Kepala Madrasah, waktu yang tersedia, sarana dan fasilitas pendidikan. Dengan demikian pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika akan berhasil dengan baik apabila faktor-faktor di atas dapat digunakan secara efektif. Inilah yang menjadi tantangan guru matematika, tidak terkecuali pada Madrasah Tsanawiyah Negeri I Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Untuk melihat bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika tersebut, maka penulis berminat untuk melakukan penelitian secara khusus dengan mengangkat judul Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar Matematika pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun Pelajaran 2010/2011 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun Pelajaran 2010/2011? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun Pelajaran 2010/2011?

C. Alasan Memilih Judul Ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul di atas, yaitu : 1. Mengingat mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang harus diikuti oleh siswa disamping mata pelajaran lainnya. 2. Mengingat betapa pentingnya pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika, yakni untuk mengetahui kemampuan siswa, kemampuan guru dalam mengajar matematika, khususnya baik dari segi kurikulum, metode mengajar maupun hasil pengajarannya. D. Definisi Operasional dan Lingkup Pembahasan Agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian pada judul di atas, maka akan penulis ketengahkan penegasan istilah yang terdapat pada judul di atas. 1. Pelaksanaan Pelaksanaan maksudnya proses, cara, pembuatan, melaksanakan (rancangan, keputusan, dan lain sebagainya). Yang penulis maksud dengan pelaksanaan disini adalah cara guru melaksanakan kegiatan memberikan penilaian terhadap hasil belajar siswa. 6 2. Evaluasi Hasil Belajar 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1987) hal. 559

Kata evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian. Yang dimaksud penulis dengan evaluasi disini adalah suatu kegiatan untuk menentukan hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada mata pelajaran matematika. 7 3. Mata Pelajaran Matematika Adalah salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan, baik itu dibawah Departemen Pendidikan Nasional maupun Kementrian Agama mulai dari Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sampai perguruan tinggi, dan termasuk juga di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari. E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun Pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Tahun Pelajaran 2010/2011. 7 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Besar Inggris-Indonesia, (Jakarta : Gramedia, 2000), cet. XXIV, hal. 220

F. Signifikansi Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan antara lain : 1. Sebagai bahan informasi tentang berhasil tidaknya pelaksanaan evaluasi hasil belajar mata pelajaran matematika yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran matematika pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari tersebut. 2. Sebagai satu pertimbangan dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar mata pelajaran matematika, khususnya di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. 3. Untuk menambah pengetahuan penulis dan diharapkan dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang ingin meneliti lebih jauh lagi tentang masalah ini. G. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah memahami skripsi ini, penulis membagi pembahasan penelitian ini dengan sistematika sebagai berikut : BAB I, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, alasan memilih judul, definisi operasional dan lingkup pembahasan, tujuan penelitian, signifikasi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II, Tinjauan teoritis yang meliputi pengertian evaluasi hasil belajar matematika, tujuan dan fungsi evaluasi hasil belajar matematika, alat evaluasi hasil belajar matematika, prosedur pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika, pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan evaluasi hasil belajar matematika.

BAB III, Metode penelitian yang meliputi subjek dan objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, kerangka dasar penelitian, konsep pengukuran, teknik pengolahan data dan analisis data. BAB IV, Laporan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data dan analisis data. BAB V, Penutup meliputi simpulan dan saran.