REGULASI NO. 2001/06

dokumen-dokumen yang mirip
REGULASI NO. 2001/17

REGULASI NO. 2000/04

Tentang Pendirian Kantor Catatan Sipil demi Timor Lorosae

UNTAET INSTRUKSI NOMOR 5/2001 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN KENDARAAN BERMOTOR DI TIMOR LOROSAE

REGULASI NO. 2001/20

REGULASI NO. 2001/14 TENTANG MATA UANG RESMI DI TIMOR LOROSAE

UNTAET Administrasi Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Timor Lorosae REGULASI NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN KEJAKSAAN DI TIMOR TIMUR

REGULASI NO. 2000/05

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/8 TENTANG PENDIRIAN REZIM UNTUK MENGATUR LALU LINTAS DI TIMOR LOROSAE

UNTAET REGULASI NO. 2002/2 TENTANG PELANGGARAN KETENTUAN BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PRESIDEN PERTAMA

REGULASI NO. 2000/09

UNTAET REGULASI NO.2000/03 TENTANG PENDIRIAN KOMISI PELAYANAN UMUM. Wakil Khusus Sekretaris-Jenderal (selanjutnya disebut: Administrator Transisi),

REGULASI NO. 2000/12

REGULASI NO. 2000/14

REGULASI NO. 2001/11

REGULASI NOMOR 28/2001 TENTANG PENDIRIAN DEWAN MENTERI

REGULASI NO. 2000/13

REGULASI NO. 2000/06

REGULASI NO. 2000/11

UNTAET REGULASI NO. 2001/02

REGULASI NO. 2001/18

REGULASI NO. 2000/10

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/1 TENTANG PENDIRIAN TENTARA NASIONAL TIMOR LOROSAE

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BOMB AN A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOMBANA NOMOR \ 0 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN KETENAGALISTRIKAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PEMERINTAH KOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 P a g e. Disusun oleh: Deddy Arief Setiawan ABSTRAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI IZIN TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 7 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG IMPOR SEMENTARA ATAU EKSPOR SEMENTARA KENDARAAN BERMOTOR MELALUI POS LINTAS BATAS NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PARKIR DI KABUPATEN SIDOARJO

Mengingat : membutuhkan pembiayaan sehingga dapat dipungut retribusi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

RETRIBUSI PENYELENGGARAAN DIBIDANG PERHUBUNGAN DI KOTA SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 75 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN IZIN PENYELENGGARAAN POS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA. (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 2 Tahun 2001 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA)

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : a. bahwa untuk kelancaran pemulihan kerugian Daerah agar dapat berjalan lebih

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 7 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 46 TAHUN 2000 (46/2000) TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR

- 1 - QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2012 Seri : C

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG JARINGAN UTILITAS TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI MANGGARAI BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PONTIANAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 T a h u n Tentang Desain Industri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

*12398 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 32 TAHUN 2000 (32/2000) TENTANG DESAIN TATA LETAK SIRKUIT TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG HAK GUNA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2006 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA TUNTUTAN GANTI KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

Transkripsi:

PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/6 5 June 2000 REGULASI NO. 2001/06 TENTANG PENDAFTARAN KENDARAAN BERMOTOR DI TIMOR LOROSAE Wakil Khusus Sekretaris-Jenderal (selanjutnya disebut: Administrator Transisi), Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada Administrator Transisi sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa 1272 (1999) tanggal 25 Oktober 1999, Mengingat Regulasi Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-bangsa di Timor Lorosae (UNTAET) No. 1999/1 tanggal 27 November 1999 tentang Kewenangan Pemerintahan Transisi di Timor Lorosae, Dengan maksud membentuk sebuah rezim untuk pendaftaran dan pengeluaran pelat nomor izin untuk kendaraan bermotor di Timor Lorosae, Setelah berkonsultasi dengan Majelis Nasional, Mengumumkan sebagai berikut: Bab I. Kantor Kendaraan Bermotor untuk Timor Lorosae Bagia n 1 Pembentukan Kantor Kendaraan Bermotor 1.1 Kantor Kendaraan Bermotor untuk Timor Lorosae (selanjutnya disebut: Kantor Kendaraan Bermotor) dengan ini didirikan. 1.2 Kantor Kendaraan Bermotor merupakan sebuah instansi dalam jabatan Kabinet untuk Infrastruktur yang dibentuk sesuai dengan Regulasi UNTAET No. 2000/23. Administrator Transisi dapat menugaskan instansi Kantor Kendaraan Bermotor pada portfolio Kabinet lain sesuai dengan Bagian 1.3 Regulasi UNTAET No. 2000/23.

Bagian 2 Tugas Kantor Kendaraan Bermotor 2.1 Kantor Kendaraan Bermotor bertanggung jawab untuk: mendaftarkan kendaraan bermotor di Timor Lorosae; mengawasi penerbitan surat pendaftaran kendaraan dan pelat nomor izin untuk Kendaraan bermotor di Timor Lorosae; (d) (e) (f) menerbitkan Surat Pendaftaran Kendaraan dan pelat nomor izin untuk kendaraan bermotor di Timor Lorosae; memberi wewenang pada orang untuk memeriksa kendaraan bermotor; memelihara Buku Daftar Kendaraan Bermotor; dan mengumpulkan informasi mengenai kendaraan bermotor dan pemilikannya di Timor Lorosae untuk analisis statistik dan, bila diberi wewenang menurut hukum yang berlaku di Timor Lorosae, untuk mengungkapnya sebagai keterangan kepada instansi peneggak hukum dan instansi pemerintah lain, sesuai dengan Regulasi ini. 2.2 Kantor Kendaraan Bermotor menjalankan fungsi lain sebagaimana diperlukan untuk melaksanakan Regulasi ini dan petunjuk pelaksanaannya. 2.3 Kantor Kendaraan Bermotor menjalankan fungsi lain sebagaimana dapat ditetapkan dalam Regulasi UNTAET lain. Bagian 3 Manajemen Kantor Kendaraan Bermotor 3.1 Berdasarkan rekomendasi Pejabat Kabinet yang bertanggungjawab untuk portfolio Prasarana, Adiministrator Transisi mengangkat seorang yang berketrampilan sebagai Direktur Kantor Kendaraan Bermotor. Direktur Kantor Kendaraan Bermotor dapat dimintai tanggungjawab oleh Pejabat Kabinet untuk jabatan Infrastruktur dan melapor kepada Anggota Kabinet atau pejabat yang diutus oleh Anggota Kabinet tersebut. 3.2 Direktur Kantor Kendaraan Bermotor merupakan petugas utama dan kepala administrasi dari Kantor Kendaraan Bermotor, dan bertanggungjawab untuk pengelolaan menyeluruh dari Kantor Kendaraan Bermotor. Bagian 4

Tanggungjawab Direktur Kantor Kendaraan Bermotor Direktur Kantor Kendaraan Bermotor bertanggungjawab untuk: Membentuk struktur administrasi dan staf guna menjalankan fungsi Kantor Kendaraan Bermotor berdasarkan Regulasi ini; Mengawasi pelaksanaan Regulasi ini oleh para petugas Kantor Kendaraan Bermotor; dan Meninjau keputusan petugas Kantor Kendaraan Bermotor sesuai dengan Bagian 19 Regulasi ini. Bagian II. Pendaftaran Kendaraan Bermotor Bagian 5 Persyaratan untuk Mendaftarkan Kendaraan Bermotor 5.1 Sesuai dengan Bagian 5.2 Regulasi ini, setiap kendaraan bermotor di Timor Lorosae wajib didaftarkan oleh pemilik kendaraan bermotor tersebut dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal Regulasi ini mulai berlaku. 5.2 Masa pendaftaran dapat diperpanjang berdasarkan instruksi UNTAET untuk: kelas kendaraan bermotor tertentu; atau kendaraan bermotor yang dimiliki oleh kategori orang atau badan hukum tertentu. 5.3 Meskipun adanya Bagian 5.1 Regulasi ini, setiap kendaraan bermotor yang tiba di Timor Lorosae dari satu tempat di luar negeri setelah tanggal pemberlakuan Regulasi ini wajib didaftarkan oleh pemilik kendaraan bermotor tersebut dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal impor, kecuali jika diekspor sebelum lewat batas waktu tiga puluh hari tersebut. 5.4 Meskipun adanya Bagian 5.1 dan Bagian 5.3 Regulasi ini, sebuah agen penjualan kendaraan bermotor wajib mendaftarkan sebuah kendaraan bermotor dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak perolehan kendaraan tersebut, tanpa mempertimbangkan apakah kendaraan bermotor tersebut saat ini digunakan di Timor Lorosae. Bagian 6 Kategori Pendaftar 6.1 Kendaraan bermotor didaftarkan menggunakan nama pemilik yang dapat sebagai:

seorang yang berusia 18 tahun ke atas; perusahaan yang didaftarkan sesuai dengan Regulasi UNTAET 2000/4; (d) UNTAET, termasuk Polisi Sipil dan unsur tentara dari UNTAET; atau badan hukum yang beroperasi di Timor Lorosae, termasuk: (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vii) lembaga keagamaan atau politik; Kantor Perwakilan pemerintah asing; instansi pemerintah asing; instansi Perserikatan Bangsa-bangsa; lembaga swadaya masyarakat; dan setiap bentuk badan hukum lain yang ditetapkan oleh instruksi UNTAET. 6.2 Bila kendaraan bermotor dimiliki sejumlah orang atau badan hukum, kendaraan itu didaftarkan berdasarkan nama salah seorang dari sejumlah orang tersebut, sebagiamana disetujui mereka sendiri. 6.3 Kendaraan bermotor yang dimiliki oleh perusahaan atau badan hukum sebagaimana ditentukan dalam Bagian 6.1(d) Regulasi ini harus didaftarkan oleh seorang yang diberikan wewenang untuk melakukan fungsi itu. Bagian 7 Permohonan Pendaftaran Seorang pemohon untuk pendaftaran sebuah kendaraan bermotor diwajibkan mengisi Formulir Pendaftaran Kendaraan Bermotor di Kantor Kendaraan Bermotor. Bagian 8 Pendaftaran Sementara Seseorang atau badan dapat mengajukan permohonan untuk pendaftaran sementara sebuah kendaraan bermotor bila orang atau badan tersebut dapat memenuhi persyaratan pendaftaran selain daripada bukti kepemilikan kendaraan bermotor yang mau didaftarkan. Bagian 9 Keputusan Pendaftaran Kantor Kendaraan Bermotor, dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak menerima permohonan sesuai dengan Bagian 7 atau Bagian 8 Regulasi ini, harus menetapkan: menyetujui permohonan dan, berdasarkan pembayaran suatu biaya,

mengeluarkan Kartu Pendaftaran Kendaraan dan sebuah set pelat nomor izin, atau menolak permohonan sesuai dengan itu dan memberi penjelasan tertulis mengenai dasar penolakan tersebut pada pemohon. Bagian 10 Biaya Biaya yang harus dibayar berdasarkan Regulasi ini ditetapkan dalam instruksi UNTAET. Bagian 11 Lamanya Pendaftaran 11.1 Berdasarkan Bagian 12 dan Bagian 14 Regulasi ini, bila satu permohonan pendaftaran disetujui sesuai dengan Bagian 9 Regulasi ini: pendaftaran tersebut harus diberikan untuk suatu masa yang tidak ditentukan sebelumnya, bila permohonan pendaftaran dibuat sesuai dengan Bagian 7; atau pendaftaran tersebut diberikan untuk jangka waktu yang tidak lebih dari 6 (enam) bulan, bila permohonan pendaftaran dibuat sesuai dengan Bagian 8. 11.2 Bila kepemilikan sebuah kendaraan bermotor tidak ditentang selama jangka waktu pendaftaran sementara, pada akhir periode ini, pendaftaran harus diberikan untuk suatu masa yang tidak tentu, sesuai dengan Bagian 12 dan Bagian 14 Regulasi ini. 11.3 Bila kepemilikan sebuah kendaraan bermotor dipertentangkan dalam jangka waktu pendaftaran sementara, pendaftaran tersebut ditangguhkan sampai kepemilikan kendaraan tersebut ditentukan. Bagian 12 Pemindahan Kepemilikan Bila kepemilikan kendaraan bermotor berubah karena transaksi komersial atau bentuk proses legal, pemilik baru wajib mengajukan permohonan untuk pendaftaran sesuai dengan Regulasi ini selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah diperolehnya kendaraan bermotor tersebut. Bagian 13 Pemberitahuan Perincian Pendaftaran 13.1 Seorang yang mengajukan pendaftaran harus memberitahukan Kantor Kendaraan Bermotor bila ada perubahan mengenai:

penggunaan primer kendaraan bermotor yang didaftarkan dalam waktu 7 (tujuh ) hari sejak perubahan itu terjadi; informasi lain, termasuk spesifikasi teknis, yang diberikan sehubungan dengan kendaraan bermotor yang didaftarkan dalam Formulir Pendaftaran Kendaraan dalam waktu 15 (lima belas) hari sejak terjadinya perubahan tersebut; dan setiap informasi lain yang diberikan dalam Formulir Pendaftaran Kendaraan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya perubahan tersebut. 13.2 Kantor Kendaraan Bermotor harus, dalam waktu 10 (sepuluh) hari sejak diterimanya pemberitahuan sesuai dengan Bagian 13.1 Regulasi ini, mengeluarkan kepada pendaftar sebuah Kartu Pendaftaran Kendaraan baru dan, bila perlu, sebuah set pelat nomor izin kendaraan baru. Bagian 14 Pembatalan Pendaftaran 14.1 Pemilik sebuah kendaraan bermotor dapat mengajukan pada Kantor Kendaraan Bermotor untuk membatalkan pendaftaran kendaraan bermotor tersebut. 14.2 Kantor Kendaraan Bermotor setiap saat dapat membatalkan pendaftaran kendaraan bermotor. 14.3 Setelah pembatalan pendaftaran berdasarkan Bagian 14.2 Regulasi ini, Kantor Kendaraan Bermotor harus, dalam waktu 10 (sepuluh) hari, memberi tahu secara tertulis pada pemohon pendaftaran kenyataan mengenai dasar pembatalan tersebut. 14.4 Setelah pembatalan pendaftaran, pemohon pendaftaran harus menyerahkan Kartu Pendaftaran Kendaraannya pada Kantor Kendaraan Bermotor dan, bila memiliki pelat nomor izin kendaraan untuk kendaraan bermotor yang bersangkutan, pelat nomber tersebut diserahkan juga. Bagian III. Ketentuan Umum Bagian 15 Kartu Pendaftaran Kendaraan 15.1 Setiap saat bila sebuah kendaraan bermotor digunakan, orang yang menggunakan kendaraan tersebut harus membawa Kartu Pendaftaraan Kendaraan yang dikeluarkan untuk kendaraan tersebut. 15.2 Setiap perubahan atau modifikasi Kartu Registrasi Kendaraan yang tidak didasarkan wewenang yang sah telah merupakan pembatalan atas kartu tersebut.

Bagian 16 Pelat nomor izin 16.1 Satu-satunya pelat nomor izin yang boleh dipasang pada suatu kendaraan bermotor yang didaftarkan sesuai dengan Regulasi ini adalah pelat nomor izin yang dikeluarkan oleh Kantor Kendaraan Bermotor dalam bentuk sesuai dengan instruksi UNTAET. 16.2 Pelat nomor izin hanya dapat dikeluarkan jika dibayar biaya yang tidak dapat ditagih kembali. Bagian 17 Buku Daftar Kendaraan Bermotor Kantor Kendaraan Bermotor wajib memeliharah Buku Daftar Kendaraan Bermotor. Bagian 18 Penanganan Informasi 18.1 Setiap informasi yang disimpan oleh Kantor Kendaraan Bermotor, termasuk informasi menyangkut Buku Daftar Kendaraan Bermotor, yang memungkinkan identitas seorang menjadi jelas atau mampu dipastikan (selanjutnya disebut: informasi pribadi) harus menunduk pada sarana perlindungan rahasia pribadi, sebagaimana ditentukan dalam hukum yang berlaku. 18.2 Informasi yang dikumpulkan sesuai dengan Regulasi ini disimpan selama paling sedikit 5 (lima) tahun sejak tanggal dikumpulkannya informasi tersebut. 18.3 Seorang pemohon pendaftaran mempunyai hak untuk: memperoleh informasi menyangkut pendaftaran kendaraan bermotor yang dimiliki orang yang mengajukan pendaftaran yang disimpan oleh Kantor Kendaraan Bermotor; dan memohon koreksi atas informasi demikian bila dicatat secara tidak tepat atau tidak lengkap oleh Kantor Kendaraan Bermotor. Bagian 19 Proses Tinjauan 19.1 Seorang atau badan hukum yang dirugikan oleh: suatu keputusan yang dibuat oleh seorang pejabat Kantor Kendaraan Bermotor sesuai dengan Regulasi ini; atau suatu kelalaian seorang petugas Kantor Kendaraan Bermotor untuk membuat

keputusan dalam kurun waktu yang ditetapkan dalam Regulasi ini; dapat mengajukan permohonan tertulis untuk tinjauan kepada Direktur Kantor Kendaraan Bermotor. 19.2 Dalam waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah diterimanya permohonan berdasarkan Bagian 19.1 Regulasi ini, Direktur Kantor Kendaraan Bermotor harus: dalam hal di mana keputusan sudah diambil, menahan atau menolak keputusan tersebut; atau dalam hal keputusan tidak diambil dalam batas waktu tertentu, membuat keputusan demikian; dan memberitahukan kepada pelamar mengenai keputusan secara tertulis. 19.3 Seorang pemohon dapat menentang dalam pengadilan yang berwenang di Timor Lorosae: suatu keputusan Direktur Kantor Kendaraan Bermotor setelah tinjauan sesuai dengan Bagian 19.2 Regulasi ini; atau suatu kelalaian Direktur Kantor Kendaraan Bermotor untuk melakukan tinjauan dalam kurun waktu sebagaimana ditentukan dalam Bagian 19.2 Regulasi ini. Bagian 20 Pelanggaran Administratif Hal berikut merupakan pelanggaran yang dikenakan hukuman oleh Kantor Kendaraan Bermotor: (d) kelalaian untuk mengajukan permohonan untuk mendaftarkan kendaraan bermotor dalam batas waktu yang ditetapkan dalam Regulasi ini; kelalaian untuk membayar biaya pendaftaran atau administrasi yang terhutang berdasarkan Regulasi ini; kalalaian untuk membuat pemberitahuan sesuai dengan Bagian 13 Regulasi ini atau kelalaian untuk memberi informasi atau dokumentasi sehubungan dengan pemberitahuan tersebut; kalalaian untuk mengembalikan suatu Kartu Pendaftaran Kendaraan dan bila dikenakan, pelat nomor izin, sebagaimana diharuskan berdasarkan Regulasi ini. Bagian 21 Definisi

Dalam Regulasi ini, sepeda motor berarti kendaraan bermotor yang bergerak hanya dengan 2 (dua) roda atau, di mana dipasang sebuah kereta samping, bergerak dengan menggunakan tidak lebih dari 3 (tiga) roda; (d) (e) kendaraan bermotor berarti kendaraan yang menggunakan atau dibuat dengan maksud menggunakan tenaga yang menguap, uap air, gas, minyak, listrik atau tenaga penggerak yang lain, tidak termasuk kekuatan manusia atau hewan, sebagai sarana pokok untuk menggerakkan, tetapi tidak termasuk sepeda motor dengan kekuatan mesin di bawah lima puluh (50) cc dan kursi roda yang memakai mesin; petugas Kantor Kendaraan Bermotor berarti setiap orang yang dipekerjakan sebagai pegawai Kantor Kendaraan Bermotor, tidak termasuk Direktur Kantor Kendaraan Bermotor; gandengan berarti kendaraan atau mesin yang bergerak di atas roda yang tidak digerakkan sendiri dan dibangun atau dirubah untuk ditarik oleh kendaraan bermotor; dan kendaraan berarti setiap pengangkut yang dibuit dengan maksud bergerak di atas roda atau jalur berkesinambungan di sepanjang jalan yang terbuka untuk umum. Bagian 22 Pemberlakuan Regulasi ini mulai berlaku pada tanggal 5 June 2001. Sergio Vieira de Mello Administrator Transisi