BAB I PENDAHULUAN. orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. antara lain: disebabkan oleh penyakit infeksi (28,1 %), penyakit vaskuler

BAB I PENDAHULUAN UKDW. S.Thypi. Diperkirakan angka kejadian ini adalah kasus per

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber energi utama yang diperlukan oleh tubuh manusia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Identifikasi Masalah Apakah daun beluntas menghilangkan bau badan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Fitokimia (Harborne 1987) Uji alkaloid. Penentuan Bakteriostatik Uji flavonoid dan senyawa fenolik. Penentuan Bakterisidal

I. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB V PEMBAHASAN. graveolens L.), kemangi (Ocimum bacilicum L.) serta campuran keduanya. terhadap pertumbuhan Candida albicans in vitro yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dialami oleh siapa saja dan dapat terjadi dimana saja baik dirumah, tempat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan Candida albicans Pada Plat Resin Akrilik telah dilakukan bulan

I.PENDAHULUAN. tingkat keparahan luka yang dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 4. Borok Pada Ikan Mas yang Terinfeksi Bakteri Aeromonas hydrophila

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Rerata Zona Radikal. belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap bakteri penyebab

I. PENDAHULUAN. Peternakan broiler merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang

ion dari dua zat atau lebih. Pelarut etanol akan melarutkan senyawa polar yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bakteri. Penyakit karena bakteri sering terjadi di lingkungan sekitar, salah

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berjuang menekan tingginya angka infeksi yang masih terjadi sampai pada saat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan konsentrasi 25%, 50%

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009). Selain harganya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terkumpul dilakukan pengolahan serta analisis data dengan hasil sebagai

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai macam penyakit infeksi yang membutuhkan antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan penyebab yang banyak menimbulkan kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

BAB 1. PENDAHULUAN. dengan adanya cairan yang mudah terbakar seperti bensin, gas kompor rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan tanaman herbal sebagai alternatif pengganti obat masih sebagian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hand sanitizer berbahan aktif ekstrak kulit buah matoa konsentrasi 0,5%

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemanfaatan obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan berkembang dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jamur Candida albicans diperoleh data yang menunjukkan bahwa F hitung > F tabel

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 0,1%, usia tahun 0,4 %, usia tahun 1,8%, usia tahun 5,9%

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. positif yang hampir semua strainnya bersifat patogen dan merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. folikel rambut dan pori-pori kulit sehingga terjadi peradangan pada kulit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN ANTIMIKROBA NABATI DARI FILTRAT ILALANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) Daun Belimbing Wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB I PENDAHULUAN. (Uta, 2003). Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit dipenuhi oleh minyak, sel kulit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranahta

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. banyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan negara maju (Simadibrata &

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN tercatat sebagai negara yang memiliki prevalensi terendah kejadian

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk pribadi yang kuat (Abednego, 2013:24) namun menerapkan pola

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka merupakan hal yang sering terjadi dan dapat mengenai semua orang di seluruh dunia, mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Menurut Sumarji (2009), luka adalah kerusakan fisik yang terjadi ketika tubuh seseorang secara tiba-tiba terpajan kekuatan yang berlebihan atau terputusnya kontinuitas suatu jaringan oleh karena adanya cedera atau pembedahan. Penyebab luka bermacam-macam, contohnya kecelakaan lalu lintas, luka tertusuk, luka bakar, dll. Luka mengakibatkan terbukanya kulit sebagai salah satu sistem pertahanan tubuh, yang mengakibatkan terjadinya perdarahan sekaligus terbukanya jalan masuk bagi bakteri, jamur, virus kedalam tubuh dan mengakibatkan timbulnya peradangan. Pengobatan dengan obat-obat sintetis telah berkembang dan penemuan berbagai zat kimia sebagai antibakteri telah banyak, akan tetapi salah satu masalah global yang sedang dihadapi adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik baik pada negara berkembang maupun negara maju. Seiring perkembangan zaman yang semakin canggih seperti sekarang ini, pemakaian dan pendayagunaan obat tradisional di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Menurut Rochana (2009) obat-obat tradisional kembali digunakan masyarakat sebagai salah satu alternatif pengobatan, disamping obat-obatan modern yang berkembang di pasar. Bahan obat tradisional biasanya digunakan berdasarkan pengalaman empiris. Beberapa jenis gulma yang berpotensi sebagai tanaman obat dalam upaya 1

2 mempercepat penyembuhan luka antara lain Imperata cylindrica dan Cyperus rotundus. Beberapa komposisi yang ditemukan pada akar Imperata cylindrica diantaranya adalah isoklorogenat, asam p-kumarat, katekol, asam klorogenat, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, beta-sitosterol, skopoletin, fernenol, isoarborinol, kampesterol, stigmasterol, silindrin, simiarenol, saponin, tannin dan lain sebagainya. Penelitian mengenai potensi akar Imperata cylindrica telah cukup banyak dilakukan, seperti akar alang-alang sebagai anti inflamasi (Park, 2004), penghambat urinasi pada tikus (Sripanidkulchai dkk. 2001), antidiuretik (Kanchanapee, 1967), dan aktivitas antioksidan (Khaerunnisa, 2009). Selain tanaman Imperata cylindrica, Cyperus rotundus juga berpotensi sebagai tanaman obat dalam upaya mempercepat penyembuhan luka. Umbi Cyperus rotundus ini mengandung komponen-komponen kimia antara lain minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, polifenol, resin, amilum tanin, triterpen, d- glukosa, d-fruktosa dan gula tak mereduksi (Murnah, 1995). Hasil identifikasi senyawa aktif seperti alkaloid, flavonoid bersifat anti bakteri, dimana zat tersebut berperan sebagai anti mikroba dan anti jamur. Dengan adanya zat tersebut sebagai antibakteri dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen dan mencegah terjadinya infeksi pada luka sehingga kesembuhan luka dapat dipercepat (Iswantini dkk, 2003). Adanya minyak atsiri ini bersifat analgetik (Astuti dkk, 1996). Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nuryana (2007), pemberian ekstrak etanol umbi teki secara topical mampu menyembuhkan luka eksisi kulit punggung pada mencit. Hesti,dkk (2003) dalam penelitiannya membuktikan bahwa Cyperus rotundus juga bersifat analgetik (menghilangkan rasa nyeri). Cyperus rotundus juga bersifat anti bakteri untuk menyembuhkan sariawan (Ahmad dkk, 2009).

3 Saponin adalah senyawa aktif yang kuat dan menimbulkan busa jika dikocok dalam air sehingga bersifat seperti sabun dan mempunyai kemampuan antibakterial (Robinson, 1995). Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri sehingga dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan rusak dan lisis (Siswandono dan Soekarjo, 1995). Saponin mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi melawan fungi. Aktivitas fungisida terhadap Trichoderma viride telah digunakan sebagai metode untuk mengidentifikasikan saponin. Mekanisme kerja saponin sebagai antifungi berhubungan dengan interaksi saponin dengan sterol membran (Faure, 2002). Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah sebagai berikut: toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau subtrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri. Tanin diduga dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati (Ajizah, 2004). Tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik (Masduki, 1996). Minyak atsiri berperan sebagai antibakteri dengan cara mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna. Minyak atsiri yang aktif sebagai antibakteri dan mengandung proxeronin pada umumnya mengandung gugus fungsi hidroksil (-

4 OH) dan karbonil. Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi protein dan sel membran mengalami lisis (Parwata dkk, 2008). Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut (Robinson, 1991). Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan yang bekerja dengan cara mendenaturasi protein yang dapat menyebabkan aktifitas metabolisme sel bakteri berhenti karena semua aktifitas metabolisme sel bakteri dikatalisis oleh suatu enzim yang merupakan protein. Berhentinya aktifitas metabolisme ini akan mengakibatkan kematian sel bakteri (Trease dan Evans, 1978). Flavonoid juga bersifat bakteriostatik yang bekerja melalui penghambatan sintesis dinding sel bakteri (Mazlan, 1993). Penelitian tentang beberapa zat aktif pada Imperata cylindrica dan Cyperus rotundus dalam kaitannya sebagai senyawa untuk pengobatan luka bakar belum dikaji sampai saat ini. Penggunaan Imperata cylindrica dan Cyperus rotundus sebagai antimikroba nabati perlu dibuktikan secara ilmiah sehingga pada penelitian ini dilakukan pengujian Pengaruh konsentrasi dan frekuensi pemberian antimikroba nabati dari filtrat Ilalang (Imperata cylindrica) dan Teki (Cyperus rotundus) terhadap diameter luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus).

5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah pemberian jenis antimikroba nabati mempengaruhi perbedaan panjang luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus)? 2. Apakah pemberian berbagai frekuensi jenis antimikroba nabati mempengaruhi perbedaan panjang luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus)? 3. Apakah interaksi antara jenis antimikroba nabati dalam berbagai frekuensi mempengaruhi perbedaan panjang luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus)? 4. Manakah pemberian jenis antimikroba nabati yang memiliki pengaruh terbaik dalam menyembuhkan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus)? 5. Berapakah pemberian berbagai frekuensi jenis antimikroba nabati yang memiliki pengaruh terbaik dalam menyembuhkan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus)? 6. Manakah interaksi antara pemberian jenis antimikroba nabati dalam berbagai frekuensi yang memiliki pengaruh terbaik dalam menyembuhkan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus)?

6 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pemberian jenis antimikroba nabati dalam mempengaruhi lama penyembuhan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 2. Untuk menganalisis pemberian berbagai frekuensi jenis antimikroba nabati dalam mempengaruhi lama penyembuhan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 3. Untuk menganalisis interaksi berbagai jenis antimikroba nabati dalam berbagai frekuensi yang mempengaruhi perbedaan diameter luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 4. Untuk menentukan manakah pemberian konsentrasi jenis antimikroba nabati yang memiliki pengaruh terbaik dalam menyembuhkan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 5. Untuk menentukan berapakah pemberian berbagai frekuensi jenis antimikroba nabati yang memiliki pengaruh terbaik dalam menyembuhkan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 6. Untuk menentukan interaksi pemberian jenis antimikroba nabati dalam berbagai frekuensi yang memiliki pengaruh terbaik dalam menyembuhkan luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Peneliti ingin memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat tentang pengaruh konsentrasi pemberian antimikroba nabati dari filtrat ilalang

7 (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus) terhadap diameter luka bakar pada kulit tikus putih (Rattus norvegicus). 2. Bagi masyarakat Diperoleh metode baru yang dapat diaplikasikan pada industri skala kecil dan menengah untuk menghasilkan obat penyembuh luka bakar berbahan filtrat ilalang (Imperata cylindrica) dan teki (Cyperus rotundus). 1.5 Definisi Istilah 1. Pengaruh: Suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya (Oktaviani, 2013). 2. Konsentrasi adalah perbandingan volume zat terlarut dengan volume larutan dikalikan 100%. (Syukri, S. 1999). 3. Antimikroba nabati: Obat pembasmi mikroba yang terbuat dari tumbuhtumbuhan, khusunya mikroba yang merugikan manusia (Widjojo, 2009). 4. Filtrat: Pemisahan dari campuran heterogen yang mengandung cairan dan partikel-partikel padat dengan menggunakan media filter yang hanya meloloskan cairan dan menahan partikel-partikel padat (Atmojo, 2011). 5. Luka bakar: Kerusakan pada jaringan tubuh yang disebabkan oleh bahan kimia, panas, listrik, sinar matahari atau radiasi (Rafif, 2009). 1.6 Batasan Masalah Dalam penelitian ini menggunakan batasan masalah sebagai berikut: 1. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada: Cyperus rotundus (teki), Imperata cylindrica (ilalang).

8 2. Bagian tanaman yang digunakan adalah bagian akar dari ilalang dan umbi (rimpang) rumput teki. 3. Subyek penelitian adalah tikus putih (Rattus novergicus). 4. Penelitian ini dibatasi hanya pada diameter luka bakar derajat II pada kulit tikus putih. 5. Frekuensi pemberian filtrat yaitu 1x sehari dan 2x sehari. 6. Konsentrasi filtrat pada penelitian ini yaitu ilalang 10.5%. 12.5% dan 14.5%, sedangkan teki yaitu 2%, 4% dan 6%.