I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan sebagai

PENGELOLAAN LINGKUNGAN PASCA-AMDAL, UKL/UPL ATAU ISO PADA INDUSTRI KIMIA DI KABUPATEN BOGOR AGUS DWI WAHYONO

BAB I PENDAHULUAN. barang dan jasa, pemakaian sumber-sumber energi, dan sumber daya alam.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 99 TAHUN TENTANG

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

AMDAL vs UKL/UPL. Pengajar : Salmani, ST., MS., MT.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 47 Tahun : 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III LANDASAN TEORI

KEBIJAKAN PENYUSUNAN LAPORAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (RPL)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

PERBEDAAN AMDAL DAN ANDAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

A M D A L (ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN)

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN KAWASAN

PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan hidup disebabkan berbagai hal, salah satunya pertumbuhan penduduk.

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR TETAP PENYUSUNAN DAN PENGESAHAN DOKUMEN KAJIAN LINGKUNGAN WALIKOTA MALANG,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Re

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 33 TAHUN 2001 SERI C NOMOR 4 PERATURAAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG

Prosedur dan mekanisme AMDAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Pokok-Pokok Substansi PERATURAN PEMERINTAH NO 24 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN INDUSTRI

Sistem Manajemen Lingkungan Menurut ISO 14001

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

Pendekatan Pengelolaan Lingkungan. Investigasi Kerusakan Lingkungan. PengelolaanLingkunganHidup:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2008 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PEDOMAN PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN (KA-ANDAL)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2009

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 21 TAHUN 2015 SERI E.16

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

Globalisasi perekonomian menimbulkan pencemaran dan memunculkan kepedulian terhadap lingkungan. ISO mengembangkan standar spesifik lingkungan bagi

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI LANDAK BUPATI LANDAK,

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

3. Kedalaman rencana pemantauan lingkungan hidup

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-42/MENLH/11 /94 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN AUDIT LINGKUNGAN,

AMDAL PERTAMBANGAN I. UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG IZIN LINGKUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1993 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP (AMDAL) KABUPATEN BULUNGAN

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

Baharuddin Nurkin, Ph.D Lahir : 24 Febr. 1946, Bantaeng Pendidikan formal: M.Sc (Washington State Univ. USA, 1983); Ph.D (University of Idaho, USA, 19

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 54 TAHUN 2008 WALIKOTA BOGOR,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada hakekatnya pembangunan adalah kegiatan memanfaatkan sumberdaya

PB 4. AMDAL, UKL dan UPL. AMDAL, UKL dan UPL

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL)

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (RPL)

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam beserta lingkungan merupakan suatu kesatuan sistem ekologis atau ekosistem yang mempunyai manfaat langsung dan tak langsung bagi manusia. Dalam ekosistem sumberdaya alam ini manusia merupakan konsumen yang berperan aktif dalam proses produksi dan pendayagunaan sumberdaya alam. Seiring dengan peningkatan perkembangan penduduk secara langsung maupun tidak langsung akan diiringi dengan peningkatan kegiatan pembangunan. Pembangunan pada hakekatnya adalah gangguan terhadap keseimbangan lingkungan, yaitu usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan lingkungan dari tingkat kualitas yang dianggap kurang baik ke keseimbangan baru pada tingkat kualitas yang dianggap lebih tinggi. Di sisi lain, pembangunan juga akan menimbulkan perubahan-perubahan dalam ekosistem sehingga dapat berpengaruh terhadap sumberdaya lainnya. Kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kualitas hidup disertai peningkatan konsumsi sumberdaya alam serta degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Sebagian kalangan bisnis masih melihat bahwa lingkungan sebagai sesuatu yang tidak terbatas, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa degradasi lingkungan dapat disebabkan karena pola pendekatan yang tidak ramah lingkungan. Dalam tatanan sosial sekarang, kerusakan lingkungan dan degradasi mutu lingkungan terjadi antara lain karena adanya pelanggaran implementasi hukum lingkungan oleh kalangan bisnis, walupun tidak semuanya harus dilimpahkan ke pihak industri karena individu, masyarakat bahkan negara juga punya andil dalam kerusakan lingkungan. Meningkatnya kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup juga disebabkan adanya egosentris daerah dalam pemanfaatan sumber daya alam. Degradasi sumberdaya alam dan lingkungan juga telah terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Berdasarkan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Bogor (2007), disebutkan bahwa isu utama degradasi sumberdaya alam dan lingkungan adalah rendahnya mutu air sungai, pencemaran air limbah, penurunan kualitas udara, kerusakan lahan akibat penambangan dan tingginya perusahaan yang

2 belum mengelola limbah B3nya dengan baik. Salah satu kontribusi terbesar yang mempengaruhi terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan tersebut adalah meningkatnya kegiatan pembangunan dan jumlah industri di Kabupaten Bogor. Untuk mengatasi masalah degradasi sumberdaya alam dan lingkungan diperlukan instrumen untuk pencegahan dan penanggulangan yang didukung oleh mekanisme berupa perangkat peraturan perundang-undangan. Untuk mencegah dan mengurangi pengaruh negatif dan resiko yang mungkin terjadi perlu dilengkapi dengan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang telah diatur di dalam Undang-Undang No. 4 tahun 1982. Peraturan tersebut kemudian diatur lebih lanjut dalam peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986. Kedua peraturan tersebut menyebutkan bahwa semua rencana kegiatan yang diprakirakan akan berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib disertai dengan studi AMDAL. Sesuai dengan pasal 2 Peraturan Pemerintah No 29 tahun 1986 disebutkan bahwa bagi rencana usaha atau kegiatan yang tidak ada dampak pentingnya harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauan lingkungan (UPL). Peraturan tersebut kemudian direvisi menjadi Undang-Undang No. 23 tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1999. AMDAL atau UKL & UPL merupakan suatu kebijakan pemerintah yang sifatnya wajib (mandatory) dalam upaya pencegahan dampak lingkungan dan sekaligus merupakan bagian dari dokumen perijinan mendirikan bangunan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup pada perusahaan dapat dilakukan dengan penerapan sistem manajemen lingkungan (SML). Standar sistem manajemen lingkungan merupakan standar yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh berbagai perusahaan, diantaranya adalah standar ISO seri 14001 (SML ISO 14001). Sebagaimana telah dipahami bersama oleh segenap pemangku kepentingan (stakeholder), perolehan sertifikat ISO 14001 tentunya bukan merupakan tujuan akhir dari penerapan Sistem Manajemen Lingkungan, namun merupakan langkah awal yang baik untuk senantiasa meningkatkan upaya pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan prinsip continual improvement oleh suatu perusahaan. SML ISO 14001 merupakan suatu perangkat pengelolaan

3 lingkungan hidup yang sifatnya sukarela (voluntary) yang bertujuan untuk mencapai perbaikan pengelolaan dan pengendalian dampak lingkungan yang mengutamakan ketaatan terhadap peraturan (Hadiwiardjo, 1997). Kedudukan RKL dan RPL dalam proses AMDAL atau UKL/UPL sangat penting, terutama pada saat operasional. Dari sudut hukum, RKL dan RPL merupakan sarana pengelolaan, pemantauan dan pengawasan atas ditaatinya ketentuan perundang-undangan yang bertalian dengan baku mutu lingkungan dan prosedur administratif untuk kepentingan inspeksi (inspection procedure) oleh instansi yang bertanggung jawab setelah ijin dikeluarkan. Apabila suatu industri telah menerapkan hasil studi AMDAL terutama yang tertuang dalam dokumen RKL dan RPL atau UKL & UPL dan telah mendapatkan sertifikat SML ISO 14001, mengindikasikan bahwa kinerja manajemen lingkungan industri tersebut dapat dikatakan baik. Berbagai perusahaan telah mempunyai dokumen AMDAL atau UKL & UPL, bahkan sudah ada yang mendapatkan sertifikat SML ISO 14001, namun dalam kenyataan di lapangan seringkali masih terjadi masalah lingkungan diantaranya berupa penurunan kualitas air sungai, pencemaran air limbah, penurunan kualitas udara, dan kerusakan lahan seperti yang tejadi di Kabupaten Bogor. Meskipun beberapa perusahaan di Kabupaten Bogor telah memiliki sertifikat SML ISO 14001 dan telah melaksanakan implementasi pengelolaan lingkungan, namun sampai saat ini belum ada suatu informasi dan data mengenai kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan pada industri kimia. Agar program konservasi sumberdaya alam dan pencegahan terjadinya dampak negatif terhadap lingkungan dapat terlaksana dengan baik, maka perlu dilakukan evaluasi tentang kinerja pengelolaan lingkungan hidup pasca-amdal, UKL/UPL dan sertifikasi ISO 14001, sehingga diharapkan akan diperoleh informasi tentang kinerja pengelolaan lingkungan hidup industri kimia terutama di wilayah Kabupaten Bogor. 1.2. Kerangka Pemikiran Keberadaan industri kimia di Kabupaten Bogor merupakan kegiatan yang sangat menunjang kegiatan perekonomian dan pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten. Namun di lain pihak kegiatan tersebut juga menimbulkan

4 permasalahan terhadap lingkungan hidup setempat seperti pencemaran air, polusi udara, degradasi lahan, dan keterbatasan sumberdaya alam serta masalah sosial. Dokumen operasional yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengelolaan lingkungan ini adalah RKL dan RPL atau UKL-UPL yang sifatnya wajib (mandatory) dan sertifikasi SML ISO 14001 yang sifatnya sukarela (voluntary). Dengan demikian implementasi RKL dan RPL atau UKL-UPL dan SML ISO 14001 merupakan instrumen pengelolaan lingkungan hidup yang bijaksana untuk dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang ada sehingga dapat dicapai sinergitas lingkungan antara aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Prosedur pengelolaan lingkungan hidup melibatkan seluruh unsur dalam perusahaan baik mulai dari pihak manajemen puncak (top management), pelaksana di lapangan serta instansi yang berwenang sebagai pengawas pelaksanaan di lapangan. Kebijakan pengelolaan lingkungan hidup telah dicanangkan sejak disyahkannya Undang-Undang No 4 Tahun 1982 hingga Undang-Undang No 23 Tahun 1997 dan implementasinya ditunjang oleh Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Pemerintah Kabupaten Bogor telah melengkapi kebijakan tersebut melalui Keputusan Kepala Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor No. 03.C Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penerapan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL). Meskipun telah disusun kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup, namun hingga saat ini masih terdapat permasalahan lingkungan yang muncul. Kondisi tersebut disebabkan oleh karena masih belum optimalnya kegiatan implementasi pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait baik dari segi pelaku industri kimia, instansi pengawas kegiatan pasca-amdal, UKL/UPL maupun instansi lainnya serta masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan analisis kinerja pengelolaan lingkungan hidup terutama pasca-amdal, UKL/UPL dan penerapan SML ISO 14001 dalam upaya penataan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan

5 pengendalian lingkungan hidup. Hasil studi ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana kinerja pengelolaan dilakukan dan bagaimana merumuskan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup yang efektif sehingga tercapai sistem pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan prinsip-prinsip perbaikan secara terus menerus (continual improvement). Diagram kerangka pemikiran penelitian ini secara sistematis seperti tertera pada Gambar 1 berikut. Kegiatan Industri Kimia Proses Produksi Permasalahan Lingkungan Pencemaran Air Polusi Udara Degradasi Lahan Keterbatasan Sumberdaya Alam Masalah Sosial Pengelolaan Lingkungan Hidup Kebutuhan Stakeholder AMDAL/ UKL UPL SML ISO 14001 Implementasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawasan Review Dokumen Implementasi Review Kebijakan Analisis Kinerja Lingkungan Rumusan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Industri Kimia Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran penelitian

6 1.3. Perumusan Masalah Implementasi RKL & RPL atau UKL & UPL dan SML ISO 14001 di beberapa industri merupakan dokumen operasional dalam pengelolaaan lingkungan hidup. Implementasi tersebut dapat melihat sejauh mana dampak lingkungan terjadi, bagaimana pengelolaan yang telah dilakukan dan sejauh mana pemantauan dampak lingkungan hidup telah dilakukan. Sehingga dengan implementasi diharapkan akan dapat mengendalikan dan mencegah dampak negatif yang akan terjadi selanjutnya. Dalam pelaksanaannya kedua instrumen pengelolaan lingkungan hidup tersebut juga menimbulkan permasalahan di tingkat manajemen perusahaan yaitu bagaimana mengukur kinerja pengelolaan lingkungan hidup setelah penerapan RKL dan RPL atau UKL/UPL dan SML ISO 14001 dalam menjamin tercapainya peningkatan efektivitas pengelolaan lingkungan hidup secara berkesinambungan. Kinerja pengelolaan lingkungan hidup dapat dilakukan dengan melakukan review terhadap kebijakan dan dokumen implementasi pengelolaan lingkungan hidup. Review kebijakan dilakukan terhadap produk yang dihasilkan oleh pemerintah yang telah ada baik pada tingkat nasional maupun regional seperti tentang baku mutu lingkungan hidup, pelaksanaan/penerapan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Sedangkan review dokumen implementasi merupakan telaah terhadap pelaporan yang telah dibuat oleh industri kimia dalam rangka mengukur dampak yang terjadi, pengelolaan dan pemantauan yang telah dilakukan selama operasional. Dengan melakukan review terhadap dokumen implementasi maka dapat diukur kinerja pengelolaan yang telah dilakukan oleh suatu perusahaan/industri kimia. Dengan mengetahui kinerja perusahaan/industri kimia dan kebutuhan stakeholder akan pengelolaan lingkungan hidup yang berprinsip pada perbaikan secara terus menerus (continual improvement), maka rumusan kebijakan lingkungan pasca AMDAL/UKL-UPL dan sertifikasi ISO 14001 dapat diformulasikan sesuai dengan kondisi yang ada.

7 Bertolak dari hal-hal tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian yang perlu dijawab adalah sebagai berikut : a) Sejauh mana kinerja pengelolaan lingkungan hidup pada industri kimia terutama pasca-amdal, UKL/UPL dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001? b) Bagaimana tingkat ketaatan industri kimia terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang tertera dalam dokumen RKL/RPL, UKL/UPL dan/atau sistem manajemen lingkungan ISO 14001? c) Bagaimana strategi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pada sektor industri khususnya industri kimia pasca-amdal, UKL/UPL dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001? Kegiatan Industri Kimia Implementasi Pengelolaan Lingkungan Hidup Pengawasan Review Kebijakan Review Dokumen Implementasi Analisis Kinerja Lingkungan Rumusan Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Industri Kimia Gambar 2. Diagram alir perumusan masalah

8 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan umum yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah mengkaji kinerja pengelolaan lingkungan hidup setelah implementasi AMDAL, UKL/UPL atau sistem manajemen lingkungan ISO 14001 dikaitkan dengan kebijakan pengelolaan lingkungan pada suatu industri kimia. Adapun tujuan khusus penelitian yang akan dicapai adalah : a) Mengetahui kinerja lingkungan industri kimia terhadap pengelolaan lingkungan hidup terutama pasca-amdal, UKL/UPL atau sistem manajemen lingkungan ISO 14001. b) Mengetahui tingkat ketaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan hidup yang tertera pada dokumen AMDAL, UKL/UPL atau sistem manajemen lingkungan ISO 14001. c) Merumuskan strategi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup pasca- AMDAL, UKL/UPL atau sistem manajemen lingkungan ISO 14001 pada sektor industri kimia.