UUD Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959

dokumen-dokumen yang mirip
SEJARAH PERKEMBANGAN UUD

e. Senat diharuskan ada, sedangkan DPR akan terdiri dari gabungan DPR RIS dan Badan Pekerja KNIP;

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Perkembangan Pasca UU MD3/2014. Herlambang P. Wiratraman Unair

GARIS-GARIS BESAR DARI PADA HALUAN NEGARA (Penetapan Presiden Nomor 1 Tahun 1960 Tanggal 29 Januari 1960) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kelompok 10. Nama :- Maria Yuni Artha (197) - Neni Lastanti (209) - Sutarni (185) Kelas : A5-14

Amandemen UUD 1945 (I-IV) R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-Undang Dasar tahun 1945 (UUD tahun 1945) tidak hanya

sherila putri melinda

UUD sebagai Sumber Utama Hukum Tata Negara

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL SILABI

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN :

MPR Pasca Perubahan UUD NRI Tahun 1945 (Kedudukan MPR dalam Sistem Ketatanegaraan)

SEJARAH KETATANEGARAAN INDONESIA SHINTA HAPPY YUSTIARI, S.AP, MPA

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara hukum. 1 Konsekuensi

A. Pengertian Orde Lama

KEDUDUKAN KETETAPAN MPR DALAM SISTEM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA Oleh: Muchamad Ali Safa at

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Riki Yuniagara: Jenis dan Hirarki Peraturan...

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dituangkan secara eksplisit dalam Pasal 1 Ayat (3) Undang-Undang

PERKEMBANGAN PENGATURAN SUMBER HUKUM DAN TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA Oleh: RETNO SARASWATI 1

PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 37 SEMARANG

Prof. Dr. Maria Farida Indrati, S.H., M.H.

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Demokrasi Parlementer (Liberal)

PEMBANGUNAN YES GBHN No!

IHWAL GBHN, DARI TEKS KE KONTEKS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dari permasalah yang penulis teliti, yaitu:

PROBLEMATIKA KETETAPAN MPR PASCA REFORMASI DAN SETELAH TERBITNYA UNDANG-UNDANG NO. 12 TAHUN 2011

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Problematic MPR Decree Post Reform and After The Issuance of Law No. 12 of 2011

SMP. 1. Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara 2. Susunan ketatanegaraan suatu negara 3. Pembagian & pembatasan tugas ketatanegaraan

Presiden dan Wakil Presiden dalam Sistem Hukum Ketatanegaraan Indonesia. Herlambang P. Wiratraman 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA DAN DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM TATA NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. era orde baru, dimana pada era orde lama dibawah pemerintahan Presiden

Jurnal Swarnadwipa Volume 1, Nomor 3, Tahun 2017, E-ISSN

LEGALITAS DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959 DAN PENGARUHN- YA BAGI PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA. Supentri, S.Pd

BAB XIII AMANDEMEN UNDANG UNDANG DASAR 1945

KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM MENGUJI PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG DALAM SISTEM HUKUM DI INDONESIA. Oleh : DJOKO PURWANTO

EKSISTENSI KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

R. Herlambang P. Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 2014

Kontroversi UU Tanpa Pengesahan Presiden: Tinjauan Hukum dan Politik

Lembaga Kepresidenan dalam Sistem Presidensial

Memahami usaha mempertahankan Kemerdekaan. Mendeskripsikan peristiwa peristiwa politik dan ekonomi. Indonesia pasca pengakuan kedaulatan

PENDAHULUAN Setelah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945, Belanda masih merasa mempunyai kekuasaan atas Hindia Belanda yaitu negara bekas

SISTEM PRESIDENSIIL TAHUN

KEKUASAAN PEMERINTAH NEGARA MENURUT UUD NRI 1945 PERKEMBANGAN DAN DINAMIKANYA

MPR sebelum amandemen :

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) HUKUM TATA NEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPA 2011

PEMERINTAH DAERAH (Penetapan Presiden Nomor 6 Tahun 1959 Tanggal 7 September 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN TEORITIS KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT. A. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat di Indonesia

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

1. Menjelaskaan kekuasaan dalam pelaksanaan konsitusi.

RANGKUMAN KN DEMOS KRATOS DEMOKRASI RAKYAT ARTI : RAKYAT MEMERINTAH PEMERINTAHAN. a) SEJARAH DEMOKRASI. b) PRINSIP DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

Masa Pemerintahan Orde Lama. Masa Pemerintahan Orde Baru

PERBANDINGAN MATERI MUATAN KETETAPAN MPR PADA MASA PEMERINTAHAN ORDE LAMA, ORDE BARU, DAN ERA REFORMASI 1

PENUTUP. partai politik, sedangkan Dewan Perwakilan Daerah dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dimulai pada tahun Pada tahun itulah berdirinya Negara Republik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB DPR-GR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGGAPAI KEDAULATAN RAKYAT YANG MENYEJAHTERAKAN RAKYAT 1

BAB I PENDAHULUAN. adanya amandemen besar menuju penyelenggaraan negara yang lebih demokratis, transparan,

Soal CPNS Pancasila + PEMBAHASAN

MASA REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN PANCASILA

Jurnal Cendekia Vol 13 No 1 Jan 2015 ISSN MAKNA PERPU DI TANGAN PRESIDEN RI. Oleh: Suharto ABSTRAK ABSTRACT

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa-2

DEMOKRASI PANCASILA. Buku Pegangan: PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH. Oleh: MAHIFAL, SH., MH.

Sistem Ketatanegaraan Pasca Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kamis, 22 Maret 2007

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

kinerja DPR-GR mengalami perubahan, manakala ada keberanian dari lembaga legislatif untuk kritis terhadap kinerja eksekutif. Pada masa Orde Baru,

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota 1 periode 2014-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

DEFINISI HUKUM TATA NEGARA

BAB III PENUTUP. dimaksudkan sebagai jalan untuk mewujudkan gagasan meniadakan. kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. Norma hukum yang berlaku di Indonesia berada dalam sistem berlapis dan

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA


DAFTAR PUSTAKA. Pemilihan Presiden Secara Langsung. Jakarta: Sekertariat Jenderal MK RI. (2006). Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara Jilid

Soal Undang-Undang Yang Sering Keluar Di Tes Masuk Sekolah Kedinasan

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1959 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif ( normative legal reserch) yaitu

Transkripsi:

UUD 1945 Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959 R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga 11/9/2008

Sub-Pokok Bahasan Alasan pemberlakuan kembali UUD 1945 Bentuk hukum pemberlakuan kembali UUD 1945 Struktur UUD 1945 setelah pemberlakuan kembali 2

Pustaka Joeniarto (1966) Sejarah Ketatanegaraan RI. Surabaya: Bina Aksara (hal. 86-120). Mahfud MD (1993) Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta: UII Press (hal. 110-115) Solly Lubis (1997) Pembahasan UUD 1945. Bandung: Alumni. (hal. 14-19) Adnan Buyung Nasution (1992) The Aspiration for Constitutional Government in Indonesia: A Socio-Legal Study of Indonesian Konstituante 1956-1959. Jakarta: Sinar Harapan. Jimly Asshidiqie (2008) Hukum Tata Negara Darurat. Jakarta: Rajawali Press. 3

Pergantian Konstitusi (1) Secara teoritik, pergantian konstitusi memungkinkan pengaruh pada perubahan struktur pemerintahan negara, perubahan dasar filsafat negara, tujuan negara atau juga kebijakan negara. Bagaimana dengan pergantian UUD di Indonesia? Apakah berubah struktur pemerintahan, dasar filsafat negara, tujuan negara, maupun kebijakan negara? 4

Pergantian Konstitusi (1) Oleh sebabnya, mengkaji pergantian konstitusi tidaklah sekadar menyandarkan kepuasan pada tekstualitas konstitusi tersebut (yuridis), melainkan mengkaji pula aspek-aspek non-yuridis yang mempengaruhinya (sosial, ekonomi, politik, dan budaya). 5

Apa alasan pemberlakuan kembali UUD 1945? (1) UUDS 1950 dipandang tidak sesuai, sehingga kembali ke konsep Indonesia dalam UUD 1945 sebagai Negara Kesatuan Badan Konstituante (544 orang yang dipilih dalam Pemilu 1955, dilantik 1956) mulai bekerja sebagai penyusun konstitusi, namun hingga tahun 1959 belum mencapai kata bulat sebagai UUD. 6

Apa alasan pemberlakuan kembali UUD 1945? (2) Tiadanya bulat kesepakatan UUD lebih disebabkan tiadanya kesepakatan Konstituante tentang Dasar Filsafat Negara untuk dicantumkan dalam UUD. Sebagian besar anggota Konstituante menyampaikan pemberitahuan kepada Presiden bahwa mereka tidak akan menghadiri sidang lagi untuk menyusun UUD (Lubis 1997: 16; Considerans Dekrit Presiden 5 Juli 1959 alinea 2). 7

Apa alasan pemberlakuan kembali UUD 1945? (3) Pertentangan meluas tidak hanya di Konstituante, namun juga ke DPR, Badan Perwakilan, badan-badan pemerintahan, swasta dan bahkan di kalangan masyarakat (Joeniarto 1966: 89). Tekanan militer (khususnya AD) untuk kembali ke UUD 1945 dan sejumlah pemberontakan di daerah (utamanya DI/TII) 8

Pandangan lain (Buyung 1992: 403-423) Perdebatan yang tajam dalam Konstituante sesungguhnya terkait dengan Dasar Negara (ideological conflict), namun sudah banyak yang dicapai secara maju dalam putusan-putusannya, meliputi: Komitmen pada demokrasi Komitmen pada hak asasi manusia Pengakuan atas problem kekuasaan Konsep Constitutional Government berdasarkan procedural ethics, serta pengakuan atas pluralisme dan pembatasan kekuasaan Problem utama kegagalan Konstituante: tentara dan Presiden (Soekarno) menjauhkan diri dari Konstituante, begitu juga tentara yang menjaga jarak dengan Soekarno, meskipun akhirnya keduanya melakukan oposisi terhadap Konstituante (Buyung 1992: 414). 9

Bentuk hukum pemberlakuan kembali UUD 1945 (1) Proses awal: Soekarno menyampaikan amanatnya di depan Konstituante 22 April 1959, memuat anjuran supaya kembali ke UUD 1945. Konstituante merespon dengan beberapa kali sidang, namun tidak pula berhasil menetapkan sikap dan keputusan apakah kembali ke UUD 1945 atau tidak (?) (Considerans Dekrit Presiden 5 Juli 1959 alinea 1). Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dimuat dalam Keputusan Presiden No. 150 Tahun 1959, dan dilampiri dengan UUD 1945 lengkap dengan penjelasannya, diundangkan Lembaran Negara RI Tahun 1959 No. 75. 10

Bentuk hukum pemberlakuan kembali UUD 1945 (2) Dictum Dekrit Presiden 1959: a. Menetapkan pembubaran Konstituante b. Menetapkan UUD 1945 berlaku lagi bagi segenap bangsa Indonesia terhitung mulai tanggal penetapan dekrit itu c. Tidak berlakunya lagi UUD Sementara d. Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota-anggota DPR ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-2 dan golongan-2. e. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara 11

Bentuk hukum pemberlakuan kembali UUD 1945 (3) Lalu, apa dasar hukumnya Dekrit? Prof Mr. Muh Yamin: Hukum Darurat / Hukum Darurat Ketatanegaraan terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Negara Proklamasi.. Memorandum DPRGR mengenai Sumber Tertib Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan RI yang telah diterima MPRS melalui TAP No. XX/MPRS/1966: Hukum Darurat Negara 12

Apa itu Hukum Darurat Negara? Staatsnoodrecht: Objektif/Konstitusional Subjektif/Extrakonstitusional (Joeniarto 1966: 107) Hukum Tata Negara Darurat diterjemahkan staatsnoodrecht, yang membahas mengenai hukum negara darurat atau negara dalam keadaan bahaya (nood) (Asshidiqie 2008: 18). Perkataan nood dalam staatsnoodrecht menunjuk pada keadaan darurat negara, sedangkan nood dalam noodstaatsrecht menunjuk kepada pengertian keadaan hukumnya yang bersifat darurat. Noodstaatsrecht sama dengan Objectieve Staatsnoodrecht 13

Struktur UUD 1945 setelah pemberlakuan kembali UUD 1945 (1945-1949) Terdiri dari 3 bagian: (1) Pembukaan UUD/4 alinea; (2) Batang Tubuh UUD/16 bab 37 pasal; (3) Penutup/Aturan Peralihan-4 pasal dan Aturan Tambahan-2 ayat UUD 1945 pasca Dekrit Presiden 1959 (1959-1999) Terdiri dari 3 bagian: (1) Pembukaan UUD/4 alinea; (2) Batang Tubuh UUD/16 bab 37 pasal, Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan; (3) Penjelasan Sumber: M. Yamin, Naskah Persiapan UUD 1945 (1960: 77), dalam Joeniarto (1966: 31-34) LN 1959 No. 75, secara teoritik penjelasan berkedudukan sebagai penafsiran otentik 14

Praktek Ketatanegaraan Sekitar Dekrit Presiden 1959 (1) Demokrasi Parlementer bergeser ke Demokrasi Terpimpin (10 Februari 1959, dalam sidang Kabinet Karya, dan melalui Putusan Dewan Menteri Mengenai Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dalam Rangka Kembali ke UUD 1945, 19 Februari 1959) 15

Praktek Ketatanegaraan Sekitar Dekrit Presiden 1959 (2) Manifesto Politik RI (Penemuan Kembali Revolusi Kita) sebagai GBHN oleh Presiden Soekarno (melalui Penetapan Presiden No. 1 Tahun 1960: sebelum MPR terbentuk maka manifesto politik RI yang diucapkan pada tanggal 17 Agustus 1959 adalah garis-garis besar daripada haluan Negara ) diperkuat melalui TAP No. I/MPRS/1960/sd.I (sidang pertama setelah MPRS terbentuk) Mengapa Soekarno tetap menjadi Presiden setelah diberlakukannya kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 1959? Apa dasarnya? Peraturan Peralihan Pasal 2 UUD 1945. Soekarno sebagai Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI. 16