BAB I PENDAHULUAN. transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasar sejatinya adalah wahana jual beli antara pedagang dengan pembeli, yang

BAB I PENDAHULUAN. terdapat sandaran nilai ibadah di dalamnya. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan usaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. 2007, h Johan Arifin, Fiqih Perlindungan Konsumen, Semarang: Rasail,

BAB I INTRODUKSI. Sejak diterbitkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang. Pemerintahan Daerah, terdapat amanat pemindahan kewenangan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beragam jenis dan variasi barang dan jasa. Konsumen pada akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli barang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Daftar Pertanyaan untuk Pelaku Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya jual beli, masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli adalah salah satu cara memperoleh hak (kepemilikan) suatu barang

BAB I PENDAHULUAN. hidup menurut tingkat kehidupan masing-masing. Dengan demikian, mencari

BAB I PENDAHULUAN. harga ayam di pasaran maka kebutuhan penduduk Puruk Cahu terhadap

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP STRATEGI PROMOSI SISTEM PERSUADE PADA PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT DI UD. YAMAHA RAYA MOJOKERTO

ROBBY ANDRE / 2EA26 / TUGAS III. hak azasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup waktu, aman,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terhadap konsumen atau pembeli. menggunakan berbagai cara dan salah satu caranya adalah berbuat curang

BAB V PENUTUP. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis pengaruh persepsi tentang

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara satu manusia dengan manusia yang lain. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan individu lain, atau anatara individu dengan negara Islam, atau

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

Apa Hukum Menukar Uang Receh Selain di Bank? Thursday, 16 August :38

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB IV PERBANDINGAN PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian yang semakin kompleks tentunya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pembeli berinteraksi. Pasar juga menjadi salah satu tempat dimana. menjadi pasar tradisional dan pasar modern.

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1981 TENTANG METROLOGI LEGAL [LN 1981/11, TLN 3193]

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

BAB I PENDAHULUAN. dalam keberadaannya sebagai unit organisasi, pada umumnya didirikan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan dengan baik, sehingga organisasi dapat mencapai tujuannya secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGURANGAN TAKARAN DALAM JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KELURAHAN SAMBIREJO SEMARANG

Kedudukan Mu amalah Konsep Dasar Mu amalah Landasan Perekonomian Islam Kegiatan dan Pengembangan Perekonomian Prinsip-prinsip dalam Penataan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tahun kenakalan anak selalu terjadi. Apabila dicermati

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHUALAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan dibidang perekonomian selama ini telah banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Praktik Jual Beli Produk atau Barang Replika di Darmo Trade

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan hal yang serba instan dikarenakan aktivitas masyarakat yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. Semen adalah komoditas yang penting bagi Indonesia. Sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dalam Alinea ke-iv Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat. Dana yang terhimpun di bank disalurkan

BAB I PENDAHULUAN. berjuta-juta orang yang tersebar di segala penjuru dunia. Internet membantu

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan yang berlangsung secara terus-menerus yang sifatnya memperbaiki dan

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF TENTANG KONSEP KONSUMSI DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DAN KONVENSIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) yang merupakan jasa keuangan syariah yang

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL DI PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Sikap Kerja Islami Karyawan Bank Rakyat Indonesia Syariah Kantor Cabang Pembantu Waru Gateway.

I. PENDAHULUAN. Perbankan dari sekian jenis lembaga keuangan, merupakan sektor yang paling

Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS SUKUK IJĀRAH AL-MUNTAHIYA BITTAMLIK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan, pelaporan dan evaluasi anggaran pada sebuah organisasi. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat bertahan hidup sendiri,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JUAL BELI BENSIN ECERAN DI JALAN MEDOHO RAYA KEL. SAMBIREJO SEMARANG

Dan juga dalam Q.S An-Nisa;

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. terkandung dalam judul PENGARUHBAURAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DALAM

RechtsVinding Online

DESKRIPSI HARGA JUAL DAN JUMLAH PEMBELIAN AYAM PEDAGING DI KOTA MAKASSAR

PELANGGARAN PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi perusahaan-perusahaan dan tidak mudah untuk dipecahkan.

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung. dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN STANDARISASI TIMBANGAN DIGITAL TERHADAP JUAL BELI BAHAN POKOK DENGAN TIMBANGAN DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang terus berupaya

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN TARIF RETRIBUSI DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. baik (thoyib) karena dalam Alquran Allah SWT telah memerintahkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia sebagai negara yang berkembang memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

BAB I PENDAHULUAN. usaha, juga bagi konsumen bahkan bisa memberikan pengaruh negatif bagi

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi jual beli barang atau jasa. Menurut ilmu ekonomi, pasar berkaitan dengan kegiatannya bukan tempatnya. Ciri khas sebuah pasar adalah adanya kegiatan transaksi atau jual beli. Para konsumen datang ke pasar untuk berbelanja dengan membawa uang untuk membayar harganya. Dalam arti yang lebih luas, merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja, dan kemauan untuk membelanjakannya (vanadiraha.wordpress.com). Jadi dalam pengertian tersebut terdapat faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar yakni: keinginan, daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian sehingga timbullah permintaan dan penawaran dalam sebuah transaksi. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai umat muslim tidak luput dari transaksi jual-beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan manusia sangat beragam, sehingga secara pribadi kita tidak mampu untuk memenuhinya dan harus berhubungan dengan orang lain. Dalam hubungan satu manusia dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan harus terdapat aturan yang menjelaskan hak dan kewajiban keduanya berdasarkan kesepakatan. Jual beli adalah akad yang umum digunakan oleh masyarakat karena akad jual beli tidak bisa terlepas dalam kehidupan manusia dalam pemenuhan kebutuhannya, misalnya seseorang ingin memiliki barang tetapi dia tidak bisa memenuhi kebutuhannya tersebut sehingga membutuhkan perantara orang lain dan pasar adalah salah satu tempat untuk 1

melakukan semua itu. Jadi, pasar berperan penting dalam bertransaksi termasuk bertransaksi dengan menggunakan timbangan apa lagi pedagang sayur-sayuran, ikan, buah-buahan dan barang harian semua pedagang ini tak luput dari timbangan (Septyarani, 2009). Kajian tentang timbangan dalam jual beli perdagangan sangat bervariatif, seperti halnya yang dilakukan oleh para penjual di pasar tradisional yang tidak bisa jauh dari timbangan atau alat ukur berat, dewasa ini sering kita temukan adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pedagang dengan tujuan untuk mendapatkan laba yang lebih sehingga secara tidak sadar pembeli dirugikan hal ini sangat dibenci oleh Allah karena hal itu adalah riba sesuai dengan surat Alquran yang artinya Allah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (Al- Baqarah:275) dan Kecuali dengan jalan perniagaan yang dilakukan suka sama suka (QS An-Nisa :29). Di dalam ayat itu dijelaskan bahwa pedagang yang melakukan kecurangan dalam menakar dan menimbang akan mendapatkan azab sehingga ditempatkan di lembah neraka Jahannam. Oleh karena itu, setiap pedagang hendaknya berhati-hati dalam melakukan penakaran dan penimbangan agar ia terhindar dari azab dan kehidupan di muka bumi jauh dari sifat yang merugikan manusia (Mujahidin, 2005). Kecurangan pedagang juga ditemukan di Pasar Kota Palembang karena warga setempat mengeluh dengan terkait maraknya pencurian dengan cara mengurangi berat barang yang dijual di sejumlah pasar tradisional. Sehingga Wali Kota Palembang, H. Romi Herton angkat bicara bahwa pihaknya akan melakukan tera ulang kepasar-pasar tradisional. Menurutnya, praktik pengurangan timbangan untuk keuntungan pelaku tersebut tentunya tidak dibenarkan. Oleh sebab itu, 2

pihaknya mengimbau pedagang tidak berbuat curang dan memastikan timbangan sesuai dengan berat barang yang dibeli masyarakat. Ia mengatakan, tindakan pengurangan timbangan tersebut tentunya sangat merugikan pembeli dan juga akan mengakibatkan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pedagang di pasar tradisional. Tera atau melakukan pengukuran ulang terhadap timbangan pedagang diharapkan akan menjadi solusi dalam meningkatkan kepercayaan pembeli sehingga penjualan pedagang tidak menurun dan masyarakat tidak dirugikan lagi sehingga kepercayaan antar masyarakat kembali terbangun (http://www.antarasumsel.com). Masalah mengenai ketetapan timbangan pedagang buah juga ditemukan di Pasar Johar Induk Semarang tentang kenakalan para pedagang buah-buahan demi meraup untung yang besar dalam proses jual beli yang mereka lakukan dimana mereka mempermainkan timbangan sehingga menipu pembeli. Kenakalan para pedagang buah-buahan dalam mengurangi timbangan adalah perilaku yang tidak sesuai dengan hukum Islam karena di dalam Al-Qur'an surat al-muthofifin ayat 1-3 menjelaskan bahwa celaka besar bagi orang yang melakukan manipulasi takaran atau timbangan dan Allah sangat benci orang-orang penipu demi meraut keuntungan semata (Cholidah, 2006). Praktek kecurangan pedagang demi meraup keuntungan yang merugikan masyarakat terus terjadi. Sejumlah pedagang di pasar tradisional Denpasar, Bali ditemukan bahwa pedagang melakukan tindakan yang sangat tidak baik yaitu menambah beban timbangan dengan menggunakan lempengan besi dan magnet. Diduga hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan. Menjelang lebaran sejumlah pedagang di pasar tradisional Denpasar Bali ditemukan menambah 3

beban timbangan mereka dengan menggunakan lempengan besi dan magnet. Hal ini diketahui saat petugas Dinas Perdagangan Kota Denpasar melakukan sidak ke beberapa pasar tradisional. Sejumlah pedagang mengatakan penambahan beban timbangan ini dilakukan untuk menghindari kerugian namun masyarakatlah yang akan dirugikan (Indosiar.com, Denpasar 2013). Menurut Kepala Bidang Perlindungan Konsumen Disperindag Denpasar Dewa Puspawan, sanksi tegas bagi pedagang yang masih berlaku curang diancam hukuman satu tahun penjara dan denda Rp 1 juta berdasarkan Undang-Undang Metrologi Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. Namun pedagang yang kedapatan curang kali ini tidak dikenai sanksi langsung dan hanya dibina untuk tidak mengulangi perbuatannya oleh petugas Disperindag. Hal ini sebagai pembelajaran bagi pedagang yang berniat melakukan kecurangan karena selain menimbulkan kerugian bagi pembeli juga merugikan diri sendiri bahwa masyarakat tidak percaya lagi dengan pedagang sehingga untuk membangun kejujuran itu sangat sulit. Selain itu penambahan beban timbangan ini tentu saja sangat membebani masyarakat, terlebih kecurangan tersebut juga dilakukan sejumlah pedagang komoditas yang tengah dibutuhkan masyarakat seperti daging dan ayam yang harganya terus mengalami kenaikan sehingga aktifitas perekonomian kurang terkontrol dengan baik (Kompas.com Denpasar 2011). Maraknya praktek penipuan atau manipulasi timbangan oleh pedagang sehingga akurasi timbangan menjadi tidak pas hal ini mestinya dapat dihentikan karena selain merugikan pembeli juga bisa menyesatkan kehidupan umat beragama karena menyepelekan agama demi kesenangan duniawi bahkan 4

kepercayaan antar masyarakat khususnya dalam bertransaksi tidak merasakan kepuasan dalam berbelanja masyarakatpun merasa dirugikan dan menimbulkan saling tidak percaya sehingga tindakan ini sangat dibenci Allah. Penulis sangat teratarik dengan penelitian ini untuk bisa diangkat sehingga masyarakat juga dapat mengetahui bentuk akurasi timbangan pedagang yang ada di pasar khususnya di Pasar Raya Padang, Pasar Raya Padang adalah pasar pusat terbesar di Kota Padang yang mempunyai pedagang dan pembeli yang ramai setiap harinya sehingga sebagai dugaan awal bahwa tingkat kecurangan akan lebih tinggi karena banyaknya persaingan antara pedagang di Pasar Raya Padang. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan studi ini dan ingin mengetahui bagaimana tingkat akurasi timbangan pedagang di Pasar Raya Padang jika dilihat dari segi akurasi timbangan pedagang di Pasar Raya Padang yaitu pada timbangan pedagang kategori jenis sayur-sayuran, timbangan pedagang kategori jenis ikan, timbangan pedagang kategori jenis buah-buahan dan timbangan pedagang kategori barang harian sehingga penulis mengangkat judul yaitu Analisis Akurasi Timbangan Pedagang terhadap Uji Akurasi dari Sisi Pembeli di Pasar Raya Padang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: a) Apakah terdapat perbedaan rata-rata timbangan pedagang dengan yang diharapkan dari sisi pembeli di Pasar Raya Padang? 5

1.3 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan, diantaranya sebagai berikut: a) Untuk mengetahui perbedaan rata-rata timbangan pedagang dengan yang diharapkan dari sisi pembeli di Pasar Raya Padang. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh peneliti sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh diperkuliahan. b. Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya. c. Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pembaca mengenai analisis akurasi timbangan pedagang terhadap uji akurasi dari sisi pembeli. d. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat ataupun instansi-instansi yang berkaitan sehingga dapat mengetahui dan juga sebagai referensi pengetahuan untuk dapat diimplementtasikan dikehidupan sehari-hari. 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian 1. Dalam penelitian ini penulis memfokuskan kepada tingkat analisis akurasi timbangan milik pedagang dengan yang diharapkan dari sisi pembeli di Pasar Raya Padang, sehingga dapat dianalisis apakah timbangan mereka sudah akurat atau sudah layak jika dilihat dari segi uji akurasi. 2. Penelitian ini memilih Kota Padang sebagai studi kasus, dimana lokasi dibatasi di Pasar Raya Padang karena Pasar Raya Padang adalah pasar terbesar yang berada di Kota Padang. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas secara sistematis mengenai masalah yang dibahas, maka sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan Berisikan latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan dan sistematika penulisan. BAB II: Kerangka Teoritis dan Tinjauan Pustaka Berisikan pendekatan teori dan menyajikan penelitian terdahulu yang akan menjadi tinjauan literatur serta hipotesis dalam penelitian ini. 7

BAB III Metodologi Penelitian Bagian ini terdiri dari sub bab data dan sumber data, metode pengumpulan data yang terdiri sampel yang digunakan, model penelitian, metode analisa data, dan pengujian hipotesis. BAB IV Gambaran Umum Daerah Penelitian Pada bagian ini memuat uraian/deskripsi atau gambaran secara umum mengenai Pasar Raya Padang seperti jumlah pedagang di Pasar Raya Padang. BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan Bagian ini berisi temuan yang dihasilkan dalam penelitian dan analisis statistik. BAB VI Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian serta saran-saran atau rekomendasi yang didasari dari hasil penelitian. 8