PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING DENGAN SISTEM KANDANG PANGGUNG DI LAHAN KERING. (Development of Goat Farming with Stand Board Stable System on Dry Land)

dokumen-dokumen yang mirip
EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

PRODUKTIVITAS ANAK DOMBA GARUT DI DUA AGROEKOSISTEM YANG BERBEDA

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

DASAR-DASAR PROGRAM PENINGKATAN MUTU GENETIK DOMBA EKOR TIPIS

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

PENGARUH UMUR TERHADAP PERFORMA REPRODUKSI INDUK DOMBA LOKAL YANG DIGEMBALAKAN DI UP3 JONGGOL SKRIPSI AHMAD SALEH HARAHAP

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

J. M. Tatipikalawan dan S. Ch. Hehanussa Staf Fakultas Pertanian Unpatti Ambon ABSTRACT

PRODUKTIVITAS DAN DAMPAK INTEGRASI TERNAK DOMBA EKOR GEMUK TERHADAP PENDAPATAN PETANI DALAM SISTEM USAHA SAYURAN DI LAHAN MARJINAL

Budidaya Sapi Potong Berbasis Agroekosistem Perkebunan Kelapa Sawit ANALISIS USAHA Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, usaha peternakan sa

ANALISA USAHA POLA INTEGRASI TANAMAN TERNAK KAMBING DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI LAMPUNG TIMUR

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PERFORMAN EKONOMI KAMBING KABOER DAN KAMBING KACANG PADA KONDISI STASIUN PENELITIAN CILEBUT

EVALUASI FINANSIAL USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KALIGESING KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN KACANG DENGAN PEJANTAN BOER (BOBOT LAHIR,BOBOT SAPIH DAN MORTALITAS)

PENGARUH JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KINERJA ANAK DOMBA SAMPAI SAPIH. U. SURYADI Jurusan Peternakan, Politeknik Negeri Jember

ANALISIS POTENSI SAPI POTONG BAKALAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DOE PRODUCTIVITY AND KID CROP OF ETAWAH GRADE DOES KEPT UNDER INDIVIDUAL AND GROUP HOUSING IN TURI SUB DISTRICT, SLEMAN DISTRICT - DIY PROVINCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)

POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY

EFFECT OF BIRTH TYPE AND SEXS ON DAILY GAIN AND EFFICIENCY ON POST WEANING LAMB DURING THE LAST THREE MONTHS OF FATTENING

I PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONTRIBUSI USAHATANI TERNAK KAMBING DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI (Studi Kasus di Desa Batungsel, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan)

BAB III METODE PENELITIAN. bahwa Kabupaten Kendal merupakan salah satu kabupaten yang memiliki

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BERBAGAI BANGSA SAPI DI DESA SRIWEDARI, KECAMATAN TEGINENENG, KABUPATEN PESAWARAN

MAKALAH MANAJEMEN TERNAK POTONG MANAJEMEN PEMILIHAN BIBIT

PRODUKTIVITAS INDUK DALAM USAHA TERNAK KAMBING PADA KONDISI PEDESAAN

PERBAIKAN TATALAKSANA PEMELIHARAAN TERNAK KAMBING KACANG DI LAHAN KERING DESA BUANA SAKTI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

MANAJEMEN PEMELIHARAAN DOMBA PETERNAK DOMBA DI KAWASAN PERKEBUNAN TEBU PG JATITUJUH MAJALENGKA

UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS TERNAK DOMBA MELALUI PERBAIKAN MUTU PAKAN DAN PENINGKATAN PERAN KELOMPOKTANI DI KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS

PEMANFAATAN EFISIENSI REPRODUKSI MELALUI PROGRAM PEMULIAAN DOMBA : STRATEGI PADA PUSAT PEMBIBITAN DAN PEMANFAATANNYA PADA KELOMPOK PETANI PETERNAK

PENAMPILAN REPRODUKSI DOMBA LOKAL YANG DISINKRONISASI DENGAN MEDROXY PROGESTERON ACETAT PADA KONDISI PETERNAK DI KELURAHAN JUHUT, KABUPATEN PANDEGLANG

Faktor-faktor yang Mempengaruhi lingkungan Usaha Peternakan. Faktor Lingkungan Makro. Faktor Lingkungan Mikro

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI PERTANIAN ORGANIK DALAM SISTEM INTEGRASI TANAMAN TERNAK RUMINANSIA DI KAWASAN PANTAI SELATAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

USAHA PETERNAKAN AYAM BURAS SISTEM KANDANG KURUNG (STUDY KASUS DI PERDESAAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL)

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

PENGAMATAN POTENSI REPRODUKSI KAMBING BETINA YANG DI PELIHARA SECARA TRADISIONAL DI DAERAH PESISIR KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

KAJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua 2

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

KAJIAN PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING PADA SISTEM PEMELIHARAAN YANG BERBEDA DI KECAMATAN ANDOOLO BARAT KABUPATEN KONAWE SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. P2 * hari hari hari

PERTUMBUHAN PRA-SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWAH ANAK YANG DIBERI SUSU PENGGANTI

ANALISIS PROFFITABILITAS USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG

ANALISIS USAHATANI TERNAK KELINCI PADA POLA PEMELIHARAAN PETERNAK SKALA MENENGAH DAN KECIL DI KALIMANTAN TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

PRODUKSI ANAK PADA DOMBA PROLIFIK

PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING INDUK: BOER, KACANG DAN KACANG YANG DISILANGKAN DENGAN PEJANTAN BOER

KAJIAN PROFIL SOSIAL EKONOMI USAHA KAMBING DI KECAMATAN KRADENAN KABUPATEN GROBOGAN

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

LAMA BUNTING, BOBOT LAHIR DAN DAYA HIDUP PRASAPIH KAMBING BOERKA-1 (50B;50K) BERDASARKAN: JENIS KELAMIN, TIPE LAHIR DAN PARITAS

Lama Kebuntingan, Litter Size, dan Bobot Lahir Kambing Boerawa pada Pemeliharaan Perdesaan di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus

REPRODUKSI AWAL KAMBING KACANG DAN BOERKA-1 DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN NASIONAL PETERNAKAN (TERNAK KAMBING)

B. Suryanto, K. Budirahardjo dan H. Habib Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

STATUS REPRODUKSI DAN ESTIMASI OUTPUT BANGSA-BANGSA KAMBING DI DESA KARANG ENDAH KECAMATAN TERBANGGI BESAR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN ANTARA PEJANTAN BOER DENGAN INDUK LOKAL (PE) PERIODE PRASAPIH

Analisis Pemasaran Domba dari Tingkat Peternak Sampai Penjual Sate di Kabupaten Sleman

PENGANTAR. Latar Belakang. khususnya masyarakat pedesaan. Kambing mampu berkembang dan bertahan

EKONOMI. Oleh Soedjana dan Atien Priyanti

PRODUKTIVITAS TERNAK KAMBING LOKAL DI KABUPATEN TOLITOLI

BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN NON KARKAS DOMBA LOKAL YANG DIGEMUKKAN DENGAN PEMBERIAN RANSUM KOMPLIT DAN HIJAUAN SKRIPSI AZIZ MEIARO H

PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI LADA MELALUI PERBAIKAN SISTEM USAHATANI

PENERAPAN SINKRONISASI BIRAHI KAMBING BOERKA DENGAN LOKAL DI AREAL PERKEBUNAN BERBASIS TANAMAN JERUK PADA LAHAN KERING

PENAMPILAN REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (PE) YANG DIBERI PAKAN JERAMI PADI FERMENTASI: PERKEMBANGAN BOBOT HIDUP ANAK SAMPAI PRASAPIH

Tennr Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2006 Skala usaha penggemukan berkisar antara 5-10 ekor dengan lama penggemukan 7-10 bulan. Pakan yan

Intisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PEMBAHASAN. Zat Makanan Ransum Kandungan zat makanan ransum yang diberikan selama penelitian ini secara lengkap tercantum pada Tabel 4.

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem pemeliharaan ternak kambing dikecamatan Bangun Purba kabupaten Deli Serdang propinsi Sumatera

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

The Feasibility Study of Hydrangea Macrophylla Flower at Gobleg Village, Banjar Sub-District, Buleleng Regency ABSTRACT

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

ANALISIS POTENSI REPRODUKSI KAMBING KACANG DI WILAYAH PESISIR KEPULAUAN WANGI-WANGI, KABUPATEN WAKATOBI

UJI ADAPTASI DOMBA KOMPOSIT PADA KONDISI USAHA PETERNAKAN RAKYAT DI PEDESAAN

BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak kecil pemakan rumput yang dapat dibedakan. menjadi tiga yaitu : potong, perah dan penghasil bulu.

B. Hartono, M.B. Hariyono, dan F. Rochman Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

Workshop Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Kecil 2011

Transkripsi:

PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING DENGAN SISTEM KANDANG PANGGUNG DI LAHAN KERING (Development of Goat Farming with Stand Board Stable System on Dry Land) Supriadi, Murwati dan E. Winarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta Jl. Rajawali No. 28 Demangan Baru Yogyakarta ABSTRAK Tiga sasaran yang diharapkan dari pemeliharaan ternak kambing tersebut adalah 1). Induk beranak tiga kali dalam dua tahun dengan jumlah anak sekelahiran lebih dari satu (prolifik). 2). Dua atau lebih anak yang dapat disapih per induk dalam setahun. 3). Berat anak yang dapat mencapai berat 35 40 kg atau lebih pada umur satu tahun sehingga dapat memperoleh harga penjualan yang lebih baik. Pengkajian dilaksanakan di Dusun Toboyo Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul selama 10 bulan yaitu dari Bulan Juni 2008 Maret 2009. Sejumlah 16 ekor induk dan 2 ekor jantan yang diitroduksikan kepada 4 orang petani, dengan sistem pemeliharaan semiintensif yang dikandangkan terusmenerus pada kandang panggung, perkembangan usaha dianalisis secara diskripsi serta analisis finansial digunakan untuk mengetahui efisiensi usaha kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang lahir selama pemeliharaan sebanyak 21 ekor dari 16 ekor induk, artinya ada induk yang melahirkan cempe kembar, disamping itu peningkatan populasi kambing 130% dari jumlah induk dengan rata-rata induk melahirkan sebanyak 1,3 ekor. Analisis finansial secara sederhana berdasarkan biaya Variabel menghasilkan efisiensi usaha R/C sebesar 1,5%. Dengan demikian usaha pengembangan ternak kambing dengan sistem kandang panggung di lahan kering dapat meningkatkan populasi dan layak untuk diusahakan. Kata Kunci: Kambing, Kandang, Panggung, Populasi. ABSTRACT Three target that hopefully can be achieved from goat were 1) breeder sheep can have three deliveries in two years with more than one births each delivery (prolific); 2) Two or more baby goat can be weaned form its mother in a year; 3) Baby goat weight can achieved 35 to 40 kg or more in one year age so that it can be sold at higher price. The study was performed in East Toboyo neighborhood, Plembutan Village, Playen district, Gunungkidul regency for ten months, which was from June 2008 to March 2009. Total 16 female breeder goat and 2 male goat introduced to four farmers with breeding system semi-intensive that was continuously stabled. The breeding business progression was analyzed descriptively and financial analysis was used to knowing the efficiency of the breeding farmer group. Result of the research suggesting that the baby goat that born during the breeding period were 21 from 16 breeder goat. It was suggesting that there was female breeder goat which in one delivery having more than one birth, beside, the goat population increase by 130 percent from the total female breeder goat giving 1.3 births in average. Financial analysis that simply based on the variable cost suggesting 78 Pengembangan Ternak Kambing dengan Sistem Kandang Panggung di Lahan Kering

the efficiency of breeding business with R/C ratio by 1.5 percent. Therefore this goat breeding business with stand board stable system in dried land was able to increasing goat population and it worthwhile to be developed. Keywords: sheep, stable, stand board, population PENDAHULUAN Pemeliharaan kambing di Indonesia umumnya dan di kawasan lahan kering Yogyakarta khususnya, masih bersifat sambilan dan tradisional. Disamping cara pemeliharaannya yang masih sederhana, peternak kambing di lahan kering Playen Gunungkidul belum memperhitungkan untung ruginya dalam memelihara ternak kambing, pada umumnya masih kuat toleransinya terhadap biaya-biaya yang tersamar seperti tenaga keja keluarga, sewa lahan, bunga modal dan biaya penyusutan masih belum diperhitungkan sebagai biaya produksi, adanya toleransi yang masih kuat terhadap biaya tersamar merupakan indikator bahwa usahatani ini masih bersifat tradisional dan hanya merupakan usaha sambilan, disamping itu hal yang penting yang belum mendapatkan perhatian dari para peternak adalah sistem perkandangan yang masih berlantaikan tanah sehingga menimbulkan banyak penyakit, keadaan ini mengakibatkan rendahnya tingkat produksi dan reproduksi bila dibandingkan dengan potensi genetik yang dimiliki ternak tersebut. Kambing merupakan ternak yang mudah dipelihara karena makanan utamanya hanya berupa hijauan dan tidak banyak membutuhkan waktu untuk perawatannya. Kebanyakan petani khususnya petani di lahan kering memelihara kambing dengan maksud agar dapat dijual dengan mudah apabila ada keperluan mendadak atau dipotong untuk keperluan rumah tangga atau kalau untuk hajatan, disamping itu adanya kambing sebagai sumber pupuk kandang. Dengan demikian sesungguhnya memelihara ternak kambing para petani mengharapkan mendapatkan keuntungan secara ekonomis baik dalam bentuk natural maupun dalam bentuk uang. Tiga sasaran yang diharapkan dari pemeliharaan ternak kambing tersebut adalah 1). Induk beranak tiga kali dalam dua tahun dengan jumlah anak sekelahiran lebih dari satu (prolifik). Inounu et al, (1997), mengatakan bahwa suatu populasi domba/kambing dapat dikelompokkan menjadi domba/kambing prolifik bila mempunyai rataan jumlah anak lahir yang banyak ( 1,75 ekor). Bradford (1985) menyatakan bahwa peningkatan jumlah anak sekelahiran secara ekonomis menguntungkan dibandingkan dengan induk yang menghasilkan satu ekor anak saja setiap kali beranak. Bindon et al. (1984) melaporkan bahwa kenaikan jumlah anak saat lahir 0,77 ekor per induk beranak, menghasilkan kelebihan keuntungan sebesar 24%. 2). Dua atau lebih anak yang dapat disapih per induk dalam setahun. 3). Berat anak yang dapat mencapai berat 35 40 kg atau lebih pada umur satu tahun sehingga dapat memperoleh harga penjualan yang lebih baik, Inounu et al. (1993) menyatakan bahwa berat sapih dapat ditingkatkan dengan memperbaiki kondisi lingkungan (menejemen perkandangan, peningkatan kualitas dan kuantitas pakan). Dalam kegiatan pengkajian usahatani ternak kambing di Pedusunan Toboyo Timur Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul ini adalah bagai mana memenej sistem perkandangan agar lebih higienis, terhindar dari penyakit, ekto dan endoparasit, juga diharapkan akan ada efisiensi dalam sistem pakan, sehingga akan tercapai sistem produski dan reproduksi yang tinggi. Disamping itu sistem pencatatan Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 79

Tabel 1. Produktivitas ternak kambing pada kegiatan kaji terap di Toboyo Timur, Desa Plembutan, Gunungkidul. Th 2008. No Uraian Awal Juni 2008 (ekor) Akhir Maret 2009 (ekor) I Jantan 1 Pra sapih - 4 2 Lepas sapih - 7 3 Umur > 1 tahun 2 2 4 Dewasa - - II Betina 1 Pra sapih - 4 2 Lepas sapih - 6 3 Dara - - 4 Induk bunting 5 10 5 Induk kosong 11 6 III Rataan berat lahir (kg) - Jantan 2,1 - Betina 1,7 (recording) dilakukan agar tercatat dinamika reproduksi untuk mempersiapkan calon-calon indukan yang baik dimana yang berketurunan kembar akan dijadikan indukan, baik untuk pejantan maupun untuk yang betina. MATERI DAN METODE. Pengkajian dilaksanakan secara on farm research di Dusun Toboyo Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul, pada kelompok tani-ternak. Sebanyak 12 ekor kambing betina dan 2 ekor kambing jantang dari BPTP Yogyakarta ditambah dengan bantuan dana pembuatan kandang panggung sebanyak 4 unit pada 4 orang anggota kelompok dan 4 ekor (masingmasing 1 ekor) dari petani, sehingga jumlah kambing betina pada pengkajian ini sebanyak 16 ekor. Syarat petani kooperator untuk ditempatkan satu unit pengkajian budidaya kambing adalah 1) Mau membuat kandang panggung. 2) Memiliki 1 ekor ternak kambing betina, 3) Mau membuantu pencatatan perkembangan. 3) Sanggup merawat hingga akhir kegiatan pengkajian, untuk mengamati data performens ternak kambing di lahan kering diantaranya parameter produksi dan reproduksi serta kemampuan sapih pada setiap tipe kelahiran. Dari 16 ekor kambing dikelompokkan menjadi 4 kelompok, dengan perbandingan jantan-betina disetiap kelompok adalah 1:4 ( untuk pejantan dapat dipinjam antar petani). Pemberian pakan hijauan secara ad lebitum dengan penyedian tidak lebih dari 12% dari berat badan, pemberian konsentrat sebanyak 1% - 2% dari berat badan, dengan pemberian air minum secukupnya. Percobaan ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan dimana petani (pemelihara satu paket kambing) sebagai ulangan, indikator keberhasilan adalah penampilan reproduksi dan produksi yang baik dimana dalam 2 tahun satu ekor betina dapat melahirkan anak 2 kali dengan kemampuan sapih 100% anak dalam keadaan hidup. HASIL DAN PEMBAHASAN Produktivitas ternak kambing sistem kandang panggung. 80 Pengembangan Ternak Kambing dengan Sistem Kandang Panggung di Lahan Kering

Tabe 2. Analisis ekonomi sederhana pemeliharaan kambing sistim kandang panggung di Toboyo Timur, Plembutan Gunungkidul Th 2008.panggung di Toboyo Timur, Plembutan Gunungkidul Th 2008. No Uraian Harga Satuan Volume Jumlah (Rp) A Biaya tetap/investasi 11.200.000 Bakalan ± 45 kg/ekor 450 16 7.200.000 Kandang (unit) 1.000.000 4 4.000.000 B Biaya variabel 2.812.000 1 Biaya eksplisit Pakan lengkap (kg) 750 1680 1.260.000 Obat (paket) 13 4 52 2 Biaya implisit Tenaga kerja (0,5 j/hari, HOK= Rp 20.000,-) 750 1.500.000 C Penerimaan 4.200.000 Jumlah cempe @ Rp 200.000,- 21 4.200.000 D Keuntungan (C-B) 1.338.000 R/C 1,5 Usaha berternak kambing di perdasaan masih merupakan usaha yang bersifat sampingan dengan skala kepemilikan 1 15 ekor dan merupakan usaha komplementer dari usaha pertanian tanaman pangan (Pond et al., 1994), sehingga peternak cenderung tidak memanfaatkan teknologi yang semestinya dapat diadopsi untuk meningkatkan produktivitas. Hasil pengkajian produktivitas kambing selama 10 bulan yang dilakukan di Toboyo timur pada sistem kandang panggung terlihat pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa anak kambing (cempe) yang lahir selama pemeliharaan ( 10 bulan) sebanyak 21 ekor, 11 ekor jantan dan 10 ekor betina dari 13 ekor induk yang melahirkan dengan rincian 6 ekor induk melahirkan kembar dua dan 1 ekor induk melahirkan kembar 3, dengan demikian ada 7 ekor induk dapat melahirkan kembar dan yang 6 ekor induk melahirkan tunggal, kemudian bila dihitung perbandingan antara induk yang ada dengan kelahiran cempe sebesar 1: 1,3 sehingga satu ekor induk dapat melahirkan lebih dari satu ekor cempe (1,3 ekor cempe) hal ini sudah mendekati hasil penelitian Inounu et al, (1997) bahwa sekelompok kambing/domba dapat dikelompokkan menjadi prolifik bila mempunyai rataan jumlah anak lahir yang banyak ( 1,75 ekor). Disamping itu peningkatan populasi kambing mencapai 130 % dari jumlah induk yang diintroduksikan sebanyak 16 ekor ( 12 ekor dari BPTP + 4 ekor milik petani) kepada 4 orang petani yang baru dipelihara selama 10 bulan, dengan demikian tidak menutup kemungkinan dalam waktu dua tahun akan dicapai tiga kali periode beranak dengan jumlah cempe yang lebih banyak lagi seperti halnya terlihat dari Tabel 1 diatas masih ada 10 ekor induk yang sedang bunting, sedangakan rata-rata berat lahir yang jantan Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 81

seberat 2,1 kg dan yang betina 1,7 kg keduanya relatif kecil karena kebanyak lahir kembar dan diharapkan pada umur satu tahun dapat mencapai berat 30 40 kg/ekor. Hal penting juga yang kami dapatkan dari pemeliharaan kambing dengan kandang panggung adalah persepsi petani bahwa dengan kandang panggung, kandang terlihat lebih bagus, lebih bersih dan kering, kondisi kambing menjadi lebih sehat, dimana yang dulunya semasih dikandang lantai tanah kambing terlihat kusam dengan bulu disekitar punggung berdiri, setelah dikandang panggung kambing terlihat bersih dan sehat, limbah kandang mudah dibersihkan, tidak becek sekalipun diberi komboran (konsentrat dicampur air minum), hijauan pakan lebih irit (efisien) karena tidak terinjak-injak. Analisis ekonomi ternak kambing sistem kandang panggung Petani dalam pengelolaan ternak kambing merupakan kegiatan sambilan untuk menambah pendapatan keluarga dan tabungan hidup guna memenuhi kebutuhan keluarga yang bersifat mendadak. Banyak pendekatan pendekatan model ekonomi yang dapat dipergunakan sebagai tolok ukur penilaian kelayakan ekonomi suatu usaha. Keragaman corak usaha yang cukup tinggi harus dipahami pada usaha peternakan mulai dari tujuan usaha ternak, proses produksi sampai proses penjualan hasil. Keterlibatan keluarga petani sebagai input produksi kadang kadang sulit dikonversikan dalam suatu unit output, sehingga memerlukan pendekatan ekonomi untuk dapat lebih dipahami dan memudahkan untuk diadakan evaluasi pada masa mendatang. Untuk mengantisipasi keuntungan yang negatif pada usaha pertanian di pedesaan analisis margin kotor tidak memasukkan biaya variabel tenaga kerja dan manajemen petani, sehingga marjin kotor yang diperoleh merupakan estimasi kotor atas biaya tenaga kerja dan manajemen petani (Atien Priyanti, 2003). Pada analisis ekonomi budidaya kambing dengan sistem kandang panggung ini komponen ekonomi yang masuk kedalam biaya tetap seperti bibit, kandang dan peralatannya belum diperhitungkan, karena jangka waktu pemeliharaanya masih relatif singkat, tetapi untuk biaya tenaga kerja sudah dicoba diperhitungkan sebagai input produksi, yaitu tenaga kerja untuk mencari rumput, membersihkan kandang dan memberi pakan, dimana setiap harinya rata-rata waktu yang dipergunakan sebanyak 0,5 jam kemudian semua input produksi diperhitungkan untuk 10 bulan pemeliharaan. Untuk mengetahui tingkat efisiensi sistem usahatani ternak kambing di Toboyo Timur tertera pada Tabel 2. Hasil analisis finansial besarnya biaya yang dikeluarkan (biaya variabel) sebesar Rp 2.812.000. biaya variabel terdiri dari biaya eksplisit berupa pembelian pakan konsentrat dan obat-obatan dan biaya implisit berupa curahan tenaga kerja yang di gunakan untuk mencari rumput, membersihkan kandang dan memberi pakan dan minum rata-rata 0.5 jam/hari. Penerimaan hasil dari jumlah cempe yang lahir sebanyak 21 ekor dengan kisaran harga dari Rp 100.000,- sampai dengan Rp 300.000,-, mendapatkan penerimaan sebanyak Rp 4.200.000,-. Tingkat efisiensi usahatani ternak kambing ditinjau dari penerimaan atas biaya variabel R/C sebesar 1,5. Dengan demikian usaha peternakan kambing dengan sistem kandang panggung dapat memberikan keuntungan bagi peterank dan layak untuk diusahakan. KESIMPULAN Budidaya ternak kambing dengan sistem kandang panggung di kawasan lahan kering gunungkidul yaitu di Dususn Toboyo Timur, Desa Plembutan, Kecamatan Playen, Gunungkidul selama 10 bulan dari populasi awal sebanyak 16 ekor betina yang dipelihara oleh 4 orang peternak, populasi dapat 82 Pengembangan Ternak Kambing dengan Sistem Kandang Panggung di Lahan Kering

meningkat sebesar 130% atau cempe lahir sebanyak 21 ekor, dengan harga rata-rata Rp 200.000,- dapat menarik keuntungan sebesar Rp 1.338.000,- setelah dikurangi biaya variabel. Ditinjau dari efisiensi usaha pemeliharaan kambing dengan sistem kandang panggung dapat mencapai R/C ratio sebesar 1.5%, hal ini dapat dikatagorikan sebagai usaha yang layak untuk diusahakan secara komersil. DAFTAR PUSTAKA Atien Priyanti, 2003. Analisis ekonomi usaha sistem integrasi tanaman ternak. Materi disampaikan dalam Apresiasi Teknis Program Litkaji : Pola CLS di Lahan Kering. Sukamandi, 30 Juni 2 Juli 2003. Bindon, B. M., L.R. Piper, and T.S. Chang. 1984. Reprodutive performance of croosbred ewes derived from Booroola and Control Merinos and Joined to rams of two terminal sire breeds in: Reproduktion in Sheep. D.R. Lindsay and D.T. Torell (Eds). Australian Academy of Science. Camberra. Bradford, G.E. 1985. Selektion for litter size In: Genetic of Reproduction in Sheep. R.B. Land and D.W. Robinson (Eds). Butterworths, London. Inounu, I, L.C. Iniguez, G.E. Bradford, Subandriyo, and B. Tiesnawati. 1993. Performance production of prolific. Javanese ewes, Small Ruminant Res. 12.243-257. Inounu, I., B. Tiesnamurti, Subandriyo, dan H. Martojo. 1997. Laju vulasi dan daya hidup embrio pada domba prolifik. Media Veteriner 4(3): 25-38. Pond,K.R., M.D. Sanchez, P.M. Horne, R.C. Merkel, L.P. Batubara, T. Ibrahim, S.P. Gunting, J.C. Burns and D.S. Fisher. 1994. In Subandriyo and R.M. Gatenby (Eds). Strategic Development for Small Ruminant Production in Asia and the Pasific. Procceding of a Symposium held in Conjunction with 7 th Asian Australasian Association of Animal Production Socities Congres. Pemberdayaan Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal untuk Ketahanan Pangan Nasional Berkelanjutan 83