BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. saat itu masih berwujud teater yang bernama The Minstrel Show, dengan di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan solusinya yang dikemas dengan nuansa humor yang segar. 1

KUESIONER. Persepsi Mahasiswa Terhadap Tayangan Stand Up Comedy. (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya USU Terhadap Tayangan

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN 1.1

PENGARUH TAYANGAN STAND UP COMEDY TERHADAP WAWASAN MAHASISWA MENGENAI MASALAH SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

FENOMENA TAYANGAN STAND UP COMEDY DI KOMPAS TV. Oleh : Cindi Marlin Desie M.D. Warouw J. S. Kalangi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbaru setiap hari dan tanpa disadari oleh kita telah memasuki era baru yakni era

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

BAB I PENDAHULUAN. Pesan bisa menjadi sebuah informasi yang sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

TAYANGAN STAND UP COMEDY DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN HIBURAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. Industri penyiaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. membuat pemirsanya ketagihan untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

PENGARUH PRESENTER TAYANGAN TALK SHOW HITAM PUTIH DITRANS 7 TERHADAP MINAT MENONTON (STUDI TERHADAP SISWA-SISWI SMA ADVENT JAKARTA PUSAT) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. industri televisi yang semakin hari semakin bervariasi dan memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. communicatio yang diturunkan dari kata communis yang berarti membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan atau menerima informasi tentang apapun yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN. Media massa memiliki peran yang sangat penting. Di era modern saat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Pengantar, komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communis yang

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. Semakin majunya perkembangan zaman, dunia teknologi pun ikut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. munculnya berbagai media komunkasi yang semakin canggih sehingga mampu

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan masyarakat. Media massa memberikan arti yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. jangkauan komunikasi yang lebih luas (Bungin, 2009:108).

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada dirinya sendiri, melainkan membutuhkan kehadiran orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan manusia untuk berinteraksi, komunikasi dalam kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya stasiun TV di Indonesia, tidak dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Media televisi menjadi penting dari semua media yang ada di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber : (Graeme Burton, 2007:125)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisai ini, media merupakan suatu alat yang tidak pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. secara purposive sampling. Dalam analisa data ini peneliti menggunakan label

BAB I PENDAHULUAN. bagian internal dari sistem tatanan kehidupan sosial manusia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kertas. Seperti Koran, majalah, tabloid, dll. Media Massa Elektronik (Electronic Media).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, terutama dalam penyampaian informasi. mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion) atau prilaku (behavior).

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan industri pertelevisian dewasa ini, membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang. pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, komunikasi massa,

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman dan tekhnologi, maka berkembang pula program-program di dalam penyiaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang paling utama dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah mendukung

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai individu dan anggota masyarakat mempunyai berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ataupun muda, bahkan anak-anak pun hampir menghabiskan masa. tetapi dengan kehadiran televisi yang merupakan alat ini, maka impian

Transkripsi:

49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Stand Up Comedy Stand Up Comedy di mulai sekitar pada tahun 1800an di Amerika, yang saat itu masih berwujud teater yang bernama The Minstrel Show, dengan di pimpin oleh Thomas Darthmouth Daddy Rice. Mereka memulai kiprah pada saat sebelum terjadinya perang saudara di Amerika, dengan lawakan yang sangat sederhana, namun menarik banyak penonton di kalangan warga Amerika sacara umum untuk kalangan mengeah ke atas. Hingga muncul teater lain seperti Vaudeville, dengan konsep yang hampir mirip dengan The Minstrel dan juga Burlesque yang lebih menyasar target penonton menengah ke bawah. Seiring berkembanganya teknologi informasi, seperti televisi dan radio Stand Up Comedy makin di kenal tetapi makin turun pula pamornya. Hingga ada beberapa stasiun televisi membuat acara dengan format stand up comedy, seperti The Ed sullivan Show, The Tonight Show, dan pada tahun 1959 lahir The Steve Allen Show. Dari berbagai tayangan tersebut munculah nama nama komik terkenal seperti Lenny Bruce, dan juga George Carlin pada masa awal jaya komedi tungaal ini. Pada Tahun 1966 di Oxford University barulah dikemukakan Stand up Comedy sebagai jenis komedi tunggal, dan sebutan bagi pelawak adalah Comic. Dari perkembangan tersebut munculah komik komik terkenal lainnya seperti Woddy Allen, Rowan Atkinson, Christ Rock, Will Farrell, dan Jim Carrey. 49

50 Di Indonesia sendiri sebenarnya Stand Up Comedy dimulai pada era Almarhum Taufik Savalas melalui acara Comedy Cafe, dan juga Ramon Papana sebagai pemilik cafe tersebut. Akan tetapi acara seperti ini kurang mendapat tempat di masyarakat. Dan munculah Iwel Wel dalam acara Bincang Bintang, dan Jayus Plis Dong Ah, hingga muncul lah sosok muda seperti Radittya Dika, dan juga Pandji Pragiwaksono yang membuat stand up comedy menjadi salah satu hiburan yang diminati masyarakat di Indonesia. 4.1.1 Stand Up Comedy Metro TV Stand Up Comedy di Indonesia ditayangkan oleh dua stasiun televisi nasional, yaitu Kompas TV sebagai pioneer dari tayangan Stand Up Comedy dengan konsep sebuah Comic Audition atau mengaudisi komik, dan Metro TV yang memiliki konsep Comic Show atau pertunjukaan dari para komik. Stand Up Comedy Metro TV adalah program hiburan yang mulai ditayangkan pada13 September2011. Dalam awal masa penayangannya, Stand Up Comedy ditayangkan seminggu satu kali, yaitu pada hari Selasa, pukul22.30wib berdurasi sekitar 30 menit, 3 segmen, dan menampilkan 3 orang comic atau komedian, dengan judul Stand Up Comedy Show. Karena minat dari pemirsa terhadap program ini positif, akhirnya Metro TV menambahkan jam tayang program ini mulai pada tanggal 29 Desember 2011 pada pukul 22:30 dengan judul Stand Up Comedy Battle of Comic, menyajikan konsep yang sedikit

51 berbeda dengan menampilkan 2 buah kubu yang masing masing terdiri dari 2 orang komik untuk diadu mempresentasikan lawakan mereka sesuai dengan tema yang diangkat pada saat itu. Hingga perubahan terakhir terjadi pada bulan januari 2012, Metro TV membuat 1 jenis program Stand Up Comedy pada hari sabtu pukul 22.30 WIB berjudul Stand Up Comedy on the Weekend, dengan konsep seperti awal Stand Up Comedy di tayangakan di Metro TV, sehingga sampai dengan saat ini Metro TV memiliki 3 buah program Stand Up Comedy. 4.2. Hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini mencakup data data penelitian yang telah melalui proses analisa data dan pengujian dari hasil penyebaran kuesioner yang telah dilakukan oleh penulis yang mulai disebarkan pada awal bulan Mei 2013, Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Mercu Buana Fakultas Ilmu Komunikasi, program studi Broadcasting angkatan 2010. Penulis mengambil jumlah responden tersebut secara acak di area kampus Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakrta Barat. Dengan jumlah sampel sebanyak 66 Mahasiswa. Sebelum penyebaran kuesioner, penulis memberikan pertanyaan saringan terhadap para responden, yakni Apakah anda menyaksikan program Stand Up Comedy Show di Metro TV? apabila responden menjawab Iya, maka responden yang telah diberika nkuesioner akan melanjutkan menjawab pertanyaan selanjutnya. Cara tersebut dilakukan oleh penulis, agar penulis memberikan kuesioner kepada responden yang tepat dan mendapatkan jawaban yang

52 diinginkan. Setelah kuesioner diisi, maka penulis melakukan analisa dan menyeleksi seluruh kuesioner dengan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah diterima. Telah diketahui sebelumnya bahwa keseluruhan dari responden yang di tarik mnejadi sampel penelitian, menjawab Iya menyaksikan program Stand Up Comedy Show di Metro TV. Proses penyeberan kuisioner dan pengisian jawaban oleh para responden terhadap daftar pertanyaan dalam kuisioner yang dibagikan kepada responden diawasi oleh penulis, dengan tujuan agar setiap terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti oleh reponden, penulis dapat segera menjelaskannya, dan proses pengisian kuisioner pun menjadi lancar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan demikian akan dianalisa secara kuantitatif pula, dengan mengelompokan dan menjumlahkan data yang berhasil dikumpulkan, sehingga angka angka atau bilangan bilangan yang dimaksud dalam hal ini, mencerminkan jumlah responden secara keseluruhan, dengan penarikan sampel sebelumnya. Kemudian membuat kesimpulan dari data yang telah diolah dan disusun secara tabulasi. Hasil keseluruhan dari penelitian daam akumulasi respon di tunjukan melalui tabel berikut ini :

53 TABEL 4.1 AKUMULASI RESPON NO. RESPON INTERVAL F PERSENTASE 1 Positif 35 45 62 93,93 2 Netral 25 34 3 4,54 3 Negatif 15-24 1 1,51 JUMLAH 66 100 Sebanyak 62 responden, atau 93,93 persen positif menerima program Stand Up Comedy di Metro TV, karena berada pada interval 34 45. Sebanyak 3 responden, atau 4,54 persen responden menyatakan netral dengan progam Stand Up Comedy karena berada pada interval 25-34, dan hanya 1 responden, atau 1,51 persen yang merespon negatif terhadap program Stand Up Comedy di Metro TV karena berada pada interval 15-24. Dari hasil demikian maka mayoritas responden merspon positif terhadap program Stand Up Comedy di Metro TV. 4.2.2. Frekuensi Pengukuran pada dimensi frekuensi, untuk melihat tentang seberapa seringkah frekuensi para responden menonton program Stand Up Comedy Show di Metro TV, dan dapat diketahui hasilnya pada tabel berikut :

54 Tabel 4.2 Frekuensi Menonton 1 Jarang 31 46,97 2 Sering 29 43,94 3 Selalu 6 9,09 Hasil penelitian pada tabel 4.1, diketahui bahwa sebagian responden intensif menyaksikan program Stand Up Comedy Show, sering, ataupun jarang menyaksikan. Dengan presentase 9,09 % responden selalu menyaksikan Stand Up Comedy show, 43,94 % responden sering menyaksikan program Stand Up Comedy Show, serta 46,97 % jarang menonton Stand Up Comedy Show Dengan demikian ditarik kesimpulan bahwa dalam banyak responden yang jarang menyaksikan program Stand Up Comedy di Metro TV, berbanding hampir sejajar dengan yang sering menonton. Namun sedikit yang menyaksikan secara intensif program Stand Up Comedy Metro TV. 4.2.2. Durasi Pengukuran terhadap dimensi durasi, untuk melihat berapa lama biasanya responden menyaksikan Stand Up Comedy show di Metro TV selama penayangan satu episode, dan didapatkan hasil sebagai berikut :

55 Tabel 4.3 Durasi menenonton 1 10 Menit 4 6,06 2 20 Menit 20 30,30 3 30 Menit 42 63,64 Hasil penelitian pada tabel 4.2 menujukan bahwa sebagian responden menonton secara penuh selama 30 menit dengan frekuensi 63,64 %, dan yang menyaksikan hanya 20 menit dengan frekuensi 30,30 %, serta yang menyaksikan salama 10 menit pada setiap episode penayangan, degan frekuensi 6,06 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam setiap episode penayangan program Stand Up Comedy Show di Metro TV, responden lebih banyak yang menyaksikan secara keseluruhan tayangan per episode. Ada pula yang tidak menyaksikan tayangan per episode secara utuh, dan sangat sedikit sekali yang hanya menonton sekilas program Stand Up Comedy Show ini. 4.2.3. Intensitas Pada dimensi Intensitas ini, untuk melihat sejauh mana tingkat ke fokusan responden dalam menonton tayangan Stand Up Comedy Show di Metro TV, dengan hasil sebagai berikut :

56 Tabel 4.4 Intensitas Menonton 1 Tidak Fokus 1 1,52 2 Kurang Fokus 18 27,27 3 Fokus 47 71,21 Hasil penelitaian pada tabel 4.3 menunjukan bahwa sebagian yang menonton dengan fokus progran Stand Up Comedy Show di Metro TV pada setiap penayangannya dengan frekuensi 71,21 %, dan ada pula responden yang kurang fokus sebesar 27,21 %, serta responden yang tidak fokus menonton sebesar 1,52%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap penayangan program Stand Up Comedy Show di Metro TV, responden sebagian besar fokus mononton, sedikit yang kurang fokus menonton, dan sangat sedikit yang tidak fokus menonton tayangan ini. 4.2.4 Perhatian Pengukuran terhadap dimensi perhatian responden dilakukan, dan hasil penelitaian mengenai dimensi perhatian program Stand Up Comedy Show di Metro TV dapat diketahui melalui tabel berikut :

57 Tabel 4.5 Perhatian terhadap jam tayang Stand Up Comedy Show 1 Tidak Memperhatikan 3 4,55 2 Kurang Memperhatikan 26 39,39 3 Memperhatikan 37 56,06 Hasil penelitian pada tabel 4.4 diketahui bahwa mayoritas responden memperhatikan jam tayang dari program Stand Up Comedy show di metro TV, degan frekuensi sebesar 56, 06 %, sedangakan yang kurang memperhatikan sebesar 39,39%, serta yang tidak memperhatikan sebesar 4,55%. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden memperhatikan jam tayang Stand Up Comedy Show di Metro TV, namun tidak sedikit pula yang kurang memperhatikan jam tayang, dan sedikit yang tidak memperhatikan mengenai jam tayang dari program Stand Up Comedy Metro TV. Tabel 4.6 Perhatian terhadap jumlah performer (komik) per-tayangan 1 Tidak Memperhatikan 2 3,03 2 Kurang Memperhatikan 25 37,88 3 Memperhatikan 39 59,09 Hasil penelitian pada tabel 4.5 diketahui bahwa perhatian responden terhadap jumlah performer yang tampil dalam setiap episode penayangan sebesar

58 59.09%, sedangkan yang kurang memperhatikan sebesar 37,88%, dan yang tidak memperhatikan sebesar 3,03% Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa responden sebagian besar memperhatikan jam tayang dari program Stand Up Comedy di Metro TV, tidak sedikit juga yang kurang memperhatikan, serta sedikit sekali yang tidak memperhatikannya. Tabel 4.7 Perhatian terhadap para performer (komik) yang tampil diatas panggung 1 Tidak Memperhatikan 2 3,03 2 Kurang Memperhatikan 7 10,61 3 Memperhatikan 57 86,36 Hasil penelitian pada tabel 4.6 menunjukan bahwa sebesar 86,36% responden memperhatikan performence dari para performer yang tampil pada program Stand Up Comedy Show di Metro TV, dan yang kurang memperhatikan sebesar 10,61 % responden, serta 3,03 % reponden tidak memperhatikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Mayoritas responden memperhatikan para performer yang perform dalam program Stand Up Comedy Show di Metro TV.

59 Tabel 4.8 Perhatian terhadap gaya tubuh dan bicara para performer (komik) yang tampil diatas panggung 1 Tidak Memperhatikan 2 3,03 2 Kurang Memperhatikan 13 19,70 3 Memperhatikan 51 77,27 Hasil penelitian pada tabel 4.7 menunjukan bahwa responden yang memperhatikan gaya tubuh dan juga bicara para performer yang tampil sebesar 77,72%, sedangkan yang kurang memperhatikan sebesar 19,70%, dan yang tidak memperhatikan sebesar 3,03% Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa para responden mayoritas memperhatikan gaya tubuh dan bicara dari para performer yang tampil di atas panggung Stand Up Comedy di Metro TV. Tabel 4.9 Perhatian terhadap tema yang diangkat dalam Stand Up Comedy Show 1 Tidak Memperhatikan 1 1,52 2 Kurang Memperhatikan 25 37,88 3 Memperhatikan 40 60,61 Hasil penelitian dari tabel 4.8 menunjukan bahwa perhatian responden terhadap tema yang diangkat dalam Stand Up Comedy Show di Metro TV sebesar

60 60,61%, sedangakan yang kurang memperhatikan sebesar 37,88%, dan yang tidak memperhatikan sebesar 1,52%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden memperhatikan tema yang diangkat pada setipa episode penayangan program Stand Up Comedy di Metro TV. 4.2.5. Pengetahuan Pada dimensi pengetahuan dilakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden terhadap program Stand Up Comedy Show di Metro TV, dan dapat di ketahui hasilnya melalui yabel berikut : Tabel 4.10 Pengetahuan terhadap jam tayang 1 20:30 WIB 2 3,03 2 21:30 WIB 11 16,67 3 22:30 WIB 53 80,30 Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa pengetahuan responden terhadap jam tayang program Stand Up Comedy Show di Metro TV, sebesar 80,30% responden mengetahui secara benar jam tayang program tersebut yaitu pukul 22.30 WIB. Sebesar 16,67% responden menjawab pukul 21.30 WIB, dan 3,03% responden menjawab pukul 20.30 WIB.

61 Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas dari responden mengetahui jam tayang dari program Stand Up Comedy Show di Metro TV yaitu pukul 22.30 WIB. Tabel 4.11 Pengetahuan terhadap jumlah performer (komik) per tayangan 1 1 Orang 1 1,52 2 2 Orang 7 10,61 3 3 Orang 58 87,88 Pada tabel 4.10 menunjukan bahwa pengetahuan responden terhadap jumlah performer yang tampil pada setiap episode penayangan, sebesar 87,88% responden menjawab 3 orang, sebesar 10,61% menjawaab 2 orang, dan responden sebesar 1, 52% menjawab 1 orang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan melalui hasil dari tabel tersebut, bahwa mayoritas dari responden yang mengisi kuisioner mengetahui jumlah performer yang tampil pada setiap episode penayangan Stand Up Comedy Show di Metro TV. Tabel 4.12 Pengetahuan terhadap penampilan para performer (komik) yang tampil diatas panggung 1 Tidak Lucu 1 1,52 2 Kurang Lucu 10 15,15 3 Lucu 55 83,33

62 Pada tabel 4.10 diketahui bahwa pengetahuan responden terhadap penampilan para performer (komik) yang tampil di atas panggung, sebesar 83,33% responden mengetahui bahwa penampilan performer lucu, sebesar 15,15% responden menjawab kurang lucu, dan sebesar 1,52 % responden menjawab tidak lucu. Dengan hasil dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas dari responden mengetahui bahwa penampilan para performer di atas panggung dapat dikatakan lucu. Tabel 4.13 Pengetahuan terhadap gaya tubuh dan bicara para performer (komik) yang tampil diatas panggung 1 Tidak Ekspresif dan Komunikatif 1 1,52 2 Kurang Ekspresif dan Komunikatif 20 30,30 3 Ekspresif dan Komunikatif 45 68,18 Pada tabel 4.12 diketahui bahwa pengetahuan responden terhadap gaya tubuh dan bicara para performer yang tampil dalam program Stand Up Comedy Show menunjukan bahwa, sebesar 68,18% responden mengatakan ekspresif dan komunikatif. Sebesar 30,30% responden menjawab kurang ekspresif dan komunikatif, serta 1,52 reesponden menjawab tidak ekspresif dan komunikatif.

63 Dari hasil tabel diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden mengetahui bahwa gaya tubuh dan bicara para performer yang tampil dapat dikatakan ekspresif dan komunikatif. Tabel 4.14 Pengetahuan terhadap tema yang diangkat 1 Tidak Menarik 2 3,03 2 Kurang Menarik 15 22,73 3 Menarik 49 74,24 Pada tabel 4.13 dapat diketahui tentang pengetahuan responden terhadap tema yang diangkat dalam Stand Up Comedy Show di Metro TV. Sebesar 72,24% responden menjawab bahwa tema yang diangkat menarik, sebesar 22,73% responden menjawab kurang menarik, serta 3,03% responden menjawab tidak menarik. Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan terhadap tema yang diangkat dalam Stand Up Comedy Show di Metro TV, dengan menjawab tema yang diangkat pada setiap episode menarik. 4.2.6. Penerimaan Pada dimensi penerimaan dilihat pula hasil dari pengisian kuisioner responden, untuk mengetahui penerimaan responden melalui sikap yang

64 ditunjukan, dan hasil dari penerimaan responden dapat dilihat melalui tabel tabel berikut ini : Tabel 4.15 Sikap terhadap jam tayang program Stand Up Comedy Show 1 Tidak Setuju 5 7,58 2 Kurang Setuju 30 45,45 3 Setuju 31 46,97 Pada tabel 4.14 dapat dilihat penerimaan sikap responden terhadap jam tayang. Sebesar 46,97% responden setuju dengan jam tayang Stand Up Comedy Show di metro TV, sebesar 45,45% responden menjawab kurang setuju, dan 7,58% responden tidak setuju mengenai jam tayang. Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas dari responden menyetujui jam tayang dari program Stand Up Comedy di Metro TV, walaupun perbandingangannya sangatlah tipis dengan yang kurang setuju dengan jam penayangannya. Tabel 4.16 Sikap terhadap jumlah performer (komik) per tayangan 1 Tidak Setuju 2 3,03 2 Kurang Setuju 14 21,21 3 Setuju 50 75,76

65 Pada tabel 4.15 dapat diketahui sikap responden terhadap jumlah performer yang tampil dalam setiap tayangannya, sebesar 75,76 % responden setuju, sebesar 21,21% responden kurang setuju, dan sebesar 3,03% responden tidak setuju dengan jumlah performer per tayangan pad program Stand Up Comedy Show di Metro TV. Kesimpulannya, mayoritas responden menyikapi secara setuju tentang jumlah performer yang tampil pada setiap episode penayangan program Stand Up Comedy Show di Metro TV. Tabel 4.17 Sikap terhadap penampilan para performer (komik) yang tampil diatas panggung 1 Tidak Setuju 1 1,52 2 Kurang Setuju 11 16,67 3 Setuju 54 81,82 Pada tabel 4.16 dapat dikethui sikap responden terhadap penampilan performer yang tampil di atas panggung Stand Up Comedy di Metro TV. Responden yang setuju sebeesar 81,82%, responden yang kurang setuju sebesar 16,67%, dan responden yang tidak setuju sebesar 1,52%.

66 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden bersikap setuju terhadap penampilan performer yang tampil di atas panggung Stand Up Comedy Show di Metro TV. Tabel 4.18 Sikap terhadap gaya tubuh dan bicara para performer (komik) yang tampil diatas panggung 1 Tidak Setuju 0 0,00 2 Kurang Setuju 15 22,73 3 Setuju 51 77,27 Pada tabel 4.17 diketahui sikap responden terhadap gaya tubuh, dan bicara para performer yang tampil di atas panggung. Sebesar 77,27% responden setuju, 23,73% responden kurang setuju, dan tidak ada responden, atau 0,00% responden yang tidak setuju dengan gaya tubuh dan bicara performer yang tampil diatas panggung. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden bersikap setuju terhadap gaya tubuh, dan bicara para performer yang tampil dalam program Stand Up Comedy Show di Metro TV. Tabel 4.19 Sikap terhadap terhadap tema yang diangkat dalam Stand Up Comedy Show

67 1 Tidak Setuju 0 0,00 2 Kurang Setuju 13 19,70 3 Setuju 53 80,30 Pada tabel 4.18 dapat diketahui sikap responden terhadap tema yang diangkat. Sebesar 80,30% responden setuju, 19,70% responden kurang setuju, dan 0,00% responden, atau tidak ada responden yang tidak setuju dengan tema yang diangkat dalam Stand Up Comedy Show di Metro TV. Dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden bersikap menyetujui terhadap tema yang diangkat pad setiap episode tayangan program Stand Up Comedy di Metro TV. 4.3. Pembahasan Dalam bab I, disebutkan bahwa pengaruh yang diberikan oleh televisi sebagai media massa kepada pemirsanya sangatlah besar, dibandingkan dengan media massa lainnya. Kemudian dijelaskan pula informasi yang disampaikan melalui media televisi dapat lebih lama bertahan pada ingatan manusia, karena proses penyampaian informasi dari televisi lebih optimal diterima oleh pemirsanya karena memalui penglihatan, dan juga pendengaran. Selain itu peneliti membatasi ruang lingkup program Stand Up Comedy, hanya pada 1 jenis tayangannya saja, dari 3 jenis program Stand Up Comedy yang ada di Metro TV. Peneliti memilih Stand Up Comedy Show yang tayang pada hari Rabu pukul 22.30 WIB

68 dikarenakan program tersebut adalah konsep awal dari kemunculan Stand Up Comedy di Metro TV, yang sampai sekarang masih banyak diterima dan masih tayang di Metro TV. Setelah itu dijelaskan pula dalam bab II, bahwa komunikasi massa adalah komunikasi yang di tujukan kepada khalayak luas yang heterogen, dan anonim melalui media massa, baik cetak maupun elektronik sehingga pesan yang di sampaikan sampai dan diterima oleh komunikan secara serentak. Televisi merupakan salah satu media massa elektonik yang mendominasi komunikasi massa yang disebabkan oleh sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan, dan keinginan khalayak. Salah satu program yang diminati adalah hiburan. Dimana program hiburan merupakan program ringan sebagai relaksasi khalayak terhadap berbagai kepadatan aktivitas sehari hari dengan tujuan menghibur. Banyak program yang termasuk kedalam program hiburan, seperti musik, drama (sinetron, film, kartun, dll), permainan (kuis, reality show, game show, dll), pertunjukan (sulap, lawak, komedi, dll). Begitu pula dengan program hiburan Stand Up Comedy Show di Metro TV, yang masuk dalam program hiburan jenis pertunjukan, yang memberi hiburan kepada masyarakat. Dalam penelitian tentang respon khalayak terhadap program Stand Up Comedy di Metro TV ini, teori yang digunakan adalah teori dari Harold D Laswell, cara untuk menggambarkannya sebagai berikut

69 1. Who (siapa) Adalah program hiburan televisi, berupa komedi tunggal dimana seorang pelawak, yang biasa di sebut komik tampil membawakan cerita cerita lucu yang singkat (bit) di atas panggung, yang di beri nama Stand Up Comedy. 2. Say What (mengatakan apa) Program tersebut berisi tentang guyonan, atau lawakan tentang sesuatu hal yang sedang hangat di bicarakan oleh masyarakat, yang konten nya berasal dari pengalaman pribadi si pelawak, atau komik tersebut. 3. In Which Channel (di saluran mana) Program Stand Up Comedy di tayangkan di stasiun televisi berita swasta nasional, yaitu Metro TV, dimana mayoritas dari siaranya lebih banyak unsur Heavy News ( Berita berat ) 4. To Whom (kepada siapa) Program ini di tujukan secara khusus kepada mahasiswa, rentan usia 18 tahun hingga di bawah 35 tahun, dan dalam penelitian ini di tunjukan pada populasi mahasiswa Universitas Mercu Buana Jurusan Broadcasting Angkatan 2010 yang berjumlah 193 mahasiswa, dengan jumlah sampel sebanyak 66 mahasiswa. 5. With What Effect (dengan efek seperti apa) Respon yang di hasilkan dalam penelitian ini positif, di karenakan sebesar 93,93 responden, atau sebanyak 62 mahasiswa dari 66 sampel menerima program ini dengan baik

70 Selain menggunakan Teori Lasswell, digunakan pula Teori S-R, yaitu Stimulus, dan Respon. Dijelaskan bahwa pesan pesan yang disampaikan oleh media massa merupakan rangsangan yang ditujukan kepada penerimannya, penonton, atau khalayak sehingga menimbulkan pengaruh atau tanggapan yang berbeda menurut persepsi dan pandangan para khalayak atau penonton yang menerima, bisa berupa tanggapan baik, maupun juga tanggapan yang kurang baik, bahkan tidak baik sama sekali. Proses komunikasi yang menghasilkan respon dapat dilihat melalui model S-R berikut ini : 1. S (Stimulus) : Stimulus berasal dari program Stand Up Comedy yang di tayangkan oleh Metro TV, berupa program hiburan, dimana ada seorang pelawak yang di sebut komik tampil di atas panggung membawakan cerita lucu, jokes singkat ( bit ) yang mempnegaruhi responden dalam hal ini adalah mahasiswa broadcasting angkatan 2010 Universitas Mercu Buana. R (Respon) : Respon berasal dari cerita lucu, jokes singkat (bit) yang di tayangkan dalam program Stand Up Comedy di Metro TV, sehingga menerpa responden mahasiswa Broadcasting angkatan 2010 Universitas Mercu Buana, dan menghasilkan tanggapan berupa respon positif sebesar 93,93 persen, atau 62 responden dari total keseluruhan 66 responden.

71 Dari teori S-R yang telah dijabarkan diatas, diketahui bahwa media massa memberikan stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan, dan kemudian menimbulkan respon, atau juga reaksi terhadap stimulus tersebut sehingga komunikasi dapat dikatakan efektif. Teori ini menjelaskan bahwa media dan audiens berhubungan sangat erat. Kemudian tujuan dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui respon dari Mahasiswa Broadcasting Universitas Mercu Buana Angkatan 2010 terhadap program Stand Up Comedy di Metro TV. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, responden sudah ada pada tahap yang baik dalam merespon program hiburan Stand Up Comedy di Metro TV yang dapat dilihat dari hasil kuisioner yang telah disebarkan oleh peneliti di lapangan. Peneliti menyebarkan sebanyak 66 kuisioner untuk diisi oleh responden yang dalam penelitian ini tercatat sebagai Mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan Broadcasting angkatan 2010 yang dalam status aktif, dengan terlebih dahulu memberikan pertanyaan saringan yaitu apakah mereka menyaksikan program Stand Up Comedy Show di Metro TV? Program hiburan yang diberikan oleh televisi kepada pemirsanya memberikan sebuah manfaat, karena masyarakat dapat lebih santai, ditengah kepadatan aktivitas sehari hari, terlebih lagi dengan adanya progam hiburan masyarakat juga akan merasa terhibur. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang diperoleh peneliti selama penyebaran kuisioner di lapangan, dapat diketahui bahwa seluruh responden mengetahui dan menyaksikan program Stand Up Comedy Show di Metro TV,

72 namun yang selalu menonton program ini lebih sedikit dari yang jarang menonton, yang disebabkan dari penayangan program Stand Up Comedy pada pukul 22.30 WIB yang kurang disetujui oleh responden. Respon terbesar berada pada pertanyaan tentang jumlah performer (komik) yang tampil pada setiap penayangan Stand Up comedy Show di Metro TV, menghasilkan 87,88 % jawaban responden menjawab 3 orang, karena memang sejak awal penayangan Stand Up comedy Show Metro TV hanya menampilkan 3 orang performer (komik) pada setiap penayangan nya.