ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KANTOR BANK SYARIAH DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE DAN ANALISA PENELITIAN. yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Manajemen dana bank syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gross Domestic Product

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Unit Usaha Syariah (UUS) yang terdaftar di Bank Indonesia sampai dengan tahun

III. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah profitabilitas perbankan syariah yang ada di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

PENGARUH ROE, BOPO DAN NPL TERHADAP TINGKAT DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH

Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Muamalat Indonesia. dikumpulkan dari web resmi Bank Indonesia dengan alamat situs

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. bank syariah dengan fokus penelitian pada total jumlah deposito mudharabah.

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

Analisis Pengaruh Alokasi Penempatan Dana Terhadap Muqabalah (Profitabilitas) Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbankan syariah itu sendiri. Data-data sekunder ini berupa data time series

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB. III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP SIMPANAN MUDHARABAH PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA TBK

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: DIKA WAHYUNINGTYAS B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak (Kasmir, 2002; 23).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada bagian ini akan dipaparkan sampel dan data penelitian yang akan menjadi

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempunyai karekteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. antara pihak investor atau penabung, istilahnya shahibul maal dengan pihak pengelola

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data tersebut serta penampilan dari hasilnya. 71 Pendekatan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang sudah jadi dari tempat penelitian. Data jumlah deposito mudharabah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan adalah bank Persero atau bank yang dikelola oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bentuk skala numerik (Kuncoro, 2005:124) dan merupakan data sekunder

BAB II LANDASAN TEORI. juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi. sebagai tempat untuk memindahkan uang, menerima segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suku Bunga terhadap Return bagi hasil deposito mudharabah pada Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 32. Mean 0E-7

TINJAUAN PUSTAKA Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. kepastian dana pendidikan anak sesuai rencana untuk setiap cita-cita yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Non Performing Financing (NPF) dapat dilihat

BAB III METODE PENELITIAN. (2010:27) metode kuantitatif sesuai dengan namanya banyak dituntut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH KANTOR BANK SYARIAH DI INDONESIA Richard Fransderrick richard.fransderrick@gmail.com Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to find out how far is the relationship of the third parties fund (DPK), inter banks fund (DAB) and loans fund (DP) to the growth of Indonesia General Sharia Banks offices number. The analysis methodology is multiple linier regression analysis test with the α significant level of 5% will show how far is the partial relationship and simultaneous independent variables to the dependent variable. To test whether the best linear data and unbiased (Best Linier Unbiases Ustimated/BLUE) is being used, it uses classical assumption test for example: multicoliniearity test, autocorelation test, heteroscedasticity test. The computer program uses statistical product and service solutions (SPSS) statistics version 21 to analyze. The analysis result in classical assumption test shows that there is no deviate variable. On the simultaneous F test, all the independent variables show the positive significant result influence of The number of Indonesia General Sharia Banks, the same things on t test partially shows that all variables are influence positively. R 2 has the value of 0.944 shows the strong relation between independent variables with the dependent variable with the percentage of 94.4 %, while the remaining of 5.6 % influences by other factors. Keywords: General Sharia Bank, The Third Parties (DPK), Funds among Bank (DAB), and Loans Fund (DP). ABSTRAK Tujuan penelitan ini untuk mengetahui sejauh mana hubungan dana pihak ketiga (DPK), dana antar bank (DAB) dan dana pinjaman (DP) terhadap pertumbuhan jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia. Penganilisisan menggunakan metode analisis uji regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi α sebesar 5% yang akan menunjukkan seberapa jauh hubungan parsial dan simultan variabel independen terhadap variabel dependen. Sementara untuk menguji apakah data linier terbaik dan tidak bias (Best Linier Unbiases Ustimated/BLUE) yang dipakai, digunakan uji asumsi klasik antara lain: uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Program komputer yang digunakan untuk menganalisis adalah Statistical Product and Service Solutions (SPSS) Statistics versi 21. Hasil analisis menunjukkan pada uji asumsi klasik tidak ditemukan variabel yang menyimpang. Pada uji F secara simultan seluruh variabel independen menunjukkan hasil signifikan positif mempengaruhi jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia, begitu juga pada uji t yang secara parsial menunjukkan seluruh variabel bersifat postif. Nilai R 2 yang didapat sebesar 0,944 menunjukkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen yang sangat kuat dengan pengaruh persentasi sebesar 94,4%, sedangkan sisanya 5,6% dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci: Kantor Bank Umum Syariah, Dana Pihak Ketiga (DPK), Dana Antar Bank (DAB), dan Dana Pinjaman (DP). PENDAHULUAN Perkembangan industri perbankan syariah yang saat ini sedang mengalami pertumbuhan menjadi tren pada masyarakat Indonesia dalam menggunakan jasa perbankan, terutama pada kalangan muslim. Di sisi lain juga banyak terdapat beberapa bank

konvensional yang mengadopsi sistem perbankan berbasis syariah. Terbukti dengan banyaknya jumlah kantor bank syariah yang berada di Indonesia. Hilangnya kekhawatiran pada masyarakat muslim tentang kemungkinan adanya halhal yang dilarang dalam Syariat Islam menjadikan banyak orang yang beralih menggunakan jasa perbankan syariah. Unsur riba berbasis bunga, pengelolaan pembiayaan yang membiayai kegiatan produksi dan perdagangan barang haram merupakan hal-hal yang dilarang dalam Syariat Islam. Ini sesuai yang disebutkan oleh Antonio (2001), menabung di bank syariah lebih aman ditinjau dari perspektif Islam. Terlihat dari meningkatnya jumlah kantor bank syariah pada tahun 2009-2012 yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 jumlah kantor yang ada adalah 711 kantor, pada tahun 2010 bertambah 504 kantor menjadi 1.215 kantor, sedangkan pada tahun 2011 bertambah 175 kantor menjadi 1.390 kantor, dan pada tahun 2012 bertambah 344 kantor menjadi 1.734 kantor. Pertumbuhan jumlah kantor bank syariah yang berada di Indonesia tidak terlepas dari penghimpunan dana yang telah dilakukan oleh bank syariah. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011: 553-556), produk produk penghimpun dana masyarakat yang ditawarkan bank syariah terdiri dari: Al-Wadi ah, Al-Musyarakah dan Al-Mudharabah. Pada bank syariah, dana pihak ketiga dikategorikan dalam sumber dana Al-Wadi ah yang menurut Arifin (2002: 56) mengartikan dana titipan (Wadi ah) adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro dan tabungan. Sedangkan Bank Indonesia menggolongkan dana pihak ketiga antara lain: 1. Giro Islamic Banking (ib), Tabungan Islamic Banking (ib) dan Deposito Islamic Banking (ib). Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Bank Indonesia (BI) tahun 2012, sumber dana pihak ketiga yang dihimpun Bank Umum Syariah (BUS) mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 jumlah dana pihak ketiga yang terkumpul sebesar Rp43.858 miliar. Pada tahun 2010 sebesar Rp64.335 miliar. Pada tahun 2011 sebesar Rp105.500 miliar. Pada tahun 2012 sebesar Rp117.817 miliar. Dalam SPI BI tahun 2012 juga tertera dana pinjaman antar bank yang turut andil dalam komposisi sumber dana bank syariah yang tiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah dana pinjaman antar bank sebesar Rp3.351 miliar. Pada tahun 2010 sebesar Rp4.272. Pada tahun 2011 sebesar Rp6.141 miliar. Pada tahun 2012 sebesar Rp11.327 miliar. Selain itu dalam SPI BI tahun 2012 dana pinjaman dalam komposisi sumber dana bank syariah tiap tahunnya juga semakin meningkat. Pada tahun 2009 jumlah dana pinjaman antar bank sebesar Rp3.351 miliar. Pada tahun 2010 sebesar Rp81 miliar. Pada tahun 2011 sebesar Rp1.119 miliar. Pada tahun 2012 sebesar Rp1.654 miliar. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Dana Pihak Ketiga (DPK), Dana Antar Bank (DAB), dan Dana Pinjaman (DP) berpengaruh terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia secara parsial dan simultan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam penentuan variabel dependen dan variabel independennya yaitu jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia sebagai variabel dependen. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK), Dana Antar Bank (DAB), dan Dana Pinjaman (DP) sebagai variabel independen. Perubahan variabel dependen dan independen dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik. Dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mambahas bagian-bagian penting untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas dan melebar, maka penelitian hanya difokuskan pada titik permasalahan yang telah diuraikan diatas, yaitu mengenai dana pihak ketiga, dana antar bank, dana pinjaman dan jumlah kantor bank syariah di Indonesia. 2

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Sumber Dana Bank Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011: 137-138) dana bank adalah semua utang dan modal yang tercatat pada neraca bank sisi pasiva yang dapat dipergunakan sebagai modal operasional bank dalam rangka kegiatan penyaluran atau penempatan dana. Kegiatan penyaluran dana tersebut dapat berupa pemberian kredit kepada masyarakat, pembelian surat-surat berharga dalam rangka likuiditas bank, penyertaan ke badan usaha lain maupun penempatan sebagai alat-alat likuid. Selanjutnya dana bank yang digunakan sebagai modal operasional dalam kegiatan usaha tersebut dapat bersumber dari: dana sendiri (dana pihak pertama), dana pinjaman dari pihak di luar bank (dana pihak kedua), dana masyarakat (dana pihak ketiga). Pertama, dana sendiri (dana pihak pertama), yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik bank, dalam neraca bank, dana tersebut tercatat dalam pos modal dan cadangan yang tercantum pada sisi pasiva terdiri dari: (a) Modal yang disetor, yaitu jumlah uang yang disetor secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri; (b) Cadangan-cadangan, yaitu sebagian dari laba bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang akan dipergunakan untuk menutup timbulnya risiko dikemudian hari; (c) Laba yang ditahan (retained earning), yaitu bagian laba yang menjadi milik pemegang saham, akan tetapi oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) diputuskan untuk tidak dibagi dan dimasukkan kembali dalam modal bank. Kedua, dana pinjaman dari pihak luar bank (dana pihak kedua), merupakan dana yang berasal dari pihak yang memberikan pinjaman kepada bank, yang terdiri dari empat pihak, yaitu: (a) Pinjaman dari bank lain di dalam negeri, dikenal dengan pinjaman antar bank (interbank call money). Pinjaman ini biasanya diminta bila ada kebutuhan dan mendesak yang diperlukan bank misalnya untuk menutup kewajiban kliring atau memenuhi ketentuan saldo Giro Wajib Minimum (GWM) di Bank Indonesia. Jangka waktu call money umumnya hanya satu malam (overnight call money). Instrument yang dipergunakan untuk mendapatkan dana pinjaman antarbank tersebut terdiri dari Sertifikat Deposito, Promes, dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); (b) Pinjaman dari bank atau lembaga keuangan di luar negeri, biasanya berbentuk pinjaman jangka menengah-panjang. Realisasi pinjaman ini harus melalui persetujuan Bank Indonesia yang bertindak sebagai Pengawas Pinjaman Luar Negeri (PKLN); (c) Pinjaman dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), pinjaman dari LKBB ini kadangkala tidak benar-benar berbentuk pinjaman atau kredit, tapi lebih banyak berbentuk surat berharga yang dapat diperjualbelikan sebelum tanggal jatuh tempo. Misalnya berbentuk Sertifikat Bank atau Deposit On Call dengan jangka waktu tiga bulan dan dapat diperpanjang kembali tanpa mengeluarkan sertifikat baru; (d) Pinjaman dari Bank Sentral (Bank Indonesia), pinjaman dari Bank Indonesia diperoleh apabila bank yang bersangkutan ditunjuk oleh Bank Indonesia untuk menyalurkan pinjaman ke sektor-sektor usaha yang mendapat prioritas dari pemerintah untuk dikembangkan, misalnya Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit Usaha Kecil (KUK), dan sebagainya. Pinjaman tersebut dikenal dengan nama Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). Ketiga, dana masyarakat (dana pihak ketiga), yaitu dana-dana yang berasal dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha, yang diperoleh bank menggunakan berbagai instrument produk simpanan yang dimiliki oleh bank sebagai berikut: (a) Giro (demand deposits), yaitu simpanan pihak ketiga kepada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. Sasarannya adalah seluruh lapisan masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha yang dalam profesinya membutuhkan bantuan jasa bank untuk menyelesaikan transaksi pembayarannya; (b) Deposito (time deposits), yaitu simpanan 3

berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Deposit dibedakan menjadi dua, yaitu Deposit Berjangka dan Sertifikat Deposito; (c) Tabungan (saving), yaitu simpanan pihak ketiga yang dikeluarkan oleh bank yang penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di masing-masing bank; (d) Titipan, yaitu simpanan pihak ketiga yang karena sesuatu hal tidak atau belum dicairkan oleh yang berhak, sehingga oleh pihak bank dibukukan sebagai titipan. Sedangkan penyetoran dan penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku di masing-masing bank. Sumber Dana Bank Syariah Modal merupakan faktor terpenting dalam menjalankan kegiatan operasional usaha serta untuk mengembangkan dan perluasan perusahaan. Menurut Arifin (2002: 157) secara tradisional modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal didefinisikan sebagai kekayaan bersih (net worth) yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabilities). Sedangkan dana adalah uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank dalam bentuk tunai atau aktiva lain yang dapat segera diubah menjadi uang tunai. Uang tunai yang dimiliki atau dikuasai oleh bank tidak hanya berasal dari para pemilik bank itu sendiri, tetapi juga berasal dari titipan atau penyertaan dana orang lain atau pihak lain yang sewaktu-waktu atau pada suatu saat tertentu akan ditarik kembali, baik sekaligus ataupun secara berangsur-angsur. Maka terdapat tiga sumber dana yang utama dalam bank syariah, yaitu: modal inti (core capital) atau musyarakah, kuasi ekuitas (mudharabah account) dan titipan (wadi ah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunated deposit). Modal Inti (Core Capital) atau Musyarakah. Menurut Sudarsono (2004: 67-68) istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau syirkah. Musyarakah adalah kerjasama antara kedua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Landasan hukum Al- Qur an: Maka mereka berserikat pada sepertiga. (QS. An-Nissa: 12) ; Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat dzalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh. (QS. Shaad: 24). Landasan hukum Al-Hadits: Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda, Sesungguhnya Allah azza wa jalla berfirman, Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satunya tidak mengkhianati lainnya. (HR. Abu Dawud). Menurut Arifin (2002: 160-161) modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Modal inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi kepentingan para pemegang rekening titipan (wadi ah) atau pinjaman (qard), terutama atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana wadi ah atau qard. Modal inti terdiri dari: (a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham, sumber dana ini hanya akan timbul apabila pemilik menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru; (b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari; (c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanamkan kembali dalam bank. 4

Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011: 553) menyatakan Al-Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Terdiri dari dua jenis, yaitu: (a) Musyarakah kepemilikan, tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan suatu asset oleh dua orang atau lebih; (b) Musyarakah akad, tercipta dengan cara kesepakatan di mana dua orang atau lebih setuju untuk berbagi keuntungan maupun kerugian. Aplikasi Al-Musyarakah dalam perbankan syariah berupa: (a) Pembiayaan proyek, musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dan untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank; (b) Modal ventura, pada lembaga keuangan khusus yang diperbolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam skema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu, dan setelah itu bank melakukan disvestasi atau menjual sebagian sahamnya, baik secara sekaligus maupun bertahap. Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account). Menurut Sudarsono (2004: 69) Mudharabah berasal dari kata adhdharbu fil ardhi, yaitu berpergian untuk urusan dagang. Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu yang berarti al-qath u (potongan), karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungan. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Landasan hukum Al-Qur an: Dan jika dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT (QS. Al Muzzamil: 20) ; Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah SWT. (QS. Al-Jumuah: 10). Landasan hukum Al-Hadits: Diriwayatkan dari Abbas bahwa Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana ke mitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikan syaratsyarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun membolehkannya. (HR. Thabrani) ; Dari Shalih bin Suaib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual-beli secara tangguh, muqarabah (mudharabah), dan mencampuradukkan dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah). Menurut Arifin (2002: 161) kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi-hasil (mudharabah), namun rekening ini hanya dapat menangggung resiko atas aktiva yang dibiayai oleh dana dari rekening bagi-hasil itu sendiri. Selain itu pemilik rekening bagi-hasil dapat menolak untuk menanggung risiko atas aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa risiko tersebut timbul akibat salah urus (mismanagement), kelalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib. Terdiri dari: (a) Rekening investasi umum, di mana bank menerima simpanan dari nasabah yang mencari kesempatan investasi atas dana mereka dalam bentuk investasi berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah (unrestricted investment account); (b) Rekening investasi khusus, di mana bank bertindak sebagai manajer investasi bagi nasabah institusi 5

(pemerintah atau lembaga keuangan lain) atau nasabah korporasi untuk menginvestasikan dana mereka pada unit-unit usaha atau proyek-proyek tertentu yang mereka setujui atau mereka kehendaki (c) Rekening tabungan mudharabah, salah satu syarat mudharabah adalah dananya harus dalam bentuk uang (monetary form). Oleh karena itu tabungan mudharabah tidak dapat ditarik sewaktu-waktu sebagaimana tabungan wadiah. Jenis-jenis Al-Mudharabah yaitu: (a) Mudharabah Muthlaqah, adalah kerja sama antara shahibul maal dan mudharib (pengelola) yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis (b) Mudharabah Muqayyadah, adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang dibatasi dengan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Aplikasi mudharabah dalam perbankan syariah pada sisi penghimpun dana meliputi: (a) Tabungan berjangka, yaitu tabungan yang dimaksudkan untuk tujuan khusus, seperti tabungan haji, tabungan kurban, dan sebagainya; (b) Deposito biasa, di mana dana yang dititipkan nasabah khusus untuk bisnis tertentu. Sedangkan aplikasi pada sisi pembiayaan diterapkan untuk: (a) Pembiayaan modal kerja, seperti modal kerja untuk perdagangan dan jasa; (b) Investasi khusus, yang disebut juga mudharabah muqayyah, di mana sumber dana khusus dengan penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh shahibul maal. Titipan atau Wadi ah Menurut Sudarsono (2004: 57) Al Wad iah dalam segi bahasa dapat diartikan sebagai meninggalkan atau meletakkan sesuatu pada orang lain untuk dipelihara dan dijaga. Dari aspek teknis, wadi ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip kehendaki. Landasan hukum Al-Qur an: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan) kepada yang berhak menerimanya. (QS. An-Nissa: 48) ; Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. (QS. Al Baqarah: 283). Landasan hukum Al-Hadits: Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, Sampaikanlah (tunaikan) amanat kepada yang berhak menerimanya dan jangan membalas khianat kepada orang yang telah mengkhianati. (HR. Abu Daud). Menurut Arifin (2002: 56) Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Yaitu: (a) Rekening giro wadi ah, dalam hal ini bank Islam menggunakan prinsip wadi ah yad dhamanah. Dengan prinsip ini bank sebagai custodian harus menjamin pembayaran kembali nominal simpanan wadi ah. Dana tersebut dapat digunakan oleh bank untuk kegiatan komersil dan bank berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan tersebut dalam kegiatan komersial. Pemilik simpanan dapat menarik kembali simpanannya sewaktu-waktu, baik sebagian atau seluruhnya; (b) Rekening tabungan wadi ah, prinsip wadi ah yad dhamanah ini juga dipergunakan oleh bank dalam mengelola jasa tabungan, yaitu simpanan dari nasabah yang memerlukan jasa penitipan dana dengan tingkat keleluasaan tertentu untuk menariknya kembali. Bank memperoleh izin dari nasabah untuk menggunakan dana tersebut selama mengendap di bank. Nasabah dapat menarik sebagian atau seluruh saldo simpanannya sewaktu-waktu atau sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Sedangkan menurut Kuncoro dan Suhardjo (2011: 553) Al-Wadi ah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. Secara umum wadi ah terdiri dari dua jenis, yaitu: (a) Yad al-amanah, yang diterapkan pada produk simpanan yang tidak sering ditarik atau dipakai, seperti safe deposit box; (b) Yad dhamanah, ditetapkan pada rekening giro. Aplikasi wadi ah dalam perbankan adalah rekening giro. 6

Penelitian Terdahulu Rodliyya (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh jumlah kantor layanan syariah terhadap penghimpunan dana pihak ketiga pada BNI Syariah, menyimpulkan bahwa layanan memberikan pengaruh yang signifikan bagi peningkatan dana pihak ketiga BNI Syariah. Hal ini ditunjukkan dari pengujian antara jumlah kantor layanan syariah dengan jumlah dana pihak ketiga dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,743. Sedangkan pada nilai uji koefisien determinasi menunjukkan angka 0,552 yang berarti 55,2% dana pihak ketiga kantor layanan syariah dipengaruhi oleh jumlah kantor layanan syariah. Penelitian yang dilakukan oleh Muchtolifah (2007) menyatakan bahwa pendapatan perkapita, tingkat inflasi, dan jumlah kantor Bank Umum berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat. Untuk variabel jumlah kantor bank secara parsial berpengaruh signifikan dan diperoleh nilai t hitung = 2,543 lebih besar dari t tabel = 2,201 pada df = 11 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 yang berarti semakin banyak jumlah kantor bank, maka akan sangat berdampak pada semakin meningkatnya jumlah tabungan masyarakat. Sedangkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) sebesar 0,3709 yang berarti tabungan masyarakat mampu dijelaskan oleh variabel jumlah kantor Bank Umum hingga 37,09% dan sisanya sebesar 62,91% dijelaskan oleh faktor lainnya. Hipotesis Dana yang berada pada bank syariah menjadi perhitungan atas besarnya biaya untuk mendirikan kantor bank dan biaya operasional kantor, sehingga kapan saat yang tepat bisa memaksimalkan fungsinya dan meminimalkan biaya operasional sehingga mampu menjadikan leader market. Dalam penelitian ini sumber dana bank syariah yang akan dijadikan sebagai variabel pengujian faktor penentu apakah berpengaruh terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia adalah: dana pihak ketiga, dana antar bank dan dana pinjaman. Maka, hipotesis penelitian ini adalah: H 1 : Sumber dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia. H 2 : Sumber dana antar bank berpengaruh signifikan terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia. H 3 : Sumber dana pinjaman berpengaruh signifikan terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia. H 4 : Sumber dana pihak ketiga, sumber dana antar bank, dan sumber dana pinjaman secara simultan berpengaruh signifikan terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah semua bank umum syariah yang ada di Indonesia dan telah terdaftar pada Bank Indonesia periode tahun 2009-2012. Pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Teknik ini termasuk dalam jenis kelompok non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel yang diambil adalah seluruh Bank Umum Syariah yang ada di Indonesia berdasarkan sumber data sekunder yang diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada periode tahun 2009-2012, antara lain: PT Bank Syariah Muamalat Indonesia, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Syariah Mega Indonesia, PT Bank Syariah BRI, PT Bank Syariah Bukopin, 7

PT Bank Panin Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT BCA Syariah, PT Bank Jabar dan Banten, PT Bank Syariah BNI, dan PT Maybank Indonesia Syariah. Teknik Pengumpulan Data Data penelitian ini menggunakan data time series dalam bentuk Statistik Perbankan Syariah yang telah dipublikasikan oleh Bank Indonesia. Periode waktu yang digunakan adalah tahun 2009-2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Total Dana Pihak Ketiga (DPK) Sumber dana bank syariah yang dijadikan variabel bebas X 1 adalah total seluruh elemen DPK berupa rupiah dan valas yang meliputi: giro wadiah, deposito mudharabah, dan tabungan mudharabah. b. Total Dana Antar Bank (DAB) Sumber dana bank syariah yang dijadikan variabel bebas X 2 adalah seluruh elemen dana yang berasal dari lembaga bank yang meliputi: kewajiban kepada BI, antar bank, dan surat berharga. c. Total Dana Pinjaman (DP) Sumber dana bank syariah yang dijadikan variabel bebas X 3 adalah seluruh elemen dana pinjaman yang diterima dalam bentuk rupiah maupun valas. Variabel Dependen Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah kantor bank umum syariah yang berada di Indonesia dan telah terdaftar pada Bank Indonesia dengan periode waktu tahun 2009-2012. Teknik Analisis Data Pada penelitian ini teknik analisis regresi linier berganda digunakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) Statistics version 21. Setelah itu untuk menguji apakah data yang digunakan merupakan data linier terbaik dan tidak bias (Best Linier Unbiased Ustimated/BLUE), digunakan uji asumsi klasik antara lain: Uji Multikolonieritas, Uji Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisistas. Maka persamaan regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: 8 Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 Dimana: Y a b 1, b 2, b 3 X 1 X 2 X 3 : Jumlah Kantor Bank Umum Syariah di Indonesia : Konstanta Persamaan Regresi : Koefisien Regresi : Dana Pihak Ketiga : Dana Antar Bank : Dana Pinjaman Uji koefisien determinasi simultan (R 2 ) digunakan untuk menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar R 2 semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R 2 berkisar

antara 0 sampai 1, suatu R 2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan. Uji koefisien determinasi parsial (r 2 ) digunakan untuk menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar r 2 semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai r 2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu r 2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan. Untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan terhadap variabel terikat menggunakan Uji F. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% nilai F hitung dari masing masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan niai F tabel. Jika F hitung > F tabel atau prob sig < α = 5% ini berarti bahwa seluruh variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap koefisien regresi secara parsial dilakukan dengan analisis uji t. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai t hitung dari masing masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika t hitung > t tabel atau prob sig < α = 5% ini berarti bahwa masing masing variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Bank Syariah Dalam bahasa Arab, Al-Mashrafiyah al-islamiyah atau yang sering disebut dengan perbankan syariah atau perbankan Islam merupakan salah satu industri keuangan yang berada di tengah-tengah kegiatan bisnis dalam bidang jasa keuangan yang bertujuan sama seperti perbankan konvesional, yaitu agar lembaga perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana, membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan prinsip hukum Islam. Arifin (2002: 3) mengungkapkan bahwa bank syariah didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip Islam, Syariah dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank Islami itu adalah: (a) larangan riba dalam berbagai bentuk transaksi; (b) melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan keuntungan yang sah; (c) memberikan zakat. Muhammad (2005:1) sendiri menyatakan, bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, atau lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Sedangkan menurut undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah menyatakan bahwa, prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah. Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda dengan menggunakan program komputer SPSS statistik versi 21 dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya sebagai berikut: 9

10 Tabel 1 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) 179,782 43,670 DPK,013,001,991 DAB,042,013,240 DP -,183,043 -,280 Dari hasil olah SPSS yang ditunjukkan pada tabel 1 didapatkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 179,782 + 0,013X 1 + 0,042X 2 0,183X 3 Di mana: Y = Jumlah Kantor Bank Umum Syariah X 1 = Dana Pihak Ketiga X 2 = Dana Antar Bank = Dana Pinjaman X 3 Hasil analisis persamaan regresi linier berganda: 1. Konstanta sebesar 179,782 menyatakan bahwa jika DPK, DAB, dan DP konstan, maka jumlah kantor bank umum syariah akan meningkat sebesar 179,782. 2. Koefisien variabel X 1 sebesar 0,013 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1 Miliar DPK, maka akan meningkatkan jumlah kantor bank umum syariah sebesar 0,013. 3. Koefisien variabel X 2 sebesar 0,042 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1 Miliar DAB, maka akan meningkatkan jumlah kantor bank umum syariah sebesar 0,042. 4. Koefisien variabel X 3 sebesar -0,183 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1 Miliar DP, maka akan menurunkan jumlah kantor bank umum syariah sebesar 0,183. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik ini digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan merupakan data linier terbaik dan tidak bias (Best Linier Unbiased Ustimated/BLUE) dalam menentukan ketepatan model regresi yang antara lain: a. Uji Multikolinearitas. Menurut Santoso (2001) yang dikutip Wiyono (2011: 157), pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan dengan variabel bebas lainnya. Dan dari hasil olah SPSS didapatkan nilai VIF sebagai berikut: (1) nilai VIF DPK sebesar 3,533 lebih kecil dari angka 5, maka variabel DPK tidak terjadi multikolinearitas, (2) nilai VIF DAB sebesar 4,144 lebih kecil dari angka 5, maka variabel DPK tidak terjadi multikolinearitas, (3) nilai VIF DP sebesar 3,685 lebih kecil dari angka 5, maka variabel DPK tidak terjadi multikolinearitas. Ini mengartikan bahwa seluruh variabel independen terbebas dari multikolinearitas. b. Uji Autokorelasi. Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW di bawah -2 (DW < -2); (2) Tidak terjadi autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau -2 DW +2; (3) Terjadi autokorelasi negatif jika DW di atas +2 atau DW > +2 (Sunyoto, 2011: 91-92). Maka dari hasil olah data SPSS didapatkan hasil nilai Darwin-Watson (DW) adalah sebesar 0,660 yang berada di antara -2 dan +2 atau -2 DW +2, ini berarti variabel bebas tidak terjadi autokorelasi dan hasil model regresi layak dijadikan prediksi.

c. Uji Heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombanggelombang (Sunyoto, 2011: 82-83). Dan hasil dari grafik scatterplot memperlihatkan titiktitik hasil pengolahan data SPSS antara ZPRED dan SRESID menyebar di bawah maupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur. Ini menunjukkan bahwa terjadi homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, maka persamaan regresi yang dibuat adalah baik atau tidak bias dan bisa dijadikan ramalan prediksi. Koefisien Determinasi Simultan (R 2 ) R 2 menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar R 2 semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu R 2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan. Tabel 2 Model Summary Model R R Square 1,972 a,944 11 Pada tabel 2 memperlihatkan nilai R 2 (R Square) sebesar 0,944 yang menunjukkan hubungan variabel independen DPK, DAB, dan DP secara simultan berpengaruh sangat kuat terhadap variabel dependen jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia. Artinya variabel independen DPK, DAB, dan DP berpengaruh sebesar 94,4% terhadap variabel jumlah kantor bank umum syariah dan sisanya 5,6 % dipengaruhi oleh faktor lain. Koefisien Determinasi Parsial (r 2 ) r 2 (r Square) menjelaskan seberapa besar persentasi total variasi variabel dependen yang dijelaskan oleh model, semakin besar r 2 semakin besar pengaruh model dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai r 2 berkisar antara 0 sampai 1, suatu r 2 sebesar 1 berarti ada kecocokan sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berarti tidak ada hubungan antara variabel tak bebas dengan variabel yang menjelaskan. Tabel 3 Koefisien Determinasi Parsial Model r r 2 DPK 0,913 0,834 DAB 0,448 0,201 DP - 0,537 0,288 Dari hasil olah data SPSS yang ditunjukkan pada tabel 3 diatas menyatakan: (1) Nilai r 2 variabel DPK sebesar 0,834 yang menunjukkan hubungan variabel DPK secara parsial berpengaruh sangat kuat terhadap jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dengan persentase 83,4% dan sisanya 16,6% disebabkan oleh faktor lain; (2) Nilai r 2 variabel DAB sebesar 0,201 yang menunjukkan hubungan variabel DAB secara parsial berpengaruh rendah terhadap jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dengan persentase 20,1% dan sisanya 79,9% disebabkan oleh faktor lain; (3) Nilai r 2 variabel DP sebesar 0,288 yang menunjukkan hubungan variabel DP secara parsial berpengaruh rendah terhadap jumlah

kantor bank umum syariah di Indonesia dengan persentase 28,8% dan sisanya 71,2% disebabkan oleh faktor lain. Dari uji koefisien determinasi parsial tersebut, maka variabel independen yang dominan mempengaruhi pertumbuhan jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia adalah dana pihak ketiga (DPK) dengan nilai koefisiensi determinasi parsial terbesar yaitu 0,834 atau 83,4% jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dipengaruhi oleh dana pihak ketiga, dan sisanya 16,6% disebabkan oleh faktor lain. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis 1, 2, dan 3 Uji t dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai t hitung dari masing masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika t hitung > t tabel atau prob sig < α = 5% ini berarti bahwa masing masing variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen. Dan didapatkan hasil pengolahan dengan program SPSS sebagai berikut: Tabel 4 Coefficients a Model t Sig. 1 (Constant) 4,117,000 DPK 14,832,000 DAB 3,322,002 DP -4,220,000 12 Dari hasil olah data pada SPSS, tabel 4 menunjukkan: (1) Nilai probabilitas signifikansi DPK sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel DPK (X 1 ) secara parsial mempengaruhi jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia; (2) Nilai signifikansi DAB sebesar 0,002 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka H 0 ditolak dan H 2 diterima, artinya variabel DAB (X 2 ) secara parsial mempengaruhi jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia; (3) Nilai signifikansi DP sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka H 0 ditolak dan H 3 diterima, artinya variabel DP (X 3 ) secara parsial mempengaruhi jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia. Pengujian Hipotesis 4 Uji F dilakukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, nilai F hitung dari masing masing koefisien regresi kemudian dibandingkan dengan nilai F tabel. Jika F hitung > F tabel atau prob sig < α = 5% ini berarti bahwa masing masing variabel independen berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen dan Jika F hitung < F tabel atau prob sig > α = 5% ini berarti bahwa masing masing variabel independen berpengaruh secara negatif terhadap variabel dependen. Dan didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 5 ANOVA a Model df Mean Square F Sig. 1 Regression 3 1808581,957 249,231,000 b Residual 44 7256,646 Total 47 Dari tabel 5 menunjukkan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%), maka H 0 ditolak dan H 4 diterima. Artinya seluruh variabel independen

DPK, DAB, dan DP secara simultan mempengaruhi jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia. Pembahasan Hasil penelitian ini, Fransderrick (2013) dibandingkan dengan penelitian terdahulu yaitu Rodliyya (2008), dan Muchtolifah (2007) adalah sebagai berikut: (1) Rodliyya (2008) menyatakan bahwa jumlah kantor layanan bank memberikan pengaruh yang signifikan bagi peningkatan dana pihak ketiga BNI Syariah dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,552 mempunyai persamaan dengan penelitian ini, yaitu dana pihak ketiga juga memberikan pengaruh signifikan yang positif bagi peningkatan jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dengan tingkat signifikansi uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%). Dan perbedaan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga sebagai variabel bebas dengan menambahkan faktor lain yaitu dana antar bank dan dana pinjaman, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dengan hasil koefisien determinasi simultan sebesar 0,944 yang berarti 94,4% penyebab pertumbuhan kantor bank umum syariah di Indonesia disebabkan oleh dana pihak ketiga, dana antar bank, dan dana pinjaman lebih besar dari penelitian Rodliyya (2008) yang mendapatkan koefisien determinasi sebesar 0,552 yang berarti 55,2% dana pihak ketiga kantor layanan syariah dipengaruhi oleh jumlah kantor layanan syariah; (2) Muchtolifah (2007) menyatakan bahwa pendapatan perkapita, tingkat inflasi, dan jumlah kantor bank umum berpengaruh signifikan terhadap jumlah tabungan masyarakat, juga memiliki persamaan dan perbedaan. Hasil signifikansi parsial jumlah kantor bank umum dengan dana pihak ketiga pada penelitian Muchtolifah (2007) menjadi persamaan pada penelitian ini, yaitu dana pihak ketiga juga memberikan pengaruh signifikan yang positif bagi peningkatan jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dengan tingkat signifikansi uji t sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%). Perbedaan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga sebagai variabel bebas dengan menambahkan faktor lain yaitu dana antar bank dan dana pinjaman, sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah jumlah kantor bank umum syariah di Indonesia dengan hasil koefisien determinasi parsial variabel DPK 0,834 atau 83,4% pertumbuhan kantor bank umum syariah di Indonesia disebabkan oleh dana pihak ketiga lebih besar dari penelitian Muchtolifah (2007) yang mendapatkan nilai koefisien determinasi parsial sebesar 0,3709 yang berarti tabungan masyarakat mampu dijelaskan oleh variabel jumlah kantor bank umum hingga 37,09%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bank umum syariah di Indonesia dan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS statistik versi 21, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut: (1) Diperoleh nilai R 2 (R Square) sebesar 0,944 dan mendekati angka 1 yang menjelaskan sangat kuatnya hubungan variabel DPK, DAB, dan DP mempengaruhi jumlah kantor bank syariah di Indonesia, dengan pengaruh persentasi sebesar 94,4%, sedangkan sisanya 5,6% dipengaruhi oleh faktor selain DPK, DAB, dan DP; (2) Hasil uji F menunjukkan nilai probabilitas signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari nilai α = 0,05 (5%), maka seluruh variabel DPK, DAB, dan DP secara simultan berpengaruh positif terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia; (3) Hasil uji t parsial variabel DPK menunjukkan nilai probabilitas signifikansi DPK sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka seluruh variabel DPK secara parsial berpengaruh positif terhadap jumlah kantor bank 13

syariah di Indonesia; (4) Hasil uji t parsial variabel DAB menunjukkan nilai probabilitas signifikansi DAB sebesar 0,002 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka seluruh variabel DAB secara parsial berpengaruh positif terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia; (5) Hasil uji t parsial variabel DP menunjukkan nilai probabilitas signifikansi DP sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 (5%), maka seluruh variabel DP secara parsial berpengaruh secara positif terhadap jumlah kantor bank syariah di Indonesia; (6) Hasil persamaan regresi yang didapat dengan program SPSS statistik versi 21 untuk digunakan memprediksi adalah Y = 179,782 + 0,013X 1 + 0,042X 2 0,183X 3. Dengan nilai konstana sebesar 179,782 yang apabila DPK, DAB, dan DP konstan, maka akan meningkatkan jumlah kantor bank umum syariah sebesar 179,782. Saran Dari pembahasan yang telah disimpulkan, ada beberapa saran sebagai berikut: (1) Dengan nilai persentasi koefisien determinasi simultan yang tinggi, disarankan bagi manajemen bank umum syariah untuk meningkatkan variabel DPK, DAB, dan DP sehingga bisa mendominasi pasar industri perbankan di seluruh Indonesia; (2) Berdasarkan model regresi yang dihasilkan, didapatkan nilai koefisien DP bersifat negatif, maka disarankan bagi manajemen bank umum syariah untuk mengurangi variabel dana pinjaman yang diterima baik berupa Rupiah maupun Valas; (3) Bagi pemerintah disarankan untuk mengawasi dan memprediksi jumlah kantor bank syariah yang akan terus meningkat dengan melihat model regresi hasil penelitian dan variabel DPK, DAB, dan DP sebagai acuannya; (4) Disarankan bagi peneliti lanjutan untuk dijadikan bahan referensi atau acuan dalam melakukan penelitian tentang sumber dana bank terhadap jumlah kantor bank syariah dengan menggunakan variabel yang lain. 14 DAFTAR PUSTAKA Antonio, M. S. 2001. Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press. Jakarta. Arifin, Z. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Cetakan Kesatu. Alvabeta. Jakarta. Bank Indonesia. 2012. Statistik Perbankan Indonesia Desember 2012. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan.http:www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Perbankan/Statistik+Perbankan+Indo nesia/spi_1212.htm. Diakses tanggal 16 April 2013 (14:05). Kuncoro, M. dan Suhardjono. 2011. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. BPFE. Yogyakarta. Muchtolifah. 2007. Analisis Beberapa Faktor yang Menentukan Jumlah Tabungan Masyarakat Pada Bank Umum Di Kota Surabaya. Jurnal Ilmu-Ilmu Ekonomi 7(2):20-29. Muhammad. 2004. Manajemen Dana Bank Syariah. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Ekonisia. Yogyakarta. Rodliyya, Z. R. 2008. Pengaruh jumlah kantor layanan syariah terhadap penghimpunan dana pihak ketiga pada BNI Syariah. Skripsi. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Jakarta. Sudarsono, H. 2004. Bank & Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi. Edisi Kedua. Cetakan Kedua. Ekonisia. Yogyakarta. Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. Alfabeta. Bandung.. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Cetakan Kedua. Alfabeta. Bandung. Sunyoto, D. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Cetakan Pertama. CAPS. Yogyakarta. Wiratna, V. dan Poly, E. 2012. Statistika untuk Penelitian. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Wiyono, G. 2011. 3 in One: Merancang Penelitian Bisnis dengan Alat Analisis SPSS 17.0 & Smart PLS 2.0. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. 15