BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

ANALISIS PERMINTAAN LISTRIK RUMAH TANGGA (R1-900 VA) DI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain :

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi telah mencakup pada prinsip pengembangan usaha kepada

BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2000 TENTANG HARGA JUAL TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. 305,6 juta jiwa. Indonesia akan mengalami bonus demografi, dimana jumlah penduduk usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Bagi manusia selain

IMPLEMENTASI REGULASI DALAM RANGKA MEMENUHI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK. Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Gambaran Umum Kecamatan Percut Sei Tuan. Wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 KKKK 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang penting bagi kehidupan di

ANALISA BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN SAMBUNGAN LISTRIK SEKTOR INDUSTRI DI JAWA TIMUR

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

BAB I PENDAHULUAN. berkelanjutan (sustainabel development) merupakan alternatif pembangunan yang

STUDI PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DI DESA SAMBIREJO TIMUR KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

Analisis Krisis Energi Listrik di Kalimantan Barat

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari pemanfaatan wilayah pesisir dan lautan. Oleh sebab itu, banyak

BAB I PENDAHULUAN. petani di pedesaan ternyata demikian besar, seperti diadakannya penyuluhan-penyuluhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna. Dilihat dari

PROFIL PELAKSANAAN PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU) KABUPATEN DELI SERDANG

LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 48 TAHUN 2000 TANGGAL : 31 MARET 2000 GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sejalan dengan itu perusahaan berusaha melakukan perbaikan atau

ANALISIS PELUANG PENGHEMATAN EKONOMI SISTEM FOTOVOLTAIK TERHUBUNG JARINGAN LISTRIK PADA KAWASAN PERUMAHAN DI KOTA PANGKAL PINANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi ialah untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Selama krisis, usaha di sektor pertanian menunjukkan kinerjanya sebagai

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. ayat (1) menyebutkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam mewujudkan daerah otonom yang luas serta bertanggung jawab. Tiap

BAB 1 PENDAHULUAN. energi perlu dilaksanakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Disisi lain

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

APLIKASI METODE TOPSIS FUZZY DALAM MENENTUKAN PRIORITAS KAWASAN PERUMAHAN DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

NO. GOLONGAN TARIF BATAS DAYA KETERANGAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor terutama sektor transportasi. Luasnya wilayah jasa pelayanan angkutan darat

PENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik dalam era globalisasi ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan para

BAB I PENDAHULUAN. perhatian utama saat ini adalah terus meningkatnya konsumsi energi di Indonesia.

INFRASTRUKTUR BAB PERHUBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan nasibnya bekerja disektor pertanian (Husodo, dkk, 2004:23- meningkatnya peranan sektor-sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. dan operasi industri semakin meningkat. Sehingga peran inovasi tentunya akan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era teknologi tinggi, penggunaan alat-alat pertanian dengan mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang produksi, penelitian dan riset, bidang pertahanan dan keamanan, bidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencukupi kebutuhan hidup. Aktivitas-aktivitas manusia telah mengubah

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pelayanan profesionalisme sesuai dengan bidangnya masingmasing.

KEMANDIRIAN MASYARAKAT DESA BATANG URU MERUBAH AIR MENJADI LISTRIK. Ir. Linggi. Penerima Penghargaan Energi Prakarsa Perorangan S A R I

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mutlak yang diperlukan dalam kehidupan manusia, serta ketersediaannya memberikan

GOLONGAN TARIF DASAR LISTRIK

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT

PENDAHULUAN. lebih baik (better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. satu perhatian besar dari berbagai negara-negara di dunia. Sumber daya energi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

BAB I PENDAHULUAN. akan menyebabkan terjadinya regional disparity. Oleh karena itu, pedesaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi listrik hal ini juga terjadi di Bali. Data dari Pembangkit Listrik

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. melonjak dengan tinggi dan cepat, khususnya kebutuhan listrik bagi rumah

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2001 TENTANG

Tingkat pertumbuhan sekitar 1,48% per tahun dan tingkat kelahiran atau Total

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ini, pemenuhan pelayanan berkualitas bagi perusahaan kemudian tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang, yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan fungsi kinerja perusahaan untuk mencapai kesejahteraan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2003 TENTANG

Sembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BESAR SUBSIDI UNTUK DISTRIBUSI JAWA TIMUR TAHUN 2007 SEBESAR Rp.224,21/kWh

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada kegiatan industri yang rumit sekalipun. Di bidang pertanian air atau yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis, industri, dan lain sebagainya. Sehingga diperlukan peramalan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan memiliki persfektif yang luas. Dimensi sosial yang sering terabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi, justru mendapat tempat strategis bagi proses pembangunan. Selain mempertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyaraka. Lebih dari itu, proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan suatu proses berkelanjutan yang mencakup berbagai bidang dan diajukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan partisipasi aktif serta kerjasama antar masyarakat, dunia usaha dan pemerintah (Arsyad, 1992). Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan bumi Indonesia, seperti kehutanan, pertambangan dan energi harus senantiasa memperhatikan bahwa pengelolan sumber daya alam dan energi. Disamping untuk memberikan manfaat masa kini, juga menjamin kehidupan masa depan. Pembangunan sektor ini juga harus membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembagunan wilayah, pembagunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat. Energi merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh kehidupan dan bagi pembangunan, terutama untuk mendukung proses industrialisasi. Pembangunan

energi diarahkan untuk mendorong kegiatan pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memenuhi kebutuhan energi dan meningkatkan mutu pelayanannya. Pembangunan energi harus memperhatikan kelestarian energi untuk jangka panjang, kebutuhan energi dalam negeri, peluang ekspor dan keselamatan serta kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya tersebut perlu diupayakan pemanfaatan secara optimal dan penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi dalam rangka kebijakan energi nasional yang menyeluruh dan terpadu. Pembangunan mencakup berbagai aspek. Salah satu diantaranya adalah pengembangan energy listrik yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat dengan selalu memperhatikan tersedianya energi secara terus menerus. Sumber-sumber energi baru dan energi yang terbarukan serta energi lestari diupayakan dan peningkatan pemanfaatannya terus didorong dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, budaya dan tidak merusak lingkungan. Listrik merupakan tulang punggung bagi awal dan kelanjutan pembangunan industri dan tingkat hidup masyarakat. Hal ini dikarenakan energi listrik merupakan bahan bakar bagi industri besar maupun industri kecil. Bagi industri tersedianya tenaga listrik akan memberikan kemudahan perkembangan dalam memajukan industrinya sehingga akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu adanya listrik yang digunakan sebagai penerangan yang memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas di malam hari yang akan dapat menambah penghasilan dari seseorang.

Listrik sebagai komoditi tidak dapat disimpan dalam jumlah besar. Listrik harus dibangkitkan dan diproduksi seketika serta langsung disalurkan kepada pemakai akhir dalam kuantitas dan kualitas yang tepat saat dibutuhkan. Hal ini berbeda dengan BBM yang dapat disimpan dalam tanki untuk beberapa waktu sambil menyesuaikan dengan kebutuhan. Karena itu perencanaan pengembangan tenaga listrik perlu dilakukan secara cermat. Terutama proyesi kebutuhan masa depan. Penyediaan tenaga listrik harus seimbang dengan jumlah yang dibutuhkan. Energi listrik yang terlebih mengakibatkan kapasitas yang terpasang yang ada tidak termanfaatkan, sehingga biaya persatuan kwh menjadi mahal. Begitu pula sebaliknya, kekurangan persediaan listrik akan menyebabkan pemadaman bahkan menjurus pada kerawanan sosial dan politik. Dengan demikian keseimbangan pasar tenaga listrik sangat penting, sehingga perlu dilakukan pemantauan dan penyesuaian terus menerus dari waktu ke waktu (Sugiantoro, 2000: 139). Kebutuhan energi listrik di Indonesia yang terus meningkat, khususnya energi listrik perlu diimbangi dengan penyediaannya dengan menggunakan potensi yang ada didaerah seperti batubara, atau potensi lain seeperti potensi lesari: air terjun, angin dan sebagainya.penyediaan energi listrik mutlak dilakukan sehubungan dengan permintaan yang terus menerus meningkat, akibatnya dari semakin berkembangnya jumlah dan aktivitas manusia. Konsumen listrik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama merupakan kelompok konsumtif, termasuk di sini adalah rumah tangga yang menggunakan listrik untuk penerangan dengan pola permintaan cendrung pada malam hari. Kelompok kedua yaitu sebagai kelompok produktif, termasuk

didalamnya adalah industri yang komersial yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga proses produksi dengan pola permintaan cendrung siang hari. Perumahan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, sedangkan penerangan merupakan fasilitas yang pokok bagi sebuah rumah. Pemakaian listrik untuk penerangan pada sebuah rumah digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Suatu rumah tangga dianggap sudah baik tingkat kesejahteraannya apabila ruangan-ruangan di dalam rumahnya menggunakan penerangan listrik. Mengingat tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok mesyarakat yang cukup penting dan menyangkut kepentingan umum, maka pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerinah walaupun dimungkinkan sektor swasta untuk berperan didalamnya. Listrik termasuk kebutuhan dasar masyarakat modern baik yang tinggal didaerah perkotaan maupun pedesaan, maka mendorong pemerintah untuk meningkatkan penyediaan tenaga listrik dengan melaksanakan program pengembangan tenaga listrik. Selain itu listrik sangat dibutuhkan untuk membantu kegiatan sehari-hari, dari mulai untuk penerangan sampai untuk membantu memperlancar pekerjaan, seperti kegiatan usaha. Dengan listrik semua pekerjaan dapat dilaksanakan lebih praktis, apalagi dizaman modern seperti sekarang ini, perabotan-perabotan rumah tangga, bahkan sampai mainan anak-anak menggunakan tenaga listrik. Tidak hanya dikota saja yang menganggap listrik sudah merupakan barang kebutuhan pokok, tetapi didesa juga begitu.

Dengan demikian jaringan listrik semakin luas karena masyarakat desa sudah bisa menikmati adanya listrik, sehingga permintaan daya sambung listrik semakin meningkat. Badan Usaha Milik Negara masih tetap memegang peranan penting dalam usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Penyediaan tenaga listrik dapat diselenggarakan dengan jalan memberikan tugas kepada Badan Usaha Milik Negara untuk mengelola segmen usaha monopoli alamiah seperti transmisi dan distribusi. Selain itu Badan Usaha Milik Negara juga memberikan kesempatan untuk tetap mengelola segmen usaha yang bersifat strategi seperti pengelolah system tenaga listrik yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN). Permintaaan energi listrik terus mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Hal ini disebabkan semakin tingginya konsumsi listrik oleh masyarakat di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, sejalan semakin membaiknya kondisi perekonomian akibat pembangunan yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat di penuhi oleh PLN Pusat, sedangkan Untuk Sumatera Utara kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Wilayah Sumatera Utara, dan untuk Kelurahan Tembung kebutuhan Listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Cabang Lubuk Pakam. Berikut adalah nama-nama Desa/Kelurahan dan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Tabel 1.1 Nama-nama Desa/Kelurahan dan jumlah penduduk di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang No Desa/Kelurahan Jumlah penduduk 1 Amplas 7.094 2 Kenangan 26.940 3 Tembung 41.832 4 Sumber Rejo Timur 22.442 5 Sei Rotan 21.136 6 Bandar Klippa 29.845 7 Bandar Khalipah 31.618 8 Medan Estate 10.168 9 Laut Dendang 14.393 10 Sampali 25.548 11 Bandar Setia 17.608 12 Kolam 14.601 13 Saentis 15.690 14 Cinta Rakyat 12.531 15 Cinta Damai 5.022 16 Pematang Lalang 1.426 17 Percut 13.178 18 Tanjung Rejo 9.291 19 Tanjung Selamat 6.624 20 Kenangan Baru 26.601 Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang Teori dasar listrik dibedakan dalam berbagai macam klasifikasi atau kelas sesuai dengan penggunaan listrik. Hal ini dilakukan oleh PLN supaya dapat membedakan besarnya tarif listrik yang dikenakan antara rumah tangga, industri, sosial dan usaha. Tabel di bawah ini akan menggambarkan besarnya tarif dasar listrik yang berupa biaya beban dan biaya pemakaian dalam berbagai daya yang masuk dalam golongan rumah tangga.

Tabel 1.2 Tarif Dasar Listrik Golongan Batas Daya Abonemen Beban biaya Biaya Pemakaian R1 / Rumah Tangga 1 R1 / Rumah Tangga 1 R1 / Rumah Tangga 1 450 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh Blok III : > 60 Kwh 900 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh 1.300 VA Blok II : > 60 Kwh Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh Blok II : > 60 Kwh Sumber:PLN Wilayah II/SU Cab.Lubuk Pakam 12.000 169 360 495 23.000 275 445 495 30.500 395 490 530 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tarif dasar listrik yang dikenakan tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda tergantung pada besarnya daya yang digunakan dan pemakaiannya. Sehingga semakin besar listrik (Kwh) digunakan maka semakin besar pula presentase pengendalian dari tarif listrik tersebut. Perkembangan dan kemajuan perekonomian di kabupaten Deli Serdang dirasakan cukup sangat pesat hal ini yang mendorong masyarakat untuk tinggal dan melakukan kegiatan ekonomi secara berkelanjutan. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ketahun, perkembangan industri yang semakin pesat dan bersaing. Pemasangan dan pelanggan listrik khususnya di Kelurahan Tembung terus mengalami peningkatan yang banyak dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Hal ini terlihat semakin banyaknya lahan-lahan persawahan yang sekarang dijadikan sebagai tempat permukiman. Dengan bertambahnya permukiman baru

di Kelurahan Tembung maka akan dapat mempengaruhi berubahnya permintaan terhadap daya listrik. Bertambahnya penduduk yang tinggal di Kelurahan Tembung juga menyebabkan semakin padatnya setiap daerah, sehingga akan menambah jumlah rumah tangga yang ada. Pada umumnya rumah tangga melakukan konsumsi listrik yaitu membeli barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan adanya listrik. Misalnya untuk penerangan rumah tangga dan untuk menghidupkan peralatan-peralatan rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Dengan demikian permintaan konsumsi daya listrik oleh rumah tangga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pendapatan rata-rata total keluarga terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga di Kelurahan Tembung? 2. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga di Kelurahan Tembung? 3. Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah terhadap konsumsi listrik pada rumaha tangga di Kelurahan Tembung? 1.3. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh pendapatan rata-rata total keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung 2. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung 3. Luas bangunan berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung.

1.4. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor pendapatan rata-rata total keluarga terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung. 3. Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh dari faktor luas bangunan rumah terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung. 1.5. Manfaat penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah: 1. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi listrik di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak PLN dalam mengambil langkah kesejahteraan selanjutnya dalam meningkatkan kualitas serta pelayanan yang di berikan kepada konsumen. 3. Bagi rumah tangga diharapkan rumah tangga di Kelurahan Tembung memperoleh masukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan dan pengeluaran listrik sehingga dapat membuat rencana dan strategi yang dalam memanfaatkan listrik secara efektif dan efisien. 4. Bagi penulis merupakan latihan dan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke dalam praktek yang sesungguhnya.