BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembangunan pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan memiliki persfektif yang luas. Dimensi sosial yang sering terabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi, justru mendapat tempat strategis bagi proses pembangunan. Selain mempertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyaraka. Lebih dari itu, proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan suatu proses berkelanjutan yang mencakup berbagai bidang dan diajukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan partisipasi aktif serta kerjasama antar masyarakat, dunia usaha dan pemerintah (Arsyad, 1992). Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan bumi Indonesia, seperti kehutanan, pertambangan dan energi harus senantiasa memperhatikan bahwa pengelolan sumber daya alam dan energi. Disamping untuk memberikan manfaat masa kini, juga menjamin kehidupan masa depan. Pembangunan sektor ini juga harus membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembagunan wilayah, pembagunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat. Energi merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh kehidupan dan bagi pembangunan, terutama untuk mendukung proses industrialisasi. Pembangunan
energi diarahkan untuk mendorong kegiatan pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memenuhi kebutuhan energi dan meningkatkan mutu pelayanannya. Pembangunan energi harus memperhatikan kelestarian energi untuk jangka panjang, kebutuhan energi dalam negeri, peluang ekspor dan keselamatan serta kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya tersebut perlu diupayakan pemanfaatan secara optimal dan penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi dalam rangka kebijakan energi nasional yang menyeluruh dan terpadu. Pembangunan mencakup berbagai aspek. Salah satu diantaranya adalah pengembangan energy listrik yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat dengan selalu memperhatikan tersedianya energi secara terus menerus. Sumber-sumber energi baru dan energi yang terbarukan serta energi lestari diupayakan dan peningkatan pemanfaatannya terus didorong dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, budaya dan tidak merusak lingkungan. Listrik merupakan tulang punggung bagi awal dan kelanjutan pembangunan industri dan tingkat hidup masyarakat. Hal ini dikarenakan energi listrik merupakan bahan bakar bagi industri besar maupun industri kecil. Bagi industri tersedianya tenaga listrik akan memberikan kemudahan perkembangan dalam memajukan industrinya sehingga akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu adanya listrik yang digunakan sebagai penerangan yang memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas di malam hari yang akan dapat menambah penghasilan dari seseorang.
Listrik sebagai komoditi tidak dapat disimpan dalam jumlah besar. Listrik harus dibangkitkan dan diproduksi seketika serta langsung disalurkan kepada pemakai akhir dalam kuantitas dan kualitas yang tepat saat dibutuhkan. Hal ini berbeda dengan BBM yang dapat disimpan dalam tanki untuk beberapa waktu sambil menyesuaikan dengan kebutuhan. Karena itu perencanaan pengembangan tenaga listrik perlu dilakukan secara cermat. Terutama proyesi kebutuhan masa depan. Penyediaan tenaga listrik harus seimbang dengan jumlah yang dibutuhkan. Energi listrik yang terlebih mengakibatkan kapasitas yang terpasang yang ada tidak termanfaatkan, sehingga biaya persatuan kwh menjadi mahal. Begitu pula sebaliknya, kekurangan persediaan listrik akan menyebabkan pemadaman bahkan menjurus pada kerawanan sosial dan politik. Dengan demikian keseimbangan pasar tenaga listrik sangat penting, sehingga perlu dilakukan pemantauan dan penyesuaian terus menerus dari waktu ke waktu (Sugiantoro, 2000: 139). Kebutuhan energi listrik di Indonesia yang terus meningkat, khususnya energi listrik perlu diimbangi dengan penyediaannya dengan menggunakan potensi yang ada didaerah seperti batubara, atau potensi lain seeperti potensi lesari: air terjun, angin dan sebagainya.penyediaan energi listrik mutlak dilakukan sehubungan dengan permintaan yang terus menerus meningkat, akibatnya dari semakin berkembangnya jumlah dan aktivitas manusia. Konsumen listrik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama merupakan kelompok konsumtif, termasuk di sini adalah rumah tangga yang menggunakan listrik untuk penerangan dengan pola permintaan cendrung pada malam hari. Kelompok kedua yaitu sebagai kelompok produktif, termasuk
didalamnya adalah industri yang komersial yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga proses produksi dengan pola permintaan cendrung siang hari. Perumahan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, sedangkan penerangan merupakan fasilitas yang pokok bagi sebuah rumah. Pemakaian listrik untuk penerangan pada sebuah rumah digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Suatu rumah tangga dianggap sudah baik tingkat kesejahteraannya apabila ruangan-ruangan di dalam rumahnya menggunakan penerangan listrik. Mengingat tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok mesyarakat yang cukup penting dan menyangkut kepentingan umum, maka pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerinah walaupun dimungkinkan sektor swasta untuk berperan didalamnya. Listrik termasuk kebutuhan dasar masyarakat modern baik yang tinggal didaerah perkotaan maupun pedesaan, maka mendorong pemerintah untuk meningkatkan penyediaan tenaga listrik dengan melaksanakan program pengembangan tenaga listrik. Selain itu listrik sangat dibutuhkan untuk membantu kegiatan sehari-hari, dari mulai untuk penerangan sampai untuk membantu memperlancar pekerjaan, seperti kegiatan usaha. Dengan listrik semua pekerjaan dapat dilaksanakan lebih praktis, apalagi dizaman modern seperti sekarang ini, perabotan-perabotan rumah tangga, bahkan sampai mainan anak-anak menggunakan tenaga listrik. Tidak hanya dikota saja yang menganggap listrik sudah merupakan barang kebutuhan pokok, tetapi didesa juga begitu.
Dengan demikian jaringan listrik semakin luas karena masyarakat desa sudah bisa menikmati adanya listrik, sehingga permintaan daya sambung listrik semakin meningkat. Badan Usaha Milik Negara masih tetap memegang peranan penting dalam usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Penyediaan tenaga listrik dapat diselenggarakan dengan jalan memberikan tugas kepada Badan Usaha Milik Negara untuk mengelola segmen usaha monopoli alamiah seperti transmisi dan distribusi. Selain itu Badan Usaha Milik Negara juga memberikan kesempatan untuk tetap mengelola segmen usaha yang bersifat strategi seperti pengelolah system tenaga listrik yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN). Permintaaan energi listrik terus mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Hal ini disebabkan semakin tingginya konsumsi listrik oleh masyarakat di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, sejalan semakin membaiknya kondisi perekonomian akibat pembangunan yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat di penuhi oleh PLN Pusat, sedangkan Untuk Sumatera Utara kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Wilayah Sumatera Utara, dan untuk Kelurahan Tembung kebutuhan Listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Cabang Lubuk Pakam. Berikut adalah nama-nama Desa/Kelurahan dan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Tabel 1.1 Nama-nama Desa/Kelurahan dan jumlah penduduk di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang No Desa/Kelurahan Jumlah penduduk 1 Amplas 7.094 2 Kenangan 26.940 3 Tembung 41.832 4 Sumber Rejo Timur 22.442 5 Sei Rotan 21.136 6 Bandar Klippa 29.845 7 Bandar Khalipah 31.618 8 Medan Estate 10.168 9 Laut Dendang 14.393 10 Sampali 25.548 11 Bandar Setia 17.608 12 Kolam 14.601 13 Saentis 15.690 14 Cinta Rakyat 12.531 15 Cinta Damai 5.022 16 Pematang Lalang 1.426 17 Percut 13.178 18 Tanjung Rejo 9.291 19 Tanjung Selamat 6.624 20 Kenangan Baru 26.601 Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang Teori dasar listrik dibedakan dalam berbagai macam klasifikasi atau kelas sesuai dengan penggunaan listrik. Hal ini dilakukan oleh PLN supaya dapat membedakan besarnya tarif listrik yang dikenakan antara rumah tangga, industri, sosial dan usaha. Tabel di bawah ini akan menggambarkan besarnya tarif dasar listrik yang berupa biaya beban dan biaya pemakaian dalam berbagai daya yang masuk dalam golongan rumah tangga.
Tabel 1.2 Tarif Dasar Listrik Golongan Batas Daya Abonemen Beban biaya Biaya Pemakaian R1 / Rumah Tangga 1 R1 / Rumah Tangga 1 R1 / Rumah Tangga 1 450 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh Blok III : > 60 Kwh 900 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh 1.300 VA Blok II : > 60 Kwh Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh Blok II : > 60 Kwh Sumber:PLN Wilayah II/SU Cab.Lubuk Pakam 12.000 169 360 495 23.000 275 445 495 30.500 395 490 530 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tarif dasar listrik yang dikenakan tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda tergantung pada besarnya daya yang digunakan dan pemakaiannya. Sehingga semakin besar listrik (Kwh) digunakan maka semakin besar pula presentase pengendalian dari tarif listrik tersebut. Perkembangan dan kemajuan perekonomian di kabupaten Deli Serdang dirasakan cukup sangat pesat hal ini yang mendorong masyarakat untuk tinggal dan melakukan kegiatan ekonomi secara berkelanjutan. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ketahun, perkembangan industri yang semakin pesat dan bersaing. Pemasangan dan pelanggan listrik khususnya di Kelurahan Tembung terus mengalami peningkatan yang banyak dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Hal ini terlihat semakin banyaknya lahan-lahan persawahan yang sekarang dijadikan sebagai tempat permukiman. Dengan bertambahnya permukiman baru
di Kelurahan Tembung maka akan dapat mempengaruhi berubahnya permintaan terhadap daya listrik. Bertambahnya penduduk yang tinggal di Kelurahan Tembung juga menyebabkan semakin padatnya setiap daerah, sehingga akan menambah jumlah rumah tangga yang ada. Pada umumnya rumah tangga melakukan konsumsi listrik yaitu membeli barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan adanya listrik. Misalnya untuk penerangan rumah tangga dan untuk menghidupkan peralatan-peralatan rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Dengan demikian permintaan konsumsi daya listrik oleh rumah tangga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh pendapatan rata-rata total keluarga terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga di Kelurahan Tembung? 2. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga di Kelurahan Tembung? 3. Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah terhadap konsumsi listrik pada rumaha tangga di Kelurahan Tembung? 1.3. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh pendapatan rata-rata total keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung 2. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung 3. Luas bangunan berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung.
1.4. Tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor pendapatan rata-rata total keluarga terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung. 3. Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh dari faktor luas bangunan rumah terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung. 1.5. Manfaat penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah: 1. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi listrik di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. 2. Sebagai bahan masukan bagi pihak PLN dalam mengambil langkah kesejahteraan selanjutnya dalam meningkatkan kualitas serta pelayanan yang di berikan kepada konsumen. 3. Bagi rumah tangga diharapkan rumah tangga di Kelurahan Tembung memperoleh masukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan dan pengeluaran listrik sehingga dapat membuat rencana dan strategi yang dalam memanfaatkan listrik secara efektif dan efisien. 4. Bagi penulis merupakan latihan dan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke dalam praktek yang sesungguhnya.