BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya

dokumen-dokumen yang mirip
AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN. Jawa memiliki jumlah penutur yang cukup besar, bahkan dapat dikatakan paling

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

PEMETAAN BAHASA JAWA DIALEK MATARAMAN DI KECAMATAN PUNCU KABUPATEN KEDIRI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau

BENTUK FONOLOGI DAN LEKSIKON DIALEK BAHASA JAWA DESA JOGOPATEN KECAMATAN BULUSPESANTREN KABUPATEN KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. proses pemunculan variasi bahasa. Dalam kajian variasi bahasa diperlukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berikut beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa sebagai realisasi budaya manusia mengalami perubahan dan. dan perkembangan pola kehidupan manusia sebagai pemilik dan pengguna

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jawa merupakan salah satu dari empat ratus bahasa daerah dan dialek yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ana Roviana Purnamasari, 2015 Kajian Linguistik klinis pada penderita Bells s Palsy

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan lambang bunyi yang mempunyai arti dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. banyak di antara bahasa-bahasa daerah di Indonesia. Bahasa Jawa digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. sistem penulisan tidak dapat menggambarkan bunyi yang diucapkan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

BAB I PENDAHULUAN. pula bahasa Jawa juga mengalami perkembangan. Dari bahasa Jawa kuno

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan seperti berikut ini. dalam bidang fonologi (vokal dan konsonan) dan leksikal.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai makna tertentu. Sebagai sistem lambang bunyi yang mempunyai makna,

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

VARIASI DIALEKTAL DALAM MUATAN LOKAL BAHASA MADURA DI JAWA TIMUR. Agusniar Dian Savitri 1 Universitas Negeri Surabaya

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Proses modernisasi dan globalisasi menempatkan bangsa Indonesia dalam

BAB X SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, simpulan hasil penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. huruf, kata dan bahasa. Bunyi bahasa yang dihasilkan penderita khususnya

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

BAB 1 PENDAHULUAN. biasanya dalam wilayah yang multilingual, dipertentangkan dengan bahasa

PEMETAAN PERBEDAAN Isolek di KABUPATEN INDRAMAYU. Oleh

ANALISIS MAKNA DALAM RAGAM DIALEK LOKAL ACEH BESAR DALAM BAHASA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM FONOLOGI BAHASA LAMALERA

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

BAB II KONSEP PENELITIAN DAN LANDASAN TEORI. isoglos, mutual intelligibility, sinkronis, dan diakronis, serta inovasi dan retensi.

ANIS SILVIA

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

IDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB 1 WACANA FONOLOGI SECARA UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. diajukan serta fakta-fakta kebahasaan yang telah dipaparkan pada bab-bab

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam waktu tersebut (Keraf

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

GEOGRAFI DIALEK BAHASA JAWA DI KABUPATEN BOJONEGORO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Malang menerima mahasiswa baru dari seluruh wilayah Indonesia setiap tahun,

BAB I PENDAHULUAN. kecamatan yang berbeda bisa ditemukan hal-hal yang menunjukkan bahasa itu

BAB 1 PENDAHULUAN. kajian yang luas. Salah satu bidang kajian tersebut merupakan variasi fonologis. Penelitianpenelitian

KAIDAH FONOTAKTIK GUGUS KONSONAN KATA-KATA BAHASA INDONESIA YANG BERSUKU DUA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIS. Dialek merupakan khazanah kebudayaan suatu bangsa yang perlu dipelajari, dikaji, serta

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. juga multikultural, dimana dalam kehidupan tersebut terdapat berbagai macam

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada bentuknya yang sekarang sudah pasti bahasa-bahasa itu mengalami

Bahasa dan Budaya Jawa Seloguding-an. di Kabupaten Probolinggo: Potret Kebertahanan. Sebuah Entitas Masyarakat Jawa Lama dalam Dominasi Madura

fonem, kata dan rangkaian kata, misalnya bunyi [0 dilafalkan [0], bunyi [oe]

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam aktivitas sehari-hari, termasuk dalam aktivitas di sekolah, di

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang berbeda dan lain-lain. Perbedaan dari latar belakang etnis yang berbeda

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Makhluk sosial

Review Buku. Dialektologi Sebuah Pengantar oleh Ayat Rohaedi. Dialectology oleh J. K. Chambers dan Peter Trudgill

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

REKONSTRUKSI PROTODIALEK BERDASARKAN EVIDENSI BAHASA JAWA DI BANYUWANGI, TENGGER, BLITAR, DAN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Fonologi DR 411. Dr. Yayat Sudaryat, M.Hum. Hernawan, S.Pd., M.Pd.

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GEOGRAFI DIALEK BAHASA MADURA DI DAERAH PESISIR PROBOLINGGO. Fetrina Rahma Dewi SMPProbolinggo. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

2 pelajaran bahasa Jawa diajarkan secara terpisah sebagai mata pelakaran muatan lokal wajib diseluruh sekolah/madrasah. Pembelajaran bahasa Jawa harus

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang hanya dimiliki manusia (Chaer dan Agustina,2010:11). Bahasa Jawa (BJ) merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang jumlah pemakainya cukup besar, yaitu sekitar 50% dari seluruh penduduk Indonesia. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa ibu oleh suku Jawa,terutama yang tinggal di propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan Jawa Timur. Anggota masyarakat bahasa biasanya terdiri atas berbagai status sosial dan latar belakang budaya yang berbeda. Perbedaan tersebut berdampak pada variasi penggunaan bahasa oleh masyarakat. Seperti halnya di Jawa Timur yang merupakan sub etnik Jawa. Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar suku jawa, namun bahasa Jawa di wilayah Jawa Timur memiliki beberapa dialek yang berbeda. Di daerah Mataraman (eks-karesidenan Madiun dan Kediri) bahasa Jawa yang dituturkan hampir sama dengan bahasa Jawa Tengah (dialek Surakarta dan Yogyakarta) dan di daerah pesisir utara bagaian barat (Tuban dan Bojonegoro), dialek bahasa Jawa yang dituturkan mirip dengan yang dituturkan di daerah Blora, Rembang Jawa Tengah. Dialek Bahasa Jawa di bagian tengah dan timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa 1

2 Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya bahasa Jawa baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan dan dialek bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan dialek Surabaya. Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Selain dialek Mataraman, Surabaya, Malangan, Panoragan ada juga bahasa Madura yang dituturkan oleh suku Madura dan di daerah Tapal Kuda meliputi Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Jember dan sebagian Lumajang, masyarakat menuturkan dalam dua bahasa : bahasa Jawa dan bahasa Madura. Suku Osing di Banyuwangi menuturkan bahasa Osing, bahasa Tengger merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh suku Tengger, dianggap lebih dekat dengan bahasa Jawa Kuna. Serta ada juga suku Samin yang tinggal di sebagian pedalaman Kabupaten Bojonegoro. Munculnya perbedaan unsur-unsur kebahasaan dalam suatu bahasa, sehingga secara serentak dalam satu waktu melainkan dalam fase perkembangan yang cukup panjang yang dialami oleh penutur bahasa itu sendiri. Pembentukan dialek/subdialek dalam suatu bahasa berkaitan pula dengan sejarah yang dialami oleh penutur bahasa itu sendiri. Dialektologi dan sejarah memiliki hubungan yang sangat erat, dalam arti saling mengisi

3 satu sama lain (Mahsun,1995:21). Sebagai disiplin ilmu yang mengkaji perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang berkaitan dengan faktor geografis, yang salah satu aspek kajiannya adalah pemetaan perbedaan unsur-unsur kebahasaan yang terdapat di antara daerah-daerah pengamatan dalam penelitian, maka dialektologi dalam kajiannya membutuhkan pengetahuan yang berkaitan dengan bidang ilmu geografi dalam hal ini berkaitan dengan pemetaan. Pemetaan sebagaimana disinggung sebelumnya sangat penting dalam menampilkan gejala kebahasaan. Artinya, pemetaan dan kajian geografi dialek merupakan satu kesatuan,antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Ayatrohaedi (dalam Mahsun,1995:21) berpandangan bahwa peta bahasa atau peta dialek merupakan alat bantu untuk menggambarkan kenyataan yang terdapat dalam dialek-dialek, baik itu persamaan maupun perbedaan di antara dialek-dialek tersebut. Bahasa Jawa, seperti halnya bahasa pada umumnya juga memiliki variasi-variasi, baik variasi internal maupun eksternal. Variasi internal dalam bahasa Jawa, misal bidang fonologi, tampak pada adanya pengubahan bunyi karena tuturan,perubahan ragam sebagai contoh, dalam bahasa di Jawa Timur dialek Jawa Mataraman (bahasa yang digunakan masyarakat Jawa Surakarta sampai daerah Jawa Timur Kediri) yang ada pada daerah Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri ditemukan perubahan bunyi [putih] [putih]dan [puteh] selain itu ada juga [muleh], [mכleh]. Pada dasarnya perubahan bunyi yang terjadi di antara dialek-

4 dialek/subdialek atau bahasa-bahasa turunan dalam merefleksikan bunyibunyi yang terdapat pada prabahasa atau protobahasa yang mengakibatkan terjadinya perbedaan dialek/subdialek ataupun bahasa yang teratur dan ada yang tidak teratur. Perubahan bunyi yang muncul secara teratur disebut korespondensi, sedangkan perubahan bunyi secara sporadis disebut variasi. Adanya pemetaan kondisi kebahasaan di daerah kecamatan Puncu kabupaten Kediri tersebut diharapkan diperoleh gambaran deskriptif linguistik di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri, khususnya dalam kajian dialektologi. Penelitian Bahasa Jawa dialek Mataraman menarik untuk dikaji karena secara geografis daerah Puncu berdekatan dengan daerah Malang serta beberapa penduduknya berasal dari lain. Adanya beberapa penduduk yang berasal dari daerah lain pasti membawa dialek dari daerah asalnya. Hal ini membawa konsekuensi bercampurnya beberapa kosa kata. Penelitian ini menarik untuk dilakukan mengingat adanya variasi kebahasaan. Penelitian tentang geografi dialek pernah dilakukan oleh Zulaeha (2000) tentang pemakaian bahasa Jawa di Kabupaten Semarang yang menemukan adanya variasi bunyi [U] dan [כ] yang merupakan alofon fonem /u/ dalam konsep getah pada kata tlutuh terdapat variasi [tlutuh] dan [tlutכh]. Variasai bunyi [tlutuh] > [U] cenderung dituturkan oleh pegawai yang berpendidikan tinggi berusia tua maupun muda. Sebaliknya, variasi bunyi [tlutכh] > [כ] cenderung dituturkan oleh

5 pegawai atau non pegawai berpendidikan rendah berusia tua maupun tua di titik pengamatan kota. Di titik pengamatan desa, variasi bunyi [כ] juga dituturkan oleh non pegawai yang berpendidikan tinggi berusia tua maupun muda. Penuturan itu terjadi karena penutur non-pegawai yang berpendidikan tinggi berusia tua dalam kehidupan sehari-hari bekerja sebagai petani yang memiliki ladang sendiri. Ladang tersebut dikerjakannya dengan dibantu oleh para buruh tani. Karena itu, dialek atau isiolek yang dituturkan mencerminkan lingkungannya dengan tujuan tuturannya dapat dipahami dan diterima oleh lingkungannya. Berdasarkan data-data di atas penelitian ini akan memberikan gambaran tentang perubahaan yang terdapat dalam bahasa-bahasa yang berkerabat atau dialek-dialek suatu bahasa. Penulis tertarik untuk menyusun laporan penelitian mengenai pemetaan bahasa yang berjudul Pemetaan Bahasa Jawa Dialek Mataraman Di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur. Didasarkan atas berbagai variasi dalam penggunaan vokal dan konsonan. 1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah mengenai perbedaan unsurunsur kebahasaan dalam dialektologi mencakup bidang dalam kajian linguistik, yaitu fonologi. Bahasa yang dipilih adalah bahasa Jawa Mataraman ragam ngoko karena ragam ngoko merupakan ragam bahasa yang dipakai luas dalam pergaulan sehari-hari secara umum oleh masyarakat Jawa.

6 1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian tentang Pemetaan Bahasa Jawa dialek Mataraman di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur dibatasi pada perubahan atau variasi fonem (vokal dan konsonan) karena pada daerah pengamatan ini variasi kebahasaan yang ditemukan terdapat pada tataran fonologi dari segi variasim fonem. 1.4 Rumusan masalah Rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana peta fonologi dalam bahasa Jawa dialek Mataraman di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur dalam penggunaan vokal dan konsonan? 2) Bagaimana peta persebaran penggunaan vokal beserta konsonan di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur? 1.5 Tujuan penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut. Tujuan penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. 1) Tujuan Umum Mendeskripsikan peta fonologi dalam bahasa Jawa dialek Mataraman dalam hal penggunaan vokal dan konsonan.

7 2) Tujuan Khusus Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mendeskripsikan peta fonologi dalam bahasa Jawa dialek Mataraman dalam hal penggunaan vokal dan konsonan di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur; b. Mendeskripsikan peta persebaran penggunaan vokal beserta konsonan di Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri Jawa Timur. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian mengacu pada apa yang diberikan penelitian kepada bidang ilmu tertentu, instansi, masyarakat, dan semua pihak yang terlibat dalam ilmu-ilmu terapan yang terkait (Arikunto, 2005: 55). Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu manfaat secara teoritis dan secara praktis. 1) Manfaat Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai sumbangan untuk pengembangan keilmuan di bidang dialektologi sinkronis. 2) Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Pembaca Dapat membuka wawasan pembaca tentang dialektologi sinkronis..

8 b. Manfaat bagi Peneliti Lain Sebagai rujukan untuk penelitian selanjutnya khususnya di bidang dialektologi sinkronis. 1.7 Penegasan Istilah 1) Fonologi Fonologi sebagai bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa (Verhaar,1984:36). 2) Fonetik Fonetik adalah kajian bunyi bahasa yang yang dilihat dari bunyi bahasa yang dihasilkan oleh perangkat alat ucap manusia (artikulator dan artikulasi) (Suhardi,2013:27). 3) Fonemik Fonemik adalah kajian bunyi bahasa yang berkaitan dengan satu bunyi bahasa yang dilambangkan oleh fonem atau satu lambang bunyi bahasa. Kajian fonemik juga dapat dikatakan sebagai kajian yang berkaitan dengan lambang-lambang bunyi bahasa (abjad) (Suhardi,2013:27) 4) Vokal Bunyi bersuara yang dalam pembentukannya, udara melalui faring dan mulut tanpa halangan (lidah,gigi maupun bibir) (Suhardi,2013:80). 5) Konsonan Konsonan kebalikan dari vokal, yaitu udara melalui faring mendapat halangan (lidah,bibir, dan gigi) (Suhardi,2013:80).

9 6) Dialektologi Sebuah cabang dari kajian linguistik yang timbul antara lain karena dampak kemajuan kajian linguistik komparatif atau linguistik linguistik diakronis serta dialektologi dikenal dengan nama geografi dialek atau geoulinguistik (Zulaeha,2009:2) 7) Peta Bahasa Merupakan alat bantu untuk menggambarkan kenyataan yang terdapat dalam dialek-dialek itu persamaan atau perbedaan diantara dialekdialek tersebut (Mahsun,1995:8).