Sejarah pembentukan Pancasila: - Pembahasan dalam

dokumen-dokumen yang mirip
SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI

Susunan Hakim Konstitusi Dalam Psl 24C ayat (3) UUD 1945, MK memiliki 9 orang hakim konstitusi yang ditetapkan o/ Presiden.

BEBERAPA MASALAH DALAM PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM 1

Muchamad Ali Safa at

MAHKAMAH KONSTITUSI. Oleh: Letjen TNI (Purn) H. AchmadRoestandi, S.H. BANDUNG -JUNI

I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

Hukum Acara Pembubaran Partai Politik. Ngr Suwarnatha

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuat UU. Sehubungan dengan judicial review, Maruarar Siahaan (2011:

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) hukum kenamaan asal Austria, Hans Kelsen ( ). Kelsen menyatakan

Prosedur berperkara di Mahkamah Konstitusi

I. PARA PEMOHON 1. Dr. Andreas Hugo Pareira; 2. H.R. Sunaryo, S.H; 3. Dr. H. Hakim Sorimuda Pohan, selanjutnya disebut Para Pemohon.

GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP)

BAB III KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI DALAM SENGKETA PEMILIHAN KEPALA DAERAH. A. Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Sengketa Pilkada

KURIKULUM BIMBINGAN TEKNIS HUKUM ACARA PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF o Ceramah o tanya jawab, o 1,5 x 60 menit

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : Nama : Adri Suwirman.

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

MAHKAMAH KONSTITUSI. R. Herlambang Perdana Wiratraman Departemen Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 19 Juni 2008

Pengujian Ketentuan Penghapusan Norma Dalam Undang-Undang Oleh: Muchamad Ali Safa at (Dosen Fakultas Hukum Universitas Brawijaya)

BAB II KOMISI YUDISIAL, MAHKAMAH KONSTITUSI, PENGAWASAN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia berkembang pesat melalui tahap-tahap pengalaman yang beragam disetiap

Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

Analisis Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Mengeluarkan Putusan Yang Bersifat Ultra Petita Berdasarkan Undang-Undangnomor 24 Tahun 2003

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

keberadaan MK pd awalnya adalah untuk menjalankan judicial review itu sendiri dapat dipahami sebagai and balances antar cabang kekuasaan negara

Tugas dan Fungsi MPR Serta Hubungan Antar Lembaga Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

DR. R. HERLAMBANG P. WIRATRAMAN MAHKAMAH KONSTITUSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2015

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 51/PUU-XI/2013 Tentang Kewenangan KPU Dalam Menetapkan Partai Politik Peserta Pemilu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dipe

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 129/PUU-XII/2014 Syarat Pengajuan Calon Kepala Daerah oleh Partai Politik dan Kedudukan Wakil Kepala Daerah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 44/PUU-XV/2017

PERBAIKAN RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 26/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilihan Presiden & Wakil Presiden Calon Presiden Perseorangan

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 142/PUU-VII/2009 Tentang UU MPR, DPR, DPD & DPRD Syarat menjadi Pimpinan DPRD

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Kabupaten/Kota

KUASA HUKUM Muhammad Sholeh, S.H., dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Oktober 2014.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 130/PUU-VII/2009 Tentang UU Pemilu Anggota DPR, DPD & DPRD Tata cara penetapan kursi DPRD Provinsi

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

HUKUM ACARA PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONEIA

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 73/PUU-XII/2014 Kedudukan dan Pemilihan Ketua DPR dan Ketua Alat Kelengkapan Dewan Lainnya

PERTANYAAN Bagaimanakan kasus Marbury vs Madison Apa alasan John Marshall membatalkan Judiciary Act. Bagaimana pemikiran Yamin tentang Yudisial Review

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

A. Kronologi pengajuan uji materi (judicial review) Untuk mendukung data dalam pembahasan yangtelah dikemukakan,

Info Lengkap di: buku-on-line.com 1 of 14

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 94/PUU-XII/2014 Pemilihan Pimpinan DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 70/PUU-XV/2017

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PARA PEMOHON Deden Rukman Rumaji; Eni Rif ati; Iyong Yatlan Hidayat untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut Para Pemohon.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

I. PENDAHULUAN. Kedaulatan rakyat menjadi landasan berkembangnya demokrasi dan negara republik.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 20/PUU-XVI/2018 Parliamentary Threshold

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

I. PEMOHON Bastian Lubis, S.E., M.M., selanjutnya disebut Pemohon.

I. PEMOHON Serikat Pekerja PT. PLN, selanjutnya disebut Pemohon

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 36/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR BERACARA DALAM PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

HUKUM ACARA MAHKAMAH KONSTITUSI PENEGAK HUKUM DAN PENGADILAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 47/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

KUASA HUKUM Munathsir Mustaman, S.H., M.H. dan Habiburokhman, S.H., M.H. berdasarkan surat kuasa hukum tertanggal 18 Desember 2014

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 18/PUU-IX/2011 Tentang Verifikasi Partai

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG DIMILIKI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI SEBAGAI LEMBAGA PENGAWAS UNDANG-UNDANG DI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif

Ringkasan Putusan. 1. Pemohon : HABEL RUMBIAK, S.H., SPN. 2. Materi pasal yang diuji:

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN KEDUA Perkara Nomor 29/PUU-XII/2014 Hak Politik Bagi Mantan Terpidana Politik

BAB I PENDAHULUAN. kehakiman diatur sangat terbatas dalam UUD Buku dalam pasal-pasal yang

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

Lex Administratum, Vol. III/No. 7/Sep/2015

Transkripsi:

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENINGKATAN PEMAHAMAN HAK KONSTITUSIONAL WARGA NEGARA PUSAT PENDIDIKAN PANCASILA DAN KONSTITUSI MAHKAMAH KONSTITUSI NO. POKOK MATERI TUJUAN PEMBELAJARAN SUB POKOK MATERI METODE Mata Diklat : Sejarah dan Fungsi Pancasila Serta Perwujudannya. Standar Kompetensi : Memahami dan menghayati sejarah dan fungsi Pancasila serta perwujudannya. Kompetensi Dasar : 1. Mengetahui sejarah Pancasila. 2. Memahami fungsi Pancasila serta perwujudannya. 1. Pancasila dalam perspektif historis. 2. Fungsi Pancasila dan perwujudannya 1. Peserta didik mengetahui sejarah Pancasila melalui pembelajaran di kelas secara terpadu. (Kognitif- C1) 2. Peserta didik memahami sejarah Pancasila melalui pembelajaran di kelas secara terpadu. (Kognitif C2). 1. Peserta didik memahami fungsi Pancasila dan Sejarah pembentukan Pancasila: - Pembahasan dalam sidang BPUPK. - Penetapan dalam sidang PPKI. Pancasila dalam berbagai Konstitusi: - UUD 1945. - Konstitusi RIS. - UUDS 1950. - Dekrit Presiden. - Perubahan UUD 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup: - Pandangan hidup sebagai Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model inklusi BEBAN BELAJAR PERTE BOBOT MUAN 1 pertemu an 1 JP (Teori dan tugas). PENILAIAN (KKM) Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk Penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek

. perwujudannya melalui penjelasan secara detail. (Kognitif-C2) 2. Peserta didik mampu mengkualifikasi fungsi Pancasila dan perwujudannya melalui penjelasan secara detail. (Afektif-A5) basic belief system. - Kekeluargaan sebagai pandangan hidup. - Pancasila sebagai sumber etika, moral, dan budaya Pancasila sebagai dasar negara: - Dasar negara sebagai staats fundamental norm. - Hakikat Pancasila Sebagai Dasar Negara. Pancasila sebagai ideologi nasional: - Pemikiran tentang ideologi. - Hakikat Pancasila sebagai ideologi terbuka. Outbond Mata Diklat : Konsep, Prinsip, dan Nilai dalam Pancasila. Standar Kompetensi : Memahami dan menganalisis konsep, prinsip, dan nilai dalam Pancasila. Kompetensi Dasar : 1. Memahami konsep-konsep dalam Pancasila. 2. Memaknai prinsip-prinsip dalam Pancasila. 3. Mengkorelasikan nilai-nilai dalam Pancasila. 3. Konsep-konsep dalam Pancasila. Peserta didik mampu menjelaskan konsep Pancasila melalui pembelajaran di kelas dan diskusi secara berkelompok. (Kognitif- C2). Konsep religiusitas: - Awal mula tumbuhnya keimanan dan ketaqwaan dalam masyarakat Indonesia. - Makna konsep religiositas dalam Pancasila. Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel 1 pertemu an 1 JP (Teori dan tugas). Projek Portofolio Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri

4. Prinsip-prinsip dalam Pancasila. Peserta didik mampu memaknai prinsipprinsip dalam Pancasila melalui pembelajaran di kelas dan diskusi secara berkelompok. (Kognitif- C2). Konsep humanitas: - Paham humanism. - Hakikat manusia menurut Pancasila. Konsep nasionalitas: - Makna suatu bangsa. - Hakikat kebangsaan Indonesia menurut Pancasila. Konsep soverinitas : - Paham kedaulatan rakyat. - Hakikat kerakyatan menurut Pancasila. Konsep keadilan sosial: - Paham keadilan. - Hakikat keadilan sosial menurut Pancasila. Prinsip Ketuhanan yang Maha Esa. Prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab. Prinsip persatuan Indonesia. Prinsip kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan. Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 5. Nilai-nilai Peserta didik mampu Nilai-nilai dalam Pancasila. Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model inklusi Outbond Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek Projek Portofolio

dalam Pancasila. mengkorelasikan nilainilai dalam Pancasila melalui pembelajaran di kelas dan pemberian contoh secara visual. (Kognitif- C2 & C4). Nilai keimanan dan ketaqwaan. Nilai kemanusiaan. Nilai keberadaban. Nilai kesetaraan. Nilai keadilan. Nilai kebijaksanaan. Dan lain-lain Mata Diklat : Implementasi dan Aktualisasi Pancasila. Standar Kompetensi : Menilai dan Mengkonstruksi Implementasi dan Aktualisasi Pancasila. Kompetensi Dasar : 1. Menilai bentuk-bentuk penerapan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. 2. Mengkonstruksi bentuk-bentuk penerapan Pancasila sebagai dasar negara. 3. Menerapkan bentuk-bentuk pengamalan Pancasila dalam putusan MK. 6. Bentuk-bentuk penerapan Pancasila. 1. Peserta didik mampu menilai bentuk-bentuk penerapan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dengan benar. (Kognitif- C3) 2. Peserta didik mampu mengkonstruksi nilai yang terkandung dalam Pancasila melalui implementasi dan aktualisasi Pancasila sebagai Implementasi dan aktualisasi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Implementasi dan aktualisasi Pancasila sebagai dasar negara. Implementasi dan aktualisasi Pancasila dalam putusan MK. Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model 1 pertemu an 1 JP (Teori, tugas, dan praktek). Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek

dasar negara. (Kognitif- C6) 3. Peserta didik mampu menerapkan, bentuk-bentuk pengamalan Pancasila melalui implementasi dan aktualisasi Pancasila dalam putusan MK. (Psikomotorik-P1). inklusi Outbond Mata Diklat : Konstitusi dan Konstitusionalisme. Standar Kompetensi : Memahami, menganalisis, dan mengelola konsep konstitusi dan konstitusionalisme di Indonesia. Kompetensi Dasar : 1. Memahami pengertian konstitusi dan konstitusionalisme. 2. Memahami materi muatan konstitusi. 3. Menganalisis keterkaitan supremasi konstitusi. 4. Menganalisis perubahan konstitusi. 5. Memahami sejarah konstitusi di Indonesia. 7. Pengertian konstitusi dan konstitusionalis me. Peserta didik memahami pengertian konstitusi dan konstitusionalisme melalui pembelajaran di kelas secara bertahap. (Kognitif- C2). Pengertian konstitusi: - Konstitusi dalam pengertian luas. - Konstitusi dalam pengertian sempit. - Perkembangan istilah konstitusi. - Jenis-jenis konstitusi. Konstitusi dan konstitusionalisme: Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel Seminar, simposium 1 pertemu an 2 JP (Teori dan tugas). Projek Portofolio Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat

8. Materi muatan konstitusi. Peserta didik memahami materi muatan konstitusi melalui penjelasan dan pemberian contoh secara detail. (Kognitif- C2). - Pengertian konstitusionalisme. - Hubungan konstitusi dan konstitusionalisme. Konvensi ketatanegaraan sebagai bagian dari konstitusi: - Pengertian konvensi. - Pembagian konvensi. - Praktik konvensi di Indonesia. UUD 1945 dalam pengertian dan klasifikasi konstitusi. Konstitusi dan konstitusionalisme Indonesia. Konstitusi sebagai general agreement, civil religion, dan hukum dasar. Materi muatan konstitusi: - Pengaturan dasar-dasar penyelenggaraan negara. - Pengaturan lembaga negara. - Pengaturan hubungan antar lembaga negara. - Pengaturan hubungan negara dan warga negara. - Pengaturan hak dan kewajiban warga negara. Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model inklusi Outbond Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek Projek Portofolio

9. Supremasi konstitusi. 10. Perubahan konstitusi. Peserta didik menganalisis keterkaitan bentukbentuk supremasi konstitusi melalui penjelasan dan diskusi secara menyeluruh. (Kognitif- C4). Peserta didik mampu menganalisis ketentuan-ketentuan perubahan konstitusi melalui penjabaran dan diskusi di kelas (Kognitif- C4) Materi muatan UUD 1945. Pengertian supremasi konstitusi: - Pengertian kedaulatan. - Macam-macam kedaulatan. - Kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum. - Supremasi parlemen. - Supremasi konstitusi. Konstitusi dan ketentuan perundang-undangan di bawah konstitusi: - Hubungan konstitusi dan perundang-undangan di bawah konstitusi. - Penegakan supremasi konstitusi Supremasi konstitusi di Indonesia. Penilaian Konstitusi - Konstitusi bernilai normatif - Konstitusi bernilai nominal - Konstitusi bernilai semantik Alasan dan Kondisi yang mendorong Perubahan Konstitusi. Cara perubahan konstitusi

- Perubahan secara formal oleh lembaga Negara yang berwenang. - Perubahan melalui kebiasaan ketatanegaraan. - Perubahan melalui putusan pengadilan. Lembaga pengubah konstitusi - Lembaga legislatif biasa dengan tata cara khusus - Referendum - Negara Bagian - Lembaga/Badan khusus Perubahan UUD 1945 - Latar Belakang Perubahan - Kesepakatan dasar arah perubahan - Tahapan perubahan - Substansi Perubahan Kedudukan Penjelasan UUD 1945 setelah Perubahan UUD 1945Perubahan UUD 1945. 11. Sejarah konstitusi di Indonesia. Peserta didik memahami sejarah konstitusi di Indonesia Pembentukan UUD 1945 Konstitusi RIS 1945 UUD Sementara 1950

melalui pemutaran film dokumenter dan penjelasan narasumber (Kognitif- C1). Dekrit Presiden dan Berlakuknya kembali UUD 1945 Hubungan Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 - Pengertian dan makna proklamasi - Proklamasi dan pokokpokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 Hubungan proklamasi dan pembukaan UUD 1945 Mata Diklat : Negara Hukum dan Demokrasi. Standar Kompetensi : Memahami dan Menghayati Konsep Negara Hukum dan Demokrasi. Kompetensi Dasar : 1. Memahami Perkembangan negara hukum dan demokrasi. 2. Menguraikan unsur-unsur negara hukum dan demokrasi. 3. Mengklasifikasikan unsur-unsur negara hukum dan demokrasi. 12. Perkembangan dan unsurunsur negara hukum dan demokrasi. 1. Peserta didik memahami perkembangan negara hukum dan demokrasi melalui pembelajaran di kelas dan diskusi secara panel. (Kognitif-C2). 2. Peserta didik mampu menguraikan Perkembangan gagasan negara hukum Rule of Law, Rechtstaat, dan Negara Hukum Pancasila Unsur-unsur negara hukum dan unsur-unsur negara demokrasi Pengaturan negara hukum dan demokrasi dalam UUD 1945 Praktik negara hukum dan demokrasi di Indonesia Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem 1 pertemu an 2 JP (Teori dan tugas). Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan :

unsure-unsur negara hukum dan demokrasi melalui pembelajaran di kelas dan diskusi secara panel. (Kognitif- C2) 3. Peserta didik mampu mengklaisifikasikan tentang negara hukum dan demokrasi melalui pembelajaran di kelas dan diskusi. (Afektif- A4) solving Studi kasus Story telling Model inklusi Outbond Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek Projek Portofolio Mata Diklat : Sistem Pemerintahan Negara. Standar Kompetensi : Memahami dan menghayati Konsep Sistem Pemerintahan Negara. Kompetensi Dasar : 1. Memahami pengertian sistem pemerintahan negara. 2. Mengklasifikasikan pembagian sistem pemerintahan negara. 3. Memahami penyelenggaraan sistem pemerintahan dan konstitusi di Indonesia. 4. Memahami praktek sistem pemerintahan di Indonesia. 13. Pengertian sistem pemerintahan negara. Peserta didik memahami pengertian sistem pemerintahan negara melalui penjelasan secara lengkap. Definisi sistem pemerintahan negara. Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi 1 pertemu an 2 JP (Teori dan tugas). Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi

14. Pembagian sistem pemerintahan. 15. Sistem pemerintahan dan konstitusi Indonesia. (Kognitif- C2). Peserta didik mampu mengklasifikasikan pembagian sistem pemerintahan negara melalui penjabaran secara sistematis. (Afektif-A4). Peserta didik memahami penyelenggaraan sistem pemerintahan dan konstitusi di Indonesia melalui pembelajaran di kelas dan diskusi secara berkelompok. Sistem pemerintahan parlementer Sistem pemerintahan presidensial Sistem pemerintahan campuran (Semiparlementer atau semi presidensial) Sistem pemerintahan dalam UUD 1945 Sistem pemerintahan dalam KRIS Sistem pemerintahan dalam UUD Sementara 1950 Sistem pemerintahan dalam UUD 1945 setelah perubahan Panel Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model inklusi Outbond Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek Projek Portofolio 16. Praktek sistem pemerintahan di Indonesia. (Kognitif- C2). Peserta didik memahami cara praktek sistem pemerintahan di Indonesia melalui paparan materi dan diskusi di kelas. (Kognitif- C2). Praktik sistem pemerintahan 1945-1949 Praktik sistem pemerintahan 1949-1950 Praktik sistem pemerintahan 1950-1959 Praktik sistem pemerintahan 1959-1967 Praktik sistem pemerintahan 1967-1998 Praktik sistem pemerintahan 1998-sekarang

Mata Diklat : Mahkamah Konstitusi. Standar Kompetensi : Memahami sejarah, wewenang, struktur, dan mekanisme kerja Mahkamah Konstitusi. Kompetensi Dasar : 1. Memahami Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. 2. Memahami struktur dan mekanisme kerja Mahkamah Konstitusi. 17. Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal Pancasila dan Undangundang Dasar 1945 18. Struktur dan mekanisme kerja Mahkamah Konstitusi Peserta didik memahami sejarah dan wewenang Mahkamah Konstitusi melalui penjelasan dan pemutaran video profil Mahkamah Konstitusi secara lengkap. (Kognitif- C2). Peserta didik memahami Struktur dan mekanisme kerja Mahkamah Konstitusi melalui pembelajaran di kelas secara interaktif. Perkembangan gagasan Judicial Review Model judicial review Sejarah Mahkamah Konstitusi RI Kewenangan dan kewajiban MK RI Pancasila dan UUD 1945 sebagai batu uji dalam perkara konstitusi Putusan Mahkamah Konstitusi Hakim Konstitusi Sekretariat Jenderal Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi menuju Court Excellence Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model inklusi Outbond 1 pertemu an 2 JP (Teori dan tugas). Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek Projek Portofolio (Kognitif- C2). Mata Diklat : Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Standar Kompetensi : Memahami dan mempraktekkan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Kompetensi Dasar : 1. Memahami ketentuan hukum acara di Mahkamah Konstitusi. 2. Mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara pengujian UU terhadap UUD 1945 (PUU).

3. Mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara sengketa kewenangan lembaga negara (SKLN). 4. Mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU). 5. Mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara pembubaran partai politik. 6. Mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara memutus pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden (Impeachment). 19. Ketentuan umum hukum acara di MK 20. Hukum acara pengujian UU terhadap UUD 1945 (PUU) Peserta didik memahami ketentuan hukum acara di MK melalui penjelasan dan pemberian contoh secara jelas dan sistematis. (Kognitif- C2). Peserta didik mampu mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara pengujian UU terhadap UUD 1945 (PUU) melalui 1. Pengertian Hukum Acara MK 2. Asas-asas Hukum Acara MK: a. Asas Hukum Objektif b. Asas Hukum Subjektif 3. Asas-asas Peradilan MK: a. Peradilan tidak boleh menolak untuk memeriksa perkara b. Persidangan terbuka untuk umum c. Independen dan Imparsial d. Peradilan cepat, sederhana, murah e. Hak untuk didengar secara seimbang f. Hakim pasif dan aktif dalam persidangan g. Praduga keabsahan 4. Sumber Hukum Acara MK 5. Permohonan 1. Pemohon dan Materi Permohonan: a. Pemohon/kedudukan hukum Pemohon: Kualifikasi Pemohon; Kerugian hak dan/atau Ceramah Tanya jawab Demonstrasi Curah pendapat Diskusi Panel Seminar, simposium Inkuiri/disco very Problem solving Studi kasus Story telling Model inklusi Outbond 2 pertemu an 4 JP (Teori, tugas, dan praktek). Menyelesaikan seluruh pokok materi yang diberikan. Bentuk penilaian: a. Sikap : Observasi Penilaian diri Penilaian antar peserta diklat Jurnal b. Pengetahuan : Tes Tulis Tes Lisan Penugasan c. Keterampilan : Tes Praktek Projek Portofolio

penjelasan dan praktek secara berkelompok dan dengan benar. (Psikomotorik-P1 dan P2). kewenangan konstitusional. b. Jenis Permohonan: Pengujian Formil; Pengujian Materiil; c. Materi Permohonan: Identitas Pemohon Dasar Permohonan (posita): - Kewenangan MK - Kedudukan Hukum Pemohon - Alasan Permohonan d. Hal-hal yang dimohon untuk diputus (petitum) e. Permohonan dilampiri alat bukti 2. Persidangan: a. Pemeriksaan Pendahuluan b. Pemeriksaan Persidangan c. Pengucapan Putusan 3. Kedudukan Pembentuk Undang-Undang dalam Persidangan 4. Pembuktian a. Macam-macam alat bukti b. Beban pembuktian c. Perolehan alat bukti d. Pengesahan alat bukti e. Penilaian alat bukti 5. Putusan:

21. Hukum acara sengketa kewenangan lembaga negara (SKLN) Peserta didik mampu mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara sengketa kewenangan lembaga negara (SKLN) melalui penjelasan dan praktek secara berkelompok dan dengan benar. (Psikomotorik-P1 dan P2). a. Pengambilan Putusan b. Jenis Putusan c. Materi Muatan Putusan d. Amar Putusan e. Ultra Petita f. Sifat Putusan g. Kekuatan Hukum Putusan 1. Pemohon dan Termohon (subjectum litis). 2. Kewenangan yang dipersengketakan (objectum litis). 3. Permohonan: a. Permohonan memuat: Identitas Lembaga Negara Nama dan alamat Lembaga Negara b. Dasar Permohonan (posita): Kewenangan yang dipersengketakan Kepentingan Pemohon atas kewenangan tersebut c. Hal-hal yang dimohon untuk diputus (petitum) d. Permohonan dilampiri alat bukti 4. Kedudukan Mahkamah Agung dalam Persidangan

22. Hukum acara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Peserta didik mampu mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) melalui penjelasan dan praktek secara berkelompok dan dengan benar. (Psikomotorik-P1 dan P2). 5. Persidangan: a. Pemeriksaan Pendahuluan b. Pemeriksaan Persidangan c. Pengucapan Putusan 6. Pembuktian a. Macam-macam alat bukti b. Beban pembuktian c. Perolehan alat bukti d. Pengesahan alat bukti e. Penilaian alat bukti 7. Putusan: a. Pengambilan Putusan b. Jenis Putusan c. Materi Muatan Putusan d. Amar Putusan e. Pelaksanaan Putusan f. Sifat Putusan a. Kekuatan Hukum Putusan 1. Pemilihan Umum: a. Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD b. Pemilu Presiden dan Wakil Presiden c. Pemilu Kepala Daerah 2. Para Pihak (subjectum litis) a. Pemohon, b. Termohon, c. Pihak Terkait. 3. Objek Sengketa (objectum litis) Hasil penghitungan suara

yang ditetapkan oleh Termohon (Pemilukada) Penetapan perolehan suara hasil Pemilu yang telah diumumkan secara nasional oleh Termohon (Pemilu Legislatif dan Presiden/Wakil Presiden) 4. Tenggang Waktu Pengajuan Permohonan 5. Pelanggaran Pemilu dan Perselisihan Hasil Pemilu. 6. Permohonan: a. Permohonan memuat: Identitas Pemohon Kesalahan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon Permintaan (petitum) untuk membatalkan hasil penghitungan suara yang ditetapkan oleh Termohon Permintaan (petitum) untuk menetapkan hasil penghitungan suara yang benar menurut Pemohon b. Permohonan dilampiri alat bukti 7. Proses Persidangan

23. Hukum acara pembubaran partai politik Peserta didik mampu mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara pembubaran partai politik melalui penjelasan dan praktek secara berkelompok dan dengan benar. (Psikomotorik-P1 dan P2). a. Pemeriksaan Pendahuluan b. Pemeriksaan Persidangan c. Pengucapan Putusan 8. Pembuktian a. Macam-macam alat bukti b. Beban pembuktian c. Perolehan alat bukti d. Pengesahan alat bukti e. Penilaian alat bukti 9. Putusan: a. Pengambilan Putusan b. Jenis putusan c. Materi Muatan Putusan d. Amar Putusan e. Pelaksanaan Putusan f. Sifat Putusan g. Kekuatan Hukum Putusan h. Tenggang Waktu Putusan 1. Pemohon dan Termohon (subjectum litis). Pemohon : Pemerintah Termohon: Parpol 2. Permohonan: Identitas Pemohon Alasan Permohonan Pembubaran Partai Politik (posita): a. ideologi, asas, tujuan, program parpol bertentangan dengan UUD 1945

24. Hukum acara memutus pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran Peserta didik mampu mengkonstruksi, dan mendemonstrasikan hukum acara memutus pendapat DPR mengenai dugaan b. kegiatan parpol bertentangan dengan UUD 1945 Hal-hal yang dimohon untuk diputus (petitum) Permohonan dilampiri alat bukti 3. Persidangan: a. Pemeriksaan Pendahuluan b. Pemeriksaan Persidangan c. Pengucapan Putusan 4. Pembuktian a. Macam-macam alat bukti b. Beban pembuktian c. Perolehan alat bukti d. Pengesahan alat bukti e. Penilaian alat bukti 5. Putusan: a. Pengambilan Putusan b. Materi Muatan Putusan c. Amar Putusan d. Pelaksanaan Putusan e. Sifat Putusan f. Kekuatan Hukum Putusan g. Tenggang Waktu Putusan 1. Para Pihak (subjectum litis) a. Pemohon : DPR b. Termohon: Presiden dan/ atau Wakil Presiden 2. Permohonan: a. Alasan permohonan

oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden (Impe achment) *Ket : 1 JP = 60 menit. pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden (Impeachmen t) melalui penjelasan dan praktek secara berkelompok dan dengan benar. (Psikomotorik-P1 dan P2). memuat dugaan: Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden b. Permohonan dilampiri alat bukti 3. Proses Persidangan a. Pemeriksaan Pendahuluan b. Pemeriksaan Persidangan c. Pengucapan Putusan 4. Pembuktian a. Macam-macam alat bukti b. Beban pembuktian c. Perolehan alat bukti d. Pengesahan alat bukti e. Penilaian alat bukti 5. Putusan: a. Pengambilan Putusan b. Jenis Putusan c. Materi Muatan Putusan d. Amar Putusan e. Pelaksanaan Putusan f. Kekuatan Hukum Putusan g. Tenggang Waktu Putusan

Proses Pembelajaran 1. Tahap Pencairan Sebelum pelatihan dimulai, perlu dilakukan proses pencairan. Proses pencairan dilakukan menggunakan metode dinamika kelompok dimana para pelaksana, pelatih, dan peserta pelatihan berkumpul di suatu ruangan untuk saling berkenalan, mengisi kuesioner (misalnya mengenai hal-hal yang disukai, tidak disukai, harapan, kekhawatiran, dll), membuat permainan, dst. Tujuannya untuk: membangun komitmen belajar agar peserta siap mengikuti pelatihan, membuat kesepakatan tentang norma yang akan dipakai selama pelatihan dan membuat kontrak belajar. 2. Tahap Pembekalan Materi Pada tahap ini peserta didik dibekali pengetahuan selama masa pendidikan. Materi yang diberikan lebih dititikberatkan pada peningkatan pemahaman, kemampuan mempraktekkan, dan mengaplikasikan. Teknik penyampaian dalam pembekalan materi menggunakan metode ceramah diikuti tanya jawab, diskusi kelompok, games, studi kasus, sharing, dll. 3. Tahap Konsolidasi Merupakan tahap internalisasi komprehensif dari pengetahuan yang diterima pada tahap pembekalan. Pada tahap ini peserta didik diberikan tugas untuk memecahkan suatu kasus/permasalahan yang diangkat berdasarkan hasil pendidikan yang telah didapat.