SINTESA RPI 15: PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR PENDUKUNG PENGELOLAAN DAS

dokumen-dokumen yang mirip
RPI 15 Pengelolaan Sumber Daya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS

KODEFIKASI RPI 15. Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air Pendukung Pengelolaan DAS

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 39/Menhut-II/2010 TENTANG POLA UMUM, KRITERIA, DAN STANDAR REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN

CAPAIAN KEGIATAN TAHUN

PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DAN EKOSISTEM PANTAI

SINTESA RPI: SISTEM PENGELOLAAN DAS HULU, LINTAS KABUPATEN, DAN LINTAS PROPINSI. Koordinator: Irfan Budi Pramono

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

RAPAT EVALUASI KEGIATAN BADAN LITBANG KEHUTANAN

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN RAKYAT MELALUI PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH LOKAL SPESIFIK (Studi Kasus pada DAS Cisadane)

OLEH: LALU ISKANDAR,SP DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LOMBOK TENGAH

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

Pengelolaan DAS terpadu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Click to edit Master /tle style

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

PERATURAN BERSAMA GUBERNUR JAWA TIMUR DAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 20 TAHUN 2013 NOMOR TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di tahun 2006 menjadi lebih dari 268,407 juta ton di tahun 2015 (Anonim, 2015).

Wilayah Kerja BPK Makassar : 11/19/2014 EVALUASI CAPAIAN KEGIATAN LITBANG BPK MAKASSAR TAHUN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN

KERUSAKAN LAHAN AKIBAT PERTAMBANGAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.63/Menhut-II/2011

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

TINJAUAN PUSTAKA. yang merupakan kesatuan ekosistem dengan sungai dan anak-anak sungainya

MODEL REKLAMASI LAHAN KRITIS PADA AREA BEKAS PENGGALIAN BATU BATA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. buruh timah. Dampak positif selalu disertai dampak negatif, hal tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN

SUMBERDAYA LAHAN INDONESIA

Ulfah J. Siregar Irdika Mansur

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

TEKNOLOGI BUDIDAYA LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Panduan konservasi tanah dan air untuk penanggulangan degradasi lahan

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

Kritisnya lahan telah menyebabkan kerusakan fungsi DAS di Indonesia. Pemerintah telah berupaya untuk melakukan rehabilitasi DAS melalui program

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

KONSEP EVALUASI LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah marginal merupakan tanah yang memiliki mutu rendah karena

REHABILITASI KERUSAKAN LAHAN AKIBAT KEGIATAN PERTAMBANGAN 1. Iskandar

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau


KONTRIBUSI (PERAN) SEKTOR KEHUTANAN DALAM PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

PENGELOLAAN DAS TERPADU

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

AREN (Arenga pinnata MERR)

Lampiran A. Kriteria (Deskripsi) Kelas Tutupan Hutan Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

SUMBER DAYA HABIS TERPAKAI YANG DAPAT DIPERBAHARUI. Pertemuan ke 2

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan ruang bagi sumberdaya alam,

MATRIKS DISKUSI MASALAH DAN TINDAK LANJUT FORUM KOMUNIKASI PENELITI, WIDYAISWARA DAN PENYULUH KEHUTANAN Cisarua, 16 s/d 18 Juli 2012

Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, April 2010, hlm ISSN

SINTESA RPI: AGROFORESTRY. Koordinator: Encep Rachman

PENDAHULUAN Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN LINDUNG UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN MENTERI KEHUTANAN,

RAKORNIS Badan Litbang dan Inovasi Balikpapan, Juni 2015

BAB III TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PERTAMBANGAN TERHADAP LAHAN BEKAS TAMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1990 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN J A K A R T A

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

RAPAT KOORDINASI TEKNIS

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

CAPAIAN RENSTRA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

19/11/2014. Disampaikan pada: RAPAT EVALUASI LITBANG HOTEL PERMATA, 13 NOVEMBER 2014 OUTLINE

I. PENDAHULUAN. yang mendayagunakan sumberdaya alam dan diharapkan dapat. menjamin kehidupan di masa yang akan datang. Sumberdaya alam yang tidak

2012, No

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Karakteristik Tanah / Lahan Kritis dalam Perspektif Penataan Ruang

INDIKATOR RAMAH LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENAMBANGAN TERBUKA BATUBARA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.12/Menhut-II/2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

Mengoptimalkan Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang Dalam Unit Daerah Aliran Sungai 1

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA MELALUI SWAKELOLA

KENANGAN TUGAS SEORANG PENELITI HIDROLOGI DAN KONSERVASI TANAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktivitas Tahun Luas Area (ha) Produksi (ton) (ton/ha)

TINJAUAN PUSTAKA. fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat

2016, No Kegiatan Pendukung dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tent

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

Transkripsi:

SINTESA RPI 15: PENGELOLAAN SUMBERDAYA LAHAN DAN AIR PENDUKUNG PENGELOLAAN DAS Koordinator : Pratiwi Wakil Koordinator : I Wayan Susi D. Peneliti : I WAYAN SD., BUDI NARENDRA, BENY H., UGRO, BURHANUDIN, SEPTI ASIH W., LAODE ASIR, KUDENG SALATA, RETNO., DEWI, IDA RAHMAWATI, HARIS HERMAN S., NINING W., NILAMSARI, DANY, FAIQOTUL, BINA SITEPU, ANDI GUSTIANI, ERDY S.,TYAS M.B.,GUNARDJO,AGUNG SUPANGAT,RAHADYAN ADI,HERU, DANY, HALIDAH

TARGET OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA SDLA Wil.Daratan SDLA Wil.Gambut SDLA Wil.Pantai Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang (emas,timah, batubara) Kesesuaian Tempat Tumbuh Jenis-jenis Pohon pada Unit DAS Modelling Tata Guna Lahan untuk Optimalisasi Tataair tentang Pendekatan Partisipatif dalam Pengembangan RLKTA Pedoman Mitigasi Longsor Evaluasi Lahan Gambut: untuk pertanian Evaluasi Lahan Pantai: Berpasir dan Berlumpur Ditargetkan dapat dicapai melalui 23 Judul Penelitian pada 1 Puslit, 1 Babes, 8 UPT Badan Litbang

REALISASI OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA SDLA Wil.Daratan SDLA Wil.Gambut SDLA Wil.Pantai Rehabilitasi Lahan Bekas Tambang (emas,timah, batubara) Peta Kesesuaian Tempat Tumbuh Jenis-jenis Pohon pada Unit DAS (Brantas,Pe mali Jratu, Citanduy, Asahan) Modelling Tata Guna Lahan untuk Optimalisasi Tataair (Cisadane) tentang Pendekatan Partisipatif dalam Pengemban gan RLKTA awal mengenai Mitigasi Longsor mengenai Evaluasi Lahan Gambut:untuk pertanian mengenai Evaluasi Lahan Pantai: Berpasir dan Berlumpur Kegiatan penelitian telah dilakukan sesuai target yang ditetapkan yaitu berjumlah 23 judul penelitian, dan dilaksanakan di 10 Satker

HASIL SINTESA RPI (1) A. SDLA Wilayah Daratan 1.Reklamasi Lahan Bekas Tambang (Emas,Timah,Batubara) v Dosis yang tepat dari pemanfaatan lumpur tailing pada penambangan emas, yaitu: media tailing:pupuk kandang=1:1 (v/v) serta tanaman lokal yang tahan terhadap Pb,Cu,Mn dan Fe yaitu manglid,suren, sonokeling v Dosis yang terbaik dari pemanfaatan tailing kuarsa pada penambangan timah: 20% b.o+20% top soil + 5%kapur +1% NPK+54% tailing kuarsa dan bahan campuran overburden: 20% b.o+20% top soil + 10%kapur+1% NPK +49% overburden sebagai media semai dan tanam di areal bekas tambang timah. Tanaman yang cocok untuk rehab bekas tambang timah antara lain: ubak, Eucalyptus urophylla, sengon buto, trembesi. Jenis-jenis cover crops yang cocok dalam rehab lahan bekas tambang timah yaitu Puereria javanica dan Centrosema pubescens dengan model penempatan dalam baris. v jenis-jenis pohon yang sesuai untuk rehab bekas tambang batubara:tahap awal: waru gunung, gmelina,trembesi,johar, sengon buto,terap,nyatoh,mahang,pulai,nyawai,dao,medang, puspa, Ficus sp.,dan laban. Setelah tanaman ini berkembang kemudian ditanami Dipterocarpaceae(S.macophylla, Dryobalanops lanceolata, S.smithiana). Pemanfaatan asam humat dan kompos di persemaian dapat dilakukan dengan mencampurkan kompos, dan tanah bks tambang (1:2) dengan 100 ml asam humat per polybag. Di lapangan pemanfaatan arang aktif kelapa sawit 1-3,5 liter per lubang tanam. 2. Peta Kesesuaian Jenis Pohon pada Unit DAS (Brantas,Pemali jratun dan Citanduy serta Padang-SUMUT)à lihat contoh peta 3.Modelling tataguna lahan untuk optimalisasi tataair (Cisadane): Model penggunaan lahan yang iideal di DAS Cisadane: v Hulu:30% hutan, 30% kebun rakyat, 30% sawah dan 10% pemulkiman v Tengah:30% unt agroforestry, 30% unt hutan tanaman dan 40% unt pemukiman v Hiilir: Hutan (32%), perkebunan (14%), pertanian lahan kering campuran (21%), semak belukar (22%),pemukiman (11%)

HASIL SINTESA RPI (2) 4. Mitigasi longsor v Metode dan teknik rehabilitasi lahan terdegradasi pada lahan berpotensi longsor yang efektif dengan penanaman jenis tanaman yang memiliki perakaran kuat dan lebat serta memiliki akar tunjang. v L okasi monitoring yang berpotensi longsor berurutan dari yang paling berpotensi adalah Banjarnegara (3,8=agak tinggi), Purworejo (3,6=agak tinggi), dan Gombong (3,0=sedang). Ketiga lokasi tersebut memiliki kesamaan antara lain kemiringan lereng yang curam dan kandungan liat tinggi, dan dilewati sesar. 5. Pendekatan partisipatif dalam pengembangan KTA (studi kasus di Datara dan Mararin) Faktor penentu munculnya partisipasi pada masyarakat yang dilibatkan yaitu: v Perlu faktor pendorong; yang dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka misalnya listrik bersumber dari pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH), bibit tanaman yang mereka harapkan memberi manfaat yang besar. v Figur yang disegani v Insentif B. SDLA wilayah gambut Evaluasi pengelolaan lahan gambut untuk usaha tani (studi kasus di Lahan Gambut Kalampangan sebagai budidaya pertanian intensif): v Pengolahan lahan gambut di Kalampangan oleh masyarakat untuk usaha pertanian dilakukan dengan mengatur drainase melalui pembuatan saluran mikro, penambahan input abu,pupuk dan tanah mineral. v Pemanfaatan lahan gambut yang akan difokuskan untuk pertanian, hendaknya tetap mempertahankan sebagian tutupan lahannya sbg vegetasi hutan dengan penerapan agroforestry C. SDLA wilayah pantai Pantai berpasir v Penanaman tanaman tanggul angin, merehabilitasi lahan pantai berpasir dengan mengkombinasikan tanaman tanggul angin dan tanaman semusim serta pengembangan lahan pantai berpasir menjadi tempat rekreasi (agroecotourism). v Dalam pengembangannya peran masyarakat sangat diperlukan, input teknologi dan aturan-aturan yang mendukung, serta koordinasi dengan Pemda setempat.

KEMANFAATAN (OUTCOME) Teknologi : v Pemilihan jenis utk rehab SDL dan Air; v Peta kesesuian jenis pohon pada unit DAS (Brantas,Pemali Jratun, Citanduy,Padang) v Demplot penanaman sesuai jenis-jenis lokal pada lokasi lahan bekas tambang dengan memanfaatkan limbah tambang sebagai media tanam v Rehabilitasi lahan bekas tambang; v lahan pantai berpasir dan gambut Input Kebijakan v Input kebijakan implementasi reklamasi lahan bekas tambang v Input kebijakan penggunaan lahan untuk optimalisasi tata air di DAS Cisadane v Input kebijakan pembukaan areal hutan tanaman dengan menggunakan dasar pemilihan jenis dan kesesuaian lahan

PERMASALAHAN UTAMA v Ditengah perjalanan RPI muncul judul-judul yang tidak bisa diakomodir RPI lain sehingga masuk ke dalam RPI 15 v Beberapa kegiatan terlambat dilaksanakan baru pada tahun ke 4 dan ke 5 sehingga hasilnya belum maksimal disintesakan, misalnya: Karakterisasi dan konservasi tanah dan air pd ekosistem gambut dan pantai berlumpur.

REKOMENDASI UNTUK 2015-2019 Rekomendasi bagi RPI 2015-2019 (Badan Litbang) v Karakterisasi dan konservasi tanah dan air pd ekosistem gambut dan pantai berlumpur (mangrove) >>> masih perlu dilanjutkan, karena hasilnya belum maksimal v Mitigasi tanah longsor dan banjir pada wilayah DAS kritis dan sangat kritis v Modelling penggunaan lahan untuk mendukung tata air optimal pada DAS wilayah luar Jawa Rekomendasi dalam rangka dukungan terhadap IKP Eselon I KLHK 2015-2019 v BUK: kegiatan pembukaan areal hutan tanaman harus memperhatikan kajian ilmiah peta kesesuaian lahan yang telah dibuat dari hasil RPI ini v BPDAS PS: ü rehabilitasi lahan pada areal DAS kritis dapat dilakukan dengan memperhatikan peta kesesuaian lahan yang telah dibuat oleh RPI 15. ü rehabilitasi lahan di areal bekas tambang dapat dilakukan dengan memperhatikan dosis yang telah ditemukan dalam RPI 15 termasuk pemanfaatan jenis-jenis lokal setempat yang adaptif.

Reklamasi Lahan Bekas Tambang (Emas,Timah,Batubara) Peta Kesesuaian Jenis Pohon pada Unit DAS SDLA wilayah pantai SDLA wilayah gambut